Anda di halaman 1dari 4

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

 
 
6.1.   PENGERTIAN.
 
Keselamatan Pasien / Patient Safety  adalah keadaan dimana pasien bebas dari harm atau
cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial, penderitaan, cacat,
kematian dan lainnya, yang  seharusnya tidak terjadi.
Di Laboratorium , Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur operasional yang
sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus ditaati, tidak ada kesalahan
sampling / specimen, tidak ada kesalahan analisa,  tidak ada kesalahan pencetakan hasil dan
penyerahan hasil , serta tidak ada kesalahan ekspertisi hasil. Melaporkan segera nilai kritis
kepada dokter pengirim merupakan salah satu tindakan untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang dipakai adalah fasilitas
yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar bangunan, mebeler, peralatan pengambilan
specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat yang menunjang mutu dan
keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksio nosokomial yang
berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara mengikuti standar pengendalian
infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan alat pengaman diri ( APD ).
 

6.2.   TUJUAN.
 
6.2.1.   TUJUAN UMUM :
 
Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium RS 
 

6.2.2.   TUJUAN KHUSUS :


 
1. Menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan di Laboratorium RS
2. Mengumpulkan , menganalisa , mengevaluasi data dan mengusulkan jalan keluar
pemecahan KNC, KTD dan Sentinel Event yang terjadi yang berhubungan dengan
laboratorium
3. Menganalisa resiko klinis dari suatu sistem yang diterapkan di Laboratorium
 

6.3.   TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN.


Tata laksana keselamtan pasien di laboratorium adalah sebagai berikut:
1. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO)
2. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laboratorium
3. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak diharapkan
(KTD)
4. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap KTD,
mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga lebih baik dan lebih aman
untuk pasien, membuat tindak lanjut dan mensosialisasikan tindak lanjut untuk
dilakukan bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut
5. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja bulanan
dengan direksi yaitu :
A. Kejadian yang    berhubungan    dengan    ketidakcocokan Indentitas pasien
B. Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif
C. Kejadian pasien jatuh
D. Kejadian yang berhubungan denga transfusi darah
E. Kejadian yang berhubungan dengan satndar pengendalian infeksi ( cuci tangan
)
F. Melakukan semua standar pengendalian infeksi
G. Memilih peralatan yang bermutu dan aman bagi pasien
 

BAB VII KESELAMATAN KERJA


 
 
7.1.PENGERTIAN.
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 43 tahun 2013 Bab VIII menyatakan
bahwa Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian dari
pengelolaan laboratorium secara  keseluruhan.Laboratorium melakukan berbagai tindakan
dan kegiatan terutama berhubungan dengan specimen yang berasal dari manusia maupun
bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan specimen, maka
berpotensi terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga terjadi dari petugas ke petugas
lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu
adanya kebijakan yang ketat.Petugas harus memahami keamanan laboratorium, mempunyai
sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya
sesuai SPO,serta mengontrol bahan/specimen secara baik menurut praktik laboratorium yang
benar.
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
 Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan
 Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan
 Agar fakto-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara
 
 

7.2.   TUJUAN.
 
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap pekerja
laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman  dari paparan cairan tubuh
yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.
 

7.3.   TATA LAKSANA.


 
1.
A. Design laboratorium harus memiliki system ventilasi yang memadai dengan
sirkulasi udara yang
B. Design laboratorium harus mempunyai alat pemadam api yang tepat bahan
kimia berbahaya
 Design laboratorium harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menghindari panas
sejauh mungkin, dengan memakai alat pembakar gas yang terbuka untuk menghindari
bahaya kebakaran
1. Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh
mungkin
2. Tempat penyimpanan reagen didesign untuk mengurangi resiko sampai sekecil
mungkin
3. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )
 Sistem pembuangan limbah yang aman
1. Peralatan
A. Semua alat di laboraotirum memiliki kemanan sedemikian rupa sehingga
pekerja tidak terpapar aliran listrik
B. Memiliki safety cabinet  untuk bekerja saat pengecatan
 

1. Alat Pengaman
 
Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi : sarung tangan, baju
kerja, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu dipakai pada saat melakukan tindakan
diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh, secret, dan benda yang
terkontaminasi. Cuci tangan harus selalu dilakukan pada saat sebelum memakai dan melepas
sarung tangan. Sarung tangan harus berbeda untuk setiap pasien.
Baju kerja berupa gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja wajib digunakan
selama di laboratorium. Tujuan pemakaian  gaun  pelindung untuk melindungi petugas dari
kemungkinan genangan atau percikan darah atau
 

cairan tubuh yang lain yang dapat mencemari baju atau seragam. Baju kerja harus segera
diganti bila terkena kotoran,darah atau cairan tubuh yang lain.
Sepatu kerja digunakan di area pemeriksaan laboratorium sehingga dapat mencegah
terperciknya sampel ke kaki petugas dan mencegah terlukanya kaki petugas karena terkena
tusukan benda tajam yang terjatuh.
 Monitoring Kesehatan
 
Keadaaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan yang telah
ditentukan di laboratorium. Untuk menjamin kesehatan para petugas laboratorium dilakukan
hal-hal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan foto toraks bagi pegawai yang bekerja dengan bahan yang diduga
mengandung bakteri
2. Pemberian imunisasi
3. Pemantauan kesehatan pegawai dilakukan setiap 6 bulan sekali secara rutin.
 Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan
 
1. Mencegah penyebaran bahan infeksi :
 

 Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang sesuai


setiap habis
 Menempatkan sisa specimen dalam wadah yang tahan bocor,
 

2. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata selama bekerja :
 

 Mencuci tangan dengan sabun/desinfektan sebelum dan sesudah


 

 Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terjadi resiko percikan bahan infeksi
saat
3. Mencegah infeksi melalui
 Bila terjadi luka tusukan maka setiap pekerja wajib melakukan pemeriksaan/ test
Panel Hepatitis dan

Anda mungkin juga menyukai