NIM : 1908203010006
Journal Resume about NMR
Sarra Abbad, Zhenhai Zhang, Ayman Y. Waddad1, Were L. L. Munyendo1, Huixia Lv, and Jianping
Zhoul.
Pemberian insulin pada pasien masih banyak sekali hambatan. Salah satunya seperti
pemberian insulin dengan menggunakan suntikan, hal ini dapat membuat pasien merasakan sakit
dan trauma yang disebabkan suntikan. Pada saat ini pemberian insulin secara oral sedang
dikembangkan, namun pemberian secara oral ini dibatasi oleh degradasi insulin yang buruk
melalui mukosa usus.
Baru-baru ini, kompleks polielektrolit berukuran nano yang dibuat dari protein dan
polimer alami telah menarik perhatian untuk diaplikasikan sebagai pengantar protein, karena
dispersi partikel yang memiliki muatan kationik yang stabil. kompleks tersebut memiliki
keuntungan karena pada saat preparasi tidak memerlukan sonikasi ataupun pelarut organic yang
dapat memicu kerusakan pada obat.
Kitosan telah banyak digunakan dalam system pengantar obat karena sifatnya yang
nontoksit, biokompatibilitas dan biodegradable. yang terpenting, kitosan memiliki gugus amino
yang bermuatan positif yang memudahkan proses pengantaran molekul obat anionic, terutama
dengan pembentukan PEC (Polyelectrolyte complexes) antara kitosan dan obat berbasis protein.
kitosan tidak larut pada pH netral dan basa, yaitu kondisi yang lazim di usus karena deprotonasi
dari gugus amino yang menyebabkan hilangkanya karakteristik mukoadhesifnya. Namun,
hadirnya gugus pada asam amino dalam kitosan dapat meningkatkan sifat fisiokimia seperti
kelarutan dan mukoadhesif dan menimbulkan beberapa efek sinergis yang berguna dalam
pengantar obat. pengantar ini dapat mengarah pada karakteristik biomedis yang bermanfaat
seperti sifat antimikroba, antikoagulan dan anti kolesterol.
Meskipun sudah ada penelitian mengenai PEC berbasis kitosan dan arginin atau histidin,
namun belum ada penelitian yang melapokan modifikasi kitosan dengan asam amino kationik
untuk membentuk kompleks dengan insulin sebagai system oral dalam pengantar obat. Konjugat
N-arginin-kitosan (ACS) dan N-histidin-kitosan (HCS) dibuat dengan cara menggabungkan
secara kimia arginin dan histidin dengan kitosan. Untuk mengatasi tantangan inheren deprotonasi
kitosan pada pH fisiologis, asam amino kationik dicangkokkan ke kitosan sebagai kemungkinan
sistem pengiriman oral insulin yang baru dan berhasil.
Struktur polimer yang disintesis ditentukan dengan FT-IR dan NMR H1 seperti yang
tertera pada gambar 1 dan 2. Masing-masing dibandingkan dengan kitosan tanpa modifikasi,
terjadi beberapa perubahan pada data FT-IR yaitu munculnya pita baru pada bilangan gelombang
1555 cm-1 dan 1565 cm-1 yang disebabkan adanya ikatan amida yang menghubungkan kitosan
dengan arginin dan histidin. Hal ini menanakan bahwa arginin dan histidin berhasil digabungkan
dengan kitosan.