Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK DENGAN GANGGUAN

PENCERNAAN : DIARE

Disusun untuk memenuhi Praktik Keperawatan Anak II

Dosen Pembimbing:

Ns. Novi Indrayati, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:

ANGGITA RETNO SETYOWATI (SK116007)

PSIK 8A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

AGUSTUS 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.Diare dapat disebabkan oleh berbagai
infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari
penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang
lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat
tindakan penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya
karena dapat membawa bencana bila terlambat.

Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi
perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi
serta tempat pakaian kotor tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko
terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman
dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.

Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua
(lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi.

2. TUJUAN
Tujuan umum:
Agar mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, membuat
diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diare.

Tujuan khusus:
1. Mengetahui konsep penyakit Diare
a. Definisi penyakit diare
b. Etiologi penyakit diare
c. Patofisiologi  penyakit diare
d. Manifestasi penyakit diare
e. Pemeriksaan penunjang  
f. Penatalaksanaan penyakit diare
g. Komplikasi penyakit diare

BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi

Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan frekuensi lebih dari tiga
kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja (Mansjoer, 2000). Diare adalah
peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan
terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan
sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi
sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam (Juffrie, 2010). Menurut Simadibrata (2006) diare adalah buang air besar
(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

Sedangkan menurut Boyle (2000), diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang
hebat. Pada bayi, volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3 tahun, yang
volume tinjanya sudah sama dengan orang dewasa, volume >200 g/kg/24 jam disebut diare.
Frekuensi dan konsistensi bukan merupakan indikator untuk volume tinja. Diare adalah buang air
besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih
sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011).

Diare dapat disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus.
Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan 20%
dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara berkembang berhubungan dengan diare serta
dehidrasi. Gangguan diare dapat melibatkan lambung dan usus (Gastroenteritis), usus halus
(Enteritis), kolon (Kolitis) atau kolon dan usus (Enterokolitis) (Wong, 2008).

B. Etiologi
a) Faktor infeksi
1. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
a. Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsaxide, poliomyelitis), adeno-virus,
rotavirus, astrovirus.
b. Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides); protozoa
(entamoeba histolytica, giardia lamblia, tri chomonas nominis); jamur (candida
albicans).
2. Infeksi parenteral ialah inf eksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis
media akut (OMA), transilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur 2 tahun.
b) Faktor malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat
a. Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
b. Monosakarida (intoleransi glukosa, fraktosa, galaktosa).
c. Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
a. Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi, terhadap makanan)
b. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar.
c. Faktor imunodefisiensi
d. Faktor obat-obatan, antibiotic
e. Faktor penyakit usus, colitis ulcerative, croho disease, enterocilitis.

C. Patofisiologi
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi/patomekanisme dibawah ini:
1. Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus,
menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare
dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun
dilakukan puasa makan/minum (Simadibrata, 2006).
2. Diare osmotik
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus
yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik (antara lain MgSO4,
Mg(OH)2), malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal pada
defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa (Simadibrata, 2006).
3. Malabsorpsi asam empedu dan lemak
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi micelle empedu dan
penyakit-penyakit saluran bilier dan hati (Simadibrata, 2006).
4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif
NA+K+ATPase di enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang abnormal (Simadibrata,
2006).
5. Motilitas dan waktu transit usus yang abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga
menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Penyebabnya antara lain: diabetes
mellitus, pasca vagotomi, hipertiroid (Simadibrata, 2006).
6. Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal disebabkan adanya
kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus (Simadibrata, 2006).
7. Diare inflamasi
Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare pada beberapa keadaan.
Akibat kehilangan sel epitel dan kerusakan tight junction, tekanan hidrostatik dalam
pembuluh darah dan limfatik menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein dan seringkali
sel darah merah dan sel darah putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare akibat
inflamasi ini berhubungan dengan tipe diare lain seperti diare osmotik dan diare
sekretorik (Juffrie, 2010).
8. Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut kelainan
usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif dan invasif (merusak mukosa). Bakteri
non-invasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut
(Simadibrata, 2006).

D. Manifestasi Klinis
Infeksi usus menimbulkan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya bila terjadi
komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi neurologik. Gejala gastrointestinal bisa
berupa diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung
pada penyebabnya. Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung
sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah
bila ada muntah dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat
menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipovolemia. Dehidrasi merupakan keadaan
yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan
kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma
dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi
hipotonik. Menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi bila terjadi penurunan BB
2,5%, dehidrasi ringan bila terjadi penurunan BB 2,5-5%, dehidrasi sedang bila terjadi
penurunan BB 5-10% atau dehidrasi berat bila terjadi penurunan BB 10% (Juffrie, 2010).

E. Pemeriksaan Penujang
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap.
2. Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatin, dan berat jenis, plasma dan
urin.
3. Pemeriksaan urine lengkap.
4. Pemeriksaan feces lengkap dan biakan feces dari colok dubur.
5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik.

F. Penatalaksanaan

Pada anak-anak, penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri dari:

1. Rehidrasi sebagai proritas utama pengobatan.


Empat hal penting yang perlu diperhatikan:
a) Jenis cairan
Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan ringel laktat
bila tidak terjadi dapat diberikan cairan NaCl isotonik ditambah 1 ampul NaCl
bicarbonat 7,5% 50m.
b) Jumlah cairan
Jumalah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan
c) Jalan masuk atau cara pemberian cairan
Rute pemberian cairan pada orang dewasa dapat dipilih oral/IV
d) Jadwalpemberian cairan
Dehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan metode Daldiyono
diberikan dalam 2 jam pertama. Selanjutkan kebutuhan cairan rehidrasi diharapkan
terpenuhui lengkap pada akhir jam ke 3.
2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi.
Secara klinis, tentukan jenis diare koleriform atau disentriform. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan penunjang yang terarah.
3. Terapi simtomatik
Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan
yang rasional. Antimotalitas dan sekresi usus seperti loperamid, sebaiknya jangan
dipakai pada infeksi salmonella, shigela dan koletis pseudomembarn, karena akan
memperburuk diare yang diakibatkan bakteri entroinvasif akibat perpanjangan waktu
kontrak antara bakteri dengan epithel usus. Pemberian antiemetik pada anak dan remaja,
seperti metoklopopomit dapat menimbulkan kejang akibat rangsangan ekstrapiramidal.
4. Terapi definitif
Pemberian edurasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Higiene
perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain
terapi farmatologi. (Purnawan Junadi, 2000).

G. Komplikasi
Komplikasi diare mencakup potensial terhadap diritmia jantung akibat hilangnya
cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Pengeluaran urin
kurang dari 30 ml/jam selama 2-3 hari berturut-turut. Kelemahan otot dan parastesia.
Hipotensi dan anoreksia serta mengantuk karena kadar kalium darah dibawah 3,0 mEq/liter
(S1:3 mmol/L) harus dilaporkan, penurunan kadar kalium menyebabkan disritmia
jantung(talukardio atrium dan ventrikel, febrilasi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur)
yang dapat menimbulkan kematian.
H. Pathway

Etiologi: faktor infeksi,


malabsorbsi, makanan
(karbohidrat, lemak, protein)

Makanan yang tidak bisa Adanya toksik/zat tertentu


diserap pada dinding usus

Hiperperistaltik atau
Tekanan osmotik rongga Peningkatan sekresi air dan
hipoperistaltik
usus meningkat elektrolit ke dalam rongga usus

Peningkatan isi Usus tidak mampu


Air dan elektrolit dalam
rongga usus menyerap makanan
usus meningkat

Merangsang usus untuk Diare


mengeluarkan
BAB III
Asuhan keperawatan

Kasus : Anak perempuan usia 17 tahun dirawat diruang rawat inap penyakit dalam sejak 2 hari
yang lalu. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 6 Mei 2020 pukul 09.00 WIB, pasien
mengatakan BAB lebih dari 5 kali dalam sehari, cair dan tanpa ampas, pasien mengatakan nyeri
pada bagian perut. Hasil pemeriksaan fisik saat diinspkesi : Nampak adanya stomatitis pada
rongga mulut, pasien nampak pucat, lemah , membrane mukosa dan kulit nampak kering.
Rambut pasien Nampak kotor, badan dan pakaian pasien bau tidak enak. Saat dilakukan
auskultasi didapatkan hasil peristaltic usus 37 kali permenit. Hasil pengkajian juga didapatkan
tinggi badan pasien adalah 165cm, sedangkan berat badannya adalah 43kg. pasien mengatakan
malas makan karena mulut terasa pait saat mengunyah makanan namum, merasa haus.
Pemeriksan tanda-tanda vital didapatkan : tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 120 kali permenit,
suhu tubuh 36,70C, frekuensi pernapasan 28kali permenit. Pasien mengatakan selama dirawat
dirumah sakit tidak pernah mandi karena lemas dan tidak dapat kekamar mandi sendiri. Pasien
Nampak hanya berbaring diatas tempat tidur.

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum : Lemah


Kesadaran : composmentis
Inspeksi : nampak adanya stomatitis pada rongga mulut
Auskultasi : peristaltik usus 37 kali permenit (abnormal)
Tanda-tanda vital :
- TD = 90/70 mmHg (normal)
- RR = 28 x/mnt (normal)
- Nadi = 120 x/menit (normal)
- Suhu = 36,70C (normal)

A. IDENTITAS MAHASISWA
Nama Mahasiswa : Anggita Retno Setyowati
NIM : SK116007
B. WAKTU PENGKAJIAN
Tanggal : 06 Mei 2020
Jam Pengkajian : 09:00 WIB

C. IDENTITAS PASIEN
Initial Pasien : Nn. A
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 17 tahun
Diagnosa Medis : Diare
Masuk RS : 04 Mei 2020

D. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : composmentis
c. Inspeksi
Mulut : nampak adanya stomatitis pada rongga mulut, membrane mukosa
kering
Wajah : nampak pucat
Kulit : kulit nampak kering
Rambut : nampak kotor dan bau
d. Auskultasi : peristaltik usus 37 kali permenit (abnormal)
e. Tanda-tanda vital :
TD = 90/70 mmHg (normal)
RR = 28 x/mnt (normal)
Nadi = 120 x/menit (normal)
Suhu = 36,70C (normal)
TB = 165 cm
BB = 43 kg
Indek Massa Tubuh (IMT)
Tinggi badan = 165 centimeter = 1,65 meter Berat badan kurang < 18,5

1,65 x 1,65 = 2, 72 Ideal 18,5 dan 24,9

43 / 2,72 = 15,80 (berat badan kurang Kelebihan berat badan 25 dan 29,9

Obesitas > 30
E. Analisa data
Jam Data Problem Etiologi
Ds : - Ketidakseimbangan Gangguan absorsi
- klien mengatakan BAB lebih dari 5 nutrisi : kurang dari nutrient
x kali dalam sehari kebutuhan dari
Do: tubuh(00002)
-
Ds : Defisien volume Hambatan
- klien mengatakan malas makan karena cairan (00027) mengakses cairan
mulut terasa pait saat mengunyah
makanan, namum merasa haus
Do :
- Mulut klien nampak ada stomatitis
dan kering
- Klien nampak pucat
- Klien nampak lemah
- Nadi 120 x/ menit

Ds : Defisit perawatan Kelemahan


- Pasien mengatakan selama dirawat diri : mandi (00108)
dirumah sakit tidak pernah mandi
karena lemas dan tidak dapat
kekamar mandi sendiri.
- Pasien Nampak hanya berbaring
diatas tempat tidur.
Do :
- Keidakmampuan mengakses kamar
mandi
- Ketidakmampuan mengambil
perlengkapan kamar mandi
- Ketidakmampuan mmbasuh tubuh
F. Prioritas Diagnosa
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan dari tubuh berhubungan dengan
gangguan absorsi nutrient (00002)
G. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan dari tubuh berhubungan dengan
gangguan absorsi nutrient (00002)
2. Defisien volume cairan berhubungan dengan hambatan mengakses caiaran (00027)
3. Defisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan kelemahan (00108)
H. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Hasil (NOC) Rencana Intervensi (NIC)


1. Ketidakseimbangan nutrisi : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Manajemen diare (0460)
kurang dari kebutuhan selama 1 x 24 jam diharapakan masalah - Monitor tanda dan gejala diare
tubuh b.d gangguan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan - Timbang pasien secara berkala
absorbsi nutrien (00002) tubuh teratasi dengan kriteria hasil : - Lakukan tindakan yang
Status Nutrisi (1004) mengistirahatkan perut misalnya nutrisi
- Asupan gizi dipertahankan pada 2 (banyak oral, diet cair)
menyimpang dari rentang normal) ditingkatkan ke - Instruksikan pasien / keluarga untuk
5 (tidak menyimpang dari rentang normal) mencatat warna, volume, frekuensi, dan
- Asupan makanan dipertahankan pada 2 (banyak konsistensi tinja.
menyimpang dari rentang normal) ditingkatkan ke - Konsultasikan dengan dokter jika tanda
5 (tidak menyimpang dari rentang normal) dan gejala diare menetap
- Asupan cairan dipertahankan pada 2 (banyak
menyimpang dari rentang normal) ditingkatkan ke
5 (tidak menyimpang dari rentang normal)
- Energi dipertahankan pada 2 (banyak menyimpang
dari rentang normal) ditingkatkan ke 5 (tidak
menyimpang dari rentang normal)
- Rasio berat badan dipertahankan pada 2 (banyak
menyimpang dari rentang normal) ditingkatkan ke
5 (tidak menyimpang dari rentang normal)
- Hidrasi dipertahankan pada 2 (banyak
menyimpang dari rentang normal) ditingkatkan ke
5 (tidak menyimpang dari rentang normal)

2. Defisien volume cairan b.d setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Manajemen nutrisi (1100)
kehilangan cairan aktif selama 3 x 24 jam diharapakan masalah defisien - Identifikasi adanya alergi atau
(00027) volume cairan teratasi dengan kriteria hasil : intoleransi makanan yang dimiliki
keseimbangan cairan (0601) pasien.
- Tekanan darah dipertahankan pada 3 (cukup - Instruksikan keluarga mengenai
terganggu) ditingkatkan ke 5 (tidak terganggu) kebutuhan nutrisi (yaitu : membahas
- Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam pedoman diet dan piramida makanan)
dipertahankan pada 3 (cukup terganggu) - Tentukan jumlah kalori dan jenis
ditingkatkan ke 5 (tidak terganggu) nutrisi yang dibutuhkan untuk
- Berat badan stabil dipertahankan pada 3 (cukup memenuhi persyaratan gizi.
terganggu) ditingkatkan ke 5 ( tidak terganggu) - Atur diet yang diperlukan (yaitu ;
- Kelembapan membrn mukosa dipertahankan pada menyediakan makanan protein tinggi,
3 (cukup terganggu) ditingkatkan ke 5 (tidak menyarankan menggunakan bumbu
terganggu) dan rempah-rempah sebagai alternative
- Bola mata cekung dan lembek dipertahankan pada garam, menyediakan pengganti gula,
3 (cukup terganggu) ditingkatkan ke 5 (tidak menambah atau mengurangi kalori,
terganggu) menambah atau mengurangi vitamin,
- Kehausan dipertahankan pada 3 (cukup terganggu) mineral suplemen).
ditingkatkan ke 5 (tidak terganggu)

3. Defisit perawatan diri : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Bantuan Perawatan Diri (1800)
mandi berhubungan dengan selama 3 x 24 jam diharapakan masalah Defisit - Monitor kebutuhan pasien terkait
kelemahan (00108) perawatan diri : mandi teratasi dengan kriteria hasil : dengan alat-alat kebersihan diri, alat
Perawatan Diri : Mandi (0301) abntu untuk berpakaian, berdandan,
- Menyalakan keran air dipertahankan pada eliminasi dan makan.
dipertahankan 2 (banyak terganggu) ditingkatkan - Berikan lingkungan yang terapeutik
ke 5 (tidak terganggu) dengan memastikan (lingkungan) yang
- Masuk dan keluar dari kamar mandi hangat, santai, tertutup dan
dipertahankan pada dipertahankan 2 (banyak (berdasarkan) pengalaman individu.
terganggu) ditingkatkan ke 5 (tidak terganggu) - Berikan bantuan sampai pasien
- Mengambil alat mandi dipertahankan pada mampu melakukan perawatan diri
dipertahankan 2 (banyak terganggu) ditingkatkan mandiri.
ke 5 (tidak terganggu) - Dorong kemandirian pasien tapi bantu
- Mandi dengan bersiram dipertahankan pada Ketika pasien tak mampu
dipertahankan 2 (banyak terganggu) ditingkatkan melakukannya.
ke 5 (tidak terganggu) - Ajarkan keluarga untuk mendukung
- Mencuci badan bagian atas dipertahankan pada kemandirian dengan membantu hanya
dipertahankan 2 (banyak terganggu) ditingkatkan Ketika pasien tak mampu melakukan
ke 5 (tidak terganggu) (perawatan diri
- Mencuci badan bagian bawah dipertahankan pada
dipertahankan 2 (banyak terganggu) ditingkatkan
ke 5 (tidak terganggu)
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi,Sujono. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ngastiah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Donna, Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Vol 1 & Vol 2.

Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai