Anda di halaman 1dari 23

22

BAB 4. HASIL KEGIATAN MAGANG/PKL


4.1

Gambaran Umum PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

4.1.1

Sejarah PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk


PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang industri semen. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk awal diresmikan pada
tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI I, Ir. Soekarno dengan kapasitas
terpasang 250.000 ton semen per tahun. Awal peresmian PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk masih berstatus NV (Naamloze Vennootschap) yang kemudian
telah berubah menjadi PN (Perusahaan Negara) pada tanggal 17 April 1961 dan
berlanjut menjadi PT (Perseroan Terbuka) pada tanggal 24 Oktober 1969. Pada
tanggal 8 Juli 1991, Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya.
Setelah berkembangnya PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di daerah
Gresik, pada tanggal 24 September 1994 telah diresmikan pabrik baru di daerah
Tuban dengan nama Pabrik Tuban I dengan kapasitas 2.3 juta ton semen per
tahun. Pada tanggal 15 September 1995, Perseroan melakukan Penawaran
Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham
menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Serta PT. Semen Gresik
berkonsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa, yang
kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas
terpasang SGG sebesar 8.5 juta ton semen per tahun. Tanggal 10 Sepember 1996
peresmian Pabrik Tonasa IV dengan kapasitas 2.3 juta ton semen pe r tahun. PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk terus berkembang dan akhirnya diresmikan kembali
Pabrik Tuban II pada tanggal 17 April 1997 oleh Presiden Soeharto dan Pabrik
Tuban III pada tanggal 20 Maret 1998, dengan kapasitas 2.3 juta ton semen per
tahun pada masing-masing pabrik yang berproduksi di daerah Tuban.
Salah satu alasan didirikannya pabrik semen di kota Tuban ini karena struktur
geografis kota Tuban dan sekitarnya terdiri dari pegunungan kapur yang

23

diperkirakan mempunyai deposit bahan baku utama untuk penggalian sampai dengan
seratus tahun mendatang.
4.1.2

Visi dan Misi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

a. Visi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk


Visi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yaitu menjadi perusahaan
persemenan internasional yang terbesar Asia Tenggara.
b. Misi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
Misi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yaitu:
1) Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang
berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi yang ramah
lingkungan.
2) Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandar internasional dengan
menjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan bertindak proaktif,
efisien serta inovatif dalam berkarya.
3) Memiliki keunggulan bersaing dalam industri semen domestik dan internasional.
4) Memberdayakan dan mensinergikan Seksi-Seksi usaha strategik untuk
meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
5) Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan pemangku kepentingan
4.2

(stakeholders) terutama pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar.


Gambaran Umum Seksi Keselamatan Kerja di PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk Pabrik Tuban
Seksi Keselamatan Kerja PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban

atau yang biasa disebut Seksi Keselamatan Kerja Tuban adalah salah satu dari 4 Seksi
yang dinaungi oleh Biro K3 dan Lingkungan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
dibawah Departemen Teknik dan Jaminan Mutu. Tugas utama dari Seksi Keselamatan
Kerja Tuban ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan
mengevakuasi kegiatan keselamatan kerja dan kebersihan di Pabrik Tuban. SDM
(Sumber Daya Manusia) di Seksi Keselamatan Kerja ini berjumlah 17 orang yang
terdiri dari:
a. Kepala seksi keselamatan kerja Tuban
b. Regu quality control
c. Regu fire safety & workshop
d. Regu fire & safety officer
e. Regu port fire & safety

: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang

24

f. Regu plant fire & safety I


: 3 orang
g. Regu plant fire & safety I
: 3 orang
h. Regu plant fire & safety I
: 3 orang
4.2.1 Struktur Organisasi Seksi Keselamatan Kerja PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk Pabrik Tuban
KEPALA SEKSI
KESELAMATAN KERJA TUBAN

REGU QUALITY
CONTROL

REGU FIRE SAFETY &


WORKSHOP

REGU FIRE & SAFETY


OFFICER

REGU PORT FIRE &


SAFETY

REGU PLANT FIRE &


SAFETY

REGU PLANT FIRE &


SAFETY

REGU PLANT
FIRE & Organisasi Unit Keselamatan
Gambar
4.1 Struktur
REGUKerja
PLANTTuban
FIRE &

4.2.2

SAFETY
SAFETY
Tugas Pokok
Unit Kerja Keselamatan Kerja PT. Semen
Indonesia (Persero)

Tbk Pabrik Tuban


Tugas utama dari Seksi Keselamatan Kerja Tuban ini adalah merencanakan,
mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengevakuasi kegiatan keselamatan kerja
dan kebersihan di Pabrik Tuban, antara lain:
1) Mengawasi kegiatan produksi dan proyek proyek di Pabrik Tuban dari aspek
safety-nya.
2) Mengecek peralatan dan perlengkapan produksi di Pabrik Tuban dari aspek
safety-nya.
3) Mengelola pemasangan rambu K3, lalu lintas dan alat pemadam api ringan
(APAR) di Pabrik Tuban.
4) Mengambil langkah langkah terjadinya kebakaran dan kecelakaan kerja di Pabrik
Tuban.
5) Mengelola fasilitas dan alat alat pemadam kebakaran di Pabrik Tuban.

25

4.2.3

Program K3 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

a. Identifikasi dan Penilaian Dampak Kegiatan (IPDK)


IPDK merupakan identifikasi aspek dan penilaian dampak kegiatan terhadap
lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait dengan kegiatan,
produk dan jasa perusahaan.
IPDK bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan bahaya
serta risiko dan setiap kegiatan operasional dan produksi perusahaan, baik kegiatan
rutin maupun non rutin. Menetapkan target dan program peningkatan kerja K3
berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko. Di Pabrik Tuban IPDK
dibuat oleh masing-masing Unit Kerja dan direvisi setiap tahun disesuaikan dengan
kegiatan yang terbaru di Unit Kerja tersebut.
b. Peringatan bulan K3 tahun 2013
Pada tahun 2013, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban
mengadakan berbagai kegiatan untuk memperingati Bulan K3 yang diadakan di
Pabrik Tuban. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, juga bekerja sama dengan
Disnaker Kabupaten Tuban dan beberapa Perusahaan yang ada di Kabupaten Tuban,
yaitu PT. Holcim Indonesia, PT. TPPI dan PT Petrochina Internasional Indonesia
mengadakan kegiatan untuk memperingati bulan K3. Kegiatan tersebut antara lain
upacara peringatan K3 dan demo pemadam kebakaran, jalan jantung sehat,
pengarahan ketenagakerjaan dan keselamatan kerja dari Jamsostek, lomba fire
fighthing antar departemen, pemasangan poster dan spanduk K3, dan senam sehat
bulan K3.
c. Inspeksi terhadap tindakan dan kondisi tidak aman (Unsafe action & Unsafe
Condition)
Tindakan tidak aman (unsafe action) yaitu tingkah laku atau perbuatan yang
akan menyebabkan kecelakaan atau pelanggaran terhadap tata cara kerja yang aman
yang berpeluang akan terjadinya kecelakaan. Sedangkan konisi tidak aman (unsafe
condition) yaitu kondisi pihak yang berbahaya dan keadaan yang berbahaya yang
langsung membuka peluang akan terjadinya kecelakaan.

26

Kegiatan inspeksi terhadap unsafe action dan unsafe condition dilakukan


secara berkala meliputi seluruh area Pabrik Tuban. Hasil dari inspeksi yaitu berupa
temuan unsafe action dan unsafe condition dicatat kemudian dikoordinasikan dengan
Unit Kerja atau kontraktor untuk segera menindaklanjuti/memperbaiki temuan
tersebut sehingga diharapkan kecelakaan kerja dapat ditekan.
d. Safety Induction dan Safety Talk
1) Safety Induction
Safety Induction adalah kegiatan K3 yang bertujuan untuk memberikan
informasi penting terkait K3 yang meliputi kondisi, dan bahaya lingkungan kerja
serta cara menyelamatkan diri jika terjadi keadaan darurat kepada setiap tamu atau
pekerja yang baru pertama kali memasuki area Pabrik Tuban. Safety induction
diberikan kepada semua oraang (karyawan baru, tamu, mahasiswa PKL, maupun para
pekerja kontraktor) yang baru pertama kali memasuki area Pabrik Tuban. Hal ini
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencagah kecelakaan di area Pabrik Tuban.
2) Safety Talk
Safety Talk adalah salah satu program K3 yang merupakan sarana penunjang
dalam upaya mencegah terjadinya bahaya di tempat kerja, serta berbagai masalah
pekerjaan dapat kita diskusikan (secara teoritis), untuk kemudian dapat diterapkan
dan juga dipraktekan hasil dari diskusi tersebut dilapangan/plant, kegiatan safety talk
juga dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a) Meningkatkan pengetahuan pekerjaan yang kita hadapi dan bahayanya serta
penanggulangannya.
b) Meningkatkan pengetahuan tentang prosedur kerja aman.
c) Meningkatkan pengetahuan pengetahuan kita terhadap alat-alat pelindung diri.
d) Meningkatkan kemampuan kita berkomunikasi.
e. Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Fire Hydrant System, dan Fire
Alarm
1) Pengecekan APAR
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah perangkat perlindungan kebakaran
portable yang digunakan untuk memadamkan atau mengendalikan kabakaran

27

kecil/ringan, yang sering terjadi dalam situasi darurat. Alat ini tidak diperuntukkan
untuk digunakan pada kebakaran besar.
Jenis Jenis APAR yang ada di PT. Semen Indonesia adalah:
a) Dry Powder / Dry Chemical
Jenis ini bisa dipakai untuk kebakaran kelas A, B, dan C
b) Karbondioksida (CO2)
Media ini biasanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas C, yaitu kebakaran
yang disebabkan oleh listrik seperti hubungan pendek
c) AF11
Tipe AF11 adalah pemadam api pengganti Halon yang berwawasan
lingkungan, digunakan untuk memadamkan jenis apapun juga secara instan dan tidak
menimbulkan efek samping. AF11 sangat cocok untuk jenis kebakaran kelas C.
d) FE36
Tipe FE 36 (HFC 236fa) adalah alat pemadam api ringan baru sebagai
pengganti Halon 121.
2) Pengecekan Hydrant
Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif dengan
benar-benar ready perlu adanya perawatan secara rutin, yaitu dilakukan pengecekan
pilar hydrant setiap bulan sekali. Sehingga bila ditemukan kerusakan segera
dilakukan perbaikan.
3) Pengecekan Fire Alarm
Sistem pengindera api atau umum dikenal dengan fire alarm system atau
adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya
gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem
evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi
pemadam kebakaran (Fire Fighting System). Lokasi yang dilengkapi dengan fire
alarm yang ada di pabrik Tuban adalah Gedung CCR Tuban 1,2 dan 3,4. Personil K3
melakukan pengecekan fire alarm setiap 3 bulan.
f. Pelatihan Fire Ground
Pelatihan fire ground adalah salah satu kegiatan program K3 dibentuk dengan
tujuan untuk memberikan pelatihan dasar tentang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran bagi semua karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pabrik Tuban.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkkan semua karyawan mampu mengenal dan
memahami

sebab-sebab

terjadinya

api/kebakararn

dan

mampu

melakukan

28

penanggulangannya

serta

mampu

melakukan

upaya

pencegahan

terjadinya

kebakaran.
1) Latihan Simulasi Tanggap Darurat
Keadaan darurat adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak
diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan, serta menimbulkan
kerusakan pada bangunan, gedung, mesin produksi, dan aset perusahaan lainnya.
Kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun di
tempat kerja adalah beberapa contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang
semuanya itu tidak dapat diperkirakan kapan dan dimana akan terjadi.
Untuk itu kita harus selalu mengembakan kemampuan kita tentang bagaimana
me-manage keadaan darurat mulai dengan melakukan latihan dan penanggulangan
darurat sampai pada bagaimana mencegah terjadinya atau terulangnya keadaan
darurat.
Tujuan kegiatan pelatihan tanggap darurat adalah agar jika terjadinya suatu
keadaan darurat seperti kebakaran atau bencana maupun kecelakaan kerja terdapay
tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat agar kerugian yang diderita dapat
diminimalisasi.
g. Investigasi Kecelakaan
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
menimbulkan korban baik manusia atau peralatan/mesin dari sebab adanya aktifitas
disuatu wilayah. Investigasi kecelakaan kerja adalah upaya/usaha dalam penyelidikan
suatu kejadian/kecelakaan untuk mendapatkan data yang jelas sehubungan dengan
peristiwa tersebut. Dan selanjutnya akan dijadikan sebagai rekomendasi sebagai
upaya untuk mencegah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi dimasa mendatang,
merupakan upaya untuk mengungkap akar masalah penyebab terjadinya kecelakaan
kerja. Tujuan akhirnya adalah mencari cara bagaimana mencegah terulangnya
kecelakaan kerja yang sama di masa yang akan datang.
1) Ratio Kekerapan Cidera (Frequency Rate)
Frequency rate digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera yang
menyebabkan tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja. Ada dua data penting untuk

29

menghitung frequency rate, yaitu jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja
(Lost Time Injury/LTI) dan jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan (man hours).

2) Ratio Keparahan (Severity Rate)


Indikator hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja untuk per sejuta jam
kerja orang.

h.

Pemadam Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dapat

menyebabkan kerusakan bangunan, kematian, berhentinya proses produksi maupun


rusaknya lingkungan. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, dalam aktifitas produksi
banyak menggunakan bahan bakar, seperti batu bara, minyak pelumas, debu panas,
maupun bahan bakar alternatif seperti sekam padi, grajen kayu, dan sludge oil.
Kebakaran juga bisa diakibatkan terjadinya hubung singkat peralatan listrik.
Kebakaran harus segera dilakukan pemadaman mulai dari api kecil, sehingga
kebakaran dini segera diketahui, diharapkan api tersebut tidak menjadi yang lebih
besar. Petugas pemadam kebakaran dituntut selalu siaga, dalam ke siap-siagaan
mereka selalu berlatih untuk selalu cepat tanggap. Cepat tanggap artinya tepat dalam
bereaksi dan tepat dalam berkomunikasi. Mereka melatih insting mereka untuk
selalu bertindak cepat dan tepat di padu dengan komunikasi singkat dan padat, fokus
pada sasaran. Selain itu harus didukung dengan peralatan pemadaman yang handal
dan siap didalam pemakaiannya.
i. Perbaikan dan Pemasangan Rambu Rambu Norma K3
Rambu-rambu keselamatan dipasang sebagai display pada setiap sudut lokasi
kerja, sesuai dengan potensi bahaya yang mungkin terjadi. Potensi bahaya yang
paling sering anda hadapi akan muncul pertama kali dan bahaya alamiah yang tidak

30

terkendali. Lalu yang kedua akan muncul dari interaksi langsung dengan salah satu
antara orang dan lingkungan. 90% kecelakaan merupakan akibat langsung dari
dampak terhadap sebuah energi (potensi bahaya) yang dimiliki dampak berbeda pada
penerima yang berbeda pula. Sehingga perusahaan harus berupaya terlebih dahulu
untuk mengamankan energi tersebut.
Dari penjelasan tersebut maka sangat nyata bahwa display amat penting untuk
menjadi kontrol di lingkungan kerja. Rambu-rambu keselamatan sangat efektid
mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
j. Kegiatan Pengamanan (Lock Out Tag Out)
Lock out dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengunci alat atau mesin dari
energi yang dapat mengakibatkan kecelakaan terhadap karyawan atau tempat kerja
saat alat tersebut dihidupkan. Energi tersebut dapat berupa energi listrik, mekanis,
hidrolis/pneumatic, dll. Lock out berarti alat tersebut dalam keadaan terkunci dan
dalam posisi aman. Namun mngunci alat saja tidak cukup, prosedur ini dilengkapi
dengan prosedur pelabelan atau tag out yang meningkatkan visibilitas penguncian dan
mengindikasi status peralatan tersebut, apakah sudah dinonaktidkan atau sedang
dalam pemeriksaan, pengetesan, atau inspeksi dimana alat ini tidak boleh
diaktifkan/digunakan tanpa sepengetahuan yang memiliki otoritas.
Setelah pekerjaan perbaikan selesai, gembok dan kartu lock out hanya boleh
dilepaskan oleh petugas yang berwenang. Untuk petugas lock out/tag out dilakukan
oleh:
1) Petugas dari K3 (gembok warna merah)
2) Petugas pemeliharaan mesin (gembok warna hijau)
3) Petugas pemeliharaan listrik (gembok warna kuning)
4) Petugas operator (gembok warna biru)
k.

Siaga Pengelasan Rawan Bahaya Kebakaran


Tujuan dari pengawasan pekerjaan pengelasan di daerah rawan kebakaran

adalah mencegah terjadinya bahaya kebakaran dari percikan api akibat pekerjaan las
yang dapat mengakibatkan kerugian baik personil maupun peralatan pabrik.
Hal-hal yang dilakukan petugas K3 ketika melakukan pengawasan adalah:
1) Mengecek mesin/equipment yang akan dilas (diperbaiki)

31

2) Koordinasi dengan seksi terkait (petugas las, petugas unit kerja yang
bersangkutan) dengan mengisi blangko Surat Ijin Kerja / safety permit.
3) Memeriksa kondisi lingkungan serta peralatan kerja dari potensi bahaya
kebakaran/ledakan. Misal: untuk mematikan/menutup (fan, mesin, damper,
tipping valve).
4) Membersihkan,

membasahi,

mengamankan

benda-benda

yang

mudah

terbakar/meledak.
5) Memberikan saran kepada pegawai yang melaksanakan pekerjaan untuk
memakai APD yang disyaratkan.
6) Selalu memonitor/waspada terhadap percikan api las yang timbul.
l. Melakukan Kegiatan SAR Terjadinya Bencana
Search and Rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan
menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau
menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan
bencana alam.
Terhadap musibah bencana alam, operasi SAR merupakan salah satu
rangkaian dari siklus penanganan kedaruratan, penanggulangan bencana alam. Siklus
tersebut terdiri dari pencegahan (mitigasi), kesiagaan (preparedness), tanggap darurat
(response), dan pemulihan (recovery), dimana operasi SAR merupakan bagian dari
tindakan dalam tanggap darurat.
Untuk mendukung kegiatan dan operasi SAR, PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk, memiliki tim SAR yang diikuti oleh masing-masing perwakilan dari unit kerja.
Selain dari petugas SAR yang sudah terlatih, juga dilengkapi dengan peralatan utama
yang mendukung kegiatan SAR.
m. Pengelolaan Penyediaan APD
Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration,
personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai
alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang
diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang
bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik, dan lainnya.

32

Dalam hirarki hazard control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat


pelindung diri merupakan metode pengendalian bahaya paling akhir. Artinya,
sebelum memtuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui
terlebih dahulu, dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa
dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Adapun hirarki pengendalian bahaya di
tempat kerja adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

Elimination : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya.


Reduction : menguapayakan agar tingkat bahaya bisa dikurangi.
Engineering control : artinya bahaya diisolasi agar tidak kontak dengan pekerja.
Administrative control : artinya bahaya dikendalikan dengan menerapkan
instruksi kerja atau penjadualan kerja untuk mengurangi paparan terhadap

bahaya.
5) Personal protective equipment : artinya pekerja dilindungi dari bahaya dengan
menggunakan alat pelindung diri.
Selanjutnya, sebelum memutuskan jenis alat pelindung diri yang harus kita
gunakan, lakukan terlebih dahulu hazard identivication (identifikasi bahaya) dan risk
assessment atau penilaian risiko dari suatu pekerjaan, proses atau akitifitas. Tinjauan
ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa kita identifikasi. Jangan
memutuskan berdasarkan perkiraan.
n.

Pengelolaan Alat Komunikasi (Handy Talky)


Handy Talky (HT) adalah alat komunikasi yang digunakan dalam aktifitas

pekerjaan di area pabrik. Seksi K3 sebagai koordinator melayani permintaan HT yang


dibutuhkan oleh masing-masing unit kerja, terutama di jajaran produksi. HT yang
dipakai menggunakan merk Motorola GP 2000 dan Motorola GP 328 dengan
frequency range UHF 435-480 MHz untuk GP 2000 dan UHF 403-470 MHz untuk
GP 328.
4.3 Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
Pabrik Tuban
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak di bidang industri semen. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk memiliki

33

risiko kecelakaan kerja yang tinggi dalam setiap proses produksinya terutama risiko
terjadinya kebakaran, karena disetiap aktifitas proses produksinya banyak digunakan
bahan-bahan yang mudah terbakar dan penggunaan temperatur yang tinggi.
Menyadari akan besarnya bahaya dan risiko yang ada, maka PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk membentuk suatu sistem tanggap darurat untuk mengurangi dampak
kerugian yang ditimbulkan akibat bahaya dan risiko yang terjadi.
Sistem tanggap darurat ini disusun dalam suatu prosedur yaitu prosedur
penanggulangan tanggap darurat yang bertujuan untuk menjamin pelaksanaan
penanggulangan, evakuasi, dan pemulihan/rehabilitasi keadaan darurat berlangsung
dengan baik. Dalam prosedur sistem tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk dijelaskan bahwa tanggap darurat merupakan penanganan khusus terhadap
kejadian yang tidak direncanakan yang berpotensi menyebabkan kerugian berupa
timbulnya kecelakaan, kerusakan lingkungan, dan/atau disertai dengan asset
perusahaan termasuk lingkungan sekitar dan/atau korban jiwa, dan/atau mengganggu
operasional perusahaan. Adapun ruang lingkup prosedur tanggap darurat PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk yaitu dimulai dari penanganan awal, klasifikasi keadaan
darurat, sampai dengan evakuasi dan rehabilitasi keadaan darurat yang meliputi
kebakaran, bencana alam (gempa dan banjir), ledakan coal mill, kecelakaan kerja,
ancaman bom, dan kebocoran minyak yang perlu penanganan khusus di lingkungan
kerja perusahaan baik di Gresik maupun di Tuban.
Dalam Prosedur No. P./TKP/02 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk tentang
Prosedur Penanggulangan Tanggap Darurat dijelaskan bahwa penanggulangan
keadaan darurat kebakaran dimulai dengan pelaporan koordinator area kepada
koordinator tanggap darurat apabila terjadi keadaan darurat kebakaran yang dapat
dilakukan melalui telepon penting keadaan darurat kebakaran yaitu 7777 selain itu
koordinator area juga melakukan penanganan awal keadaan darurat kebakaran yang
terjadi misalnya dengan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
Sementara itu, koordinator tanggap darurat mengklasifikasikan dan mengelompokkan
jenis keadaan darurat kebakaran yang terjadi berdasarkan dari informasi dari pihak

34

yang terkait, apakah keadaan darurat kebakaran tersebut termasuk dalam klasifikasi A
atau klasifikasi B untuk ditindaklanjuti dalam penanggulangannya.
Klasifikasi A merupakan jenis keadaan darurat yang tidak berdampak pada
lingkungan, tidak ada korban jiwa, kerusakan yang ditimbulkan hanya pada asset
milik perusahaan, dan mengganggu operasional perusahaan. Sedangkan klasifikasi B
merupakan jenis keadaan darurat yang berdampak pada lingkungan sekitar,
menyebabkan kerusakan pada asset milik masyarakat, terdapat korban jiwa, dan
risiko tidak bisa ditanggulangi sendiri.
Koordinator tanggap darurat juga harus menginformasikan kepada Komandan
tanggap darurat apabila keadaan darurat kebakaran tersebut termasuk dalam
klasifikasi B, sehingga selanjutnya Komandan tanggap darurat segera melakukan
koordinasi dengan masing-masing koordinator bidang. Masing-masing koordinator
bidang membantu dalam penanganan keadaan darurat bersama dengan koordinator
area dan koordinator tanggap darurat.
Apabila keadaan darurat kebakaran tersebut termasuk dalam klasifikasi A
maka cukup dengan adanya kerjasama antara koordinator area dan koordinator
tanggap darurat dalam penanggulangan keadaan darurat kebakaran dan evakuasi
seluruh karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban. Selanjutnya
koordinator area melakukan rehabilitasi dan pemulihan apabila keadaan telah
dipastikan aman. Kriteria keberhasilan dalam penanggulangan tanggap darurat adalah
keadaan darurat kebakaran dapat ditanggulangi dengan efektif dan meminimalisasi
kerugian yang ditimbulkan.

35

Gambar 4.2 Flow Prosedur Penanggulangan Tanggap Darurat PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk Pabrik Tuban (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik
Tuban)

4.4 Tugas Pokok Tim Tanggap Darurat Kebakaran di PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk Pabrik Tuban
Organisasi penanggulangan tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk terdiri dari enam koordinator yaitu koordinator tanggap darurat, koordinator area,
koordinator bidang keamanan, koordinator bidang sosial kemasyarakatan, koordinator
bidang komunikasi, dan koordinator bidang medis baik Pabrik Gresik maupun Pabrik
Tuban yang dibawahi langsung oleh Komandan tanggap darurat dibawah naungan
Pembina yaitu Direktur Produksi yang bertugas untuk memberikan arahan kepada
Tim dalam tanggap darurat. Komandan tanggap darurat adalah Kepala Biro
Keselamatan Kerja dan Lingkungan yang bertugas melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait antara lain Biro Humas, Biro Keamanan dan Ketertiban, Seksi
Bina Lingkungan Gresik/Tuban, dan PEMDA dalam penanganan keadaan darurat.
Tim koordinator tanggap darurat baik Pabrik Tuban maupun Gresik
merupakan personil yang bertugas dalam mengarahkan dan melakukan koordinasi
dengan Koordinator area untuk memobilisasi semua personil dalam proses evakuasi

36

dan penanganan keadaan darurat. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab
Koordinator Tanggap Darurat yang terdiri dari:
a. Melakukan pengelompokkan terhadap klasifikasi bencana berdasarkan informasi
1)
a)
b)
c)
d)
2)
a)
b)
c)
d)
b.

dari pihak terkait, dengan klasifikasi:


Klasifikasi A dengan kriteria:
Tidak berdampak pada lingkungan di sekitar perusahaan
Tidak ada korban jiwa
Kerusakan yang ditimbulkan hanya pada asset milik perusahaan
Mengganggu operasional perusahaan
Klasifikasi B dengan kriteria:
Berdampak pada lingkungan sekitar
Menyebabkan kerusakan pada asset milik masyarakat
Ada korban jiwa
Risiko tidak bisa ditanggulangi sendiri
Menentukan
klasifikasi
tingkat
bencana
untuk

ditindaklanjuti

penanggulangannya. Apabila tingkat bencana masuk dalam klasifikasi A, maka


akan dilakukan penanggulangan secara langsung.
c. Menginformasikan kepada Komandan Tanggap Darurat apabila tingkat bencana
masuk dalam klasifikasi B
d. Membantu tugas koordinator area dalam melakukan evakuasi menuju ke tempat
evakuasi yang telah ditentukan (assembly area).
e. Melakukan koordinasi dengan Seksi Keamanan untuk melakukan pengamanan
area terjadinya keadaan darurat.
f. Melakukan koordinasi dengan Petugas Medis dalam penanganan jika ada korban
pada saat terjadi keadaan darurat.
g. Menentukan apakah lokasi tempat keadaan darurat sudah aman untuk dimasuki
kembali dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan dari Koordinator Tanggap
darurat apabila kondisi darurat telah teratasi.
h. Memberikan pengumuman kepada semua personil bahwa lokasi aman dan dapat
dimasuki kembali
i. Memberikan informasi kepada Seksi Hubungan Eksternal tentang kejadian
darurat agar tidak menimbulkan isu negatif.
Selanjutnya adalah Kepala Unit Kerja PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
yang berperan sebagai tim koordinator area dalam penanggulangan tanggap darurat.
Secara garis besar, Koordinator Area unit kerja berperan penting dalam

37

penanggulangan keadaan darurat yaitu melakukan penanganan awal terhadap keadan


darurat. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab dari koordinator area, antara
lain:
a.
b.
c.
d.

Melaporkan keadaan darurat kepada Koordinator Tanggap Darurat


Melakukan penanganan awal terhadap keadaan darurat di area masing-masing
Melakukan evakuasi personil di area masing-masing
Melakukan rehabilitasi/pemulihan pasca terjadinya keadaan darurat di area
masing-masing
Selain adanya tim koordinator tanggap darurat dan tim koordinator area, ada

pula tim koordinator yang dibentuk pada masing-masing bidang yaitu koordinator
bidang. Tim koordinator bidang terdiri dari, koordinator bidang keamanan yang
dikoordinir oleh Kepala Seksi Keamanan Tuban maupun Gresik, koordinator bidang
komunikasi Tuban dan Gresik yang dikoordinir oleh Kepala Seksi Hubungan
Eksternal, koordinator bidang medis Tuban dan Gresik dikoordinir oleh Kepala Seksi
Hyperkes, dan koordinator bidang sosial kemasyarakatan Tuban dan Gresik
dikoordinir oleh Kepala Seksi Bina Lingkungan. Sedangkan tugas dan tanggung
jawab masing-masing koordinator bidang adalah:
a. Koordinator Bidang Keamanan:
1) Mengamankan personil di sekitar area kejadian
2) Mengamankan aset yang dimiliki perusahaan.
3) Mengatur lalu lintas di area kejadian
4) Berkoordinasi pihak kepolisian apabila diperlukan.
b. Koordinator Bidang Komunikasi bertugas memberikan informasi tentang keadaan
darurat pada pihak-pihak diluar perusahaan untuk mencegah timbulnya isu
negatif.
c. Koordinator Bidang Medis bertugas memberi pertolongan medis kepada korban.
d. Koordinator Bidang Sosial Kemasyarakatan bertugas dalam mengelola masalah
kemasyarakatan yang timbul akibat keadaan darurat dengan cara memberikan
informasi tentang keadaan darurat kepada masyarakat sekitar perusahaan,
memberikan bantuan dan/atau ganti rugi apabila keadaan darurat menimbulkan
kerugian pada lingkungan atau masyarakat sekitar, dan sebagainya.
Masing-masing koordinator juga membentuk struktur organisasi sendiri.
Dalam koordinator tanggap darurat Pabrik Tuban, dibentuk struktur organisasi

38

tanggap darurat yang dikoordinir Kepala Seksi Keselamatan Kerja Tuban yang
bertugas dan bertanggung jawab dalam menginstruksikan kepada semua pegawai
untuk tetap tenang tidak panik dan mengarahkan kepada semua pegawai untuk segera
keluar dari gedung dan menuju tempat evakuasi, mengkoordinasi petugas peran
kebakaran dan petugas evakuasi, serta mengkoordinasi pelaksanaan evakuasi.
Koordinator tanggap darurat membawahi langsung petugas peran kebakaran, petugas
evakuasi, dan petugas investigasi.
Petugas peran kebakaran bertugas dan bertanggung jawab dalam melaporkan
kejadian kebakaran kepada petugas pemadam kebakaran dengan menghubungi nomor
telepon penting petugas kebakaran pabrik Tuban yaitu 7777 atau HT Dial 1 dan
meminimalisasi penyebaran kebakaran dengan menggunakan metode tradisional kain
basah ataupun alat pemadam api ringan (APAR). Sedangkan petugas evakuasi
bertugas dan bertanggung jawab dalam menyelamatkan dan menginventarisasi aset
berharga perusahaan, mematikan semua peralatan listrik yang masih hidup,
melakukan penyelamatan dan melaporkan ke Tim Medis bila ada korban jiwa, serta
menunjukkan jalan yang aman kepada semua pegawai ke tempat evakuasi. Selain
petugas peran kebakaran dan petugas evakuasi, dibentuk pula petugas investigasi
yang bertugas untuk menyelidiki dan memeriksa serta mengumpulkan data atau
informasi terkait dengan kejadian darurat yang terjadi.
Anggota tim tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pabrik
Tuban ditunjuk oleh masing-masing koordinator dengan melibatkan seluruh unit kerja
dan karyawan untuk melakukan penanganan awal keadaan darurat. Untuk itulah
seluruh karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) wajib untuk diberi pelatihan dan
simulasi tanggap darurat yang bertujuan agar setiap pegawai dapat meminimalisir
keadaan darurat secara dini. Pelatihan dan simulasi tanggap darurat dilaksanakan
secara rutin sesuai dengan jadwa yang telah ditetapkan dalam prosedur tanggap
darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Koordinator tanggap darurat menunjuk
anggotanya yang terdiri dari seluruh petugas Keselamatan Kerja Tuban sebagai

39

petugas peran kebakaran, petugas evakuasi, dan petugas investigasi dalam keadaan
darurat.

STRUKTUR ORGANISASI
TIM TANGGAP DARURAT

PEMBINA

KOMANDAN
KOMANDAN

KOORDINATOR TANGGAP
DARURAT PABRIK GRESIK

KOORDINATOR TANGGAP
DARURAT PABRIK TUBAN

KOORDINATOR AREA

KOORDINATOR AREA

KOORDINATOR BIDANG
KEAMANAN GRESIK

KOORDINATOR BIDANG
KEAMANAN TUBAN

KOORDINATOR BIDANG
SOSIAL KEMASYARAKATAN
GRESIK
GRESIK

KOORDINATOR BIDANG
SOSIAL KEMASYARAKATAN
TUBAN

KOORDINATOR BIDANG
KOMUNIKASI GRESIK

KOORDINATOR BIDANG
KOMUNIKASI TUBAN

KOORDINATOR BIDANG
MEDIS GRESIK

KOORDINATOR BIDANG
MEDIS TUBAN

40

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
(Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)

4.5 Penyediaan Sarana Proteksi Penanggulangan Kebakaran Self Combustion


Akibat Auto Ignition Temperature Pada Batubara di Area CCT (Central Coal
Tuban), PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban
Kebakaran yang terjadi umumnya dikarenakan debu panas yang berasal dari
batubara selama proses pengiriman hingga penghancuran di coal mill dan
penyimpanan di dalam bin. Secara tidak sengaja debu batubara ini menempel pada
mesin (equipment) produksi yang hampir seluruhnya menggunakan temperatur tinggi
sehingga dengan mudah dapat menyebabkan kebakaran pada material tersebut.
Tentunya hal ini dapat menyebabkan kerugian yang besar baik pekerja maupun
perusahaan.
Untuk mengurangi timbulnya kerugian tersebut, maka PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk Pabrik Tuban telah menyediakan sarana prasarana dan fasilitas
penunjang kedaruratan. Hal ini diwujudkan dalam rangka menunjang proses
penanggulangan dan pengendalian keadaan darurat yang terjadi di perusahaan.
Fasilitas penunjang sistem kedaruratan di perusahaan ini adalah dengan menyediakan
sarana proteksi penanggulangan kebakaran self combustion di area CCT (Central
Coal Tuban) untuk mencegah terjadinya penyalaan pada batubara. Sarana proteksi
tersebut meliputi:
4.5.1 Hydrant
Penyediaan hydrant dilakukan sebagai salah satu sarana proteksi kebakaran
self combustion di area CCT. Hydrant diletakkan disetiap sisi stockpile batubara
untuk pencegahan apabila sewaktu-waktu terjadi pemanasan dan kebakaran di area
tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan regu Port Fire and
Safety bahwa jenis hydrant yang disediakan di area CCT adalah:
Tabel 4.1 Jenis hydrant yang tersedia di area CCT (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk, Pabrik Tuban)

Jenis Hydrant
Water Gun

Jumlah
10

41

Valve
26
Pillar
8
Penyediaan air untuk hydrant ini berasal dari selokan yang berada di
sekeliling stockpile. Sedangkan untuk pengoperasiannya hydrant dilakukan oleh
satu orang operator. Untuk optimalisasi penggunaan hydrant, maka dilakukan
pengecekan hydrant setiap satu bulan sekali. Hal-hal yang perlu dilakukan saat
pengecekan tercantum dalam Instruksi Kerja PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
No. IK/72504200/007 tentang Pengecekan Hydrant, yaitu:
1) Memeriksa kondisi dan kelengkapan box hydran, diantaranya : nozzle
berdiameter 2,5 inchi, barometer, selang (hose) 2,5 inchi, kopling penyambung
machino (reducer), dan kunci hydran untuk membuka valve hydran.
2) Memasang nozzle berbarometer pada hydrant
3) Membukan valve hydrant
4) Memeriksa kondisi box hydran.
5) Melakukan perbaikan dengan segera apabila kondisi valve hydrant macet dan
berkarat
6) Membersihkan hydrant dan lokasi di sekitarnya dari semak dan debu.
7) Mencatat hasil pelaporan hydrant pada blangko catatan laporan kontrol safety
equipment (HYDRANT). (R/5038/016).

Gambar 4.3 Salah satu hydrant water gun di area CCT PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
(Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)

42

4.5.1

Water Spray
Salah satu pencegahan terjadinya self combustion adalah dengan menyediakan

water spray. Penyediaan water spray berfungsi untuk mengurangi debu batu bara
yang dapat memicu terjadinya nyala api pada batu bara sehingga berisiko dapat
menyebabkan kebakaran, selain itu water spray juga digunakan untuk mendinginkan
temperatur batubara. Water spray ini diletakkan di sepanjang belt conveyor dan mesin
reclaimer. Selain itu water spray juga disediakan di dalam coal storage dan hopper.
Alat ini dioperasikan secara manual oleh operator yang bertugas ketika terjadi
kenaikan panas suhu lingkungan. Petugas operator berperan sekaligus sebagai tim
pengawas area CCT dengan jumlah personil hanya satu orang saja. Penyediaan air
yang digunakan untuk waterspray berasal dari penyediaan air dalam hydrant yang
disediakan di sekeliling area CCT.
Gambar 4.4 Waterspray pada mesin reclaimer (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk,

Pabrik Tuban)

4.5.2

Envacoal
Envacoal merupakan suatu bahan kimia yang digunakan untuk melakukan

tindakan preventif atau pencegahan terhadap terjadinya Self Combustion. Cairan ini
digunakan dengan cara disemprotkan pada batubara sehingga batubara dapat bertahan
selama satu bulan.

43

Gambar 4.5 Envacoal di area CCT (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban)

4.5.3

Mobil Pemadam Kebakaran


Sarana proteksi kebakaran yang disediakan oleh PT. Semen Indonesia

(Persero) Tbk Pabrik Tuban yaitu penyediaan mobil pemadam kebakaran. Sama
halnya dengan kejadian kebakaran lainnya, penanganan self combustion juga
dilakukan dengan pemadaman api. Petugas pemadam kebakaran di PT. Semen
Indonesia hanya dilakukan oleh tigas orang di masing-masing shift kerja. Petugas
pemadam kebakaran dituntut agar selalu siaga, sehingga dalam ke siap-siagaan,
mereka selalu berlatih untuk selalu cepat tanggap
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban memiliki lima unit mobil
PMK dimana masing-masing dilengkapi dengan :
a. Fire hose ukuran 1,5 inchi dan 2,5 inchi
b. Nozzle berukuran 1,5 inchi dan 2,5 inchi
c. Meter tekanan hisap dan tekanan keluar
d. Hose Reels (selang permanen)
e. Y Valve
f. Hydrant Valve
Gambar 4.6 Mobil PMK (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)

44

4.6 Kesiapan Menghadapi Keadaan Darurat Kebakaran PT. Semen Indonesia


(Persero) Tbk Pabrik Tuban
Setiap karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk wajib untuk mengikuti
pelatihan dan simulasi tanggap darurat kebakaran. Seluruh karyawan diberi pelatihan
dan simulasi tanggap darurat yang bertujuan agar apabila terjadi suatu keadaan
darurat seperti kebakaran atau bencana maupun kecelakaan kerja terdapat tindakan
penanggulangan yang cepat dan tepat agar kerugian yang diderita dapat
diminimalisasi. Kegiatan simulasi tanggap darurat kebakaran ini diadakan sebanyak
dua kali dalam dua tahun.
Selain kegiatan pelatihan dan simulasi tanggap darurat, PT. Semen Indonesia
juga membuat suatu program pelatihan memadamkan kebakaran yaitu pelatihan Fire
Ground. Pelatihan Fire Ground adalah salah satu kegiatan program K3 yang dibentuk
dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dasar tentang pencegahan dan
penanggulangan kebakaran bagi semua karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
Pabrik Tuban. Pelatihan Fire Ground ini dilaksanakan setiap dua bulan sekali, dimana
para karyawan dilatih untuk memadamkan kebakaran baik menggunakan metode
APAR dan kain basah serta memadamkan kebakaran dengan menggunakan mobil
PMK. Tujuan dari adanya pelatihan ini tentu saja agar semua karyawan mampu
mengenal dan memahami penyebab terjadinya api/kebakaran dan mampu melakukan
penanggulangannya
kebakaran.

serta

mampu

melakukan

upaya

pencegahan

terjadinya

Anda mungkin juga menyukai