PENDAHULUAN
BP itu dianggap "penting" untuk perfusi memadai penting dari organ selama
awal 1900-an dan menengah, sekarang diidentifikasi sebagai salah satu faktor
komponen yang relevan dari panduan ini dan bukti tambahan dari uji klinis,
dengan fokus pada farmakoterapi dari hipertensi. Data dari National Health and
antihipertensi, dan hanya 34% dari semua pasien telah dikendalikan BP. Oleh
karena itu, ada banyak kesempatan bagi dokter untuk meningkatkan perawatan
laki dengan tinggi BP adalah lebih tinggi dari wanita sebelum usia 45 tahun,
tetapi antara usia 45 dan 54 tahun persentasenya sedikit lebih tinggi dengan
wanita. Setelah usia 55 tahun, persentase yang jauh lebih tinggi dari wanita
non Kulit hitam Hispanik (33,5%) diikuti oleh orang kulit putih non-Hispanik
mereka 55 tahun dan lebih tua yang normotensive adalah 90%. Kebanyakan
dan sebagian besar diagnosis terjadi antara dekade ketiga dan kelima dari
kehidupan. Dalam populasi usia ≥60 tahun, prevalensi hipertensi pada tahun
2000 adalah diperkirakan 65,4%, yang secara signifikan lebih tinggi dari 57.9%
penyakit ini bisa memicu penyakit kelas berat sepert gagal jantung dan stroke.
Sebanyak satu miliar orang di dunia atau satu dari 4 orang dewasa penderita
1,6 miliar menjelang tahun 2025. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang
dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8-28,6% penduduk yang berusia di atas
Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih
mana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam 1 hari juga berbeda; paling tinggi pada waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari (Dorothy, 2011).
BAB II
URAIAN HIPERTENSI
Definisi Hipertensi
hipertensi terdiagnosa lebih awal dan diobati dengan baik (Mycek, 2001).
Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan,
yaitu:
1. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.
Patofisiologi
Tekanan darah arteri
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri
dalam millimeter merkuri (mmHg). Dua tekanan darah arteri yang biasanya
diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS
natriuretik
7. Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi
hasil curah jantung dan resistensi vaskular perifer. Pada orang normal dan
hipertensi, curah jantung dan resistensi perifer diatur oleh suatu mekanisme
darah kompensasi.
2. Sistem renin-angiotensin-aldosteron
natrium ginjal dan volume darah meningkat, yang seterusnya juga akan
Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala, Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada
ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah
Pemeriksaan Penunjang
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol
pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat,
Diagnosis
1. Hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran tekanan
darah, tetapi dapat ditegakkan setelah 2 kali atau lebih pengukuran pada
pertama kali.
2. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
BAB III
PENATALAKSANAAN
Tujuan Terapi
1. Menurunkan morbiditas dan mortalitas
2. Menurunkan tekanan darah hingga mencapai :
a. < 140/90 mmHg pada hipertensi non komplikasi
b. < 130/85 mmHg pada pasien DM, dan gagal ginjal
c. < 125/75 mmHg pada gangguan ginjal berat
d. < 140 mmHg pada hipertensi sistolik
3. Menghindari hipotensi dan ESO yang lain serta mencegah kerusakan
organ (stroke, retinofati, gagal jantung, gagal ginjal, dan infark jantung).
Terapi Hipertensi
1. Non Famakologi
a. Mengidentifikasi dan mengurangi faktor resiko seperti :
Merokok
Dislipidemia
Diabetes mellitus (DM)
> 60 th pada laki-laki dan wanita post menopause
Riwayat keluarga menderita hipertensi
Obesitas (Body mass index atau BMI > 30 kg/m2) dn penyakit
jantung
Aktivitas fisik yang kurang
b. Modifikasi gaya hidup
Menurunkan berat badan bila berlebihan (BMI > 27 kg/m2)
Membatasi komsumsi alkohol
Meningkat aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari)
Mengurangi asupan garam (2,4 gNa atau 6 g NaCl/hari)
Mempertahankan asupan kalium yang adequate
Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak/kolesterol dalam
makanan
2. Terapi Farmakologi
a. Pemilihan obat harus berdasarkan pada efektivitasnya dalam
kombinasi yang salah satunya adalah diuretik thiazid, jika tidak ada
kontraindikasi.
c. Kondisi khusus yang akan mempengaruhi pemilihan obat
Infarction)
a. Β bloker mengunragi stimulasi kerja jantung dan akan menurunkan
infark.
b. ACE inhibitor meningkatkan fungsi jantung dan dapat mengurangi
kejadian infark.
3. Pasien dengan resiko tinggi (High Coronary Disease Risk)
a. β bloker merupakan terapi lini pertama pada angina kronik stabil
myocardial infarction.
b. CCBs (kecuali dihidropiridin verapamil dan diltiazem) menurunkan
cardiovaskuler.
c. Diuretik thiazid direkomendasikan jika obat ke dua diperlukan.
d. CCBs juga bermanfaat sebagai obat tambahan jika diperlukan untuk
takhiaritmia/fibrilasi,
migraine, tirotoksikosis (jangka pendek), atau tremor
esensial.
- Kalsium antagonis dapat berguna juga untuk
bermakna.
- Hindari penggunaan penyekat β pada pasien asma,
heart block
- ACEI dan ARB tidak boleh diberikan kepada perempuan
1. Diuretik
Diuretik, terutama golongan tiazid, adalah obat lini
indikasi khusus.
diuretik harus pagi hari untuk yang 1x/hari, pagi dan sore
terjadi.
dan penyekat beta, dan pada studi yang lain ACEI malah
4. Penyekat Beta
• Kardioselektif (cardioselektivity)
lemak.
6. Penyekat alfa1
depresi.
7. Agonis α2 sentral
Klonidin dan metildopa menurunkan tekanan darah terutama
hipertensi yang resistan, dan metildopa adalah obat lini pertama untuk
dan pusing lebih tinggi dari pada dengan obat antihipertensi lainnya, jadi
mengancam nyawa.
8. Reserpin
(Depkes, 2006).
meksiko.
Kandungan : Labu siam buahnya mengandung vitamin A,
persen protein, 0,6 persen serat, 0,2 persen abu, dan 0,1
air perasan labu sehari dua kali, setiap pagi dan sore
(Dorothy, 2011)
2. Murbei
(Sumatera).; Sangye (China), may mon, dau tam (Vietnam), morus leaf,;
disaring lalu dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore. Buah murbei
Sifat kimiawi dan efek farmakologis : Daun bersifat pahit, manis, dingin,
masuk meridian paru dan hati. Buah bersifat manis, dingin, masuk
meridian jantung, hati, dan ginjal. Kulit akar bersifat manis, sejuk, masuk
choline, adenin, asam amino, copper, zinc, vitamin (A, B1, C. dan
asam stearat, asam oleat, dan vitamin (karoten, B1, B2 dan C). Kulit
hipoglikemik.
Bukti ilmiah : Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti
penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi. Allicin juga bertugas
menyerap lemak.
didinginkan lalu disaring. Diminum 2 kali sehari dan tiap kali minum ½
gelas.
Efek diuretik
Beberapa studi pada tikus telah melaporkan aktivitas diuretik dari ekstrak
Sinensetin 3',4',5,7-tetramethoxyflavone
5,6,7,4'-Tetramethoxyflavone
(25 mg/kg). Ekskresi ion natrium, kalium, dan klorida meningkat dengan
Efek antihipertensif
Metilripariokromen A telah dilaporkan memiliki beberapa aktivitas
jelas.
tekanan darah.
Cara Pemakaian : 2 buah ketimun segar dicuci bersih lalu diparut. Hasil
parutannya peras dan disaring, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali
sehari.
6. Seledri (Apium graveolens L.)
tekanan darah. Ini artinya senyawa aktif seledri bekerja pada reseptor
pembuh darah yang hasil akhirnya memberi efek relaksasi. Pada pasien
pembuluh darah.
ampasnya.
seni.
Kemasan
Kapsul 3 x 10 biji.
Dosis
Pengobatan : 2-3 kali sehari 1 kapsul.
Pemeliharaan : sekali sehari 1 kapsul.
Penyajian
Pabrik
Phapros.
3. Garlic
Komposisi :
Tiap Kapsul mengandung 500 mg serbuk kering bawang putih
Aturan Pakai :
Pengobatan : 2 kapsul per hari sesudah makan
Pencegahan : 1 kapsul per hari sesudah makan
Khasiat :
Membantu mengurangi resiko penyakit jantung
Menormalkan sirkulasi dan kolesterol darah
Menurunkan hipertensi
Meningkatkan daya tahan tubuh
Mengurangi gejala rematik
Detoksifikasi racun
Mengatasi asma dan alergi
Pabrik :
PT.Liza Herbal Internasional, Bogor – Indonesia
4. Cellery
Komposisi :
Tiap kapsul mengandung 300 mg
Aturan Pakai :
Pengobatan 2 kapsul per hari sesudah makan
Pencegahan 1 kapsul per hari sesudah makan
Khasiat :
Membantu mencegah & mengatasi gejala hipertensi & stroke
Membantu mengatasi reumatik
Menurunkan kadar asam urat
Pabrik :
PT. Liza Herbal Internasional,
Bogor - Indonesia
PENCEGAHAN
- Cuka apel
Lakukan olah raga selama 30 menit hingga 45 menit sehari sebanyak kali
- Latihan aerobik adalah tipe yang bergerak kelompok otot besar dan
menyebabkan Anda bernafas lebih dalam dan hati Anda untuk bekerja
kekuatan dan otot. Senam seperti push-up adalah latihan beban juga.
Angkat beban adalah latihan beban. Jika anda memiliki tekanan darah
BAB V
PENUTUP
dari 140 mmHg dan tekanan diastole lebih dari 90 mmHg yang sifatnya
permanen. Atau seseorang dikatakan hipertensi jika mengkomsumsi obat
antihipertensi.
(minimal 3 kali) pada situasi atau waktu berlainan diperoleh nilai rata-rata
tekanan darah sistole (TDS) > 140 mmHg dan tekanan darah diastole (TDD)
sedangkan TDD hasil pembacaan saat relaksasi atau diantara dua kontraksi.
Besarnya tekanan darah bervariasi antar individu dan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia.
TD dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu curah jantung dan resistensi
perifer. Curah jantung merupakan hasil kali antara frekuensi denyut jantung
dengan isi sekuncup jantung. Besarnya isi sekuncup jantung ditentukan oleh
kekuatan kontraksi otot jantung dan aliran vena. Curah jantung rata-rata 4-8
liter per menit. Isi sekuncup jantung, jumlah yang dipompa dari ventrikel kiri
ml/denyut)
arteriola) dan viskositas darah. Resistensi pembulu darah ditentukan oleh tonus
otot polos arteri dan arteriola, dan elastisitas dinding pembulu darah.
dalam daftar Obat Wajib Apotik (OWA). Obat tradisional mungkin dapat
menjadi alternatif untuk mengobati hipertensi tingkat 1 (ringan) dimana belum
terdapat komplikasi. Selain itu terapi non farmakologi juga dapat dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer A., et al. 2009. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Media Aesculapis.
Jakarta.