DATA
Pendahuluan
Kinetika Kimia
merupakan salah satu topik dalam kimia fisika, yang mencakup
DATA
DATA
• Chromatography,
• Mass spectrometry dan
• Spectroscopy.
DATA
a. Teknik kromatografi: liquid–liquid and gas–liquid
chromatography (GLC)
DATA
DATA
DATA
• Sampel yang dibutuhkan sangat sedikit, kecil dari 10-12
mol masih bisa dideteksi
DATA
Pada eksperimen spektroskopi,
Radiasi diserap (spektra absorpsi) atau diemisikan
(spektra emisi)
DATA
Penentuan konsentrasi
Menggunakan Hukum Beer,
Konsentrasi bisa ditentukan dari perubahan intensitas
radiasi yang melewati sampel.
I0 = intensitas datang
I = intensitas akhir.
DATA
Hukum Beer menghubungkan absorbansi dengan konsentrasi
spesies yang dimonitoring
A = c d
adalah koefisien absorpsi molekul
bergantung pada panjang gelombang dan identitas molekul
adalah panjang gelombang
d adalah panjang
c adalah konsentrasi
DATA
Contoh
Dalam 1,000 cm sel spektrofometer, larutan
C6H5CH=CHCCl2 dalam etanol dengan konsentrasi yang
diketahui memberikan nilai absorbansi sebagai berikut:
DATA
105 c
3
0,446
mol dm
Bagi kedua ruas dengan 105 dan bagi kedua ruas dengan
mol dm-3. Maka
0,446mol dm 3
c 0,446 x105 mol dm 3 4,46 x106 mol dm 3
105
DATA
2. Analisis Kinetika dari data eksperimental
Data eksperimental
Langkah pertama dalam analisis data adalah konversi
hasil eksperimental dengan membuat plot [reaktan]
terhadap waktu.
DATA
DATA
Laju reaksi menyatakan seberapa cepat [reaktan] berubah
dengan waktu.
c2 c1
= gradien garis AB
t 2 t1
DATA
yaitu pada saat c2-c1 0 dan t2-t1 0 dan menunjukkan
gradien tangen garis EF
DATA
Gradien EF adalah negatif tapi laju reaksi positif jadi
Laju reaksi = - gradien
Laju awal adalah laju saat pertama kali reaksi mulai berjalan
DATA
3. Kebergantungan Laju Pada Konsentrasi
Laju [reaktan]n
Laju = k [reaktan]n
DATA
• Jika n =1, reaksi adalah order pertama; jika n=2 reaksi
order kedua
• Jika n=3/2 reaki order ke tiga setengah; jika n =0 reaksi
orde ke nol
Laju = k [A][B]
DATA
Laju = k[P]2[Q]
DATA
Pengertian laju
1. Laju = k[reaktan] reaksi order pertama
• Jika konsentrasi bertambah dua faktor maka
laju juga bertambah dua faktor
• Jika konsentrasi bertambah enam faktor
maka laju juga bertambar enam faktor
2. Laju = k[reaktan]2 reaksi order kedua
• Jika konsentrasi bertambah dua faktor,
maka laju juga bertambah 22, yaitu empat
• Jika konsentrasi bertambah enam faktor
maka laju juga bertambah 62, yaitu 36
3. Laju = k[reaktan]0 reaksi order ke nol
• walaupun konsentrasi bervariasi, laju bernilai tetap
Jurusan Kimia FMPA Universitas Syiah Kuala
METODE EKSPERIMEN DAN PENANGANAN 24
DATA
4. Ungkapan Tetapan Laju, k
Satuan k bergantung pada order reaksi
• Reaksi order satu:
Laju = k [reaktan]
k = laju / [reaktan]
Satuan k adalah: mol dm 3 waktu 1 atau waktu-1
mol dm 3
• Reaksi order dua:
Laju = k[reaktan]2
K = laju/[reaktan]2
3 1
Satuan K adalah: mol dm waktu atau mol-1dm3waktu-1
mol dm 6
Jurusan Kimia FMPA Universitas Syiah Kuala
METODE EKSPERIMEN DAN PENANGANAN 25
DATA
• Reaksi orde ke nol
Laju = k
DATA
Pertanyaan.
a. Reaksi antara A + B adalah orde pertama untuk A dan
orde kedua untuk B. tentukan ungkapan tetapan lajunya
dan tentukan nilai k (waktu dalam menit)
b. Reaksi antara P dan Q adalah orde ke 3/2 untuk P dan
orde -1 untuk Q. Tentukan ungkapan lajunya dan
tentukan nilai k (waktu dalam menit)
DATA
Jawaban
a. Laju k A B
2
b. Laju k
P
3/ 2
Q
laju Q moldm3 min 1 moldm 3 3 / 2 1
k mol 1/ 2
dm min
P 3/ 2 mol 3 / 2 dm 9 / 2
DATA
Pertanyaan.
a. Jika k = 5,7 x 10-4 mol-1dm3s-1 hitung laju reaksi, jika A
dan B orde pertama pada saat [A] = 5,0 x 10-2 mol dm-3
dan [B] = 2,0 x 10-2 mol dm-3.
b. Jika [A] = 5,0 x 10-4 mol dm-3 dan [B] = 2,0 x 10-3 mol dm-
3
. Berapa lajunya?
c. Apa yang dapat disimpulkan dari soal a dan b?
DATA
Jawaban
a. Laju = k[A][B]
= 5,7 x 10-4mol-1dm3s-1 x 5,0 x 10-2moldm-3 x
2,0x10-2moldm-3
= 5,7 x10-7moldm-3s-1
b. Laju = k[A][B]
= 5,7 x 10-4mol-1dm3s-1 x 5,0 x 10-4moldm-3 x
2,0x10-2moldm-3
= 5,7 x10-10moldm-3s-1
c. Pada dua percobaan ini laju bergantung konsentrasi.
Jurusan Kimia FMPA Universitas Syiah Kuala
METODE EKSPERIMEN DAN PENANGANAN 30
DATA
5. Penentuan Orde Dan Tetapan Laju Dari Data
Eksperimental
Soal. Tentukan orde reaksi dan tetapan laju dari data berikut:
DATA
(a) Penentuan n:
- konsentrasi naik sebanyak 2 faktor, laju naik sebanyak 2
faktor.
- konsentrasi naik sebanyak tiga faktor, laju naik sebanyak
3 faktor.
Penentuan k:
Laju = k[reaktan] and k = laju/[reaktan]. Semua data
digunakan dan rata-ratanya adalah: k = 5,0 s-1.
DATA
(b) Penentuan n:
- konsentrasi naik sebanyak 2 faktor, laju naik sebanyak 4
faktor yaitu 22.
- konsentrasi naik sebanyak empat faktor, laju naik
sebanyak 16 faktor yaitu 42.
Penentuan k:
Laju = k[reactant]2 dan k = laju/[reaktan]2. Semua data
digunakan dan rata-ratanya adalah: k = 1,88 x 10-3 mol-1
dm3s-1
DATA
(c) Penentuan n:
- dengan variasi konsentrasi, laju sama.
Penentuan k:
Laju = k[reakatan]0 = k, Semua data digunakan dan
rata- ratanya adalah: k = 5,0 x 10-4 mol dm-3jam-1
DATA
6. Cara Sistimatis Dalam Menentukan Orde Dan
Tetapan Laju Berdasarkan Data Laju/Konsentrasi
Tabel data laju/konsentrasi (a) Reaksi A; (b) Reaksi B
DATA
DATA
DATA
DATA
DATA
Orde 2
DATA
2. Metode grafik log/log
Laju = k [reaktan]n
DATA
Contoh soal:
Gunakan metode grafik log/log untuk menentukan
orde dan tetapan laju reaksi berikut.
DATA
Jawaban:
Penentuan orde:
grafik loge laju vs
loge[reaktan]
DATA
Gambar diatas memperlihatkan reaksi orde 3/2 (dari slope).
Intersepnya adalah loge k. loge k dihitung dari loge laju = loge
k + n loge[reaktan], maka n = 3/2, k = 1.98 mol-1/2 dm3/2 menit-
1
.
DATA
3. Prosedur numerik
n
laju pada eksperimen 2 k konsentrasi pada eksperimen 2
k
laju pada eksperimen 1 konsentrasi pada eksperimen 1
Eksperimen 1 2 3
DATA
Jawaban:
a. Laju eksp 2/laju eksp 1 = (kons eksp 2/kons eksp 1)n
DATA
c. Laju eksp 3/laju eksp 2 = (kons eksp 3/kons eksp 2)n
DATA
Rata-rata
DATA
Reaksi Orde Pertama
Laju reaksi k A
d A
k A
dt
d A d A
kdt atau dengan memindahkan tanda negatif kdt
A A
DATA
x1
dx
x x log e xt log e xo
0
dx x 0
0
DATA
DATA
DATA
Soal
Tunjukkan bahwa dekomposisi N2O mengikuti kinetika
orde satu dan tentukan tetapan laju dan waktu paruh.
DATA
Jawaban
DATA
Poin tambahan untuk reaksi orde satu
Persamaan laju orde pertama
DATA
DATA
Reaksi orde kedua
Laju reaksi
DATA
Integral standar:
DATA
DATA
Waktu paruh untuk reaksi orde kedua
Pada waktu paruh pertama,
DATA
Jawaban: Tentukan nilai 1/[A]t dan plot-kan 1/[A] terhadap t
DATA
Poin tambahan untuk reaksi orde kedua
Laju
DATA
Reaksi Orde Ke-nol
Laju Reaksi
Integral standar
DATA
DATA
Waktu paruh untuk reaksi orde ke-nol
Pada waktu paruh pertama, t1/2
DATA
Ungkapan Laju untuk Orde Reaksi Lainnya
Persamaan diferensial Persamaan terintegrasi Grafik Waktu paruh
DATA
Reaksi Orde-Pseudo
Umumnya, reaksi A + B produk,
mempunyai persamaan laju
Laju k A B
atau
DATA
Cara untuk menyelesaikan kesulitan ini; Jika
pengaruh [B] tehadap laju dibuat konstan, maka
pengaruh [A] terhadap laju bisa dipelajari tanpa terikat
[B]. Caranya adalah dengan membuat salah satu
konsentrasi berlebih.
Jika [B] berlebih dan konstan selama reaksi, maka [B]β
juga konstan selama reaksi , maka bisa ditulis
Laju k '[ A]
k’ disebut tetapan laju-pseudo, maksudnya “sebagai jika”
Maka
Laju k '[ A]
DATA
Laju k '[ B ]
DATA
Soal:
Hidrolisis ester dengan adanya katalis merupakan orde
pertama terhadap H3O+ dan ester. Dalam eksperimen
[H3O+] dijaga tetap berlebih pada 0,0100 mol dm-3 dan orde
pertama diperoleh k’ = 5,0 x 10-1. Hitung tetapan laju orde
kedua yang sebenarnya.
DATA
Jawaban
Laju
DATA
Laju = k[A][B]
DATA
Soal:
Laju reaksi antara A dan B bergantung pada konsentrasi
keduanya A dan B. Dalam suatu eksperimen data berikut
ini diperoleh ketika konsentrasi awal adalah:
DATA
Tentukan orde untuk A dan tetapan orde pseudo, k’.Dalam
eksperimen berikutnya, B masih dalam jumlah yang
berlebih, k’ bervariasi dengan konsentrasi B yang berbeda
seperti berikut,
DATA
Jawaban
Laju bergantung pada [A]
• Konsentrasi bertambah dua kali, laju bertambah empat
kali, 22
• Konsentrasi bertambah tiga kali, laju bertambah
sembilan kali, 32
Reaksi merupakan orde kedua terhadap [A]
Maka Laju = k’[A]2 dan k’ = laju/[A]2
DATA
Laju bergantung pada [B]
Laju =
Prosedur sistimatik yang digunakan adalah plot log-log
untuk mendapatkan
nilai m dan k. log k’ =log k + m log [B] dan plot log k’
terhadap log [B] adalah linear dengan slop = m dan
intersep = log k
Dalam contoh ini kebergantungan tetapan laju k’ terhadap
[B] jelas terlihat,
Konsentrasi naik dua kali, tetapan laju naik dua kali
Konsentrasi naik tiga kali, tetapan laju laju naik tiga kali
DATA
1. Pendahuluan
Secara MAKROSKOPIS
kesetimbangan reaksi tercapai jika: tidak ada lagi
perubahan yang terjadi, dan sifat sifat sistem (suhu,
tekanan, komposisi, energi, dsb) tidak berubah dengan
waktu.
Secara MIKROSKOPIS,
molekul-molekul selalu bergerak dan saling
bertumbukan, sehingga reaksi masih terus
berlangsung, dengan laju reaksi kekanan sama
dengan laju reaksi kekiri.
dG = idni
= 1dn1 + 2dn2 + …
Potensial kimia setiap zat dalam suatu campuran bergantung pada tekanan dan
konsentrasi
• Campuran Gas
• Campuran Larutan
i
Vi
Pi T
di= VidPi = RT d ln Pi
i = i + RT ln Pi
GAS NYATA
di = RT d ln fi
i = io + RT ln fi
fi = i Pi
i = koefisien fugasitas
Ditentukan berdasarkan cara yang mirip dengan penentuan faktor daya mampat, yaitu
melalui suatu diagram umum koefisien fugasitas
b. Dalam Larutan
i = io + RT ln ci
i = io + RT ln ai
ai = i ci
3. Syarat Kesetimbangan
A + B C + D
Jika dnA mol A bereaksi, maka pada waktu yang sama akan bereaksi pula dn B
mol B dan akan terbentuk dnC mol C dan dnD mol D.
dni
dni i d atau d
i
Reaksi akan mencapai kesetimbangan jika dG=0 dan ini berarti bahwa
G (i i ) 0
Kesimpulan
A B C d
4. Isoterm Reaksi
A + B = C + D, perubahan energi bebas reaksi, pada T dan P tetap, diberikan
oleh:
G C D A B
( RT ln aC ) ( RT ln a D )
0
C
0
D
( A0 RT ln a A ) ( B0 RT ln a B )
( Co Do Ao Bo )
atau
a .a
G G 0 RT ln C D
a A .a B
a .a
0 G 0 RT ln C D
a A .a B
a .a
G RT ln RT ln K
0 C D
a A .a B kes
Karena ∆G0 hanya bergantung pada suhu, maka tetapan kesetimbangan K juga hanya
bergantung pada suhu
G o RT ln K p
Dan,
PC .PD
Kp
PA .PB kes
C C .C D
KC
C A .C B kes
G o RT ln K C
f .f
C PC D PD
C . D PC .PD
K C D
f .f
A B
A PA B PB
A . B PA .PB
K K P
K 1 sehingga K = KP
K P K C RT
n
Contoh Soal
Gas nitrogen dan gas hidrogen dicampurkan dalam perbandingan mol 1:3 dan
dibiarkan mencapai kesetimbangan, ½N2 + 3/2H2 = NH3, pada 4500C. Dalam keadaan
ini ternyata jumlah amonia ialah 53,6% pada tekanan total 600 atm. Jika diketahui
koefisien fugasitas dari nitrogen, hidrogen dan amonia berturut-turut ialah 1,35; 1,19
dan 0,85, hitung KP, KC dan K bagi kesetimbangan ini.
Jawab:
Dalam kesetimbangan
PH 2 = 0,75(600-321,6) = 208,8atm
PNH 3 321,6 1
Kp 0,0128atm
PN1/2 2 .PH32/ 2 69,6 . 208,8
0,5 1, 5
K P K C RT
n
Kp
KC
RT n
n 1 / 2 3 / 2 1 1
0,0128
KC 2,16
0,0821.723 1
K K K P
NH 0,85
3
KP .0,0128
1/ 2
N2 . 3/ 2
H2 1,35 .1,19
0,5 1, 5
0,0072atm 1
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi gas, A=B, ialah 0,10 pada 300 K. Hitung: (a)
ΔGo, (b) ΔG pada pembentukan 1 mol B pada 1 atm dari A pada 20 atm. Apakah
reaksi pada (b) berjalan spontan?
G = H – T. S
H 298
0
H 0f CH 4 H 0f H 2O H 0f CO
= -74,81 + (241,82) – (-110,53)
= -206,10 kJ
S 298
0
S 0 CH 4 S 0 H 2O S 0 CO 3S 0 H 2
= 186,16 +188,72 -197,56 – 3.(130,57)
= -214,39 J/K
G298
0
H 298
0
TS 298
0
= -206,10 – 298.(-214,39).10-3
= -142,21 kJ
H 0f S0
CO(g) -110,525 197,6
H2O(g) -241,818 188,7
CO2(g) -393,505 213,6
H2(g) - 130,6
Untuk reaksi
A + B ↔ C + D
G 0 GC0 G D0 G A0 G B0
G298
0
G 0f CH 4 G 0f H 2 O G 0f CO
= -50,75 + (-228,59) – (137,15)
= -142,19 kJ
G298
0
G 0f Ag G 0f Cl G 0f AgCl
= 55,67 kJ
a
.a
G RT ln RT ln K
0 C D
a A .a B kes
PC .PD
Kp
PA .PB kes
C C .C D
KC
C A .C B kes
Jurusan Kimia FMPA Universitas Syiah Kuala
KESETIMBANGAN KIMIA 11
1
Contoh soal:
0,204
KP
2,449 0,5 7,347 3,5
= 6,55 x 10-3
K K K P
= 0,995 x 0,00655
= 6,52 x 10-3
Contoh:
G298
0
G 0f CaO G 0f CO2 G 0f CaCO3
= 130,44 kJ
G 298
0
ln K 298
RT
= -130440/(8,31)(298)
K = 1,23 x 10-23
g
1 0
T
G H 298
0
Nilai fungsi ini dapat dihitung dari data spektroskopi atau dari data kalorimetri, terutama
digunakan untuk menghitung tetapan kesetimbangan pada suhu tinggi.
Untuk reaksi A + B ↔ C + D
1
T
G 0 H 298
0
Karena G o RT ln K
Maka
1 H 298
0
ln K g
R T
g g CH 4 g H 2O g CO 3 g H 2
= -209,267-206,614-9-212,735)-3(-145,427)
= 233,135 J/K
H 298
0
H 0f CH 4 H 0f H 2 O H 0f CO
= -74,873 - 241,827 - (-110,529)
= -206,171 kJ
1 206171
ln K 233,135)
8,31 1000
K 1000 0,04
G 0
Berdasarkan persamaan
ln K
RT
Diferensiasi persamaan ini terhadap suhu pada P tetap
adalah
G 0
d
d ln K 1 T
dT RT dT
1 G 0 H 0
d
dT T T2
maka
d ln K H 0
dT RT 2
d ln K C H 0
2
dT RT
Contoh soal:
Jawab:
H 0
d ln K 2
dT
RT
Integrasi
C 11,1645
4511
ln K 11,1645 343 ln T 3,55 x10 4 T
T
4511
ln K 11,1645 3,43 ln 450 3,55 x10 4.450
450
K 1,08
Kedudukan kesetimbangan
komposisi berubah
KESETIMBANGAN BARU
PERGESERAN KESETIMBANGAN
(a) Perubahan konsentrasi atau tekakan parsial satu atau lebih zat dalam campuran
reaksi; dalam hal ini tetapan keszetimbangan tidak berubah.