Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWTAN KRITIS

KELOMPOK 1
Anggota:
1. Agnes
2. Duvan
3. Della
4. Elsa
5. Gidion
6. Niken
7. Niluh
8. Santo
9. Sherly
10. Yerni
11. Meri
• Pengertian
DKA merupakan komplikasi diabetes akut yang biasanya ditandai
dengan hiperglikemia, pembentukan tubuh keton dan metabolik acido-
sis (Wallace & Matthews dalam Jevon Philip Dkk, 2008). DKA bisa
mengancam jiwa; jika koma yang tidak diobati dan kematian akan
terjadi (Marcovitch dalam Jevon Philip Dkk, 2008).

Ketoasidosis diabetik (DKA) adalah gangguan metabolisme kompleks


yang ditandai dengan adanya:
• hiperglikemia
• asidosis
• ketonaemia.
• Penyebab DKA
Penyebab DKA meliputi:
a) Infeksi: biasanya infeksi saluran kemih atau pneumonia;
b) Diabetes tipe 1 yang baru muncul (10-20%);
c) Kesalahan dalam pemberian insulin (15-30%): misalnya,
memberikan dosis insulin yang salah, menghilangkan dosis atau
gagal meningkatkan dosis selama episode penyakit;
d) Penyakit yang menyertai: misalnya, pembedahan, trauma, iskemia
miokard atau pankreatitis;
e) Bermacam-macam (5%): misalnya, penyalahgunaan narkoba atau
alkohol;
f) Tidak diketahui (40%).
• Patofisiologi DKA
• KAD ditandai oleh adanya hiperglikemia, asidosis metabolik, dan peningkatan
konsentrasi keton yang beredar dalam sirkulasi. Ketoasidosis merupakan
akibat dari kekurangan atau inefektifitas insulin yang terjadi bersamaan
dengan peningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin,
kortisol, dangrowth hormon). Kedua hal tersebut mengakibatkan perubahan
produksi dan pengeluaran glukosa dan meningkatkan lipolisis dan produksi
benda keton. Hiperglikemia terjadi akibat peningkatan produksi glukosa
hepar dan ginjal (glukoneogenesis dan glikogenolisis) dan penurunan utilisasi
glukosa pada jaringan perifer.Peningkatan glukoneogenesis akibat dari
tingginya kadar substrat non karbohidrat (alanin, laktat, dangliserol pada
hepar, danglutamin pada ginjal) dan dari peningkatan aktivitas enzim
glukoneogenik (fosfoenolpiruvatkarboksilase/ PEPCK, fruktose 1,6 bifosfat,
dan piruvatkarboksilase). Peningkatan produksi glukosa hepar menunjukkan
patogenesis utama yang bertanggung jawab terhadap keadaan hiperglikemia
pada pasien dengan KAD.
• Manifestasi Klinis DKA
Presentasi DKA biasanya dalam 24 jam, meskipun gejala dapat muncul selama
beberapa hari sebelum ketoasidosis berkembang (Kearney & Dang dalam Jevon
Philip Dkk, 2008). Gambaran klinis DKA meliputi:
a) Poliuria: akibat diuresis osmotik;
b) Polidipsia: akibat diuresis osmotik;
c) Penurunan berat badan: karena katabolisme dan dehidrasi;
d) Kelemahan umum;
e) Bau buah pada napas: kadang-kadang digambarkan sebagai bau sejenis buah
pir atau pernis kuku; ini karena keton diekskresikan melalui paru-paru
f) Respirasi kussmaul: pernapasan dalam cepat karena asidosis meta-bolic;
g) Mual dan muntah (terjadi pada 50-80% pasien);
h) Sakit perut (terjadi pada sekitar 30% kasus);
i) Koma (terjadi pada 10% kasus).
• Farmakologi DKA
Prinsip-prinsip pengelolaan diabetik ketoasidosis ialah sebagai berikut:
a) Penggantian cairan dan garam yang hilang
b) Menekan lipolisis sel lemak dan menekan gluconeogenesis sel hati
dengan pemberian insulin
c) Mengatasi stress sebagai pencetus KAD
d) Mengembalikan keadaan fisiologi normal dan menyadari
pentingnya pemantauan serta penyesuaian pengobatan.
Berikut pengobatan diabetik ketoasidosis:
• Terapi Cairan
Prioritas utama pada penatalaksanaan KAD adalah terapi cairan.Terapi terapi insulin
hanya efektif jika cairan di berikan pada awal terapi dan hanya dengan terapi cairan
saja akan membuat kadar gula darah menjadi lebih rendah.
• Terapi insulin
Terapi insulin harus segera dimulai sesaat setelah diagnosis KAD dan rehidrasi yang
memadai. Pemberian insulin akan menurunkan kadar hormone glucagon, sehingga
dapat menekan produksi benda keton dihati, pelepasan asam lemak bebas dari
jaringan lemak, pelepasan asam amino dari jaringan otot dan meningkatkan utilisasi
glukaso oleh jaringan. Insulin diberikan 4-8 unit/jam sampai glukosa datah 250mg/dl
• Natrium
Penderita dengan KAD kadang-kadang mempunyai kadar natrium serum yang
rendah, oleh karena level gula darah yang tinggi. Untuk peningkatan gula darah 100
mg/dl maka kadar natrium diasumsi lebih tinggi 1, 6 mg/dl diatas 100 ml/dl dari
pada kadar yang di ukur, hiponatremia memerlukan koreksi jika level natrium masih
rendah setelah penyesuaian ini.
Lanjutan...

• Kalium
Untuk mencegah hiperklemia, pengganti kalium di mulai setelah kadar kalium
serum menurun kirang dari 5, 0 sumber lain menyebutkan nilai 5, 5 mEq/1.
Umumnya 20-30 mEq kaliaum (2/3 KCI dan 1/3 KCI dan 1/3 KPO4) pada tiap liter
cairan infus cukup untuk memelihara kadar kalium serum dalam range normal
4-5 mEq/1 kadang-kadamg pasien KAD mengalami hipoklemia yang siknifikan.
• Bikarbonat
Pemberian bikarbonat hanya dianjurkan pada KAD yang berat. Dengan keadaan :
• Hiperkalemia
• Hipotensi
• pH kurang dari 7.1 atau bikarbonat <12mEq/L
• Pemeriksaan Diagnostik DKA
Kriteria diagnostik untuk DKA sebagaimana didefinisikan oleh American
Diabetes Association adalah (Kitabchi et al. dalam Jevon Philip Dkk,
2008):
a) glukosa darah > 13,8 mmol / l,
b) pH < 7,30, • bikarbonat serum < 18 mmol / l,
c) celah anion > 10,
d) ketonaemia.
Penatalaksanaan DKA
• Kaji pasien dengan mengikuti pendekatan ABCDE. Evaluasi skor
MEWS, beri tahu petugas medis / penjangkauan jika perlu.
• Pastikan pasien memiliki jalan nafas yang bersih: jika tingkat
kesadaran pasien berubah maka jalan nafas mereka beresiko. Perawat
dalam posisi lateral dan pertimbangkan untuk memasukkan alat
saluran napas dasar, misalnya jalan napas orofaringeal, jika pasien
tidak sadar. Pertimbangkan kebutuhan untuk intubasi trakea.
• Berikan oksigen aliran tinggi menggunakan masker non-pernapasan
ulang. Lakukan pemantauan saturasi oksigen menggunakan oksimeter
denyut.
• Masukkan kanula intravena lubang lebar (IV) (misalnya 14 gauge) .
• Mulai cairan IV
Lanjutan...

• Lakukan pemantauan EKG berkelanjutan


• Mulailah insulin dosis rendah melalui infus
• Berikan kalium
• Jika pH plasma < 7, berikan natrium bikarbonat 1,4% 500 ml selama 30 menit.
• Pertimbangkan untuk memasukkan selang nasogastrik jika pasien mengalami
gangguan tingkat kesadaran, karena risiko gas-troparesis, muntah / regurgitasi isi
lambung, dan aspirasi.
• Masukkan kateter urin dan pantau pengeluaran urin dengan cermat.
• Pertimbangkan antibiotik spektrum luas jika dicurigai adanya infeksi; pireksia jarang
ditemukan dan peningkatan jumlah sel darah putih bisa jadi hanya karena ketonaemia.
• Pertimbangkan untuk memasukkan kateter vena sentral untuk memantau tekanan
vena sentral (misalnya pada penyakit kritis).
• Pantau tanda-tanda vital pasien dengan cermat: keseimbangan cairan, glukosa darah,
keton darah, gas darah arteri, dan urea dan elektrolit. 
• Terapi Diet dan Pencegahan DKA
Diet pada KAD terdiri dari komposisi kalori 50-60% dari karbohidrat, 10-
15% dari protein dan 30% dari lemak. Jenis karbohidrat yang dianjurkan
adalah yang berserat tinggi, indeks glikemik dan glycemic load yang
rendah seperti golongan buah-buahan, sayuran dan sereal.
• Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk
menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan
kesehatan. Pencegahan primer pada pasien DKA adalah dengan
menjaga pola makan yang sehat. Menerapkan diet tinggi lemak dan
rendah karbohidrat atau diet LCHF, juga dapat menghasilkan keton.
Tubuh akan menyesuaikan diri dengan pembakaran lemak dan protein
untuk bahan bakar, supaya dapat mengatasi kekurangan keton. Cara ini
dapat dilakukan pada seseorang yang mengalami defisiensi insulin.
• Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini
adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini
mungkin pula. Pencegahan sekunder ini dilakukan dengan cara memantau kadar
gula darah paling tidak tiga hingga empat kali sehari. Cara lainnya untuk cegah
gangguan tersebut terjadi adalah sesuaikan dosis insulin dengan kebutuhan.

• Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang bertujuan mengembalikan klien ke
tingkat fungsi tertinggi dan mencegah kerusakan lebih lanjut dalam kesehatan.
Perawatan diri sangat penting untuk diperhatikan oleh pasien diabetes, guna
mencegah timbulnya penyakit yang lebih serius lagi. Perawatan diri yang harus
dilakukan oleh pasien diabetik ketoasidosis adalah dengan cara tetap menjaga
pola makan yang sehat, olahraga teratur, rutin memantau gula darah, pengobatan
yang teratur, hindari stres berlebih, dan selalu penuhi kebutuhan cairan tubuh
setiap harinya.
• Diagnosa Keperawatan Ketoasidosis Diabetikum
a) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
b) Resiko syok berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebih
c) Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan
peningkatan kadar glukosa

Anda mungkin juga menyukai