OLEH
WA IRMA, S.kep
1490123124
n. Rencana pemulangan
Bantuan dengan pemantau diri tekanan darah/ perubahan dalam terapi obat.
1.2.2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (SARI, 2020)
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut
(Nurarif, 2015) dengan hipertensi :
a. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan iskemia
b. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
d. Defisit pengetahuan b.d kurang minat dalam belajar
e. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
1.2.3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian
klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Sedangkan tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik
yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan (SARI, 2020).
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut b.d peningkatan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
tekanan vaskuler selebral dan keperawatan diharapkan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri,
iskemia tingkat nyeri menurun dengan durasi, frekuensi, intensitas nyeri
Kriteria hasil Tingkat nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
(L.08066) 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
1. Pasien mengatakan nyeri memperingan nyeri
berkurang dari skala 7 4. Berikan terapi non farmakologis untuk
menjadi 2 mengurangi rasa nyeri (mis:
2. Pasien menunjukan akupuntur,terapi musik hopnosis,
ekspresi wajah tenang biofeedback, teknik imajinasi
3. Pasien dapat beristirahat terbimbing,kompres hangat/dingin)
dengan nyaman 5. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan)
6. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
7. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
8. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2 Hipervolemia b.d gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipervolemia (I.03114)
mekanisme regulasi keperawatan diharapkan 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia
keseimbangan cairan (mis: ortopnes, dipsnea, edema,
meningkat dengan Kriteria JVP/CVP meningkat, suara nafas
hasil (keseimbangan cairan L. tambahan)
03020) 2. Monitor intake dan output cairan
1. Terbebas dari edema 3. Monitor efek samping diuretik (mis :
2. Haluaran urin meningkat hipotensi ortortostatik, hipovolemia,
3. Mampu mengontrol hipokalemia, hiponatremia)
asupan cairan 4. Batasi asupan cairan dan garam
5. Anjurkan melapor haluaran urin
3 Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi (I.050178)
kelemahan keperawatan diharapkan 1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
toleransi aktivitas meningkat 2. Monitor pola dan jam tidur
dengan Kriteria hasil : 3. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
toleransi aktivitas (L.05047) rendah stimulus (mis: cahaya, suara,
1. Pasien mampu melakukan kunjungan)
aktivitas sehari-hari 4. Berikan aktifitas distraksi yang
2. Pasien mampu berpindah menenangkan
tanpa bantuan 5. Anjurkan tirah baring
3. pasien mengatakan 6. Anjurkan melakukan aktifitas secara
keluhan lemah berkurang bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
8. Meningkatkan asupan makanan
4 Defisit pengetahuan b.d kurang Setelah dilakukan tindakan Edukasi kesehatan ( I.12383)
minat dalam belajar keperawatan diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
tingkat pengetahuan meningkat menerima informasi
dengan Kriteria Hasil : Tingkat 2. identifikasi factor-faktor yang dapat
pengetahuan (L.12111) meningkatkan dan menurunkan motivasi
1. Pasien melakukan sesuai perilaku hidup bersih dan sehat
anjuran 3. sediakan materi dan media pendidikan
2. Pasien tampak mampu kesehatan
menjelaskan kembali 4. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
materi yang disampaikan kesepakatan
3. Pasien mengajukan 5. berikan kesempatan untuk bertanya
pertanyaan 6. jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
7. ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
8. ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
5 Ansietas b.d kurang terpapar Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas (I.09314 )
informasi keperawatan diharapkan 1. identifikasi saat tingkat ansietas berubah
tingkat ansietas menurun (mis. Kondisi, waktu, stressor)
dengan Kriteria hasil : Tingkat 2. gunakan pendekatan yang tenang dan
ansietas (L.09093) nyaman
1. Pasien mengatakan telah 3. informasikan secara factual mengenai
memahami penyakitnya diagnosis, pengobatan , dan prognosis
2. Pasien tampak tenang
3. Pasien dapat beristirahat
dengan nyaman
DAFTAR PUSTAKA
Lutfianaa, D. A., & Margiyatib. (2021). PENERAPAN TERAPI BEKAM KERING DALAM
MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI
WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG. JURNAL
KEPERAWATAN SISTHANA, 6(2).
SARI, N. P. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI YANG
DI RAWAT DI RUMAH SAKIT. POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SAMARINDA.
Sarweni, A. D., & Sari, N. W. (2020). PENERAPAN TERAPI SEFT SPIRITUAL
EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH BINAAN
PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG. JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA, 5(2).