Anda di halaman 1dari 3

Nama : Haya Fathana

NIM : 1908203010006
Journal Resume about NMR

Chitosan-Modified Cationic Amino Acid Nanoparticles as a Novel Oral


Delivery System for Insulin

Sarra Abbad, Zhenhai Zhang, Ayman Y. Waddad1, Were L. L. Munyendo1, Huixia Lv, and Jianping
Zhoul.

Journal of Biomedical Nanotechnology


Vol. 11, 486–499, 2015

Pemberian insulin pada pasien masih banyak sekali hambatan. Salah satunya seperti
pemberian insulin dengan menggunakan suntikan, hal ini dapat membuat pasien merasakan sakit
dan trauma yang disebabkan suntikan. Pada saat ini pemberian insulin secara oral sedang
dikembangkan, namun pemberian secara oral ini dibatasi oleh degradasi insulin yang buruk
melalui mukosa usus.

Baru-baru ini, kompleks polielektrolit berukuran nano yang dibuat dari protein dan
polimer alami telah menarik perhatian untuk diaplikasikan sebagai pengantar protein, karena
dispersi partikel yang memiliki muatan kationik yang stabil. kompleks tersebut memiliki
keuntungan karena pada saat preparasi tidak memerlukan sonikasi ataupun pelarut organic yang
dapat memicu kerusakan pada obat.

Kitosan telah banyak digunakan dalam system pengantar obat karena sifatnya yang
nontoksit, biokompatibilitas dan biodegradable. yang terpenting, kitosan memiliki gugus amino
yang bermuatan positif yang memudahkan proses pengantaran molekul obat anionic, terutama
dengan pembentukan PEC (Polyelectrolyte complexes) antara kitosan dan obat berbasis protein.
kitosan tidak larut pada pH netral dan basa, yaitu kondisi yang lazim di usus karena deprotonasi
dari gugus amino yang menyebabkan hilangkanya karakteristik mukoadhesifnya. Namun,
hadirnya gugus pada asam amino dalam kitosan dapat meningkatkan sifat fisiokimia seperti
kelarutan dan mukoadhesif dan menimbulkan beberapa efek sinergis yang berguna dalam
pengantar obat. pengantar ini dapat mengarah pada karakteristik biomedis yang bermanfaat
seperti sifat antimikroba, antikoagulan dan anti kolesterol.

N-Arginine-chitosan sebagai biomaterial antikoagulan telah banyak dipelajari untuk


aktivitas antibakteri. Namun, N-Arginine-chitosan sangat larut pada pH netral karena gugus
kationik amino dan guanidinium arginin memilik nilai pKa sekitar 9,0 dan 12,5. selain itu baru-
baru ini peneliti melaporkan bahwa arginin-kitosan adalah penambah permeasi yang efektif
untuk pengantar transdermal adefovir.

Mirip dengan N-Arginine-chitosan, N-Histidin-chitosan telah menunjukan efisiensi


transfeksi yang baik. Histidin memiliki pKa sekitar 6. dengan demikian, histidin mampu
menyerap proton dan memiliki kapasitas buffer dalam kisaran pH endosom (5-6,5). Hisidin juga
mmiliki 2 gugus kationik dengan pKa sebesar 9,33 yang dapat memberikan muatan positif pada
N-Histidin_Kitosan dalam pH usus.

Meskipun sudah ada penelitian mengenai PEC berbasis kitosan dan arginin atau histidin,
namun belum ada penelitian yang melapokan modifikasi kitosan dengan asam amino kationik
untuk membentuk kompleks dengan insulin sebagai system oral dalam pengantar obat. Konjugat
N-arginin-kitosan (ACS) dan N-histidin-kitosan (HCS) dibuat dengan cara menggabungkan
secara kimia arginin dan histidin dengan kitosan. Untuk mengatasi tantangan inheren deprotonasi
kitosan pada pH fisiologis, asam amino kationik dicangkokkan ke kitosan sebagai kemungkinan
sistem pengiriman oral insulin yang baru dan berhasil.

Pembahasan mengenai hasil karakterisasi NMR pada polimer

Struktur polimer yang disintesis ditentukan dengan FT-IR dan NMR H1 seperti yang
tertera pada gambar 1 dan 2. Masing-masing dibandingkan dengan kitosan tanpa modifikasi,
terjadi beberapa perubahan pada data FT-IR yaitu munculnya pita baru pada bilangan gelombang
1555 cm-1 dan 1565 cm-1 yang disebabkan adanya ikatan amida yang menghubungkan kitosan
dengan arginin dan histidin. Hal ini menanakan bahwa arginin dan histidin berhasil digabungkan
dengan kitosan.

Dalam spektrum NMR H1 pada Arginin-Kitosan, proton arginin metilen- CH2NHCNHNH2


muncul pada 2,91 ppm, menunjukan adanya pergeseran pada kompleks. Resonansi yang diamati
pada 3,46 ppm dikaitkan dengan proton arginin metilen NHCOCH (NH 2 (CH2) 3C (NH)2 NH2.
dalam spektrum Histidin-Kitosan, puncak histidin metilen –CHCH2CCHNH diamati pada 2,9
ppm, dan proton imidazol H5dan H6 masing-masing muncul pada 7,361 ppm dan 8,664 ppm.
puncak baru pada Arginin-Kitosan dan Histidin-Kitosan yang tidak ada pada kitosan murni,
arginin murni, dan histidin murni, merupakan tanda keberhasilan konjugasi kitosan dan asam
amino. dengan demikian senyawa baru berhasil terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai