Anda di halaman 1dari 66

KEWIRAUSAHAAN

KMK: TLMST.643

MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Agus Purnomo, S.Si. MKM.


Objektif
qUntuk meningkatkan tingkat Kesadaran Keuangan
qMemungkinkan untuk menggunakan informasi keuangan
yang diberikan untuk membuat keputusan jangka pendek
atau jangka panjang yang lebih baik dalam mengelola
bisnis mereka
qPenilaian investasi
Garis besar
1. Latar Belakang
2. Laporan keuangan
◦ Tiga Besar Laporan Keuangan
◦ Konsep Keuangan Utama
◦ Biaya dan Penetapan Biaya
◦ Perbedaan antara Uang Tunai dan
Untung

3. Rasio Keuangan
◦ Informasi Manajemen dan Keuangan

4. Penilaian Investasi
◦ Studi Kelayakan Keuangan
1. Latar Belakang
q Tujuan keuangan perusahaan/Tujuan keuangan utama adalah memaksimalkan
kekayaan pemegang saham
qButuh parameter untuk mengukur kesuksesan kita
üLaporan Penjualan / laporan pendapatan
üBiaya Pemasaran
üBiaya produksi
üMargin Keuntungan
qPerlu melaporkan kepada pemangku kepentingan (pemegang saham dan
pemerintah dan lainnya)
qMemungkinkan pemangku kepentingan eksternal untuk memahami dan
membandingkan hasil
qMenghasilkan laporan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
internal
2. Laporan Keuangan
qLaporan keuangan adalah cara kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana
kinerja perusahaan.
Tiga cara berbeda untuk merepresentasikan keadaan keuangan perusahaan:
◦ Cash Management (dapatkah perusahaan memenuhi kewajibannya?)
◦ Profitabilitas (Apakah menghasilkan uang?)
◦ Aset versus Liabilitas (apa nilai perusahaan? Siapa yang memiliki apa?) -
neraca
Setiap pertanyaan ini dijawab oleh Laporan Keuangan kami.
qLaporan keuangan adalah laporan akuntansi dengan informasi kinerja
masa lalu yang diterbitkan perusahaan secara berkala (biasanya triwulanan
dan tahunan).
Laporan tentang kinerja perusahaan harus dapat dimengerti dan akurat.
Jenis Laporan Keuangan
◦Neraca keuangan

◦Laporan laba rugi

◦Laporan Arus Kas

◦Laporan Ekuitas Pemegang Saham


Tiga Besar
Laporan Arus Kas
◦ Ini menjawab pertanyaan manajerial penting "apakah saya
memiliki cukup uang untuk menjalankan bisnis saya"
Laporan Pendapatan
◦ Ini adalah lembar keuangan yang memberi tahu Anda apakah
perusahaan Anda menguntungkan atau tidak.
Neraca
◦ Berapa banyak hutang yang saya miliki? Seberapa besar aset saya?
Lembar ini memberi tahu Anda jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan ini.
2.1 Neraca
qLaporan aktiva dan klaim atas aset.
qKlaim kreditor, kewajiban.
qKlaim pemilik, ekuitas pemegang saham.
qAktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang
Saham
qTanggal yang spesifik - satu titik waktu!
2.1 Lembar Neraca
Tidak seperti Arus Kas dan Laporan Pendapatan, Neraca mencantumkan
Aset dan kewajiban
Contoh Aset meliputi:
◦ Peralatan Tanah dan Modal
◦ Kekayaan Intelektual (jika dibeli)
◦ Cash on Hand (yang sama dengan Saldo Kas Kumulatif akhir tahun)
◦ Piutang
◦ Inventaris
contoh
2.1 Neraca (lanjutan)
Contoh Kewajiban meliputi:
◦ Hutang Jangka Pendek (pinjaman)
◦ Hutang Jangka Panjang (penerbitan obligasi, dll)
◦ Akun hutang
◦ Hutang bunga
◦ Pajak harus dibayar

Perbedaan antara Aset dan Liabilitas adalah milik Anda


Tabel 2.1 (lanjutan)
Neraca Perusahaan
Konglomerasi
Global untuk tahun
2012 dan 2011
2.2 Laporan Laba Rugi`
q Melaporkan keberhasilan atau kegagalan operasi untuk
suatu periode.
q Meringkas pendapatan dan biaya untuk periode: bulan,
kuartal, atau tahun.
q Jika pendapatan > biaya = Batas pemasukan.
2.2 Laporan Laba Rugi
q Laporan laba rugi atau laporan kinerja keuangan
mencantumkan pendapatan dan biaya perusahaan selama
periode waktu tertentu.
q Baris terakhir atau "bawah" dari laporan laba rugi
menunjukkan laba bersih perusahaan, yang merupakan
ukuran profitabilitasnya selama periode tersebut.
q Laporan laba rugi kadang-kadang disebut laba rugi, atau
pernyataan "P&L", dan laba bersih juga disebut sebagai laba
perusahaan.
Apakah Pendapatan itu?
ØPenjualan
ØBunga dari investasi perusahaan (misalnya, rekening tabungan
perusahaan)
ØPembayaran Royalti dan Lisensi untuk penggunaan yang tepat atas
kekayaan intelektual perusahaan
ØSumber arus kas masuk lainnya, tetapi bukan pendapatan adalah
kas yang diterima perusahaan dari meminjam uang.
Rumus:
Penjualan = Uji x Volume x Harga = Pendapatan
Tes x Volume = Kunjungan Tes X.
Konsep Pendapatan :
• Pendapatan Total (TR): Jumlah semua penerimaan penjualan
atau pendapatan perusahaan.
• TR = PхQ dimana P adalah singkatan dari Price of the product &
Q singkatan dari Kuantitas
• Kuantitas  Kunjungan {V} Tes X {T}  Volume
• Pendapatan  {VXTXP} - Rabat (Discount)
• Penggerak pendapatan: V & T
• V.  Pelanggan (INDO) & Frek
(kunjungan termasuk sampel dari RLS / ER)
Pendapatan penjualan
§ Dikurangi Harga Pokok Penjualan

Laba kotor
§ Biaya Operasional Dikurangi / Beban Umum dan Administrasi

Keuntungan Operasi (EBITDA)


E – Earnings (Penghasilan)
B – Before (Sebelum)
§ Beban Penyusutan dan Amortisasi
I – Interest (Bunga)
T – Tax (Pajak) Pendapatan operasional (EBIT)
D – Depreciation (Depresiasi) § Beban Bunga Dikurangi
A – Amortization (Amortisasi)

Penghasilan sebelum pajak (EBT)


§ Pajak Penghasilan dikurangi

Batas pemasukan (MAKAN)


Apa Pengeluaran?

Ada dua jenis biaya:


BIAYA TETAP
dan
VARIABEL BIAYA
Biaya Tetap
§ Pembayaran sewa
§ Karyawan yang digaji
§ Investasi Modal dan (beberapa) pemeliharaan
§ Utilitas (telepon, air, listrik, dll)
§ Pertanggungan
§ Periklanan (*)
§Penyusutan / Amortisasi
§Hal-hal lain yang tidak bergantung pada jumlah unit yang diproduksi
Biaya Variabel
§ Biaya Bahan : Reagent dll
§ Persediaan
§ Upah Produksi
§ Tenaga kerja luar / kontrak
§ Periklanan (*)
§ Komisi Penjualan / Biaya Distribusi
§ Pemeliharaan Peralatan (*)
§ Hal lain yang bergantung pada jumlah unit yang diproduksi (misalnya royalti
yang dibayarkan)
Ukuran Profitabilitas
EBITDA = laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan
amortisasi goodwill, kadang-kadang dikenal
sebagai keuntungan tunai kotor
EBIT (atau PBIT) = pendapatan (atau laba) sebelum bunga dan pajak
EBT (atau PBT) = Pendapatan (atau laba) sebelum pajak penghasilan -
Laba setelah pajak
EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization )

• EBITDA = Laba Operasi (OP)


• EBITDA = Pendapatan Total (TR) - Biaya Total (TC)
• TC = Biaya Variabel (VC) + Biaya Tetap (FC)
VC = Biaya Pendapatan (COGS)
FC = Beban Umum
• OP = TR - (VC + FC)
contoh
Pendapatan • Rp 712,6 juta; % Target: 93,4%; % +:
5,9%
Gros • Rp 404,5 juta; % Rev: 56,8%; % +: 4,6%
Keuntungan
Pendapatan • Rp 44,1 juta; % Rev: 6,2%; % +:-6,3%
operasional
• Rp 96,7 juta; % Pendapatan: 13,6%; %
EBITDA +: 4,9%

EBT • Rp 65,7 juta; % Rev: 9,2%; % +:-6,6%

Batas
• Rp 51,7 juta; % Rev: 7,2%; % +: -12,1%
pemasukan
Beda Opex dan Belanja modal ??

Capex adalah pengeluaran yang dilakukan oleh sebuah


perusahaan untuk menciptakan manfaat masa depan.
Dengan kata lain, capex merupakan pembelanjaan aktiva
tetap yang bertujuan untuk menambah nilai aset serta
memperluas kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
profit.

Operating Expenditure atau Biaya Operasional adalah


pengeluaran yang biasa dilakukan oleh sebuah perusahaan
saat memenuhi kebutuhan operasional. Dalam kata lain, Opex
juga adalah biaya yang dikeluarkan untuk tetap menjaga
kelangsungan aset serta menjamin aktivitas perusahaan yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik.
Laporan Arus Kas
Laporan dari semua transaksi perusahaan yang melibatkan
uang tunai
Elemen kuncinya adalah pendapatan (uang masuk) dan
pengeluaran (uang keluar).
Laporan arus kas perbandingan jumlah pendapatan dengan
jumlah pengeluaran secara teratur, biasanya bulanan.
2.3. Arus kas
Arus kas adalah darah kehidupan semua perusahaan dan penting bagi setiap
bisnis untuk memahami dan secara aktif mengelola arus kasnya.
Arus kas perusahaan terdiri dari tiga unsur utama:
◦ Arus kas dari kegiatan operasi - EBITDA dikurangi bunga dan pajak yang
dibayarkan selama periode perdagangan ditambah perubahan modal kerja
selama periode perdagangan
◦ Arus kas dari aktivitas investasi - investasi dalam belanja modal dikurangi
uang tunai yang diterima dari pelepasan aset selama periode perdagangan
◦ Arus kas dari aktivitas pembiayaan - perubahan ekuitas dan pinjaman
dikurangi bunga dan dividen yang dibayarkan selama periode perdagangan
Tujuan Laporan Arus Kas

Memberikan informasi tentang penerimaan kas dan


pembayaran kas badan usaha selama periode akuntansi.

Membantu investor dengan pertanyaan tentang perusahaan:


lKemampuan untuk menghasilkan arus kas yang positif.
lKemampuan untuk memenuhi kewajibannya dan membayar dividen.
lKebutuhan pembiayaan eksternal.
lTransaksi investasi dan pembiayaan untuk periode tersebut.
Arus kas dari aktivitas operasi

nArus Masuk Tunai:


1. Penagihan dari pelanggan termasuk uang tunai yang
diterima dari penjualan (atau layanan) dan koleksi A / R.
2. Penerimaan bunga atau dividen tunai.
3. Penagihan penerimaan operasional lainnya (yaitu,
pendapatan diterima di muka, pendapatan sewa).
Arus Kas dari Aktivitas Operasi (lanjutan)

qArus Keluar Uang:


1. Pembayaran kepada pemasok.
2. Pembayaran kepada karyawan.
3. Pembayaran atas beban bunga.
4. Pembayaran pajak pendapatan.
5. Pembayaran untuk biaya lain (yaitu, biaya
dibayar dimuka; biaya sewa).
Laporan Arus Kas
Berinvestasi Pembiayaan
Pengoperasian
Kegiatan Kegiatan
Kegiatan
INFLOWS
TUNAI

ALIRAN
UANG Pengoperasian Pembiayaan
TUNAI Kegiatan Berinvestasi Kegiatan
Kegiatan
Uang vs Untung
q Uang tunai dan keuntungan tidak sama.
q Perusahaan yang merugi dapat bertahan selama memiliki uang
tunai.
q Perusahaan yang menguntungkan tidak dapat bertahan tanpa uang
tunai.
q Dalam bisnis, uang tunai adalah raja.
q Keuntungan terjadi setiap kali pendapatan melebihi biaya dalam
suatu periode.
q Tidak semua biaya yang dicatat dalam laporan laba rugi adalah
biaya tunai - misalnya depresiasi dan amortisasi niat baik adalah
biaya non tunai
q Tidak semua biaya dicatat dalam laporan laba rugi - misalnya,
pengeluaran modal dicatat (mis huruf besar) di neraca
3. Analisis Rasio Keuangan
§ Rasio keuangan adalah perbandingan matematis dari akun atau kategori
laporan keuangan.
§ Hubungan antara akun laporan keuangan ini membantu investor, kreditor, dan
manajemen internal perusahaan memahami seberapa baik kinerja bisnis dan
area yang memerlukan perbaikan.
§ Rasio mudah dipahami dan mudah dihitung. Mereka juga dapat digunakan
untuk membandingkan perusahaan yang berbeda di industri yang berbeda.
§ Karena rasio hanyalah perbandingan matematis berdasarkan proporsi,
perusahaan besar dan kecil dapat menggunakan rasio untuk membandingkan
informasi keuangan mereka.
Macam-macam Rasio Keuangan dan Rumusnya
Rasio Keuangan atau Financial Ratio dikenal sebagai alat analisis keuangan
yang digunakan untuk menilai kinerja suatu organisasi bisnis dan dilihat dari
perbandingan data keuangan

Ada 4 (empat) macam rasio keuangan yang umum digunakan di


Indonesia, di antaranya:
• Rasio Likuiditas,
• Rasio Solvabilitas,
• Rasio Rentabilitas, dan
• Rasio Aktivitas.
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio atau perbandingan yang bisa memproyeksikan
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang dimilikinya.
Kewajiban tersebut biasanya dalam bentuk utang jangka pendek.
Ketika perusahaan tersebut memiliki rasio likuiditas yang baik, artinya ia
memiliki kemampuan dalam melunasi utang jangka pendek tersebut,
perusahaan tersebut akan disebut sebagai ‘Perusahaan yang Likuid’.

Ada beberapa jenis rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas, di antaranya:
a. Current Ratio
Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar
dengan utang lancaram

Current Ratio = Aktiva Lancar x 100%


Utang Lancar

Dari rumus tersebut, ketika nilai Current Ratio mencapai 100% atau setara
dengan nilai 1, artinya perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk
menutup utang lancar dengan aktiva lancar yang nilainya sama. Maka,
semakin besar nilai Current Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan
yang juga semakin besar dan mampu dalam menutup utang lancar
b. Quick Ratio
Disebut juga dengan Rasio Cair atau Acid Ratio. Quick Ratio adalah
perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang
lancar yang dimiliki. Rasio ini lebih melihat pada komponen aktiva lancar
yang lebih likuid seperti kas, surat berharga, dan piutang

Quick Ratio = [(Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar] x 100%

Jika Nilai Quick Ratio mencapai 100% atau = 1, dapat dikatakan sebagai perusahaan
yang kuat karena memiliki aktiva lancar yang bisa menutup utang lancar. Semakin
besar nilai Quick Ratio yang didapat menunjukkan kekuatan perusahaan tersebut.
Perusahaan yang nilai Quick Ratio-nya sudah mendekati 100% juga bisa
mencerminkan kekuatan perusahaan dalam menutup utang lancar mereka dengan
aktiva lancar yang dimiliki
c. Cash Ratio
Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dan aktiva lancar dengan utang
lancar. Rumus menghitung nilai Cash Ratio adalah sebagai berikut:

Cash Ratio = [(Kas + Setara Kas) / Utang Lancar] x 100%

Nilai Cash Ratio yang baik adalah mencapai 100% atau lebih, karena nilai ini
akan menggambarkan kekuatan perusahaan dalam menutup utang lancar
mereka menggunakan kas dan harta setara kas. Nilai Cash Ratio yang
mendekati 100% juga bisa dianggap menggambarkan kekuatan perusahaan
yang cukup baik dalam menutup utang lancar mereka.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio atau perbandingan yang
menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan dalam
memenuhi kewajiban finansial mereka.
Termasuk kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendek.
Perusahaan yang tergolong solvable adalah perusahaan yang
memiliki harta atau aktiva yang relatif cukup membayar semua
utang yang dimilikinya.
Ketika perusahaan tersebut tidak mampu membayar semua utang
dengan semua aktivanya, perusahaan tersebut dikatakan
insolvable. Ada dua jenis rasio yang termasuk dalam rasio
solvabilitas, yaitu
a. Total Debt to Total Assets Ratio
Total Debt to Total Assets Ratio atau yang lebih dikenal dengan nama Debt
Ratio ini adalah perbandingan yang mengukur persentase besar dana yang
asalnya dari utang, baik utang jangka pendek maupun utang jangka
panjang. Mengukur Debt Ratio ini menggunakan rumus berikut:

Debt Ratio = (Total Utang : Total Aktiva) x 100%

Dari rumus tersebut, ketika nilai Debt Ratio semakin kecil, maka nilai
tersebut menggambarkan keamanan dana perusahaan. Rumus tersebut
mengkomunikasikan bahwa kemampuan perusahaan bisa menutup utang
dengan aktiva.
b. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio adalah perbandingan antara utang perusahaan
dengan modal yang dipunyainya. Ketika nilai rasio ini relatif tinggi
(mencapai 100% atau lebih dari itu), artinya perusahaan memiliki modal
yang relatif sedikit dibandingkan dengan total utangnya.

Padahal, perusahaan yang sehat memiliki tingkat utang yang tidak melebihi
modal sendiri agar beban perusahaan tidak terlampau tinggi. Dari
penjelasan tersebut bisa kita buat rumus sederhana Debt to Equity Ratio ini
sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = (Total Utang : Modal) x 100%


3. Rasio Rentabilitas

Poin ketiga membahas Rasio Rentabilitas yang merupakan rasio


untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
yang mereka inginkan. Rasio ini dianggap paling berhubungan
dengan kelangsungan hidup perusahaan. Rasio Rentabilitas bukan
rasio tunggal karena di dalamnya terdapat beberapa rasio yang
mengukur kemampuan tersebut, di antaranya:
a. Profit Margin
Profit Margin adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih pada tingkat penjualan yang sudah
ditentukan. Rasio ini membuat penggunanya akan mengintepretasikan
kemampuan perusahaan untuk menekan biaya pada periode tertentu. Rumus
dari Profit Margin adalah sebagai berikut:

Profit Margin = (Laba Bersih : Penjualan) x 100%

Ketika kita mendapatkan nilai mendekati 100% pada rasio ini, bisa dikatakan
perusahaan memiliki kemampuan yang relatif tinggi untuk mengumpulkan
laba bersih
b. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin adalah perbandingan yang mengukur laba kotor terhadap
penjualan bersih yang dilakukan perusahaan. Rasio ini mengukur sejauh mana
laba kotor yang bisa diraup perusahaan pada setiap penjualannya.
Nilai Gross Profit Margin yang semakin tinggi mencerminkan kondisi
keuangan perusahaan tersebut yang semakin baik.
Rumus Gross Profit Margin adalah sebagai berikut:

Gross Profit Margin = (Laba Kotor : Penjualan Bersih) x 100%


c. Net Profit Margin
Adalah Margin Laba bersih merupakan alat pengukur laba bersih yang
didapatkan perusahaan per satu satuan mata uang penjualan. Selain
itu, rasio ini juga mengukur efisiensi produksi, administrasi, sampai
manajemen pajak. Dari rumus yang didapatkan, bila nilai rasio ini
relatif tinggi (mendekati 100%, 100% atau lebih dari itu) maka
perusahaan dikatakan memiliki kemampuan menghasilkan laba yang
tinggi. Rumus Net Profit Margin adalah:

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak x 100%


Penjualan Bersih
d. Return On Investment (ROI)
Return On Investment adalah rasio yang relatif umum yang
digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan
ketika akan menghasilkan laba guna menutup sistem akuntansi
biaya investasi yang sudah dikeluarkan. Sebagai catatan,
penghitungan rasio ini melibatkan laba yang merupakan laba
bersih setelah pajak (Earning After Tax/ EAT). Rumus rasio ini:

Return On Investment = (EAT : Investasi) x 100%


e. Return On Assets (ROA)
Return On Assets atau Rentabilitas Ekonomis ini merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan memanfaatkan semua aktiva yang dimilikinya. Laba yang
dihasilkan menurut perhitungan rasio ini adalah laba sebelum bunga
dan pajak atau sering disebut juga EBT. Semakin tinggi nilai rasio yang
didapatkan maka semakin baik kemampuan perusahaan tersebut
untuk mendapatkan laba dengan memanfaatkan semua aktivanya.
Rumus ROA adalah:

Return On Assets = (EBT : Total Aktiva) x 100%


4. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas sebuah


perusahaan untuk memanfaatkan segala sumber daya yang
mereka miliki. Rasio-rasio yang tergolong dalam Rasio Aktivitas ini
akan melibatkan perbandingan antara penjualan maupun
investasi dalam berbagai jenis aktiva:
a. Perputaran Piutang
Perputaran Piutang adalah rasio untuk mengukur efektivitas
pengelolaan piutang yang dimiliki suatu perusahaan. Cara
mengukurnya adalah dengan menghitung berapa rata-rata piutang
yang dikumpulkan dalam satu tahun. Rumus perputaran piutang
adalah sebagai berikut:
Perputaran Piutang = Penjualan Bersih
Rata-rata Piutang Dagang

Dari rumus tersebut, jika nilai rasio perputaran piutang tinggi (lebih dari
1) maka artinya perusahaan tersebut memiliki efektivitas pengelolaan
piutang yang tinggi pula
b. Perputaran Persediaan
Perputaran Persediaan adalah rasio yang juga mencerminkan
likuiditas suatu perusahaan dengan mengukur tingkat efisiensi
pengelolaan yang dilakukan perusahaan dan juga penjualan
persediaan yang mereka miliki. Jika hasil perhitungan rasio ini tinggi
(biasanya akan lebih dari 1), maka perusahaan tersebut diyakini
memiliki efektivitas perputaran persediaan dan juga kinerja
manajemen perusahaan.
Rumus rasio ini adalah:
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan
c. Perputaran Aktiva Tetap
Adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan penjualan yang didasarkan pada aktiva tetap
perusahaan. Rasio ini menilai efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva tetap mereka. Ketika nilai rasionya tinggi,
perusahaan tersebut direfleksikan memiliki efektivitas proporsi aktiva
tetap yang tinggi.
Rumus Perputaran Aktiva Tetap adalah:

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan


Total Aktiva
d. Perputaran Total Aktiva
Adalah rasio untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva
perusahaan. Jika nilai rasio ini tinggi, maka perusahaan tersebut bisa
dinilai sebagai perusahaan dengan sistem manajemen yang baik.
Namun, ketika nilai rasio ini relatif rendah (kurang dari 1 atau
mendekati nol) maka perusahaan tersebut bisa dinilai memiliki
manajemen yang kurang baik, baik dalam strategi, pemasaran,
sampai pengeluaran untuk investasi.

Perputaran Total Aktiva = Penjualan


Total Aktiva
4. Penilaian Investasi
1. Break Even Point (BEP)/(Titik Impas)
2. Periode pengembalian (Payback Period)
3. Nilai Sekarang bersih (Metode Net Present Value = NPV)
4. Benefit – Cost Rasio (Net B/C Rasio)
5. Tingkat pengembalian internal - IRR
4.1 Definisi BEP
Break Even Point = BEP = adalah titik dimana pendapatan
dari usaha sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak
terjadi kerugian atau keuntungan
Untuk keperluan analisa tersebut perlu belajar perubahan
antara PENDAPATAN, BIAYA, EBT
Dengan BEP maka pebisnis dapat mengambil keputusan
yang terkait dengan tambahan harga jual, biaya dan laba
Analisa BEP digunakan untuk :

§ Mengetahui JUMLAH Laba minimal yang harus


dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
§ Mengetahui JUMLAH Laba yang harus tercapai untuk
memperoleh tingkat keuntungan tertentu
§ Mengetahui sejauh mana berkurangnya Laba agar
perusahaan tidak menderita kerugian
§ Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadap keuntungan
4.2. Payback period (PBP)
Payback period (PBP) merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung periode waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal
yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk tahunan yang dihasilkan
oleh suatu usaha. Rumus dari PBP adalah sebagai berikut:

Keterangan:
1. PBP < Umur ekonomis usaha maka usaha layak untuk dilaksanakan.
2. PBP > Umur ekonomis usaha maka usaha tidak layak untuk
dilaksanakan.
Kelemahan Metode PBP

§ Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang


§ Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi
§ Tidak memperhatikan pengembalian investasi setelah
periode pengembalian (PBP) tercapai
§ Tidak mampu memberikan informasi tentang tingkat
profitabilitas investasi
4.3. Metode Nilai Sekarang Bersih (NPV)

Yaitu perhitungan nilai tunai arus kas dari investasi


modal dimasa yang akan datang dengan
mempergunakan suatu tingkat suku bunga kemudian
dibandingkan dengan nilai investasi yang dilakukan.
Menggunakan Pertimbangan bahwa nilai uang
sekarang lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai
uang pada waktu depan, Karena adanya faktor bunga
Net Present Value (NPV)
NPV dapat diartikan sebagai selisih antara nilai sekarang (Present Value) dari arus kas
penerimaan/manfaat dengan arus kas pengeluaran/biaya dengan tingkat diskonto tertentu
(Kadariyah, 1999)

Keterangan:
Bt = penerimaan total (benefit) pada tahun ke-t
Co = biaya (cost) investasi awal
Ct = biaya (cost) pada tahun ke-t
N = umur proyek (tahun)
i = discount rate (%)
NPV memiliki 3 kriteria dengan arti sebagai berikut:
1. NPV > 0; proyek dinilai menguntungkan dan dapat dilaksanakan
2. NPV = 0; proyek dinilai tidak untung dan tidak rugi, sehingga penilaian subjektif tergantung
pengambil keputusan
3. NPV < 0; proyek dinilai merugikan karena keuntungan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan
4.4. Benefit – Cost Rasio (Net B/C Rasio)
B/C rasio merupakan angka perbandingan antara nilai arus manfaat dengan
nilai arus biaya saat ini. Nilai Net B/C rasio juga menunjukkan nilai
tambah manfaat dari setiap biaya yang ditambahkan. Rumus dari B/C rasio
adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Bt = penerimaan (benefit) pada tahun ke-t
Ct = biaya (cost) pada tahun ke-t
N = umur proyek (tahun)
i = discount rate (%)
Net B/C Rasio memiliki 2 kriteria dengan arti sebagai berikut:
1. Net B/C ≥ 1, maka proyek dinyatakan menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan
2. Net B/C < 1, maka proyek dinilai merugikan dan tidak layak untuk dilaksanakan.
Kelebihan Net B/C Rasio adalah :
• Memberikan Persentase arus kas masa depan (percentage future cash
flows) dengan kas awal (cash initial)
• Sudah mempertimbangkan biaya modal (cost of capital)
• Sudah mempertimbangkan nilai waktu uang (time value of money)
• Mempertimbangkan semua arus kas (cash flow)

Kekurangan Net B/C Rasio adalah :


• Tidak memberikan informasi mengenai keuntungan (return) suatu proyek
• Dibutuhkan biaya modal (cost of capital) untuk menghitung Profitability
Index.
• Tidak memberikan informasi mengenai resiko proyek (project risk).
• Susah dimengerti untuk dijadikan indikator apakah suatu proyek
memberikan nilai (value) kepada perusahaan.
4.5. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan interval tahunan bagi suatu
perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan
persen (Kadariya et al. 1999) atau IRR adalah suatu interest rate yang
membuat nilai NPV dari suatu proyek sama dengan nol (Gaspersz 2011).
PV (arus masuk) = PV (biaya investasi)
Atau
Tingkat Pengembalian Internal (IRR) - Tingkat diskonto dimana NPV = 0.

Mencari IRR dilakukan dengan prosedur coba2 (Try and error) Jadi, jika
nilai saat ini terlalu rendah maka kita menurunkan IRR nya.
Jika nilai PV terlalu tinggi, kita menaikkan IRRnya
Keterangan :
i1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2 = discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilai negatif

Ada 3 kriteria kelayakan dalam metode IRR dengan arti sebagai berikut:
1. IRR > tingkat discount rate, artinya proyek menguntungkan dan dapat dilaksanakan
2. IRR = tingkat discount rate,artinya proyek tidak mendapatkan untung maupun
kerugian, sehingga tergantung kepada subjektifitas pengambil keputusan
3. IRR < tingkat discount rate,artinya proyek tidak menguntungkan dan tidak layak untuk
dilaksanakan
Metode Tingkat Pengembalian Internal (IRR)

Tingkat Pengembalian internal (IRR)


◦Tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan
nol, karena arus PV pada tingkat bunga tersebut sama
dengan investasi awalnya
Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang, jadi arus kas
di diskontokan atas dasar biaya modal / tingkat bunga
Saat mempertimbangkan keputusan investasi?

Perusahaan akan melakukan penilaian investasi yang


akan mempertimbangkan:
◦ Ukuran atau biaya investasi
◦ BEP
◦ Jangka waktu pengembalian modal
◦ Pengembalian investasi internal
◦ Risiko yang terkait dengan investasi
Beberapa istilah (Bisnis keuangan)
q Depresiasi : Depresiasi merupakan alokasi biaya penyusutan terhadap aset perusahaan
selama masa manfaatnya (umur ekonomis) aset tersebut. Biaya depresiasi atau penyusutan
tersebut didasarkan pada aset berwujud tetap yang dimiliki perusahaan terus menurun.
Biasanya, hal tersebut dapat terjadi pada aset yang tidak berwujud juga, seperti hak paten. Hak
paten juga dapat disusutkan karena adanya batas kegunaan sebelum tanggal kedaluwarsa
q Amortisasi : Sedangkan amortisasi dapat diartikan sebagai penurunan nilai penyusutan dari
sebuah aset perusahaan yang memiliki umur ekonomis lama. Istilah ini dalam akuntansi
diartikan sebagai pengalokasian biaya aktiva tak berwujud yang mengacu pada pengurangan
kewajiban dengan pembayaran pokok serta bunga secara teratur dalam jumlah tertentu sampai
pinjaman terbayar saat tanggal jatuh tempo
q EMITEN / penerbit Efek di Pasar Modal : adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum,
yaitu penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku.
q Modal Ventura : adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke
dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu. Pada
umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara tunai yang ditukar
dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha

Anda mungkin juga menyukai