Disusun Oleh:
Haya Fathana
1908203010006
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
2.2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
2.3. Tujuan ...................................................................................................................... 2
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan bermacam-macam nikmat, terutama nikmat iman dan nikmat islam yang tidak
semua manusia mendapatkannya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke
zaman yang penuh dengan ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Kalibrasi dan
Validasi Alat (HPLC dan Spektrofotometer UV-Vis, Pada mata kuliah Pengelolaan
Laboratorium. Mata kuliah ini merupakan salah satu matakuliah wajib pada magister kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Validasi terhadap suatu metode analisa juga menjadi faktor penting karena
hanya metode analisa yang telah dibuktikan validitasnya maka hasil pengukurannya
bisa dipertanggung jawabkan dan dipergunakan sebagai landasan dalam
perhitungan berikutnya (Sugihartini et al., 2014). Validasi merupakan suatu proses
dokumentasi atau pembuktian bahwa metode analisis menghasilkan data analitik
yang dapat diterima untuk tujuan penggunaannya adalah menentukan standar
minimum yang merupakan spesifikasi dari metode untuk tujuan yang ingin dicapai
(Christian, 2004). Parameter analitik yang diperlukan untuk validasi dapat
bervariasi bergantung pada tipe prosedur analitik seperti terlihat pada Tabel
dibawah ini:
3
Kategori I merupakan metode analitik untuk kuantitasi komponen maupun
substansi bahan baku atau bahan aktif dalam suatu sampel. Kategori II meliputi
parameter metode analitik untuk menentukan campuran dalam substansi bahan
baku atau komponen sisa pada suatu sampel. Sedangkan kategori III adalah metode
analitik yang menetukan performa karakteristik. Proses validasi biasanya meliputi
pengujian parameter-parameter selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, sensitivitas,
rentang, limit of detection (LOD) dan limit of quantification (LOQ) (Harmita,
2004).
4
hanya digunakan ketika pelaksanaan pelatihan para laboran yang bertanggung
jawab dalam melakukan operasi alat tersebut.
Terdapat 5 komponen dasar HPLC yaitu Wadah Fase gerak yang digunakan
untuk menampung fasa gerak hingga 2 liter, Pompa yang digunakan untuk
mengalirkan fasa gerak, Injektor yang digunakan untuk menyuntikan sampel ke
fasa gerak yang mengalir menuju kolom, kolom dan fase diam yang digunakan
sebagai tempat berlangsungnya proses pemisahan solute/analit, detector digunakan
untuk mendeteksi analit secara spesifik dan selektif.
HPLC merupakan alat instrumen yang harus dikalibrasi, hal ini dikarenakan
HPLC memiliki masa dimana akan menunjukkan hasil yang tidak optimal. Dan
kalibrasi perlu dilakukan supaya tidak didapatkan penyimpangan yang dapat
menimbulkan nilai koreksi pada alat. Berdasarkan persyaratan tambahan untuk
akreditasi laboratorium pengujian kimia dan biologi, jaminan mutu peralatan yang
digunakan dalam laboratorium pengujian kimia dan biologi yang dikeluarkan oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN) Januari 2004, memberikan rekomendasi
frekuensi normal dari kalibrasi atau pengecekan kinerja peralatan yang pada
umumnya digunakan dalam bidang pengujian kimia atau biologi. Frekuensi
kalibrasi yang direkomendasikan cukup memadai apabila kriteria berikut ini
dipenuhi. Adapun kriteria tersebut yaitu:
5
1. Peralatan mempunyai kualitas yang baik dan kestabilan yang telah
dibuktikan dengan rekaman yang memdai
2. Laboratorium memiliki peralatan yang diperlukan dan staf yang kompeten
serta keahlian untuk melaksanakan pengecekan internal yang memadai
3. Apabila kriteria diatas tidak terpenuhi maka frekuensi kalibrasi harus lebih
sering
Frekuensi kalibrasi dan validasi pada HPLC juga sangat bergantug kepada
frekuensi penggunaan HPLC tersebut. Semakin sering alat tersebut digunakan
maka semakin sering pula dikalibrasi.
6
2.2.2 Prosedur Kalibrasi HPLC
7
• Hitung akurasi flow rate dengan rumus = 1/3 {(A/300) + (B/600) +
(C/1200) } x 100 %, dimana :
• A = penyimpangan waktu ( dalam detik ) dari waktu 5 menit
• B = penyimpangan waktu ( dalam detik ) dari waktu 10 menit
• C = penyimpangan waktu ( dalam detik ) dari waktu 20 menit
• Akurasi flow rate harus <3%.
• Lakukan hal yang sama untuk pump B, C, dan D
Tes Akurasi Komposisi Gradient
• Siapkan Erlenmeyer 500 ml dan isis dengan methanol yang telah disring
dengan filter 0.4, masukan selang pump A ke dalam Erlenmeyer tersebut.
• Siapkan Erlenmeyer 500 ml dan isi dengan larutan propyl paraben dalam
methanol dengan konsentrasi 10 mg/ml, masukkan selang pump B ke
dalam Erlenmeyer tersebut.
• Lakukan priming untuk kedua solvent tersebut
• Sambungkan tubing outlet injector ke detector ( tanpa column dan pre
column ).
• Atur set up pump sebagai berikut
No Time Flow %A %B Curva
1 0.00 2.00 100 0 *
2 2.00 2.00 90 10 11
3 4.00 2.00 80 20 11
4 6.00 2.00 70 30 11
5 8.00 2.00 60 40 11
6 10.00 2.00 50 50 11
7 12.00 2.00 40 60 11
8 14.00 2.00 30 70 11
9 16.00 2.00 20 80 11
10 18.00 2.00 10 90 11
11 20.00 2.00 0 100 11
12 22.00 2.00 100 0 11
13 25.00 2.00 100 0 11
• Klik detector VWD
• klik set up VWD signal
• set Wave length = 257 nm
• Klik run control
• Klik sample info lalu isikan nama sampel dan nama file
• Lakukan injeksi methanol, tunggu hingga 25 menit
8
• Setelah didapatkan kromatogram , lakukan integrasi dengan parameter
sebagai berikut
Minimum area 0
Minimum 0
height
Peak width Di set sehingga satu level diwakilinoleh satu
puncak (ada RT-nya)
Peak treshold Di set sehingga satu level diwakili oleh satu
puncak (ada RT-nya)
Pada integration event, lakukan force baseline by time mulai
0.0 menit -25 menit
9
• set panjang gelombang = 272 nm.
• Pasang coloumn ODS STR-II 250 L x 4.0 mml. D, mobile phase
aquabidest 85% acetonenitrile 15%, flow rate 0.8 ml/min, suhu
column 36˚C
• Injekkan masing-masing standard dan print hasil kromatogramnya
• Hitung sensitifity dengan cara membagi pembacaan absorbens
• membagi pembacaan absorbens dengan konsentrasi larutan
masing-masing dan catat pada column sensitivity.
• Hitung % RSD dari coloumn sensitivity
• Hasilnya harus <5%
• Buat kurva yang menghubungkan konsentrasi dengan area
• Hitung nilai korelasinya nilai min adalah 0.99900
Stabilitas Temperatur, Tekanan dan Noise
• Pasang column ODS STR-II 250 L x 4.0 mml. D, mobile phase
aquabidest 100%, flow rate 1.0 ml/min , suhu column 36˚C
• Set panjang gelombang = 254 nm. Stop time 10 min.
• Run method tanpa menginajk apapun dan print hasil
kromatogramnya
• Amati nilai Wander dan drift pada kromatogram, nilai Wander
(mAU) maksimum 0.2 mAU dan nilai drift maksimum 0.5
mAU/h.
• Untuk temperature stability, nlai selisih temperature maksimum
adalah 0.5˚C
• Untuk temperature stability, nilai selisih temperature maksimum
0.5˚C
• Sedangkan untuk pressure stability, nilai selisih makimum 5%
10
senyawa analit terpisah dari senyawa-senyawa yang lain adalah lebih besar dari 1,5.
Resolusi dihitung dengan rumus:
Linearitas ditentukan dengan nilai koefisien korelasi (r) yang diperoleh dari
AUC baku sampel yang diplotkan terhadap konsentrasi baku. Nilai r yang
dipersyaratkan adalah lebih besar dari 0,999. Sedangkan rentang diperoleh dari
konsentrasi terendah hingga tertinggi baku sampel yang memberikan akurasi,
presisi dan linearitas yang baik
11
Gambar 2. Hasil Kalibrasi HPLC di Laboratorium Instrumentasi Kimia, Jurusan
Kimia, FMIPA. Unsyiah.
2.2.4. Resiko yang Terjadi Jika Tidak Dilakukannya Kalibrasi Pada HPLC
12
diperlakukan atau derivatisasi, misalnya penambahan reagen dalam pembentukan
garam kompleks dan lain sebagainya. Unsur diidentifikasi melalui senyawa
kompleksnya.
Dalam ISO 17025 (2005) butir 5.5 di nyatakan bahwa alat uji yang
menentukan hasil pengukuran harus dikalibrasi. Spektrofotometer UV-VIS
merupakan alat utama maka harus di kalibrasi. Kalibrasi instrumen
Spektrofotometer meliputi: Akurasi Panjang Gelombang, Akurasi fotometri,
Resolution, Kebocoran sinar/Straylight, Base line Stability, base line flatnest, dan
akurasi detektor.
13
Kimia bukan hanya digunakan pada keperluan penelitian saja, melainkan juga
dalam praktikum kimia fisika, kimia anorganik dan instrumentasi kimia.
14
sampai dengan 650 nm. Jika memakai filter Holmium Oxide cair, set scan
panjang gelombang 240 nm sampai 645 nm. Perulangan 10 x scan
15
kekhususan validasi, maka validasi alat perlu dilakukan tersendiri.
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Kelebihan spektrofotometer adalah panjang gelombang dari sinar polikromatis
lebih terseleksi karena spektrofotometer dilengkapi dengan monokromator seperti
prisma, grating, atau celah optis (Khopkar, 2003).
Metode validasi yang akan dibahas dalam makalah ini diambil dari jurnal yang
berjudul “Validasi Spektrofotometer Uv-Vis Pada Analisis Formalin Di Poltekkes
Kemenkes Pontianak” (2019). Pengerjaan sampel dilakukan dengan urutan
pembuatan reagen dan larutan standar formalin, pembuatan larutan standar dengan
cara manual kemudian dilakukan pengukuran absorbansi formalin secara
spektrofotometer, penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva
standar (linearitas), pemeriksaan kadar formalin dalam sampel (standar formalin).
Reagen yang diperlukan yaitu larutan asam Kromatofat 0.5% dengan larutan
standar Formalin 1000 ppm, 100 ppm, 10 ppm, 5 ppm, 4 ppm, 3 ppm, 2 ppm, 1
ppm, dan 0 ppm. Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan cara larutan
standar formalin 10 ppm diukur dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang mulai dari 490 nm sampai dengan 590 nm dengan rentang tiap 10 nm
yang dipersempit mengikuti nilai absorban. Panjang gelombang maksimum
merupakan nilai absorbansi yang paling tinggi. Pembuatan kurva standar dilakukan
dengan menggunakan deretan standar formalin 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10 ppm
yang ditambah dengan pereaksi kemudian diukur nilai absorbansinya dengan
spektrofotometer UV-Vis kemudian dibuat kurva hubungan antara konsentrasi dan
absorbansi sehinggga dapat ditarik secara linier. Kadar formalin didapatkan dari
absorban dalam sampel yang dihubungkan dengan menggunakan kurva dan rumus
(absorban standar dibagi absorban sampel dikali kadar standar).
16
DAFTAR PUSTAKA
Christian, G.D., 2004, Analytical Chemistry, John Wiley and Sons, Inc., Danvers,
pp.126
Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya,
Majalah Ilmu Kefarmasian, 1(3), 117-135.
Irawan A., 2019. Kalibrasi Spektrofotometer Sebagai Penjaminan Mutu Hasil
Pengukuran Dalam Kegiatan Penelitian Dan Pengujian. Indonesian Journal
of Laboratory. 1(2): 1-9
Kenkel John, 2014, Analytical Chemistry for Technicians, Fourth Ed. CRC Press,
New York.
Modul Kursus“Pengecekan Kalibrasi Antara dan Verifikasi Peralatan Dalam
Laboratorium Pengujian Sesuai Dengan SNI ISO/IEC 17025;2008”
RCChem Learning Centre Bandung 7-11 Nopember 2011.
Snyder, L., Kirkland, J., dan Dolan, J., 2010, Introduction to Modern Liquid
Chromatography, Third Edition, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, pp.
307.
Sugihartini N., Fudholi A., Pramono S. dan Sismindari. 2014. Validasi Metode
Analisa Penetapan Kadar Epigalokatekin Galat Dengan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi. Pharmaҫiana, Vol. 4, No. 2, 2014: 111-115.
Laboratorium Kalibrasi, PT Anugerah Sejahtera, Bogor, Jawa Barat, PS-HPLC-01.
17