Anda di halaman 1dari 5

e-ISSN : 2614-5685

p-ISSN : 2614-5421

TINGKAT KEPATUHAN TIM BEDAH TERHADAP


PRINSIP ASEPSIS DI RUANG OK IGD
RSUP SANGLAH DENPASAR

Desak Gede Yenny Apriani


Program Studi S1 Keperawatan Ners STIKES Advaita Medika Tabanan
Korespondensi penulis: yennyapriani2004@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang dan tujuan: Asepsis adalah keadaan bebas dari mikroorganisme penyebab
penyakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya melalui teknik asepsis. Teknik asepsis adalah
segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Tindakan asepsis ini bertujuan untuk mengurangi
atau menghilangkan mikroorganisme yang terdapat pada permukaan benda hidup atau benda mati.
Tindakan ini meliputi aseptis, desinfektan dan sterilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kepatuhan tim bedah terhadap prinsip asepsis di ruang OK IGD RSUP Sanglah Denpasar.
Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah semua
tim bedah yang sudah dirata-ratakan dengan jumlah 24 responden, dengan tehnik total sampling.
Data dikumpulkan dengan metode observasi. Hasil: Didapat bahwa dari 24 responden tim bedah,
sebagian besar responden yang tidak patuh sebanyak 13 orang (54,2%) dan sebagian kecil
responden yang patuh sebanyak 11 orang (45,8%). Simpulan: Prinsip asepsis yang paling sering
diterapkan oleh tim bedah bedah yaitu pada alat pelindung diri. Prinsip asepsis yang paling sering
tidak diterapkan oleh tim bedah bedah yaitu (8%) penggunaan sepatu boot dan prilaku menyentuh
area pinggang ke bawah.

Kata kunci: Asepsis, Kepatuhan, Tim Bedah

1. Pendahuluan di Indonesia memiliki kewajiban untuk


Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
sakit mempunyai tugas menyelenggarakan 24 jam sehari sebagai salah satu persyaratan
pelayanan asuhan medis dan asuhan ijin rumah sakit. Menurut Herkutanto
keperawatan sementara serta pelayanan (2008), ketersediaan tenaga kesehatan dalam
pembedahan darurat bagi pasien yang datang jumlah yang cukup sesuai kebutuhan adalah
dengan gawat darurat medis. Pelayanan syarat yang harus dipenuhi. IGD memiliki
pasien gawat darurat adalah pelayanan beberapa bagian ruangan sesuai dengan
yang memerlukan pelayanan segera, yaitu tingkat daruratnya yakni terdapat triase
cepat, tepat dan cermat untuk mencegah bedah, triase medik,VK IGD dan kamar
kematian dan kecacatan. Salah satu indikator operasi IGD.
mutu pelayanan adalah waktu tanggap Kamar operasi atau kamar bedah yang
(respons time) (Depkes RI, 2011). lebih dikenal dengan OK singkatan dari
Ketentuan tentang pemberian bahasa belanda Operation Karmer adalah
pertolongan dalam keadaan darurat telah suatu unit khusus yang digunakan untuk
tegas diatur dalam Pasal 5l Undang- melakukan tindakan pembedahan, baik
Undang No.29/2004 tentang Praktik elektif maupun akut, yang dibutuhkan
Kedokteran, dimana seorang dokter keadaan steril (Departeman Kesehatan
wajib melakukan pertolongan darurat Republik Indonesia, 1993). Di dalam ruang
atas dasar prikemanusiaan. Rumah sakit bedah terdapat tim bedah terdiri dari: Ahli

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 13


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

Bedah, Asisten Ahli Bedah, Perawat operasi, penyebuhan luka operasi yang lama,
Istrumen (scrub nurse), Perawat sirkuler tim bedah mampu menularkan patogen
(circulating nurse), Ahli Anastesi, Perawat penyebab infeksi ke pasien, dan tim bedah
anatesi. Tim ini akan melakukan tindakan mampu terinfeksi oleh penderita (Bramth,
operasi, selama operasi berlangsung tim 2012). Untuk mencegah terjadinya kasus
bedah harus menjaga kesterilan lingkungan tersebut terdapat upaya untuk menanggulangi
operasi untuk mencegah terjadinya infeksi masalah tersebut maka diperlukannya
nosokomial atau infeksi luka operasi dengan kepatuhan dari setiap individu tim bedah
menerapkan prinsip asepsis sesuai dengan dalam melaksanakan prinsip asepsis sesuai
standar prosedur tindakan di ruang OK. dengan standar prosedur.
Asepsis ialah keadaan bebas dari Kepatuahan (adherence) adalah suatu
mikroorganisme penyebab penyakit. Teknik bentuk perilaku yang timbul akibat adanya
asepsis adalah segala upaya yang dilakukan interaksi antara petugas kesehatan dan pasien
untuk mencegah masuknya mikroorganisme sehingga pasien mengerti rencana dengan
kedalam tubuh yang kemungkinan besar akan segala konsekwensinya dan menyetujui
mengakibatkan infeksi (Smith, 2014). rencana tersebut serta melaksanakannya
Berdasarkan hasil survei dari World (Kemenkes RI, 2011). Menurut Smet (2004)
Health Organization (WHO) mendapatkan dalam Elmaliyawati (2010), kepatuhan
bahwa sekitar 5%-34% tim bedah melakukan adalah tingkat seseorang melaksnakan suatu
prosedur asepsis tidak sesuai standar saat cara atau berperilaku sesuai dengan apa yang
melakukan tindakan operasi. Studi terbaru disarankan atau dibebankan kepadanya.
tahun 2014 di Florida, Amerika Serikat Kepatuhan pelaksanaan prosedur tetap
menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan (protap) adalah untuk selalu memenuhi
operasi oleh tim bedah melakukan prosedur petujuk atau peraturan dan memahami etika
asepsis tidak sesuai standar sekitar 31 %. keperawatan di tempat perawat tersebut
Penelitian yang dilakukan oleh bekerja. Kepatuhan merupakan modal dasar
Satyanarayana et.al pada sebuah rumah sakit seseorang berperilaku. Menurut Kelma dalam
di India, hal ini menunjukan prevalensi tim Elmaliyawati (2010) dijelaskan bahwa
bedah dalam menerapkan tindakan asepsis perubahan sikap prilaku dan prilaku individu
tidak sesuai prosedur sebesar 3.9%. diawali dengan proses patuh, identifikasi, dan
Pada tahun 2015 Pengendalian dan tahap terakhir berupa internalisasi.
Pencegahan Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) Berdasarkan studi pendahuluan yang
Rumah Sakit Cipto Mangkusumo (RSCM) dilakukan di ruang OK IGD RSUP Sanglah
melaporkan bahwa terdapat prevalensi kasus pada tanggal 4 Juni 2018 didapatkan hasil
tim bedah melakukan tehnik asepsis tidak data survei dari 5 tim bedah yang melakukan
sesuai dengan prosedur sekitar 4,3%. Selain tindakan, satu tim bedah patuh terhadap
itu sejak 1 januari – 28 Februari 2011, prinsip asepsis dan empat tim bedah lainnya
Departemen Ilmu Bedah RSCM juga tidak patut terhadap prinsip asepsis.
melaporkan bahwa sekitar 10% tim bedah Berdasarkan latar belakang di atas
tidak melakukan prosedur asespsis sesuai maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat
dengan standar. Sementara itu, Komite kepatuhan tim bedah terhadap prinsip asepsis
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) di ruang OK IGD RSUP Sanglah Denpasar.
Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin
Achmad Provinsi Riau juga melaporkan 2. Metode Penelitian
persentase kasus pada tahun 2012 sebanyak Tempat penelitian ini dilaksanakan di
sekitar 1,04%. Dari kasus tersebut tentunya ruang OK IGD RSUP Sanglah Denpasar.
terdapat dampak yang ditimbulkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
Dampak yang ditimbulkan dari 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah
tindakan asepsis yang tidak sesuai dengan tim bedah di ruang OK IGD RSUP Sanglah
prosedur akan terjadi infeksi pada area luka dengan jumlah 24 responden tim bedah.

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 14


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

Teknik sampling yang dipakai dalam karakteristik setiap variabel penelitian. Pada
penelitian ini adalah total sampling. Adapun umumnya dalam analisis ini hanya
jumlah sampel yang digunakan dalam menghasilkan distribusi frekuensi dan
penelitian ini didapat sejumlah 24 responden persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,
tim bedah. 2010). Dari data tentang hasil pengukuran
Kriteria Inklusi adalah karakteristik tingkat kepatuhan tersebut dapat
umum subjek penelitian dari suatu populasi dikategorikan dalam 2 kategori yaitu patuh
target dan terjangkau yang akan diteliti dan tidak patuh.
(Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini yang
termasuk kriteria inklusi adalah tim bedah 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang melakukan scrub di ruang OK IGD RSUP Sanglah beralamatkan di Jalan
RSUP. Variabel dalam penelitian ini Diponegoro, Dauh Puri Kelod Denpasar
menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat Barat, Bali. Mulai dibangun pada tahun 1956
kepatuhan tim bedah terhadap prinsip asepsis dan diresmikan pada tanggal 30 Desember
di ruang OK IGD RSUP Sanglah Denpasar. 1959 dengan kapasitas 150 tempat tidur.
Lembar observasi digunakan untuk Pada tahun 1962 bekerjasama dengan FK
mengetahui kepatuhan tim bedah dalam Unud sebagai RS Pendidikan. Pada tahun
menggunakan prinsip asepsis. Alternatif 1978 menjadi rumah sakit pendidikan tipe B
jawaban “patuh” untuk prinsip asespsis yang dan sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk
diterapkan dan “tidak patuh” untuk prinsip Bali, NTB, NTT, Timor Timur (SK Menkes
asespsis yang tidak diterapkan. Penilaian RI No.134/1978).
kepatuhan tim bedah dalam melakukan Dalam perkembangannya RSUP
prinsip asepsis dibagi menjadi 2 kategori Sanglah mengalami beberapa kali perubahan
(Patuh dan Tidak patuh), Patuh: ≥75%- status, pada tahun 1993 menjadi rumah sakit
100%, Tidak patuh: < 75%. Cara swadana (SK Menkes No.
pengumpulan data dalam penelitian ini 1133/Menkes/SK/VI/1994). Kemudian tahun
adalah sebagai berikut: Mengajukan surat ijin 1997 menjadi Rumah Sakit PNBP
penelitian ke Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Pada
Advaita Medika Tabanan, melakukan tahun 2000 berubah status menjadi Perjan
observasi terhadap prinsip asespsis, (Perusahaan Jawatan) sesuai peraturan
memberikan lembar informed consent pemerintah tahun 2000. Terakhir pada tahun
menjadi responden. Setelah data terkumpul 2005 berubah menjadi PPK BLU
dilakukan pengolahan dan penyajian data. (Kepmenkes RI NO.1243 tahun 2005 tanggal
Analisis yang digunakan dalam 11 Agustus 2005) dan ditetapkan sebagai RS
penelitian ini adalah analisis univariate. Pendidikan Tipe A sesuai Permenkes 1636
Analisis univariate bertujuan untuk tahun 2005 tertanggal 12 Desember 2005.
menjelaskan atau mendeskripsikan

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin f %
Perempuan 9 37,5%
Laki-Laki 15 62,5%
Total 24 100%

Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar kecil responden berjenis kelamin perempuan
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 9 orang (37,5%).
sejumlah 15 orang (62,5%) dan sebagian

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 15


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi


Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi

Profesi f %
Mahasiswa Keperawatan 2 8,3%
Perawat 8 33,3%
Dokter Residen 14 58,3%
Total 24 100%

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa Strategi membagun Karakter Bangsa


sebagian besar responden berprofesi sebagai Berperadapan, Yogjakarta: Pustaka
dokter residen yaitu sejumlah 14 orang Pelajar.
(58,3%). Responden yang berprofesi sebagai
perawat sebanyak 8 orang (33,3%) dan Allegranzi, B et all. 2011. The First Global
terdapat 2 orang (8,3%) yang berprofesi Patient Safety Challenge “Clean
sebagai mahasiswa keperawatan. Care is Safer Care”: from launch to
current progress and achievements.
4. Simpulan Journal of Hospital infection.
Prinsip asepsis yang paling sering
diterapkan oleh tim bedah bedah yaitu pada Akdukman, D., Kim, E., Parks., Mutha, Jeffe,
alat pelindung diri. Dikarenakan bahwa B., and Fraser, J. (2007) Use of
perilaku kesehatan dan keselamatan kerja tim personal protective equipment and
bedah khususnya ruang operasi sangat operating room behavior in four
penting, karena tindakan tim bedah sekecil surgical subspecialties: personal
apapun dapat menimbulkan risiko terhadap protective equipment and behaviors
tim bedah dan pasien. in surgery. Journal of Infection
Prinsip asepsis yang paling sering Control and Hospital Epidemiology
tidak diterapkan oleh tim bedah bedah
terdapat pada pernyataan nomor enam dan Askar. 2011. analisis penyebab
Sembilan yaitu penggunaan boot dan prilaku keterlambatan dimulainyaoperasi
menyentuh area pinggang ke bawah. elektif di instalasi kamar bedah
Dari dua item yang paling tidak patuh rumah sakit otorita batam. EJurnal
dilakukan adalah penggunaan boot dengan Universitas indonesia
alasan jumlah terbatas yaitu 13 orang (59 %),
yang mengatakan alasan ketidaknyamanan Center for Disease Control. 2011. Diakses 4
dalam penggunaan boot dengan jumlah 9 Juni 2018.
orang (41%). Sedangkan menyentuh area http://www.cdc.gov/niosh/topics/emr
pinggang kebawah yang menyatakan alasan es/ppe.html.
ketidaksengajaan dengan jumlah 22 orang Cialdini R, Martin (2014). The Science of
(100%). Compliance, Arizona State
University , United States of
5. Refrensi America.
Aarabi, A., Effat, K., Hassan., Gholami.
2008. Health care personnel Depkes RI. 2008. Pedoman manajerial
compliance Pencegahan dan Pengendalian
with standards of eye and face Infeksi DI Rumah Sakit dan Fasilitas
protection and mask usage in Pelayanan Kesehatan Lainnya.
operating room. Iranian Journal of Jakarta : Departemen kesehatan
Nursing and Midwifery Research Republik Indonesia.
Agus Wibowo. 2012. , Pendidikan Karakter,

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 16


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

Doebbeling, et al. 2008. Removal of nursing. (9thed). Philadelphia :


Nosocomial Pathogens from the Lippincott
Contaminated Glove : Implication
for Glove Reuse and Handwashing,
Annals of Internal Medicin, Lowa.

Garner, J. & Favero, M. 2008. CDC guideline


for handwashing and hospital
enviromental control. Infection
Control.

Ganczak, M. and Szych, Z. 2007. Surgical


nurse and compliance with personal
protective equipment. Journal of
Hospital Infection.

Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebidanan


& Teknik Analisis Data. Jakarta
Salemba Medika.

Kementerian Kesehatan RI, 2012. Pedoman


Teknis Bangunan Rumah Sakit
Ruang Operasi.

Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia, 2011. Standar Akreditasi
Rumah Sakit. Jakarta.

M. Furqon Hidayatullah, 2010. Pendidikan


Karakter:Membangun Peradaban
Bangsa, Surakarta: Yuma Pressindo,
hlm.

Madyanti. 2012. perilaku penggunaan APD.


Skripsi: publikasi.

Masloman, A.P. 2015. Analisis Pelaksanaan


Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Kamar Operasi RSUD Dr.
Samratulangi Tondano. Ejournal
Universitas Samratulangi.
Mitchell, B. (2011). Compliance theory :
compliance, effectiveness and
behaviour change. University press:
Oxford.

Notoatmodjo. 2010. Metodelogi Penelitian


Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta
Rosdahl, C. Bunker, dan Marry T.
Kowalski. 2008. Textbook of basic

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 17

Anda mungkin juga menyukai