Anda di halaman 1dari 3

INFEKSI DALAM PERSALINAN

Posted on December 15, 2010 by listantina astiti

Standard
Prinsip Dasar

Infeksi intrauterine (korioamnionitis, infeksi intraannion,amnionitis) merupakan infeksi akut pada cairan ketuban, janin
dan selaput korioamnion yang disebabkan oleh bakteri.

Sekitar 25% infeksi intrauterine disebabkan oleh ketuban pecah dini


Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula resiko morbiditas dan mortalitas ibu dan

janin
Vagina merupakan medium kultur yang sangat baik bagi flora vagina, perubahan suasana vagina selama kehamilan,

menyebabkan turunnya pertahanan alamiah terhadap infeksi


Tanda dan Gejala
1. Nadi cepat (110 kali/menit atau lebih
2. Temperatur tubuh diatas 38oC
3. Kedinginan
4. Cairan vagina yang berbau busuk
Masalah
Infeksi intrauterine merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan perinatal
Penanganan Umum

Observasi jalannya persalinan dengan baik dan benar


Evaluasi setiap demam yang terjadi dalam periode persalinan
Kenali segera apabila terjadi ketuban pecah sebelum waktunya
Priksa dalam hanya dilakukan atas indikasi yang jelas dan ikuti jadwal evaluasi ulang menurut partograf atau waktu
yang telah ditentukan sebelumnya
Terapkan prinsip kewaspadaan universal
Nilai dengan cermat setiap kasus rujukan dengan dugaan partus lama, macet atau yang bermasalah
Lakukan pengobatan profilaksis apabila persalinan diduga akan berlangsung lama

Region genetalia dan sekitarnya merupakan area dengan resiko tinggi kejidian infeksi atau merupakan tempat sumber
infeksi.
Penilaian Klinik

Pada umumnya infeksi intra uterin merupakan infeksi yang menjalar ke atas setelah ketuban pecah. Bakteri yang

potensial pathogen (anaerob, aerob) masuk ke dalam air ketuban, diantaranya ialah
1. Streptokoki golongan B
2. Aserikia koli
3. Streptokoki anaerob
4. Spesies bakteroides.
Air ketuban mengandung imonoglobulin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri di rongga amnion.

Apabila terjadi korioamnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban terutama pada kondisi gawat
janin. Oleh sebab itu, sebagian besar pneumonia neonatorum dini atau sepsis, terjadi intra uterin ( terutama dengan

ibu yang malnutrisi)


Penanganan

Tentukan penyebab demam : dehidrasi, infeksi ekstragenital (sistemik) atau melalui jalan lahir
Apabila dehidrasi merupakan penyebab, lakukan rehidrasi yang sesuai

Atasi penyebab demam dari jalur sistemik :


Influensa

Pneumonia

Antipiretika : paracetamol 3 x 500 mg


Antibiotika :

ampisilin + sulbaktam 3 x 375 mg


Amoksilin + asam klavulanat 3 x 500 mg

Tiamfenikol 3 x 500 mg
Penisilin prokain 2,4 juta IU + gentamisin 80 mg (im) 3x sehari
Oksigen bila sesak
Apendisitis
Konsulkan ke bagian bedah untuk konfirmasi diagnosis

Bila persalinan segera berlangsung dan tidak terjadi perforasi, lakukan pemberian antibiotika dan terminasi kehamilan
secara pervaginam
Bila persalianan masih akan berlangsung hingga diatas 2x penilaian pada partograf atau diatas 6 jam dan telah terjadi
perforasi, lakukan operasi bersama dengan bagian bedah.

Pielonefritis
Observasi dan nilai kemajuan proses persalinan
Lakukan terminasi persalinan dengan memperhatikan etiologi demam
Bila terjadi korioamnionitis, lihat penatalaksanaan komplikasi tersebut
Evaluasi kondisi janin selama proses persalinan dan lakukan tindakan pertolongan atau resusitasi pada bayi baru lahir
apabila terjadi asfiksia
Demam selama persalinan, mungkin akan berlanjut hingga masa nifas, oleh karena itu pemantauan dan terapi untuk

kasus ini harus dilanjutkan hingga penyulit tersebut dapat benar-benar diatasi.
Korioamnionitis
Prinsip dasar

Merupakan komplikasi yang paling serius bagi ibu dan janin


Dapat berlanjut menjadi septicemia atau sepsis
Dapat terjadi jauh sebelum persalinan memasuki fase atau malahan sebelum trimester ketiga
Terapi antibiotika bukan merupakan jaminan bagi keselamatan ibu dan janin

Masalah

Morbiditas dan mortalitas pada ibu


Morbiditas dan mortalitas pada janin/neonatus sangat tinggi
Penanganan Umum

Buat diagnosis sedini mungkin

Antara infeksi dan partus prematurus terdapat interaksi: korioamnionitis-pembebasan prostaglandin-partus


prematurus-pembukaan serviks uteri-korioamnionitis.

Setelah terjadi invasi mikroorganisme ke dalam cairan ketuban, janin akan terinfeksi karena janin menelan atau
teraspirasi air ketuban, ditandai dengan terjadinya takhikardia (denyut jantung bayi > 160 kali per menit)

Sebagian besar pneumonia neonatorun dini atau sepsis neonatorum berasal dari intrauterine, terutama pada ibu
dengan malnutrisi

Induksi atau akselerasi persalinan pada kehamilan >35 minggu


Upayakan persalinan berlangsung pervaginam

Atasi semua komplikasi pada ibu dan janin/neonatus


Penilaian Klinik

Sepsis neonatorum dini menunjukkan tanda-tanda apnea, malas minum dan apatis
Penanganan

Lakukan segala upaya untuk menegakkan diagnosis pasti adanya korioamnionitis karena diagnosis dini, sangat
menentukan prognosis penyakit.

Nilai kondisi kehamilan dan persalinan, bila usia bayi premature maka hal ini petanda buruk bagi kelangsungan
hidupnya. Bila janin telah meninggal, risiko infeksi tertuju pada ibu dan kecenderungan untuk terminasi pervaginam,

dapat membuat masalah baru


Tindakan seksio sesarea harus diambil melalui pertimbangan yang tepat karena kejadian sepsis sangat tinggi dalam
kasus seperti ini
Lakukan induksi persalinan bila belum in partu dan akselerasi bila telah in partu

Berikan terapi antibiotika sesegera mungkin dan pilih yang memiliki spectrum yang luas
Pada prinsipnya pengobatan memakai kombinasi : ampisilin, gentamisin dan metronidazol

Ampisilin 3 x 1000mg
Gentamisin 5mg/kg BB/hari

Metronidazol 3 x 500mg
Lakukan kerjasama dengan dokter anak untuk penanggulanggan janin/neonatus

Perhatikan kontraksi uterus pasca persalinan untuk menghambat invasi mikroorganisme melalui sinus-sinus pembuluh
darah yang terdapat pada dinding uterus.
Alasan Merujuk
1. Infeksi intrauterine merupakan infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan selaput korioamnion
2. Merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu
3. Morbiditas dan mortalitas pada janin/neonatus sangat tinggi
4. Apabila terjadi korioamnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban terutama pada kondisi gawat
janin
5. Dapat berlanjut menjadi septicemia atau sepsis
6. Merupakan komplikasi yang paling serius bagi ibu dan janin
7. Terapi antibiotika bukan merupakan jaminan bagi keselamatan ibu dan janin
Cara Merujuk
1. Baringkan miring ke kiri
2. Pasang infus dengan menggunakan jarum besar (ukuran 16 atau 18) dan diberikan RL atau NS 125 cc/ jam
3. Berikan ampisilin 2gr atau amoksisilin 2gr per oral
4. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan asuhan kegawatdaruratan obstetric
5. Dampingi ibu ke tempat rujukan

Posted by Litantina astiti at 20.08


http://bidangesot.wordpress.com/2010/12/15/infeksi-dalam-persalinan/

Anda mungkin juga menyukai