Anda di halaman 1dari 24

LogoType

Manajemen Laboratori
um
Nama Kelompok

1.Deva Alfira Cahayaning P (P1337434318007)

2.Mardiana Safitri (P1337434318010)

3.Ayu Prastyanigrum (P1337434318024)

4.Adamalay Wardiwira (P1337434318042)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Manajemen Laboratorium
Pengelolaan laboratorium (Laboratory management) adalah
usaha untuk mengelola laboratorium. Manajemen laboratorium
merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan laboratorium. Suatu manajemen laboratorium yang
baik, memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job
description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif,
efisien, disiplin, dan administrasi yang baik pula. Prinsip dasar
untuk menciptakan lingkungan kerja laboratorium yang aman
adalah dengan menggunakan petunjuk keselamatan kerja
dilaboratorium.Laboratorium dengan fasilitas Biosafety,
biosafety sangat diperlukan untukmendukung pelaksanaan
kegiatan yang melibatkan kelompok mikroorganisme dengan
tingkat risiko yang berbeda. Biosafety adalah penerapan
pengetahuan,teknik, dan peralatan untuk melindungi personalia
laboratorium dan lingkungan dari paparan agen yang
berpotensi menyebarkan penyakit.
Biosafety sendiri memerlukan tempat kerja khusus (containment) untuk
mencegah agen biologis berbahaya (biohazard) terpapar keluar dari lingkungan
kerja dan mencegah adanya risiko paparan patogen terhadap staf peneliti di
laboratorium, orang yang berada di luar laboratorium serta lingkungan
laboratorium. Berdasarkan klasifikasi kelompok risiko mikroorganisme yang
ditangani, perancangan laboratorium dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :

1 Biosafety Tingkat 1 (Dasar)

2 Biosafety Tingkat 2 (Dasar)

3 Biosafety Tingkat 3 (Terkendali)

4 Biosafety Tingkat 4 (Pengendalian Maksimum)


Tingkat ini ditentukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), di mana masing-masing tingkat
ini diuraikan dengan praktik dan persyaratan keselamatan tertentu. Penetapan tingkat keamanan hayati
didasarkan pada kombinasi fitur desain, peralatan, praktik, dan prosedur yang diperlukan saat bekerja dengan
agen dari berbagai kelompok risiko.
BioSafety Level 1
BioSafety Biosafety Level 1 (BSL-1) dengan
konstruksi lebih tepat digunakan untuk
pembelajaran sekolah dan universitas
jenjang sarjana. BSL-1 dapat digunakan
sebagai laboratorium pelatihan dan
pembelajaran, dan pekerjaan laboratorium
lainnya yang mana dapat menggunakan
mikroorganisme yang tidak mengganggu
kesehatan manusia dewasa. BSL-1 Ini
digunakan untuk menguji mikroorganisme
risk group 1. Mikroorganisme ini tidak
menyebabkan penyakit terhadap manusia
dan hewan. Risiko individu dan komunitas
rendah, contoh agen atau mikroorganisme
tersebut diantaranya Escherichia coli K-12,
S.cerevisiae (jamur), B. subtilis,
Lactobacillus spp.
BioSafety Level 2
BioSafety Biosafety Level 2 dengan karakteristik
peraralatan keamanan, fasilitas dan desain kontruksi yang
dapat digunakan untk uji klinis, diagnostic, pembelajaran,
dan pekerjaan laboratorium dengan agen risiko yang
sedang (mikrorganisme risiko 2) dan tidak menyebar lewat
udara. Beberapa pekerjaan untuk Escherechia coli,
Neisseria meningitides, Treponema pallidium,
Cryptoccoccus neoformus, Ascaris sp, Leishmania sp,
Adenovirus, Hepatitis A, B, C, D, dan E dapat dikerjakan di
fasilitas laboratorium ini.

Meskipun organisme yang digunakan di BSL-2 yang tidak


berkarakter menyebar lewat udara, perlu antisipasi adanya
potensi dari percikan sampel seperti darah dan cairan
tubuh manusia. Maka, perlu digunakan pelindung wajah,
Risisko utama untuk staf laboratorium jas laboratorium, dan sarung tangan.
adalah kecelakaan kerja karena adanya
kontaminasi benda tajam.
BioSafety Level 3
Biosafety Level 3 (BSL-3), dengan karakteristik peralatan
keamanan, fasilitas, dan desain konstruksi yang dapat
digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran, dan
pekerjaan laboratorium dengan agen dengan risiko yang
sedang-tinggi (mikroorganisme risiko 3) dan berisiko menyebar
lewat udara. Agen seperti Mycobacterium tuberculosis, HIV, St.
Louis virus, dan Coxiellaburnetii dapat ditangani pada BSL-3.
Risiko utama yang ada pada BSL-3 adalah adanya paparan
lewat udara, ssehingga perlunya pembangunan laboratorium
ini jauh dari pemukiman penduduk.

Penggunaan fasilitas pengamanan lebih ditingkatkan dari


laboratorium dengan level di bawahnya, perlunya
dekontaminasi dengan membasuh seluruh tubuh sebelum dan
sesudah bekerja di BSL-3. (US Department of Health, 2009)
BioSafety Level 4

Biosafety Level 4 (BSL-4) digunakan untuk pengerjaan penelitian


dengan agen yang berbahaya, dapat menyebar lewat udara, dan
belum ada cara pencegahan dan pengobatannya.

Agen yang biasanya digunakan di BSL 4 adalah virus Marburg, Ebola,


Smallpox atau Congo-fever. Paparan melalui udara, selaput lendir,
paparan kulit, tetesan sampel, dapat berpotensi menimbulkan risiko
infeksi yang tinggi pada staf laboratorium, masyarakat, dan lingkungan.

Fasilitas BSC III, suplai udara bersih dari ruangan lain, serta adanya
tekanan positif pada ruangan laboratorium dapat meminimalisasikan
risiko paparan ke lingkungan. Swlain itu pembangunan Gedung BSL-4
seyogyanya dibangun terisolasi dari kompleks penelitian, dengan
manajemen pembuangan udara dan limbah laboratorium yang telah
memadai. (US Departmen og Health, 2009)
MANAJEMEN LABORATORIUM

Sebagai berikut :
1.pintu masuk dan keluar
Biosafety level 1 2.bak cuci tangan stainless steel
(BSL-1) 3.rak pakaian kerja/jas
laboratorium
4.ruang kerja mudah dibersihkan
5.ruangan kedap air
6.perabotan yang kokoh
7.jendela dilengkapi dengan
saringan serangga dan debu
Sebagai berikut :
1.Seperti BSL-1 dan
2.dilengkapi BSC
3.harus cukup penerangan
4.lokasi laboratorium harus terpisah dari rumah
penduduk
5.sistem pengawasan ventilasi dimana aliran
Biosafety level 2 udara hanya masuk ke dalam laboratorium
tanpa ada sirkulasi udara untuk keluar dari
(BSL-2) laboratorium
6.dilengkapi alat pelindung mata dan obat cuci
mata untuk petugas
7.membatasi lalu lintas orang dan alat ketika
personel dan alat laboratorium sedang
bekerja
8.dilengkapi pakaian pelindung untuk pekerja
pada waktu bekerja
9.dilengkapi tanda biohazard.
Untuk persyaratan rancang
bangun BSL-3 disamping
memenuhi persyaratan rancang
bangun BSL-1 dan BSL-2 juga
harus dilengkapi sebagai berikut :
1.fasilitas pengatur aliran udara (HEPA-filtered
air exhaust) antar ruang laboratorium
Biosafety level 3 2.ruang masuk kedalam tersegel atau double
door entry guna mencegah kontaminasi dan
(BSL-3) memiliki ruang antara (ante room) yang
dilengkapi tempat mandi (air shower)
sebelum masuk ke pusat laboratorium
3.biological safety cabinet/BSC class II atau
BSC class III guna menangani bahan agen
penyakit menular berbahaya
4.fasilitas autoclave di luar dan di dalam
laboratorium
5.peralatan listrik tersentralisir dan dilengkapi
circuit breaker panel dan
6.tempat bekerja yang dirancang
ergonomically untuk kenyamanan bekerja
dan efisiensi.
persyaratan rancang
bangun BSL-4 disamping
memenuhi persyaratan
rancang bangun BSL-1,
BSL-2 dan BSL-3 juga
harus dilengkapi sebagai
Biosafety level 4 berikut :
1.ruang antara (ante room) yang
(BSL-4) dilengkapi tempat mandi (air
shower) sebelum masuk ke
dalam pusat laboratorium dan
memiliki tempat mandi
(shower) sebelum keluar
fasilitas BSC Class III dan
2.fasilitas autoclave di luar dan
dalam laboratorium dengan
3.tutup pintu ganda.
Contoh Manajemen Laboratorium di Puslitbang Biomedis
dan Teknologi Dasar Kesehatan (PBTDK)

 Kompetensi pegawai
Manajemen laboratorium membuat sistem pemantauan untuk memastikan bah-wa
personel yang kompeten melakukan tugas mereka dengan aman dan nyaman,
yaitu :
• Setiap pegawai mengisi biodata diri dan data kesehatan
• Setiap pegawai yang bekerja di laboratorium PBTDK harus menerima pelatihan
biosafety dan biosecurity dan GLP.
• Kompetensi pegawai direview oleh Penanggungjawab laboratorium, divisi
SDM dan koordinator laboratorium untuk pengembangan kapasitas, dengan
faktor per-timbangan berikut:
1. Performa yang baik;
2. Integritas; dan
3. Kesediaan untuk mematuhi peraturan dan prosedur baku laboratorium.
Penanggungjawab laboratorium melakukan pengajuan pelatihan untuk pegawai di
laboratoriumnya sebagai bagian dari pemeliharaan ataupun peningkatan kapasitas
pengetahuan dan keterampilan.
 Prosedur biosafety dalam penerimaan spesimen, adalah:

1. Setiap individu yang menerima spesimen harus menggunakan


alat pelindung diri (APD) lengkap, yaitu :
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Lab jas
d. Kacamata lab

2. Spesimen dengan grup risiko 2, 3 dan 4 serta spesimen yang


tidak diketahui informasinya secara jelas, dibuka dan ditangani
dengan menggunakan Biosafety Cabinet level II atau dalam
kontainmen. Lakukan sesuai dengan penilaian risiko dan POB
bekerja dengan Biosafety Cabinet Level II.
3. Spesimen tanpa data yang jelas, diperlakukan sebagai grup risiko
paling tinggi, dan menggunakan APD lengkap dan ditangani
dalam Biosafety Cabinet Level II.

4. Diharuskan cuci tangan setiap kali selesai melakukan kerja


dengan specimen

5. Dilarang menggunakan sarung tangan pada saat memasukan data


ke dalam system LIMS.

6. Ruang pendataan dan barcode terpisah dengan ruang penanganan


spesimen.
 Prosedur biosafety dalam penyimpanan spesimen, adalah:

1. Menggunakan alat pelindung diri :


a. Sarung tangan khusus dingin
b. Jas laboratorium
c. Kacamata lab atau google

2. Penyimpanan spesimen sesuai dengan peta box yang telah


disesuaikan dengan sistem penyimpanan LIMS (lihat POB
penyimpanan spesimen).

3. Penempatan biological spill kit di ruang penyimpanan spesimen.


4. Melakukan pencairan /thawing sesuai dengan POB thawing
Spesimen

5. Bila penyimpanan pada tabung liquid nitrogen cair alat pelindung


diri yang digunakan adalah:
a. Sarung tangan khusus
b. Pelindung muka
c. Jas laboratorium
 Manajemen biosafety untuk penanganan limbah laboratorium PBTDK,
meliputi :
1. Pegawai dan peneliti lainnya harus melakukan pemisahan limbah
berdasarkan faktor risikonya dan menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan sebelum bekerja.
2. Penanganan risiko dari masing-masing limbah harus mengikuti
POB pembuangan limbah
3. Semua limbah infeksius dimasukan ke dalam plastik biohazard
dan diikat rapat
4. Limbah kimia harus diberi label nama zat dan risikonya, dan
disimpan di dalam botol-botol kaca.
5. Limbah benda tajam, dimasukan ke dalam kotak khusus limbah
tajam
6. Plastik biohazard dikumpulkan pada tempat sampah kuning
tertutup khusus ‘biohazard’ dan dikirim ke bagian sterilisasi
limbah infeksius lantai 2 untuk di autoclave.
7. Pengiriman limbah dari laboratorium ke bagian sterilisasi adalah
1x24 jam
8. Pembawa limbah adalah petugas kebersihan yang sudah dilatih
dan menggunakan APD sarung tangan dan masker.
9. Pembuangan limbah melalui jalur limbah tangga bagian kiri
laboratorium,
10. Limbah setelah di autoclave dikumpulkan di pembuangan limbah
sementara sebelum di ambil oleh pengangkut limbah pihak ke 3.
11. Plastik biohazard harus memiliki lambang biohazard dan tulisan
autoclavable, sedangkan warna plastik tidak berpengaruh.
12. Limbah yang berhubungan dengan mikroorganisme risk grup
2-4, bila di ruangan laboratorium ada autoclave sebaiknya
dilakukan sterilisasi autoclave mandiri sebelum dikirim ke
tempat pengumpulan sampah.
13. Pegawai yang ditugasi untuk melakukan sterilisasi autoclave
harus selalu melakukan pemeriksaan rutin terhadap autoclave
dengan menggunakan indikator biologi disesuaikan dengan load
autoclave selama sebulan. Pemeriksaan dengan indikator biologi
antara 1 bulan – 3 bulan sekali.
14. Pegawai yang melakukan sterilisasi autoclave dan harus selalu
mencatat nilai kesesuaian indikator dan setting, setiap kali
pemakaian.
15. Limbah dari BSL-3 terpisah dari limbah laboratorium lainnya
dan hanya boleh dilakukan oleh pegawai terlatih sesuai POB
pembuangan limbah BSL-3
16. Pembuangan bangkai hewan coba harus berkoordinasi dengan
PJ laboratorium hewan coba apakah perlu diincinerator atau
dikubur, disesuaikan dengan POB dan fasilitas hewan coba.
Referensi
• https://www.researchgate.net/profile/Vivi_Setiawaty/publicatio
n/340732527_PEDOMAN_BIORISIKO_LABORATORIUM_IN
STITUSI/links/5e9adb534585150839e44bb9/PEDOMAN-BIO
RISIKO-LABORATORIUM-INSTITUSI.pdf
• https://terbitan.biotek.lipi.go.id/index.php/biotrends/article/view
/242
• https://www.slideshare.net/Riskymessyana99/manajemen-lab
oratorium-denah-biosafety
• https://www.researchgate.net/publication/319135639_BIOSAF
ETY_DAN_BIOSECURITY_UPAYA_UNTUK_AMAN_BEKERJ
A_DI_LABORATORIUM
• https://www.slideshare.net/RaviKantAgrawal/biosafety-levels-
biological-safety-cabinets-and-biosafety-laboratory-
construction
Thank you

Anda mungkin juga menyukai