Anda di halaman 1dari 7

Studi Kasus. JIM F.

Kep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

PELAKSANAAN PENCEGAHAN INSIDEN RISIKO JATUH PADA PASIEN


BEDAH WANITA DI RUMAH SAKIT: SUATU STUDI KASUS

Implementation of Fall Risk Incident Prevention in Female Surgical Patients


in Hospital: A Case Study

Farah Darayana1, Putri Mayasari2, Rachmah2


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Dasar dan Dasar Keperawatan, Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala
e-mail: farah.darayana@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu sasaran keselamatan pasien yaitu mengurangi risiko jatuh untuk menurunkan angka kejadian
nyaris cedera (KNC) dan kejadian tak diharapkan (KTD) di rumah sakit. Tujuan studi kasus ini untuk
melihat pelaksanaan pencegahan insiden risiko jatuh pada pasien bedah wanita. Jenis karya tulis ilmiah ini
adalah quantitative design. Populasi pada studi kasus ini adalah 26 orang perawat dengan menggunakan
incidental sampling 10 perawat. Alat pengumpulan data berupa lembar observasi dan wawancara. Hasil studi
kasus didapatkan (60%) perawat belum melaksanakan intervensi pencegahan insiden risiko jatuh
berdasarkan SOP rumah sakit secara optimal hal ini dapat dikarenakan belum tercukupinya pengetahuan
perawat yang belum mendapatkan pelatihan, serta belum optimalnya ketersediaan fasilitas yang mendukung
untuk pelaksanaan intervensi tersebut. Diharapkan agar pihak rumah sakit dapat terus memberikan pelatihan
pencegahan risiko jatuh pada perawat yang belum mengikuti pelatihan, serta mendukung perawat dalam
pelaksanaan pencegahan risiko jatuh dengan memberikan fasilitas untuk melaksanakan pencegahan risiko
jatuh tersebut.

Kata Kunci : Intervensi risiko jatuh, Patient safety, Risiko Jatuh

ABSTRACT
One of the safety goals is to reduce the risk of falling to reduce the incidence (KNC) and expected events (KTD)
in the hospital. The purpose of this case study is to examine the incidence of fall risk incidents in female surgical
patients. This type of scientific writing is quantitative design. The population in this case study was 26
nurses using incidental sampling of 10 nurses. Data collection tools in the form of observation sheets and
interviews. The results of the case study obtained (60%) that nurses have not implemented fall risk prevention
interventions based on hospital SOPs optimally, this can be due to insufficient knowledge of nurses who have
not received training, and the availability of facilities that support the implementation of these interventions
is not optimal. It is hoped that the hospital can continue to provide fall risk training for nurses who have not
attended, as well as support nurses in the implementation of failure by providing facilities to carry out these
activities.

Keywords : Fall risk interventions, Patient safety, Fall Risk,

1
Studi Kasus. JIM F.Kep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

PENDAHULUAN menjelaskan bahwa


Mutu pelayanan adalah faktor utama
dalam membangun kepercayaan pasien
terhadap Rumah Sakit (RS) dan menciptakan
loyalitas konsumen pada jasa pelayanan
kesehatan yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
pemenuhan kebutuhan pasien. Tuntutan
terhadap mutu (quality) RS terus meningkat
dari hari ke hari (Naima, Sudirman & Anzar,
2017).
Patient Safety merupakan kerangka
kerja kegiatan yang terorganisir dan menjadi
prioritas strategis perawatan kesehatan
modern yang merupakan inti dari upaya
negara-negara dalam bekerja menuju
cakupan kesehatan universal dalam
menciptakan budaya, proses, prosedur,
perilaku, teknologi dan lingkungan
perawatan kesehatan yang secara konsisten
dan berkelanjutan sehingga dapat
menurunkan risiko, mengurangi terjadinya
bahaya yang dapat dihindari, memperkecil
kemungkinan terjadinya kesalahan dan
mengurangi dampak bahaya ketika itu terjadi
(OMS, 2021).
International Patient Safety Goals
(IPSG) mengupayakan penerapan sasaran
keselamatan pasien salah satunya yaitu
pengurangan risiko jatuh pasien. Faktor
intrinsik seperti keseimbangan yang labil,
penyakit akut, penyakit kronis dan defisit
sistem muskuloskeletal, serta faktor ekstrinsik
berupa kondisi eksternal pasien terkait
lingkungan fisik seperti kurangnya
pencahayaan, alat bantu ke kamar mandi,
dan medikasi dapat meningkatkan risiko
jatuh pasien. (Hadi, 2017; OMS, 2021).
Bersumber pada laporan Kongres
XII PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit
Indonesia) di Jakarta pada tanggal 8
November 2012 mengungkapkan insiden
pasien jatuh di Indonesia pada bulan Januari-
September 2012 sejumlah 14% setara dengan
34 kasus pasien jatuh sehingga presentasi
pasien jatuh termasuk dalam 5 besar insiden
medis rumah sakit dan menduduki peringkat
kedua setelah Medicine Error. Hal ini
2
Studi Kasus. JIM F.Kep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022
pasien jatuh di indonesia masih tinggi. Januari 2022 pada 10 perawat pelaksana di
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit ruangan yang berdinas pada shift pagi dan
(KKPRS) mengatakan bahwa kejadian siang menggunakan lembar observasi.
risiko jatuh tertinggi di Indonesia terjadi di
Provinsi DKI Jakarta 37,9%, Jawa Barat
33,33%, Banten
dan Jawa Tengah 20%, Yogyakarta 13,8%,
dan Jawa Timur 3,33%. Pada unit rawat
inap penyakit dalam, bedah, dan anak
ditemukan kejadian jatuh pasien sebesar
56,7% (Sapruddin, Nengsih & Asyiyani,
2021).
Dari data surveylans pada bulan
Januari 2018 tentang penerapan
pencegahan risiko jatuh di RS ditemukan 17
pasien dengan risiko jatuh, dengan total 6
pasien yang hanya terpasang gelang
penanda risiko jatuh berwarna kuning, 5
pasien yang terpasang gantungan penanda
risiko jatuh pada bed, dan
6 pasien yang tidak terpasang keduanya.
Berdasarkan fenomena tersebut penulis
tertarik untuk melakukan studi kasus terkait
bagaimana pelaksanaan pencegahan insiden
risiko jatuh pasien di Rumah Sakit .

GAMBARAN KASUS
Studi kasus ini di lakukan di salah
satu ruang rawat inap bedah wanita di RS
dengan total 26 perawat. Teknik penentuan
sampel yang digunakan yaitu Accidental
Sampling dengan total sampel 10 perawat
pelaksana. Pengumpulan data dilakukan
pada tanggal 31 Desember 2021 sampai
dengan 1 Januari 2022 menggunakan
lembar observasi, serta di lakukan
wawancara kepada wakil kepala ruang dan
3 perawat pelaksana. Sebelum melakukan
pengumpulan data, penulis melakukan
observasi di ruangan serta hasil
dokumentasi rekam medis pasien risiko
jatuh. Hasil observasi didapatkan masih ada
penerapan pencegahan insiden risiko jatuh
pasien yang belum terlaksana dengan baik.

HASIL
Pengumpulan data dilakukan pada
tanggal 31 Desember sampai dengan 01

3
Studi Kasus. JIM F.Kep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

Tabel 1. Data responden perawat (n=10)


No Data Demografi f (%) 2. Pencegahan risiko jatuh
1 Jenis Kelamin Dalam pencegahan risiko jatuh,
Perempuan 10 100 pasien akan di pasangkan gelang
2 Usia penanda berwarna kuning, gantungan
26-35 tahun 6 60 segitiga di bed pada sisi bawah dekat
36-45 tahun 4 40 kaki pasien, handrail dinaikkan, serta
3 Pendidikan dilakukan edukasi kepada keluarga
D-III 3 3 mengenai risiko jatuh. Tindakan
S1 4 40 pencegahan tersebut dilakukan sesuai
Ners 3 30 dengan Standar Operasional Prosedur
4 Lama Bekerja (SOP) di RS. Fasilitas yang diberikan
≤ 3 Tahun 2 20 RS untuk mobilisasi pasien yaitu kursi
>3Tahun 8 80 roda (Informan 1, 2 dan 4).
3. Kendala Penanganan
Tabel 2. Persentasi pelaksanaan intervensi Kendala yang di alami berupa
pencegahan risiko jatuh (n=10) ketersediaan fasilitas pencegahan risiko
No Kategori (%) jatuh yang belum memadai dan sudah
f
rusak, seperti gantungan segitiga kuning
1 Dilakukan 4 40
risiko jatuh. Sehingga perawat hanya
2 Tidak Dilakukan 6 60
menggunakan penanda berwarna kuning
di gelang pasien. Pada saat pelaksanaan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui
pencegahan risiko jatuh, perawat juga
bahwa pelaksanaan pencegahan risiko jatuh
memberikan edukasi kepada keluarga,
dengan hasil dominan adalah tidak
namun terkadang keluarga tidak
dilakukan sebanyak 6 responden (60%).
mengikuti intruksi yang telah di berikan
Hasil wawancara dengan informan
oleh perawat, sehingga saat ada kejadian
perawat mengenai pencegahan risiko jatuh
jatuh, perawat harus melakukan pelaporan
didapatkan hasil sebagai berikut:
mengenai insiden keselamatan pasien
1. Identifikasi pasien
yang termasuk pada Penilaian Mutu dan
Pasien akan dilakukan pengkajian
Keselamatan Pasien (PMKP) (informan
dengan menggunakan form yang sudah
2)
tersedia, seperti risiko jatuh, Activity
Daily Living (ADL), dan lainnya.
PEMBAHASAN
Penilaian risiko jatuh ditentukan
Awal mula terjadinya insiden jatuh
berdasarkan usia. Pada anak-anak
di RS yaitu kurang optimalnya pelaksanaan
menggunaakan Humpty Dumpty, Usia
SOP dan kurangnya fasilitas memadai dari
18-60 tahun menggunakan MFS dan >60
RS sehingga perawat tidak memiliki sarana
tahun menggunakan GFS. Pengkajian
dan prasarana yang memadai, serta
risiko tinggi jatuh dilakukan setiap
pengetahuan perawat yang dibutuhkan untuk
pergantian shift, dan risiko rendah
membentuk komitmen sebagai upaya
dilakukan jika ada perubahan kondisi.
membangun budaya keselamatan pasien.
Untuk saat ini belum pernah terjadi
Hasil Observasi pada pelaksanaan
kesalahan dalam identifikasi pasien,
intervensi pencegahan risiko jatuh
karena semua sudah berdasarkan rekam
didapatkan hasil dominan yaitu “Tidak
medik pasien (informan 4).
Dilakukan” pada 6 responden dengan
persentase 60%. Hasil ini didapatkan karena
masih adanya perawat yang
4
Studi Kasus. JIM F.Kep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

belum mengetahui mengenai SOP pada Hasil penelitian lain yang dilakukan
pencegahan insiden risiko jatuh. oleh Alfariki, Rangki & Kusnan (2019)
Insiden pasien jatuh di RS dapat menyatakan bahwa tersedianya fasilitas
berdampak terjadinya cidera, seperti fraktur, dapat menunjang implementasi pelayanan
subdural hematoma atau perdarahan hingga terutama pada keselamatan pasien yang
menyebabkan kematian. Maka dari itu masih sangat terbatas sehingga dapat
pelaksanaan pengurangan risiko pasien jatuh berpengaruh terhadap perilaku dalam
diperlukan berbagai SOP. Hal ini didukung menerapkan prinsip keselamatan pasien.
oleh penelitian yang dilakukan oleh
Puspitasari & Sunardi (2021) bahwa
KESIMPULAN
pelaksanaan pencegahan risiko jatuh memiliki
Berdasarkan hasil studi yang
korelasi dengan kejadian jatuh, sehingga
dilakukan mengenai pelaksanaan
diharapkan bahwa pelaksanaan pencegahan
pencegahan insiden risiko jatuh pada pasien
risiko jatuh dapat diterapkan di ruangan.
bedah wanita di RS maka dapat disimpulkan
Hasil dari penelitian yang dilakukan
bahwa pelaksanaan pencegahan insiden
oleh Nurhayati, Rahmadiyanti & Hapsari
pasien risiko jatuh pada kategori tidak
(2020) yang menyatakan bahwa 81,8%
diterapkan sebanyak
perawat patuh melakukan assesmen risiko
6 (60%) responden. Hal ini dapat terjadi
jatuh. Melakukan identifikasi yang
karena belum optimalnya fasilitas yang
berhubungan dengan resiko jatuh pada pasien,
dibutuhkan dalam pelaksaan intervensi
pelaporan dan analisa pasien juga termasuk
risiko jatuh di ruangan, serta kebutuhan
pada tanggung jawab perawat dalam
perawat akan pelatihan guna meningkatkan
melakukan assesmen.
pengetahuan dan motivasi perawat dalam
Adapun hal lain yang berkaitan
melakukan intervensi berdasarkan SOP yang
dengan dengan pelaksanaan pencegahan
ada di rumah sakit.
insiden risiko jatuh yaitu pemahaman dan
pengetahuan perawat. Menurut penelitian
UCAPAN TERIMA KASIH
yang dilakukan oleh Ezdha, Anggreini &
Ucapan terima kasih penulis
Fitri (2018) terdapat pengaruh pada nilai
tunjukan kepada dosen pembimbing dan
pemahaman perawat dalam penerapan
penguji yang telah memberikan arahan serta
keselamatan pasien dengan mean sebelum
bimbingannya sehingga studi ini dapat
dilakukan pelatihan metode ceramah yaitu
diselesaikan dengan baik. Serta ucapan
52,83 menjadi 67,47 setelah dilakukan
terima kasih kepada perawat ruangan di
pelatihan metode ceramah.
Rumah Sakit yang telah membantu selama
Hasil penelitian lain yang dilakukan
studi kasus ini.
oleh Safitri & Murharyati (2018)
menyatakan bahwa faktor internal dan
eksternal dapat menjadi penyebab kurangnya REFERENSI
pengetahuan responden. Ketersediaan sarana Alfariki, L., Rangki,L., & Kusnan L. (2019)
dan prasarana menjadi hal utamadalam Hubungan Ketersediaan Fasilitas
melaksanakan sasaran keselamatan pasien. Dengan Implementasi Patient Safety di
Penelitian lain yang dilakukan oleh Neri, Ruang ICU dan Bedah RSUD Kota
Lestari dan Yetti (2018) menyatakan bahwa Kendari. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad
masih terdapat kekosongan bahan medis Vol XII, No.1.
habis pakai sebagai sarana rutin, serta sarana
penunjang lainnya meskipun anggaran sudah Ezdha, A., Anggreini., & Fitri, D. (2018).
mulai mencukupi. Pengaruh Pelatihan Keselamatan
Pasien dengan Metode Ceramah

5
Studi Kasus. JIM F.Kep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022
Terhadap Pemahaman Perawat
Mengenai Penerapan Sasaran

6
Studi Kasus. JIM F.Kep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

Keselamatan Pasien di RS PMC


Pekanbaru. Health Care: Jurnal Safitri, W., & Muharyati, A. (2018). Tingkat
Kesehatan 7(2) Pengetahuan Dengan Sikap dan Praktik
Perawat Dalam Implementasi Patient
Hadi, (2017). Buku Ajar Manajemen safety: Risiko Jatuh di RSUD Dr,
Keselamatan Pasien. Deepublish: Soehadi Priedjonegoro Sragen. Adi
Yogyakarta Husada Nursing Journal Vol.4 no.1

Naima., Sudirman., & Anzar. M. (2017). Saprudin, N., Nengsih, N. A., & Asyiyani, L.
Manajemen Pelayanan Kesehatan Di N. (n.d.). Analisis Faktor yang
Puskesmas Sienjo Kecamatan Toribulu Berhubungan dengan Upaya
Kabupaten Parigi Moutong. Pencegahan Risiko Jatuh pada Pasien di
Kabupaten Kuningan. 9(2), 180–193.
Neri, R. A., Lestari, Y., & Yetti, H. (2018).
Analisis Pelaksanaan Sasaran
Keselamatan Pasien Di Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Padang
Pariaman. Jurnal Kesehatan Andalas,
7,48.https://doi.org/10.25077/jka.v7i0.9
21

Nurhayati, S., Rahmadiyanti, M., & Hapsari,


S. (2020). Kepatuhan Perawat
Melakukan Assessment Resiko Jatuh
Dengan Pelaksanaan Intervensi Pada
Pasien Resiko Jatuh Susi Nurhayati ,
Merlinda Rahmadiyanti , Shindi Hapsari
STIKes Karya Husada Semarang. Jurnal
Ilmiah Keperawatan STIKES Hang
Tuah Surabaya, 15(2), 278–284.

OMS. (2021). Global patient safety action


plan 2021–2030:Towards eliminating
avoidable harm e health care. In World
Health Organization.
https://www.who.int/teams/integrated-
health-services/patient-
safety/policy/global-patient-safety-
action-plan

Puspitasari, Sunardi (2021)


Hubungan Pelaksanaan Pencegahan
Risiko Jatuh Dengan Kejadian Jatuh Di
Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah
Sakit Umum Universitas
Muhamadiyah Malang.
Undergraduate (S1) thesis, Universitas
Muhammadiyah Malang.
7

Anda mungkin juga menyukai