Anda di halaman 1dari 30

Page |1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Menjaga stamina dan bentuk tubuh memanglah sangat penting untuk dilakukan. Apabila bila sering terjaga hingga larut malam dan harus berkativitas dikemudian harinya, tentu butuh stamina ekstra untuk melakukannya. Terjaga sampai malam dengan postur tubuh yang tidak baik, mekanika tubuh yang buruk dan juga harus bangun tidur lebih awal untuk menyiapkan segala keperluan adalah fenomena yang lumrah dialami banyak orang. Kondisi ini sering menyebabkan depresi, berefek pada berat badan dan bahkan kematian dini. Setiap melakukan aktivitas terkadang kita tidak memperhatikan postur tubuh yang baik, sehingga membuat postur tubuh yang condong ke depan, atau badan yang bungkuk. Pada orangtua, pemandangannya lebih menakutkan ketika mereka bersusah payah untuk memungut sesuatu di lantai, dan susah payah pula untuk menegakkan kembali tubuhnya. Banyak orang mengira, semua itu terjadi secara alami. Memang ada orang-orang yang dilahirkan dengan postur tubuh seperti itu. Tetapi ternyata tidak. Postur tubuh yang baik merupakan bagian integral dari kesehatan fisik dan mental. Postur yang kurang baik bisa dikoreksi, karena kalau tidak, postur buruk itu akan jadi permanen. Anda pun menderita di kemudian hari. Sementara Body alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignment baik akan meningkatkan keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk, maupun tidur. Body aligment yang baik: keseimbangan pada persendian otot, tendon, ligamen. Body Alignment yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik, mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan, mengurangi kelelahan, memperlyas ekspansi paru Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal. Body alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat

Page |2

merupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.

1.2. Rumusan Masalah 1. Apa saja yang termasuk jenis-janis latihan? 2. Apa yang dimaksud ROM, ambulasi, body alignment, mekanika gerak dan gaya? 3. Bagaimana rentang gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas? 4. Bagaimana kesejajaran tubuh? 5. Bagaimana posisi tubuh yang aman saat bekerja?

1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui jenis-jenis latihan. 2. Untuk mengetahui ROM, ambulasi, body alignment, mekanika gerak dan gaya. 3. Untuk mengetahui rentang gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas. 4. Untuk mengetahui bentuk kesejajaran tubuh. 5. Untuk mengetahui posisi tubuh yang aman saat bekerja.

Page |3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian ROM (Range Of Motion) Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal kedalam suatu program intervensi terapeutik. Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya ekternal lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf. Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang dimilikinya secara periodik.

2.1.1. Gerakan ROM (Mobilisasi) Gerakan ROM bisa dilakukan pada leher,ekstermitas atas dan ekstermitas bawah. Latihan rentang gerak pada leher, meliputi gerakan fleksi,ekstensi,rotasi lateral,dan fleksi lateral. Menurut reeves (2001) rentang gerak (ROM) standar untuk ekstermitas atas dan ekstermitas bawah . Jenis Mobilisasi: 1) Mobilisasi aktif (Active ROM) adalah kemampuan klien dalam melakukan pergerakan secara mandiri Mobilsasi yang dilakukan pada tubuh pasien adalah sebagai berikut: a) Leher Fleksi: kepala digerakkan menunduk kedepan 90 derajat dengan dagu diatas dada. Ekstensi: Kepala digerakan 90 derajat keatas dengan posisi lurus dengan badan Hypereksitensi : kepala ditarik kebelakang 90 derajat dengan posisi mengadah keatas Lateral fleksi: kepala ditekukan kesamping 90 derajat menuiu bahu Rotasi: kepala digerakan dalam posisi melingkar 90 derajat kekanan dan 90 derajat kekiri dan depan dari belakang.

Page |4

b) Bahu Fleksi : lengan ditingkat 180 derajat dan samping menuju keatas sampai diatas kepala Ekstensi : digerakan keposisi istirahat disamping badan Hyperekstensi: lengan digerakan kebelakang badan dengan sudut 50 derajat Abduksi : lengan ditarik keatas samping badan dengan punggung tangan diaias, digerakan kesisi badan 180 derajat keposisi diatas kepala Rotasi Eksterna : dengan lengan disamping, tekukan siku, lengan digerakkan kedepan dan kebelakang 90 derajat sehingga telepak tangan menghadap kedepan. Rotasi interna : dengan lengan disamping tekukan siku, lengan digerakkan kebelakang 90 derajat sehingga felapak tangan menghadap kebelakang. Sinkumduksi : lengan digerakan dengan lingkaran 360 derajat diputar sepanjang sisi badan. c) Siku Fleksi : siku ditekuk dengan telapak tangan menghadap muka, dengan sudut 150 derajat menuju bahu Ekstensi: siku dari posisi fleksi diluruskan kembali

d) Lengan Bawah Supinasi: lengan bawah diputar 90 derajat sampai telapak tangan menghadap kebawah Pronasi: lengan bawah diputar 90 derajat sampai telapak tangan kanan mengahadap kebawah. e) Pergelangan Tangan Fleksi: Tangan ditekuk 90 derajat kebawah dengan telapak tangan mengahadap kebawah Ekstensi: tangan digerakan 90 derajat dengan posisi lurus dengan lengan Hyperekstensi: tangan ditekuk keatas, punggung tangan diatas dengan sudut 90 derajat. Abduksi: pergelangan tangan, dengan jari-jari dirapatkan ditekuk Abduksi: pergelangan tangan dengan jari-jari dirapatkan ditekuk ke depan menuju radius.

Page |5

f) Jari dan Ibu Jari Fleksi: Jari-jari digenggamkan Ekstensi: Jari digerakan 90 derajat lurus dengan lengan dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Hyperekstensi : jari-jari dengan felapak tangan kebawah, ditekuk keatas menuju punggung tangan 45 derajat Abduksi: jan dan ibu /ari dibentangkan/direngangkan 30 derajat Abduksi: jari dan ibu jari dirapatkan bersama 30 derajat Posisi Ibu jari : ibu jari ditekuk kedalam memutar menuju kelingking dikuti oleh jari-jari yang lain. g) Pinggul Fleksi : tungkai digerakan keatas kemuka 90 derajat Ekstensi : tungkai digerakan kembali ke posisi lurus sejajar dengan tubuh Hyperekstensi: tungkai digerakan kebelakang tubuh 50 derajat Sirkumduksi: tungkai digerakan dalam lingkaran 360 derajat Abduksi: iungkai digerakan kesamping menjauhi tubuh 45 derajat Abduksi: tungkai digerakan kesamping mendekati tubuh 45 derajat Rotasi Interna : tungkai dan kaki diputar kedalam 90 derajat RotasiEksterna : tungkai dan kaki diputar kedalam 90 derajat

2) Mobilisasi fasif (Passive ROM) adalah pergerakan yang dilakukan dengan bantuan orang lain, perawat atau alat bantu. a) Indikasi PROM Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan b) Sasaran PROM Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot Membantu kelancaran sirkulasi Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian

Page |6

Menurunkan atau mencegah rasa nyeri Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasen

2.1.2. Manfaat Mobilisasi a) Gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh b) Memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh,mengontrol berat badan,mengurangi ketegangan,dan meningkatkan relaksasi c) Menjaga kebugaran dari tubuh d) Merangsang peredaran darah dan kelenturan otot e) Menurunkan stress seperti : hipertensi, kelebihan BB, kepala pusing, kelelahan dan depresi f) Merangsang pertumbuhan pada anak-anak 2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi ROM a) Penyakit-penyakit sistemik, sendi, nerologis atau pun otot b) Akibat pengaruh cedera atau pembedahan; c) Inaktivitas atau imobilitas d) Pertumbuhan pada anak-anak e) Sakit f) Fraktur g) Trauma h) Kelemahan i) Kecacatan j) Usia, dan lain-lain

2.2. Mekanika Tubuh (Body Mechanics) Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi

Page |7

pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan. Mekanika tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika tubuh untuk tim perawat kesehatan. Ketika pasien tidak megangkat sesuatu yang berat ataupun ringan, kebiasaan postur tubuh yang baik tidak boleh diabaikan. Postur tubuh yang baik untuk pasien berarti berdiri, berjalan dengan berubah posisi dengan cara yang mantap dan aman. Pasien-pasien yang tirah baring terkadang sukar menahan posisi karena pmereka cenderung tueun ke ujung bawah tempat tidur bila bagian kepala tempat tidur dinaikkan. Pasien-pasien yang tidak mampu tidak akan dapat mengubah posisi badan mereka. Mereka pun tidak mampu membantu anda merubah posisi badan mereka. Pasien tirah baring memerlukan bantuan ekstra untuk memperoleh dan mempertahankan kesejajaran tubuh. Hal hal tersebut mencakup: 1) Kesejajaran tubuh / Postur Tubuh (Body Alignment) 2) Keseimbangan tubuh 3) Koordinasi Gerakan

2.3. Kesejajaran tubuh / Postur Tubuh (Body Alignment) Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligamen dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur

muskuloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan menunjang keseimbangan. Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh yang tepat berarti terdapat keseimbangan antara kelompok otot dan bagianbagian tubuh dalam kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua posisi berdiri, duduk dan berbaring. Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua aktifitas. Postur yang benar membuat gerakan mengangkat, menarik, dan mendorong lebih mudah.

Page |8

Tulang belakang bagaikan tongat yang lentur dengan palang dekat bagian atasnya dan palang yang lain dekat baian bawah. Otot-otot yang kuat melekatkan lengan dan kaki ke tulang belakang. Otot-otot tulang ini berbentuk kecil. Otot-otot ini tidak mengangkat beban berat. Tugas utama otot-otot untuk mengbengkokan punggung berbagai arah dan menahan punggung dengan stabil, seperti jangkar kapal, sementara otot-otot kaki dan bau melaksanakan pekerjaan berat. Untuk menghindari ketegangan otot-otot punggung anda, bungkukkan pinggul dan lutut bila memindahkan benda. Bila anda mengangkat beban berat, pegang erat dengan diri anda. 1) Postur tubuh berdiri yang baik : Kedua kaki diletakkan datar pada lantai, retangkan sekitar 12 inci Lengan berada di samping . Punggung lurus Otot-otot perut dikencangkan

2) Prinsip Body Alignment : Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan lebih besar. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otototot. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur. Karena struktur anatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.

Page |9

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment : a) Gravity Gravity adalah atraksi timba balik antara tubuh dan bumi. Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi tegak melawan gravity. Perubahan postur Struktur anatomy individu yang berbeda

Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik : Berjalan Berenang

Body Alignment yang baik dapat: Meningkatkan fungsi tangan yang baik Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan. Mengurangi kelelahan Memperlyas ekspansi paru Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal Body alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik. b) Kelainan Postur Kelainan postur yang didapat atau congenital mempengaruhi efisiensi system moskuloskeletal, spt kesejajaran tubuh keseimbangan dan penampilan. Macam-macam abnormal: 1) Tortikolis Diskripsi : mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi. Penyebab: kondisi congenital.

P a g e | 10

Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan. 2) Lordosis Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan. Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan. Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab. 3) Kifosis Diskripsi: peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal. Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal. Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan). 4) Kifolordosis Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis. Penyebab: kondisi congenital. Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis berdasarkan penyebab. 5) Skoliosis Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama. Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan). 6) Kifoskoliosis Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral. Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal. Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan). 7) Dysplasia Pinggung Kongenital Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).

P a g e | 11

Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang). Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan. 8) Knock-knee (genu varum) Diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika seseorang berjalan. Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket. Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan. c) Kesejajaran Tubuh Pasien Kesejajaran (posisi) tubuh pasien yang tepat harus dilakukan dengan hatihati. Kesejajaran tubuh yang tepat berarti menjaga seseorang berada pada posisi dimana tubuh dapat berfungsi sebaik-baiknya. Lengkungan tubuh yang alami perlu di tunjag pada posisi alamiah dengan bantal dan handuk yang digulung. Posisi yang tepat: a) Membantu pasien merasa lebih nyaman. b) Menguragi ketegangan c) Membantu tubuh agar berfungsi lebih efisien d) Menceah deformitas dan komplikasi, seperti kontrakturdan dekubitus. Terdapat tujuh posisi dasar untuk pasien di tempat tidur : 1) Rekumben dorsal, rekumben horizontal, atau telentang Posisi ini juga disebut sebagai posisi terlentang atau supine. Bagiannya : Tempat tidur berada pada posisi horizontal Pasien terlentang Sebuah bantal ditempatkan di bawah kepala pada pasien untuk kenyamanan. Kedua lengan ekstensi dan ditahan bantal-bantal kecil. Gulungan handuk dapat dipakai untuk menahan bagian belakang. Bantal kecil atau gulungan handuk ditempatkan sepanjang sisi paha dan dilipat untuk menghindari putaran punggung bagian luar. Bantalan papan penyangga kaki dapat ditambahkan ke tempat tidur untuk menahan kaki. Pada posisi yang tepat dan untuk menghindarkan foot droop.

P a g e | 12

Bantalan yang dilipat atau busa yang menahan diantara betis dan pergelangan kaki untuk mengurangi tekanan pada tumit.

2) Pasien rekumben lateral kanan Pasien dimiringkan ke sisi kanan. Tulang belakang harus lurus. Bantal dapat ditempatkan di bawah kepala, di antara kaki dan punggung. Lengan kanan ditekuk dan diletakkan di bawah bantal. Lengan kiri diletakkan lurus di atas pinggul seperti pasien dalam posisi tegak. Posisi ini memelihara kesejajaran tubuh yang tepat untuk bagian bahu. Metode lainnya dengan cara menekuk lengan dan menopang dengan bantal. Kaki kiri ditekuk sedikit. Ditopang dengan bantal untuk memepertahankan hubungan yang tepat antara kaki dan panggul. 3) Posisi Telungkup (Prone) Pasien diposisikan [ada bagian perut. Tulang belakag lurus, kaki merentang. Lengan ditekuk dan diletakkan di sisi kepala. Wajah pasien miring ke samping. Bantal kecil diletakkan di bawah perut. Hal ini penting terutama bagi pasien wanita akan mengurangi tekanan pada bagian payudara. Metode lainnya adalah menggulung handuk dan meletakkan di bawah bahu untuk mengurangi tekanan. Bantal lain ditempatkan di bagian bawah kaki. Hal ini menghindari tekanan pada jari kaki, dan menjaga agar kaki berada di posisi yang tepat. Pasien juga boleh dipindahkan posisinya ke ujung bagin bawah tempat tidur sehingga kaki dapat diluruskan. Hal ini merupakan cara lain untuk mengurangi tekanan pada jari kaki. 4) Posisi Rekumben lateral kiri Pasien dimiringkan ke kiri. Tulang punggung harus lurus. Sebuah antal dapat digunakan di bawah kepala Kaki kanan ditekuk, ditahan oleh bantal.cara ini mempertahankan hubungan yang besar antara kaki dan panggul. Bantal di depan pasien diulurkan ke bawah lengan kanan dan bahu. Tangan kiri ditekuk dan diletakkan di bawah bantal yang berada di kepala.

5) Posisi Semi Fowlers Pasien ditumpukan pada bagian punggung. Bagian kepala tempat tidur dinaikkan sebagai berikut :

P a g e | 13

a) Semi Fowler kepala dinaikkan 30o b) Fowler kepala dinaikkan 45o-60o c) High Fowler kepala dinaikkan 90o Digunakan satu, dua atau tiga bantal untuk menopang kepala dan bahu. Lutut dapat ditekuk sedikit dan ditopang dengan bantal. Bantal dapat ditempatkan di bawah masing-masing lengan sebagai penopang. Bantalan kaki mempertahankan kaki pada posisinya.

6) Posisi Sims Pasien ditempatkan pada sisi kiri dengan kaki kiri lurus dan kaki kanan ditekuk. Lengan kiri ditempatkan di belakang punggung dan diluruskan. Lengan kanan ditekuk dan diletakkan di bahian depan tempat tidur. Lengan ini ditopang oleh bantal. Bantal kecil diletakkan di bawah kepala. Posisi ini sering digunakan untuk pemeriksaan dan pengobatan rectal serta enema. 7) Posisi Duduk Pasien harus ditempatkan pada kursi yang nyaman dan baik, agar kepala dan tulang belakang tegak. Punggung dan bokong harus bersandar pada kursi. Kaki harus rata di lantai. Bantal atau penyokong postur mungkin diperlukan untuk mempertahankan posisi. Handuk kecil dilipat dan ditempatkan di punggung untuk menambah kenyamanan dan untuk menopangnya. Bantal kecil juga dapat di gunakan.

2.4. Keseimbangan tubuh Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan ini, gravitasi akan berubah, meningkatkan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan risiko jatuh dan cedera. Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar penopang luas, pusat gravitasi berada pada dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar penopang. Keseimbangan tubuh dapat juga ditingkatkan dengan postur dan merendahkan pusat gravitasi, yang dicapai dengan posisi jongkok. Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar keseimbangannya (Perry dan Potter, 1994).

P a g e | 14

Keseimbangan dibutuhkan untuk mempertahankan posisi, memperoleh kestabilan selama bergerak dari satu posisi ke posisi lain, melakukan aktivitas sehari-hari, dan bergerak bebas di komunitas. Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipengaruhi oleh penyakit, gaya berjalan yang tidak stabil pada toddler, kehamilan, medikasi dan proses menua. Gangguan pada kemampuan ini merupakan ancaman untuk keselamatan fisik dan dapat menyebabkan ketakutan terhadap keselamatan seseorang dengan membatasi diri dalam beraktivitas (Bergetal, 1992)

2.5. Koordinasi Gerakan Berat adalah gaya tubuh yang digunakan terhadap gravitasi. Ketika suatu obyek diangkat, pengangkat harus menguasai berat obyek dan mengetahui pusat gravitasinya. Karena manusia tidak mempunyai bentuk geometris yang sempurna, maka pusat gravitasinya biasanya berada pada 55% sampai 57% tinggi badannya ketika berdiri dan berada ditengah. Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan dengan arah gerakan benda. Misalnya menggerakkan klien diatas tempat tidur maka akan terjadi friksi. Perawat dapat mengurangi friksi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar. Semakin besar area permukaan suatu obyek yang bergerak, semakin besar friksi. Klien pasif atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar untuk bergerak. Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat, bukan mendorong klien. Mengangkat merupakan komponen gerakan keatas dan mengurangi tekanan antara klien dan tempat tidur atau kursi.

2.6. Prinsip Body Mechanic Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk, menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama. Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien dan

P a g e | 15

menggerakkan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat untuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien (Owen dan Garg, 1991) Perawat juga menggabungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh.

2.7. Organ yang Terkait dengan Body Mechanics dan Body Alignment Mekanika tubuh adalah usaha untuk mengkoordinasi sistem

muskuloskeletal dan saraf sehingga individu bergerak, mengangkat, membungkuk, berdiri, duduk, berbaring, dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan sempurna. Koordinasi gerakan tubuh membutuhkan integrasi fungsi sistem skeletal, otot skelet, dan sistem saraf. a) Skelet Mendukung struktur penyokong tulang untuk bergerak, menghubungkan ligament dan otot, melindungi organ penting, mengatur produk kalsium dan sel darah merah. b) Sistem saraf Mendukung gerakan awal dan control gerakan volunteer c) Organ yang terkait Otak yang bekerja sama dengan telinga. Didalam telinga terdapat koklea yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. d) Keseimbangan: Pada telinga, nervus yang terbesar dalam kanalis semisirkularis

menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal, karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluransaluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong ke salah satu sisi maka kepalanya cenderung miring ke arah lain (berlawanan dengan arah badan yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi badan dipertahankan sehingga jatuhnya badan dapat dipertahankan.

P a g e | 16

Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semisirkuler inilah yang merangsang impuls. Respons badan berupa gerak refleks, guna memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan. Untuk mempertahankan posisi tertentu, gaya grafitasi harus dilawan melalui mekanisme sensori organ proprioseptif. Aparatus vestibuli mendeteksi perubahan sinyal untuk mengaktifkan respons motor adaptif dalam mempertahankan keseimbangan.

2.5. Posisi Tubuh yang Aman Saat Bekerja Saat perawat melakukan pekerjaan, haruslah memperhatikan aspek-aspek keamanan. Selain itu kita harus memperhatikan organ-organ yang terlibat dalam menunjang posisi tubuh saat bekerja. 1) Pertahankan punggung anda tetap lurus. 2) Rentangkan kaki anda agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik 3) Membungkuk dari pinggul dan lutut agara lebih dekat ke objek, jangan membungkuk dari pinggang. 4) Menggunakan berat badan anda untuk membantu mendorong atau menarik objek. 5) Gunakan otot-otot kuat untuk melakukan pekerjaan. 6) Hindari memutar sebagian badan anda ketika bekerja dan membungkuk dalam waktu yang lama. Putarlah seluruh tubuh. 7) Pegang dan tahan objek yang berat dekat dengan tubuh anda. 8) Dorong atau tariklah objek daripada mengangkatnya. 9) Selalu meminta bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk digerakkan sendiri. 10) Serempakkan gerakan. Siapkan pasien dan anggota saraf yang lain dengan memeberitahukan mereka bila anda sudah siap, atau dengan hitungan sampai tiga dan semua bergerak serentak pada hitungan ke tiga.

P a g e | 17

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan Dari makalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa body alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan Body Alignment yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan. Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal kedalam suatu program intervensi terapeutik. Gerakan ROM bisa dilakukan pada leher,ekstermitas atas dan ekstermitas bawah. Latihan rentang gerak pada leher, meliputi gerakan fleksi,ekstensi,rotasi lateral,dan fleksi lateral. Menurut reeves (2001) rentang gerak (ROM) standar untuk ekstermitas atas dan ekstermitas bawah . Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Organ-oragn yang terkait dengan body mechanics dan body alignment adalah skelet, sistem saraf, organ yang terkait, keseimbangan pada telinga. Saat perawat melakukan pekerjaan, haruslah memperhatikan aspek-aspek keamanan. Selain itu kita harus memperhatikan organ-organ yang terlibat dalam menunjang posisi tubuh saat bekerja. 3.2. Saran 1) Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep ROM, ambulasi, body alignment, mekanika gerak dan gaya. 2) Mahasiswa menerapkan ilmu tersebut dalam praktek keperawatan 3) Bagi para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini dengan sebaik baiknya sebagai penambah ilmu pengetahuan.

P a g e | 18

DAFTAR PUSTAKA

Nurma ningsih,Lukman.2009.asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system musculoskeletal.jakarta :salemba medika

Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan praktik, Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC.

Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC

P a g e | 19

A. Macam-macam bodi mekanik 1. a. Body alignment Membantu pasien berdiri

Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan bantuan berdiri.b. Membantu pasien duduk

Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan bantuan duduk ditempat tidur.Tujuan:Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua orang yang terlibat.c. berbagai posisi klien 1) Posisi fowler Mengatur

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15- 90. Tujuannya untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi kenyamanan pasien, Melakukan aktivitas ttu, Mengatasi kesulitan pernafasan & KV pernafasan pasien. Fowler : 45 90o dan Semi fowler : 15 45o 2) Posisi dorsal recumbent

Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal, kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan telapak kaki datar

P a g e | 20

diatas tempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah genetalia, pasang cateter, serta pada proses persalinan 3) Posisi Trendelenburg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dg bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki Tujuan : Melancarkan peredaran darah ke otak 4) Posisi antitrendelenberg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari kepala. Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis. 5) Posisi pronasi/ tengkurap

P a g e | 21

Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesalah satu sisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa tujuan diantaranya :

Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut. Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi. Membantu drainase dari mulut. Posisi lateral (side lying)

6)

Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain dengan kepala menoleh kesamping. Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan punggung , Baik untuk posisi tidur & istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum 7) Posisi supine/ terlentang.

Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu sedikit elevasi dengan menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah tempat tidur, sekitar tiga inci di bawah kepala tempat tidur. Tujuan : Klien pasca operasi dengan anestesi spinal, Mengatasi masalah yg timbul akibat pemberian posisi pronasi yg tidak tepat.

P a g e | 22

8)

Posisi Sims

Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan. Tujuan posisi ini :

untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor pada klien paralisis Memudahkan pemeriksaan perineal Untuk tindakan pemberian enema Posisi Genu pectoral/knee chest position

9)

posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas TT Tujuan : memeriksa daerah rectum & sigmoid 10) Posisi Litotomi

P a g e | 23

posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan, memasang alat kontrasepsi 11) Posisi Orthopneik

posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di TT atau tepi TT dg meja yang menyilang diatas TT (90o) Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas dg ekspansi dada maksimum, membantu klien yg mengalami inhalasi 2. 1. Ambulasi Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi/ kursi roda

1). Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi Pengertian : Memindahkan klien yang tirah baring ke kursi

P a g e | 24

2). Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi roda Pengertian : Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda 2. 1) Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke brankard (TT) dan sebaliknya Memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan cara

diangkat. 2) 3). 3. Memindahkan klien dari TT ke brankar/ TT dan sebaliknya dengan easy move Memindahkan klien dari TT ke brankard dan sebaliknya dengan Scoop Stretcher Membantu klien berjalan

Tujuan: Memulihkan kembali toleransi aktivitas, Mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksid otot 4. Membantu klien dengan alat bantu jalan (Kruk)

Tujuan : Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan mobilisasi. Mencapai kestabilan klien dalam berjalan. Manfaat : Klien mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu dan meningkatnya kemampuan mobilisasi klien. Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan bodi mekanik Pengkajian Untuk melakukan pengkajian body mekanik dan alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain : Posisi berdiri Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot dan tulang pasien.

P a g e | 25

Posisi duduk Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf) Posisi berbaring Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan. Cara berjalan Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini : 1) 2) 3) 4) 5) Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki. Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua

mungkin 40 X per menit. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurovasculer 3. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot 4. Perencanaan Keperawatan

P a g e | 26

Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan tulang Definisi: perasaan sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi berlangsung < 6 bulan. Tujuan: 1) 2) 3) 4) Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang. Klien dapat mendeskripsikan bagaimana mengontrol nyeri Klien mengatakan kebutuhan istirahat dapat terpenuhi Klien dapat menerapkan metode non farmakologik untuk mengontrol nyeri

Intervensi: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Identifikasi nyeri yang dirasakan klien (P, Q, R, S, T) Eksplor faktor-faktor penyebab nyeri Kaji pengalaman klien masa lalu dalam mengatasi nyeri. Pantau tanda-tanda vital. Berikan tindakan kenyamanan. Ajarkan teknik non farmakologik (relaksasi, fantasi, dll) untuk menurunkan nyeri. Jelaskan prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan mengurangi nyeri Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian: analgetik sesuai indikasi

Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler. Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstrimitas secara mandiri dan terarah Tujuan: 1) 2) 3) 4) Aktivitas fisik meningkat ROM normal Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dalam bergerak. Klien bisa melakukan aktivitas.

Intervensi: 1) Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami.

P a g e | 27

2) 3) 4) aktif 5) 6) 7) 8) 9)

Motivasi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi. pastikan klien bebas dari nyeri sebelum diberikan latihan. Ajarkan ROM exercise aktif dan pasif; jadual; keteraturan, latih ROM pasif dan

Anjurkan dan Bantu klien duduk di tempat tidur sesuai toleransi. Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi. Fasilitasi penggunaan alat Bantu. Jelaskan manfaat ROM aktif dan pasif Kolaborasi dengan fisioterapi

Pelaksanaan (cheklist terlampir) Bodi alignment


Membantu klien dengan masalah berdiri dan duduk Mengatur berbagai posisi klien Papan sandaran

Ambulasi

Memindahkan klien dari tempat tidur ke (TT) ke kursi/ kursi roda/ brankar dan sebaliknya

Membantu klien berjalan Membantu klien dengan alat bantu jalan

Evaluasi Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan postur tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan pasien mampu melaksanakan aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan. Kelainan postur yg didpat atau congenital mempengaruhi efisiensi system moskuloskeletal, spt kesejajaran tubuh keseimbangan dan penampilan. Macam2 abnormal:

P a g e | 28

a. Tortikolis Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi. Penyebab: kondisi congenital. Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan penyebab dan tingkat b. Kifosis keparahan.

Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal. Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal. Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan). c. Kifolordosis Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis. Penyebab: kondisi congenital. Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis berdasarkan penyebab. d. Skoliosis

Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama. Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama

P a g e | 29

Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan). e. Kifoskoliosis

Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral. Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal. Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan). f. Dysplasia Pnggung Kongenital

Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadangkadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum). Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang). Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan. g. Knock-knee (genu varum)

diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika seseorang berjalan. Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket. Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan. h. Lordosis

adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal. Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan. Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan. Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.

P a g e | 30

Anda mungkin juga menyukai