4.1.1
bidang industri semen. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk awal diresmikan pada
tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI I, Ir. Soekarno dengan kapasitas
terpasang 250.000 ton semen per tahun. Awal peresmian PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk masih berstatus NV (Naamloze Vennootschap) yang kemudian
telah berubah menjadi PN (Perusahaan Negara) pada tanggal 17 April 1961 dan
berlanjut menjadi PT (Perseroan Terbuka) pada tanggal 24 Oktober 1969. Pada
tanggal 8 Juli 1991, Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya.
Setelah berkembangnya PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di daerah
Gresik, pada tanggal 24 September 1994 telah diresmikan pabrik baru di daerah
Tuban dengan nama Pabrik Tuban I dengan kapasitas 2.3 juta ton semen per
tahun. Pada tanggal 15 September 1995, Perseroan melakukan Penawaran
Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham
menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Serta PT. Semen Gresik
berkonsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa, yang
kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas
terpasang SGG sebesar 8.5 juta ton semen per tahun. Tanggal 10 Sepember 1996
peresmian Pabrik Tonasa IV dengan kapasitas 2.3 juta ton semen pe r tahun. PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk terus berkembang dan akhirnya diresmikan kembali
Pabrik Tuban II pada tanggal 17 April 1997 oleh Presiden Soeharto dan Pabrik
Tuban III pada tanggal 20 Maret 1998, dengan kapasitas 2.3 juta ton semen per
tahun pada masing-masing pabrik yang berproduksi di daerah Tuban.
Salah satu alasan didirikannya pabrik semen di kota Tuban ini karena struktur
geografis kota Tuban dan sekitarnya terdiri dari pegunungan kapur yang
23
diperkirakan mempunyai deposit bahan baku utama untuk penggalian sampai dengan
seratus tahun mendatang.
4.1.2
atau yang biasa disebut Seksi Keselamatan Kerja Tuban adalah salah satu dari 4 Seksi
yang dinaungi oleh Biro K3 dan Lingkungan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
dibawah Departemen Teknik dan Jaminan Mutu. Tugas utama dari Seksi Keselamatan
Kerja Tuban ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan
mengevakuasi kegiatan keselamatan kerja dan kebersihan di Pabrik Tuban. SDM
(Sumber Daya Manusia) di Seksi Keselamatan Kerja ini berjumlah 17 orang yang
terdiri dari:
a. Kepala seksi keselamatan kerja Tuban
b. Regu quality control
c. Regu fire safety & workshop
d. Regu fire & safety officer
e. Regu port fire & safety
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
24
REGU QUALITY
CONTROL
REGU PLANT
FIRE & Organisasi Unit Keselamatan
Gambar
4.1 Struktur
REGUKerja
PLANTTuban
FIRE &
4.2.2
SAFETY
SAFETY
Tugas Pokok
Unit Kerja Keselamatan Kerja PT. Semen
Indonesia (Persero)
25
4.2.3
26
27
kecil/ringan, yang sering terjadi dalam situasi darurat. Alat ini tidak diperuntukkan
untuk digunakan pada kebakaran besar.
Jenis Jenis APAR yang ada di PT. Semen Indonesia adalah:
a) Dry Powder / Dry Chemical
Jenis ini bisa dipakai untuk kebakaran kelas A, B, dan C
b) Karbondioksida (CO2)
Media ini biasanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas C, yaitu kebakaran
yang disebabkan oleh listrik seperti hubungan pendek
c) AF11
Tipe AF11 adalah pemadam api pengganti Halon yang berwawasan
lingkungan, digunakan untuk memadamkan jenis apapun juga secara instan dan tidak
menimbulkan efek samping. AF11 sangat cocok untuk jenis kebakaran kelas C.
d) FE36
Tipe FE 36 (HFC 236fa) adalah alat pemadam api ringan baru sebagai
pengganti Halon 121.
2) Pengecekan Hydrant
Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif dengan
benar-benar ready perlu adanya perawatan secara rutin, yaitu dilakukan pengecekan
pilar hydrant setiap bulan sekali. Sehingga bila ditemukan kerusakan segera
dilakukan perbaikan.
3) Pengecekan Fire Alarm
Sistem pengindera api atau umum dikenal dengan fire alarm system atau
adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya
gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem
evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi
pemadam kebakaran (Fire Fighting System). Lokasi yang dilengkapi dengan fire
alarm yang ada di pabrik Tuban adalah Gedung CCR Tuban 1,2 dan 3,4. Personil K3
melakukan pengecekan fire alarm setiap 3 bulan.
f. Pelatihan Fire Ground
Pelatihan fire ground adalah salah satu kegiatan program K3 dibentuk dengan
tujuan untuk memberikan pelatihan dasar tentang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran bagi semua karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pabrik Tuban.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkkan semua karyawan mampu mengenal dan
memahami
sebab-sebab
terjadinya
api/kebakararn
dan
mampu
melakukan
28
penanggulangannya
serta
mampu
melakukan
upaya
pencegahan
terjadinya
kebakaran.
1) Latihan Simulasi Tanggap Darurat
Keadaan darurat adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak
diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan, serta menimbulkan
kerusakan pada bangunan, gedung, mesin produksi, dan aset perusahaan lainnya.
Kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun di
tempat kerja adalah beberapa contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang
semuanya itu tidak dapat diperkirakan kapan dan dimana akan terjadi.
Untuk itu kita harus selalu mengembakan kemampuan kita tentang bagaimana
me-manage keadaan darurat mulai dengan melakukan latihan dan penanggulangan
darurat sampai pada bagaimana mencegah terjadinya atau terulangnya keadaan
darurat.
Tujuan kegiatan pelatihan tanggap darurat adalah agar jika terjadinya suatu
keadaan darurat seperti kebakaran atau bencana maupun kecelakaan kerja terdapay
tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat agar kerugian yang diderita dapat
diminimalisasi.
g. Investigasi Kecelakaan
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
menimbulkan korban baik manusia atau peralatan/mesin dari sebab adanya aktifitas
disuatu wilayah. Investigasi kecelakaan kerja adalah upaya/usaha dalam penyelidikan
suatu kejadian/kecelakaan untuk mendapatkan data yang jelas sehubungan dengan
peristiwa tersebut. Dan selanjutnya akan dijadikan sebagai rekomendasi sebagai
upaya untuk mencegah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi dimasa mendatang,
merupakan upaya untuk mengungkap akar masalah penyebab terjadinya kecelakaan
kerja. Tujuan akhirnya adalah mencari cara bagaimana mencegah terulangnya
kecelakaan kerja yang sama di masa yang akan datang.
1) Ratio Kekerapan Cidera (Frequency Rate)
Frequency rate digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera yang
menyebabkan tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja. Ada dua data penting untuk
29
menghitung frequency rate, yaitu jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja
(Lost Time Injury/LTI) dan jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan (man hours).
h.
Pemadam Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
30
terkendali. Lalu yang kedua akan muncul dari interaksi langsung dengan salah satu
antara orang dan lingkungan. 90% kecelakaan merupakan akibat langsung dari
dampak terhadap sebuah energi (potensi bahaya) yang dimiliki dampak berbeda pada
penerima yang berbeda pula. Sehingga perusahaan harus berupaya terlebih dahulu
untuk mengamankan energi tersebut.
Dari penjelasan tersebut maka sangat nyata bahwa display amat penting untuk
menjadi kontrol di lingkungan kerja. Rambu-rambu keselamatan sangat efektid
mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
j. Kegiatan Pengamanan (Lock Out Tag Out)
Lock out dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengunci alat atau mesin dari
energi yang dapat mengakibatkan kecelakaan terhadap karyawan atau tempat kerja
saat alat tersebut dihidupkan. Energi tersebut dapat berupa energi listrik, mekanis,
hidrolis/pneumatic, dll. Lock out berarti alat tersebut dalam keadaan terkunci dan
dalam posisi aman. Namun mngunci alat saja tidak cukup, prosedur ini dilengkapi
dengan prosedur pelabelan atau tag out yang meningkatkan visibilitas penguncian dan
mengindikasi status peralatan tersebut, apakah sudah dinonaktidkan atau sedang
dalam pemeriksaan, pengetesan, atau inspeksi dimana alat ini tidak boleh
diaktifkan/digunakan tanpa sepengetahuan yang memiliki otoritas.
Setelah pekerjaan perbaikan selesai, gembok dan kartu lock out hanya boleh
dilepaskan oleh petugas yang berwenang. Untuk petugas lock out/tag out dilakukan
oleh:
1) Petugas dari K3 (gembok warna merah)
2) Petugas pemeliharaan mesin (gembok warna hijau)
3) Petugas pemeliharaan listrik (gembok warna kuning)
4) Petugas operator (gembok warna biru)
k.
adalah mencegah terjadinya bahaya kebakaran dari percikan api akibat pekerjaan las
yang dapat mengakibatkan kerugian baik personil maupun peralatan pabrik.
Hal-hal yang dilakukan petugas K3 ketika melakukan pengawasan adalah:
1) Mengecek mesin/equipment yang akan dilas (diperbaiki)
31
2) Koordinasi dengan seksi terkait (petugas las, petugas unit kerja yang
bersangkutan) dengan mengisi blangko Surat Ijin Kerja / safety permit.
3) Memeriksa kondisi lingkungan serta peralatan kerja dari potensi bahaya
kebakaran/ledakan. Misal: untuk mematikan/menutup (fan, mesin, damper,
tipping valve).
4) Membersihkan,
membasahi,
mengamankan
benda-benda
yang
mudah
terbakar/meledak.
5) Memberikan saran kepada pegawai yang melaksanakan pekerjaan untuk
memakai APD yang disyaratkan.
6) Selalu memonitor/waspada terhadap percikan api las yang timbul.
l. Melakukan Kegiatan SAR Terjadinya Bencana
Search and Rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan
menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau
menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan
bencana alam.
Terhadap musibah bencana alam, operasi SAR merupakan salah satu
rangkaian dari siklus penanganan kedaruratan, penanggulangan bencana alam. Siklus
tersebut terdiri dari pencegahan (mitigasi), kesiagaan (preparedness), tanggap darurat
(response), dan pemulihan (recovery), dimana operasi SAR merupakan bagian dari
tindakan dalam tanggap darurat.
Untuk mendukung kegiatan dan operasi SAR, PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk, memiliki tim SAR yang diikuti oleh masing-masing perwakilan dari unit kerja.
Selain dari petugas SAR yang sudah terlatih, juga dilengkapi dengan peralatan utama
yang mendukung kegiatan SAR.
m. Pengelolaan Penyediaan APD
Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration,
personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai
alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang
diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang
bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik, dan lainnya.
32
bahaya.
5) Personal protective equipment : artinya pekerja dilindungi dari bahaya dengan
menggunakan alat pelindung diri.
Selanjutnya, sebelum memutuskan jenis alat pelindung diri yang harus kita
gunakan, lakukan terlebih dahulu hazard identivication (identifikasi bahaya) dan risk
assessment atau penilaian risiko dari suatu pekerjaan, proses atau akitifitas. Tinjauan
ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa kita identifikasi. Jangan
memutuskan berdasarkan perkiraan.
n.
33
risiko kecelakaan kerja yang tinggi dalam setiap proses produksinya terutama risiko
terjadinya kebakaran, karena disetiap aktifitas proses produksinya banyak digunakan
bahan-bahan yang mudah terbakar dan penggunaan temperatur yang tinggi.
Menyadari akan besarnya bahaya dan risiko yang ada, maka PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk membentuk suatu sistem tanggap darurat untuk mengurangi dampak
kerugian yang ditimbulkan akibat bahaya dan risiko yang terjadi.
Sistem tanggap darurat ini disusun dalam suatu prosedur yaitu prosedur
penanggulangan tanggap darurat yang bertujuan untuk menjamin pelaksanaan
penanggulangan, evakuasi, dan pemulihan/rehabilitasi keadaan darurat berlangsung
dengan baik. Dalam prosedur sistem tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk dijelaskan bahwa tanggap darurat merupakan penanganan khusus terhadap
kejadian yang tidak direncanakan yang berpotensi menyebabkan kerugian berupa
timbulnya kecelakaan, kerusakan lingkungan, dan/atau disertai dengan asset
perusahaan termasuk lingkungan sekitar dan/atau korban jiwa, dan/atau mengganggu
operasional perusahaan. Adapun ruang lingkup prosedur tanggap darurat PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk yaitu dimulai dari penanganan awal, klasifikasi keadaan
darurat, sampai dengan evakuasi dan rehabilitasi keadaan darurat yang meliputi
kebakaran, bencana alam (gempa dan banjir), ledakan coal mill, kecelakaan kerja,
ancaman bom, dan kebocoran minyak yang perlu penanganan khusus di lingkungan
kerja perusahaan baik di Gresik maupun di Tuban.
Dalam Prosedur No. P./TKP/02 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk tentang
Prosedur Penanggulangan Tanggap Darurat dijelaskan bahwa penanggulangan
keadaan darurat kebakaran dimulai dengan pelaporan koordinator area kepada
koordinator tanggap darurat apabila terjadi keadaan darurat kebakaran yang dapat
dilakukan melalui telepon penting keadaan darurat kebakaran yaitu 7777 selain itu
koordinator area juga melakukan penanganan awal keadaan darurat kebakaran yang
terjadi misalnya dengan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
Sementara itu, koordinator tanggap darurat mengklasifikasikan dan mengelompokkan
jenis keadaan darurat kebakaran yang terjadi berdasarkan dari informasi dari pihak
34
yang terkait, apakah keadaan darurat kebakaran tersebut termasuk dalam klasifikasi A
atau klasifikasi B untuk ditindaklanjuti dalam penanggulangannya.
Klasifikasi A merupakan jenis keadaan darurat yang tidak berdampak pada
lingkungan, tidak ada korban jiwa, kerusakan yang ditimbulkan hanya pada asset
milik perusahaan, dan mengganggu operasional perusahaan. Sedangkan klasifikasi B
merupakan jenis keadaan darurat yang berdampak pada lingkungan sekitar,
menyebabkan kerusakan pada asset milik masyarakat, terdapat korban jiwa, dan
risiko tidak bisa ditanggulangi sendiri.
Koordinator tanggap darurat juga harus menginformasikan kepada Komandan
tanggap darurat apabila keadaan darurat kebakaran tersebut termasuk dalam
klasifikasi B, sehingga selanjutnya Komandan tanggap darurat segera melakukan
koordinasi dengan masing-masing koordinator bidang. Masing-masing koordinator
bidang membantu dalam penanganan keadaan darurat bersama dengan koordinator
area dan koordinator tanggap darurat.
Apabila keadaan darurat kebakaran tersebut termasuk dalam klasifikasi A
maka cukup dengan adanya kerjasama antara koordinator area dan koordinator
tanggap darurat dalam penanggulangan keadaan darurat kebakaran dan evakuasi
seluruh karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban. Selanjutnya
koordinator area melakukan rehabilitasi dan pemulihan apabila keadaan telah
dipastikan aman. Kriteria keberhasilan dalam penanggulangan tanggap darurat adalah
keadaan darurat kebakaran dapat ditanggulangi dengan efektif dan meminimalisasi
kerugian yang ditimbulkan.
35
Gambar 4.2 Flow Prosedur Penanggulangan Tanggap Darurat PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk Pabrik Tuban (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik
Tuban)
4.4 Tugas Pokok Tim Tanggap Darurat Kebakaran di PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk Pabrik Tuban
Organisasi penanggulangan tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk terdiri dari enam koordinator yaitu koordinator tanggap darurat, koordinator area,
koordinator bidang keamanan, koordinator bidang sosial kemasyarakatan, koordinator
bidang komunikasi, dan koordinator bidang medis baik Pabrik Gresik maupun Pabrik
Tuban yang dibawahi langsung oleh Komandan tanggap darurat dibawah naungan
Pembina yaitu Direktur Produksi yang bertugas untuk memberikan arahan kepada
Tim dalam tanggap darurat. Komandan tanggap darurat adalah Kepala Biro
Keselamatan Kerja dan Lingkungan yang bertugas melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait antara lain Biro Humas, Biro Keamanan dan Ketertiban, Seksi
Bina Lingkungan Gresik/Tuban, dan PEMDA dalam penanganan keadaan darurat.
Tim koordinator tanggap darurat baik Pabrik Tuban maupun Gresik
merupakan personil yang bertugas dalam mengarahkan dan melakukan koordinasi
dengan Koordinator area untuk memobilisasi semua personil dalam proses evakuasi
36
dan penanganan keadaan darurat. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab
Koordinator Tanggap Darurat yang terdiri dari:
a. Melakukan pengelompokkan terhadap klasifikasi bencana berdasarkan informasi
1)
a)
b)
c)
d)
2)
a)
b)
c)
d)
b.
ditindaklanjuti
37
pula tim koordinator yang dibentuk pada masing-masing bidang yaitu koordinator
bidang. Tim koordinator bidang terdiri dari, koordinator bidang keamanan yang
dikoordinir oleh Kepala Seksi Keamanan Tuban maupun Gresik, koordinator bidang
komunikasi Tuban dan Gresik yang dikoordinir oleh Kepala Seksi Hubungan
Eksternal, koordinator bidang medis Tuban dan Gresik dikoordinir oleh Kepala Seksi
Hyperkes, dan koordinator bidang sosial kemasyarakatan Tuban dan Gresik
dikoordinir oleh Kepala Seksi Bina Lingkungan. Sedangkan tugas dan tanggung
jawab masing-masing koordinator bidang adalah:
a. Koordinator Bidang Keamanan:
1) Mengamankan personil di sekitar area kejadian
2) Mengamankan aset yang dimiliki perusahaan.
3) Mengatur lalu lintas di area kejadian
4) Berkoordinasi pihak kepolisian apabila diperlukan.
b. Koordinator Bidang Komunikasi bertugas memberikan informasi tentang keadaan
darurat pada pihak-pihak diluar perusahaan untuk mencegah timbulnya isu
negatif.
c. Koordinator Bidang Medis bertugas memberi pertolongan medis kepada korban.
d. Koordinator Bidang Sosial Kemasyarakatan bertugas dalam mengelola masalah
kemasyarakatan yang timbul akibat keadaan darurat dengan cara memberikan
informasi tentang keadaan darurat kepada masyarakat sekitar perusahaan,
memberikan bantuan dan/atau ganti rugi apabila keadaan darurat menimbulkan
kerugian pada lingkungan atau masyarakat sekitar, dan sebagainya.
Masing-masing koordinator juga membentuk struktur organisasi sendiri.
Dalam koordinator tanggap darurat Pabrik Tuban, dibentuk struktur organisasi
38
tanggap darurat yang dikoordinir Kepala Seksi Keselamatan Kerja Tuban yang
bertugas dan bertanggung jawab dalam menginstruksikan kepada semua pegawai
untuk tetap tenang tidak panik dan mengarahkan kepada semua pegawai untuk segera
keluar dari gedung dan menuju tempat evakuasi, mengkoordinasi petugas peran
kebakaran dan petugas evakuasi, serta mengkoordinasi pelaksanaan evakuasi.
Koordinator tanggap darurat membawahi langsung petugas peran kebakaran, petugas
evakuasi, dan petugas investigasi.
Petugas peran kebakaran bertugas dan bertanggung jawab dalam melaporkan
kejadian kebakaran kepada petugas pemadam kebakaran dengan menghubungi nomor
telepon penting petugas kebakaran pabrik Tuban yaitu 7777 atau HT Dial 1 dan
meminimalisasi penyebaran kebakaran dengan menggunakan metode tradisional kain
basah ataupun alat pemadam api ringan (APAR). Sedangkan petugas evakuasi
bertugas dan bertanggung jawab dalam menyelamatkan dan menginventarisasi aset
berharga perusahaan, mematikan semua peralatan listrik yang masih hidup,
melakukan penyelamatan dan melaporkan ke Tim Medis bila ada korban jiwa, serta
menunjukkan jalan yang aman kepada semua pegawai ke tempat evakuasi. Selain
petugas peran kebakaran dan petugas evakuasi, dibentuk pula petugas investigasi
yang bertugas untuk menyelidiki dan memeriksa serta mengumpulkan data atau
informasi terkait dengan kejadian darurat yang terjadi.
Anggota tim tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pabrik
Tuban ditunjuk oleh masing-masing koordinator dengan melibatkan seluruh unit kerja
dan karyawan untuk melakukan penanganan awal keadaan darurat. Untuk itulah
seluruh karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) wajib untuk diberi pelatihan dan
simulasi tanggap darurat yang bertujuan agar setiap pegawai dapat meminimalisir
keadaan darurat secara dini. Pelatihan dan simulasi tanggap darurat dilaksanakan
secara rutin sesuai dengan jadwa yang telah ditetapkan dalam prosedur tanggap
darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Koordinator tanggap darurat menunjuk
anggotanya yang terdiri dari seluruh petugas Keselamatan Kerja Tuban sebagai
39
petugas peran kebakaran, petugas evakuasi, dan petugas investigasi dalam keadaan
darurat.
STRUKTUR ORGANISASI
TIM TANGGAP DARURAT
PEMBINA
KOMANDAN
KOMANDAN
KOORDINATOR TANGGAP
DARURAT PABRIK GRESIK
KOORDINATOR TANGGAP
DARURAT PABRIK TUBAN
KOORDINATOR AREA
KOORDINATOR AREA
KOORDINATOR BIDANG
KEAMANAN GRESIK
KOORDINATOR BIDANG
KEAMANAN TUBAN
KOORDINATOR BIDANG
SOSIAL KEMASYARAKATAN
GRESIK
GRESIK
KOORDINATOR BIDANG
SOSIAL KEMASYARAKATAN
TUBAN
KOORDINATOR BIDANG
KOMUNIKASI GRESIK
KOORDINATOR BIDANG
KOMUNIKASI TUBAN
KOORDINATOR BIDANG
MEDIS GRESIK
KOORDINATOR BIDANG
MEDIS TUBAN
40
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
(Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)
Jenis Hydrant
Water Gun
Jumlah
10
41
Valve
26
Pillar
8
Penyediaan air untuk hydrant ini berasal dari selokan yang berada di
sekeliling stockpile. Sedangkan untuk pengoperasiannya hydrant dilakukan oleh
satu orang operator. Untuk optimalisasi penggunaan hydrant, maka dilakukan
pengecekan hydrant setiap satu bulan sekali. Hal-hal yang perlu dilakukan saat
pengecekan tercantum dalam Instruksi Kerja PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
No. IK/72504200/007 tentang Pengecekan Hydrant, yaitu:
1) Memeriksa kondisi dan kelengkapan box hydran, diantaranya : nozzle
berdiameter 2,5 inchi, barometer, selang (hose) 2,5 inchi, kopling penyambung
machino (reducer), dan kunci hydran untuk membuka valve hydran.
2) Memasang nozzle berbarometer pada hydrant
3) Membukan valve hydrant
4) Memeriksa kondisi box hydran.
5) Melakukan perbaikan dengan segera apabila kondisi valve hydrant macet dan
berkarat
6) Membersihkan hydrant dan lokasi di sekitarnya dari semak dan debu.
7) Mencatat hasil pelaporan hydrant pada blangko catatan laporan kontrol safety
equipment (HYDRANT). (R/5038/016).
Gambar 4.3 Salah satu hydrant water gun di area CCT PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
(Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)
42
4.5.1
Water Spray
Salah satu pencegahan terjadinya self combustion adalah dengan menyediakan
water spray. Penyediaan water spray berfungsi untuk mengurangi debu batu bara
yang dapat memicu terjadinya nyala api pada batu bara sehingga berisiko dapat
menyebabkan kebakaran, selain itu water spray juga digunakan untuk mendinginkan
temperatur batubara. Water spray ini diletakkan di sepanjang belt conveyor dan mesin
reclaimer. Selain itu water spray juga disediakan di dalam coal storage dan hopper.
Alat ini dioperasikan secara manual oleh operator yang bertugas ketika terjadi
kenaikan panas suhu lingkungan. Petugas operator berperan sekaligus sebagai tim
pengawas area CCT dengan jumlah personil hanya satu orang saja. Penyediaan air
yang digunakan untuk waterspray berasal dari penyediaan air dalam hydrant yang
disediakan di sekeliling area CCT.
Gambar 4.4 Waterspray pada mesin reclaimer (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban)
4.5.2
Envacoal
Envacoal merupakan suatu bahan kimia yang digunakan untuk melakukan
tindakan preventif atau pencegahan terhadap terjadinya Self Combustion. Cairan ini
digunakan dengan cara disemprotkan pada batubara sehingga batubara dapat bertahan
selama satu bulan.
43
Gambar 4.5 Envacoal di area CCT (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban)
4.5.3
(Persero) Tbk Pabrik Tuban yaitu penyediaan mobil pemadam kebakaran. Sama
halnya dengan kejadian kebakaran lainnya, penanganan self combustion juga
dilakukan dengan pemadaman api. Petugas pemadam kebakaran di PT. Semen
Indonesia hanya dilakukan oleh tigas orang di masing-masing shift kerja. Petugas
pemadam kebakaran dituntut agar selalu siaga, sehingga dalam ke siap-siagaan,
mereka selalu berlatih untuk selalu cepat tanggap
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban memiliki lima unit mobil
PMK dimana masing-masing dilengkapi dengan :
a. Fire hose ukuran 1,5 inchi dan 2,5 inchi
b. Nozzle berukuran 1,5 inchi dan 2,5 inchi
c. Meter tekanan hisap dan tekanan keluar
d. Hose Reels (selang permanen)
e. Y Valve
f. Hydrant Valve
Gambar 4.6 Mobil PMK (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)
44
serta
mampu
melakukan
upaya
pencegahan
terjadinya