TAHUN
EDUKASI
Analisis Fundamental
ANALISIS
FUNDAMENTAL
UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
2021
OVERVIEW
ANALISIS FUNDAMENTAL
4 5
1 2 3
1
PART 1
PENTINGNYA ANALISIS FUNDAMENTAL
2
1) Terkait Manajemen dan Kredibilitas
Contoh : Jajaran Direksi dan Komisaris, mempelajari Berita di Media
dan mempelajari Laporan Keuangan dan Analisa Keuangan
2) Terkait Profil dan Bisnis Perusahaan
Contoh :
Sejarah, Orang yang terlibat, Model Bisnis, Produk yang dijual (dpt
dilihat di website masing - masing perusahaan)
3) Terkait Kinerja Keuangan
Seperti laporan laba rugi, Neraca, laporan arus kas, CALK dll
4) Terkait Valuasi Perusahaan
Seperti Valuasi PER, PBV dengan membandingkan pada perusahaan
yang sejenis.
5) Terkait Dividen
✓ Dividen payout ratio (>50%)
= jumlah pembayaran dividen : Laba bersih x 100%
(Semakin besar dividend payout ratio, maka semakin besar pula nilai
dividen yang dibagikan untuk pemegang saham)
✓ Dividend Yield
= Dividen per lembar saham : Harga saham x 100%
(3 – 5% untuk perusahaan BlueChip, dan 10 – 15% untuk sektor
tambang)
3
PART 2
BAGIAN- BAGIAN LAPORAN KEUANGAN
• ASET :
Aset Lancar (Current Asset)
✓ Kas dan Setara Kas
✓ Piutang Usaha
✓ Persediaan
Aset Tidak Lancar (Non – Current Asset)
✓ Aset Tetap (Tanah, Bangunan, Mesin)
✓ Aset Tak Berwujud (Goodwill, Hak Cipta)
• LIABILITAS :
Liabilitas Lancar (Current Liabilities)
✓ Pinjaman Bank jangka pendek
✓ Utang Usaha
✓ Utang Lain – lain
Liabilitas Tidak Lancar (Non – Current Liabilities)
✓ Pinjaman Bank jangka panjang
✓ Utang jangka panjang lain lain (obligasi)
4
• EKUITAS :
Modal Saham
Tambahan Modal Disetor
Saldo Laba (Retained Earnings)
5
2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dalam suatu periode.
• Laba Komprehensif
Merupakan laba bersih perusahaan ditambah hal – hal yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
• Kepentingan Non - Pengendali
Merupakan bagian laba untuk pemegang saham minoritas di anak
perusahaan *Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk.
6
7
3) Laporan Perubahan Modal
Menunjukkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan
selama periode yang bersangkutan. Untuk menyusun laporan
perubahan modal, sebelumnya harus menyusun laporan laba rugi
terlebih dahulu.
• Komponen Laporan Perubahan Modal :
✓ Modal Awal
✓ Laba bersih setelah pajak
✓ Prive
✓ Modal Akhir
8
4) Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Menunjukkan informasi catatan uang yang masuk dan uang yang keluar,dan
sebagai indikator untuk memprediksi arus kas di periode yang akan datang
(pertanggungjawabaan arus kas masuk dan keluar). Terdiri dari 3 aktivitas
utama :
• Aktivitas Operasi (Operating Activities)
✓ Penerimaan dari pelanggan
✓ Pembayaran ke supplier
✓ Pembayaran ke karyawan
• Aktivitas Investasi (Investing Activities)
✓ Capital Expenditure (Pembelian aset tetap atau tidak tetap)
✓ Penjualan aset tetap
Ex : Membeli Obligasi, saham, property, dan bangunan.
• Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
✓ Penerimaan pinjaman
✓ Pembayaran pinjaman
✓ Pembayaran dividen
9
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
*catatan kaki
Menyajikan informasi tentang penjelasan, daftar terinci, analisis atau
nilai suatu pos yang disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas.
Catatan no. 29
10
PART 3
RASIO – RASIO KEUANGAN
11
Return On Equity - Untuk mengetahui seberapa besar profit yang dihasilkan RUMUS :
(ROE) dari Ekuitas (modal) yang dimiliki perusahaan / menilai ROE = Laba Bersih x 100%
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari Ekuitas Pemegang
investasi pemegang saham perusahaan Saham
- Semakin Tinggi Nilai ROE, maka semakin baik
dikarenakan perusahaan semakin optimal Acuan : 15%
memanfaatkan ekuitas.
12
No Jenis Rasio Indikasi
3 Rasio Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban – kewajiban jangka
Solvabilitas / panjang dan menunjukkan apakah arus kas perusahaan cukup untuk memenuhi kewajiban jangka
Leverage panjang (ukuran kesehatan keuangan)
Rasio Utang - Untuk mengetahui seberapa banyak aset perusahaan RUMUS :
Terhadap Aset / yang berasal dari utang dan mengetahui komposisi utang Rasio Debt to Asset
Total Debt to Asset dan aset = Total Utang
Ratio (DAR) - Semakin kecil DAR maka tingkat keamanan dananya Total Aset
menjadi semakin baik
- Utang yang dimaksud meliputi Utang jangka panjang dan (Berapa kali / persen)
jangka pendek
13
No Jenis Rasio Indikasi
4 Rasio Aktivitas / Untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset dalam menghasilkan
Operasi / kas dan pendapatan (analisis cermat pada persediaan, aset dan piutang)
Perputaran
Rasio Perputaran - Mengukur tingkat efektivitas perusahaan untuk RUMUS :
Total Aset / Rasio menghasilkan penjualan bersih melalui aset yang Rasio TATO
Perputaran Aset Atas dimiliki. = Penjualan Bersih
Penjualan Neto (Total - Semakin Tinggi rasio TATO, maka semakin baik. Total Aset
Asset Turnover Ratio Artinya perusahaan dapat menghasilkan lebih
- TATO) banyak penjualan pada setiap rupiah aset (Berapa kali)
(tingkat tertentu)
Rasio Lainnya :
- Rasio Perputaran Modal Kerja
- Rasio Perputaran Piutang
- Rasio Perputaran Hutang
- Rasio Hutang Beredar
- Rasio Perputaran Kas
- Rasio Siklus Operasi etc.
14
No Jenis Rasio Indikasi
5 Rasio Untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset dalam menghasilkan kas dan
Penilaian / pendapatan (analisis cermat pada persediaan, aset dan piutang) serta untuk menentukan mahal
Valuasi / murahnya suatu saham.
Harga Pasar
Price Earning - Untuk mengidentifikasi apakah suatu saham dianggap RUMUS :
Ratio - PER terlalu mahal atau masih (murah) EPS = EAT
- Sebelum mencari nilai PER diperlukan EPS perusahaan Jumlah Lembar Saham
(BlueChip) - Semakin tinggi PER, maka harga saham semakin
mahal karena diperlukan waktu yang lebih panjang EAT = Laba Bersih Setelah
bagi investor untuk balik modal dan kinerja Pajak
perusahaan semakin baik. = Laba Periode Berjalan
- Perusahaan Bluechip atau LQ45 dihargai lebih mahal
PER = Price Per Share
EPS : Laba bersih per lembar saham Earning Per Share
= Harga Pasar Saham
PER < 5 Laba Per Lembar
Saham
(Berapa kali)
1) Referensi Website :
- http://analis.co.id/
- https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-jenis-dan-contoh-terlengkap/
- https://www.invesnesia.com/return-on-equity-roe
- https://accurate.id/akuntansi/rasio-aktivitas-pada-akuntansi-pengertian-manfaat-jenis-dan-rumusnya/
2) Referensi Channel Youtube :
- https://youtu.be/eig54JnbWXk (Mila Luvita)
- https://youtu.be/OpjM8HpW3O0 (Analis Saham Syariah)
- https://youtu.be/DFH2Az4PRsA (Baca Saham)
15
PART 4
ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN LAPORAN KEUANGAN
Menggunakan Laporan Keuangan INDF 31 Desember 2020
1) Rasio Profitabilitas
a) Gross Profit Margin (GPM) => Laporan Laba Rugi
RUMUS : RUMUS :
Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin (GPM)
: Laba Kotor x 100% : Laba Kotor x 100%
Penjualan Penjualan
: Rp 26.752.044 x 100% : Rp 22.716.361 x 100%
Rp 81.731.469 Rp 76.592.955
: 32,7% : 29,65%
INTERPRETASI :
Pada tahun 2019 INDF mempunyai nilai rasio GPM sebesar 29,65% dan di tahun 2020 sebesar
32,7%. Artinya Nilai GPM mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (2019) dan
mengindikasikan bahwa perusahaan INDF semakin efisien dalam melakukan kegiatan
operasional perusahaan.
16
b) Operating Profit Margin (OPM) => Laporan Laba Rugi
RUMUS : RUMUS :
OPM = EBIT/Laba Operasi x 100% OPM = EBIT/Laba Operasi x 100%
Revenue (Penjualan) Revenue (Penjualan)
= Rp 12.426.334 x 100% = Rp 8.749.397 x 100%
Rp 81.731.469 Rp 76.592.955
= 15,2% = 11,42%
INTERPRETASI :
Pada tahun 2019 INDF mempunyai nilai rasio OPM sebesar 11,42% dan di tahun 2020 sebesar
15,2%. Artinya Nilai OPM mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (2019) dan
mengindikasikan bahwa perusahaan INDF mengalami kenaikan dalam menghasilkan laba
operasi dari penjualan bersihnya yang mampu menekan biaya produksi dan biaya operasional.
17
c) Net Profit Margin (NPM) / Margin Laba Bersih
RUMUS : RUMUS :
NPM = Laba Bersih x 100% NPM = Laba Bersih x 100%
Penjualan Penjualan
= Rp 8.752.066 x 100% = Rp 5.902.729 x 100%
Rp 81.731.469 Rp 76.592.955
= 10,7% = 7,7%
Laba Bersih => Setelah Bunga dan Pajak (EAT) Laba Bersih => Setelah Bunga dan Pajak (EAT)
INTERPRETASI :
Pada tahun 2019 INDF mempunyai nilai rasio NPM sebesar 7,7% dan di tahun 2020 sebesar
10,7%. Artinya Nilai NPM mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (2019) dan
mengindikasikan bahwa perusahaan INDF mampu menghasilkan laba bersih lebih tinggi
sebesar Rp 8.752.066 (Dalam jutaan rupiah).
18
d) Return On Assets (ROA) => Laporan Posisi Keuangan/ Neraca dan Laporan Laba Rugi
NERACA
RUMUS : RUMUS :
ROA = Net Profit x 100% ROA = Net Profit x 100%
Total Asset Total Asset
= Rp 6.455.632 x 100% = Rp 4.908.172 x 100%
Rp 163.136.516 Rp 96.198.559
= 3,9% = 5,1%
INTERPRETASI :
ROA yang baik adalah diatas 5,9%. Pada tahun 2019, PT. Indofood memperoleh ROA sebesar
6,1% artinya perusahaan bekerja secara optimal dengan memanfaatkan aset yang dimiliki
sehingga laba bersih yang diperoleh juga maksimal. Namun pada tahun 2020, diperoleh ROA
sebesar 5,3% yang artinya PT. Indofood kurang optimal dalam memanfaatkan aset untuk
memperoleh laba bersih.
19
e) Return On Equity (ROE)
NERACA
RUMUS : RUMUS :
ROE = Net Profit x 100% ROE = Net Profit x 100%
Ekuitas Pemegang Saham Ekuitas Pemegang Saham
= Rp 6.455.632 x 100% = Rp 4.908.172 x 100%
Rp 42.374.298 Rp 37.777.948
= 15,23% = 12,99%
INTERPRETASI :
ROE perusahaan INDF pada tahun 2019 tercatat sebesar 12,99% kemudian mengalami
kenaikan pada tahun 2020 menjadi 15,23%. Nilai ROE yang bagus adalah yang mendekati
15%. Sebaliknya, jika nilai ROE mendekati angka 0% maka dapat diatakan bahwa perusahaan
tidak cukup mampu untuk mengelola modalnya sehingga tidak bisa efektif dalam
menghasilkan pendapatan. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, INDF mengalami kenaikan
ROE dari tahun 2019 ke tahun 2020. Meskipun perusahaan belum cukup untuk dikatakan
efektif dan efisien dalam menghasilkan laba namun setidaknya perusahaan memiliki
kenaikan dalam hal menghasilkan laba.
20
2) Rasio Likuiditas
a) Cash Ratio
RUMUS : RUMUS :
Rasio Kas Rasio Kas
= Kas dan Setara Kas = Kas dan Setara Kas x 100%
Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek) Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek)
= Rp 17.336.960 = Rp 13.745.118 x 100%
Rp 27.975.875 Rp 24.686.862
= 0,6 x = 0,5 x
INTERPRETASI :
Suatu perusahaan akan dikatakan memiliki uang yang cukup untuk membayar tagihan
jangka pendeknya jika nilai cash ratio sebesar 1,0. Sedangkan jika nilainya kurang dari 1,0
maka artinya perusahaan tersebut tidak memiliki kas atau setara kas yang cukup untuk
membayar tagihannya.
INDF pada tahun 2019 memiliki cash ratio sebesar 0,5 sedangkan pada tahun 2020 sebesar
0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini tidak memiliki kas atau setara kas yang
cukup untuk membayar tagihannya.
21
b) Current Ratio
RUMUS : RUMUS :
Current Ratio Current Ratio
= Aset Lancar = Aset Lancar
Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek) Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek)
= Rp 38.418.238 = Rp 31.403.445
Rp 27.975.875 Rp 24.686.862
= 1,3 x = 1,2 x
INTERPRETASI :
Nilai current ratio INDF pada tahun 2019 sebesar 1,2 x maka dapat diartikan bahwa aset lancar
perusahaan 1,2 kali lebih banyak yang dibutuhan untuk menutupi utang lancar. Begitu pula
pada tahun 2020, current ratio sebesar 1,3 x menandakan bahwa aset lancar perusahaan 1,3
kali lebih banyak dibutuhkan untuk menutupi utang lancar. Mengacu pada beberapa referensi,
current ratio yang baik adalah minimal 2 kali lebih banyak dari liabilitas jangka pendek (utang
lancar).
22
c) Quick Ratio
INTERPRETASI :
Apabila rasio cepat lebih tinggi dari satu, dapat dikatakan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan untuk melunasi kewajiban lancarnya atau dengan kata lain, perusahaan sehat
secara finansial. Perusahaan INDF memiliki rasio cepat tahun 2019 adalah sebesar 0,88 dan
mengalami kenaikan pada tahun 2020 menjadi sebesar 0,97. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan belum mampu melunasi kewajiban lancarnya, meskipun demikian perusahaan
terus meningkatkan kinerja financialnya terbukti dengan kenaikan angka rasio cepat dari tahun
sebelumnya ke tahun berikutnya yang hampir menyentuh angka 1.
23
3) Rasio Solvabilitas / Leverage (jk.panjang)
a) Debt to Asset Ratio
RUMUS : RUMUS :
Rasio Debt to Asset Rasio Debt to Asset
= Total Utang x 100% = Total Utang x 100%
Total Aset Total Aset
= Rp 83.998.472 x 100% = Rp 41.996.071 x 100%
Rp 163.136.516 Rp 96.198.559
= 51,4% = 43%
INTERPRETASI :
Rasio DAR perusahaan yang sehat umumnya adalah lebih kecil dari 1 kali (1x) atau < 100%.
Semakin kecil nlai DAR, semakin sedikit utang yang digunakan perusahaan untuk memperoleh
aset. Berdasarkan tabel DAR di atas, pada tahun 2019 perusahaan memperoleh DAR sebesar
43% sedangkan pada tahun 2020 sebesar 51,4%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki rasio DAR yang sehat.
24
b) Debt to Equity Ratio (DER)
RUMUS : RUMUS :
Rasio Debt to Equity Rasio Debt to Equity
= Total Utang = Total Utang
Total Ekuitas Total Ekuitas
= Rp 83.998.472 = Rp 41.996.071
Rp 79.138.044 Rp 54.202.488
= 1,06 x = 0,77 x
(Berapa kali / persen)
INTERPRETASI :
Debt to equity ratio dapat menunjukkan tingkat kemandirian finansial perusahaan berkaitan
dengan utang. Semakin rendah nilai debt to equity ratio maka tingkat kemandirian finansial
perusahaan dalam utang semakin bagus. Pada tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat DER
perusahaan pada tahun 2019 lebih bagus dibandingkan pada tahun 2020.
25
4) Rasio Aktivitas
a) Total Asset Turnover Ratio (TATO)
RUMUS : RUMUS :
Rasio TATO Rasio TATO
= Penjualan Bersih = Penjualan Bersih
Total Aset Total Aset
= Rp 81.731.469 = Rp 76.592.955
Rp 163.136.516 Rp 96.198.559
= 0,5 x / 50% = 0,8 / 80%
INTERPRETASI :
Rasio perputaran aset yang baik adalah perputaran aset yang cenderung mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Perputaran aset yang meningkat menunjukkan bahwa perusahaan mampu
mendayagunakan aset-asetnya dengan baik untuk menghasilkan penjualan yang tinggi. Pada
perhitungan rasio TATO di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2019 perusahaan memperoleh
perputaran aset penjualan bersih sebesar 80% sedangkan tahun 2020 mengalami penurunan
menjadi 50%. Berdasarkan hal ini maka dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut tergolong
kurang baik dalam hal perputaran aset.
26
b) Inventory Turnover Ratio
Tahun 2020
RUMUS :
Rasio ITR
= COGS
Average/Persediaan Rata – Rata
= HPP
(Pers. Awal + Pers. Akhir) / 2
= Rp 54.979.425
(Rp 11.150.432 + Rp 9.658.705)/2
= Rp 54.979.425
Rp 10.404.568
= 5,2 x dalam seperiode
INTERPRETASI :
Rasio ITR yang tinggi menunjukkan penjualan yang kuat karena perusahaan banyak
melakukan produksi untuk menjaga stabilitas persediannya tetap rasional dan kebutuhan
pasarnya tetap terpenuhi. Pada INDF menunjukkan rasio ITR sebesar 5,2 x. Untuk membuktikan
apakah rasio ITR dari INDF baik atau tidak maka perlu dilakukan analisis terhadap rata-rata
industri.
27
5) Rasio Penilaian atau Valuasi Saham
a) Price Earning Ratio (PER)
28
TAHUN 2019
TAHUN 2020
Tahun 2019
RUMUS :
EPS = EAT = Rp 4.908.172.000.000 = 558
Jumlah Lembar Saham 8.780.426.500
Tahun 2020
RUMUS :
EPS = EAT = Rp 6.455.632.000.000 = 735
Jumlah Lembar Saham 8.780.426.500
29
Harga Saham 31 Desember 2020
1) idx.co.id
2) Data Pasar
3) Ringkasan Saham
4) Sesuaikan Tanggal
5) Kode Saham, Nama Perusahaan, Penutupan dan Listed Share
INTERPRETASI :
Nilai PER pada tahun 2019 sebesar 14 x dan tahun 2020 sebesar 9 x. Jadi, harga
saham INDF 14 x lebih besar dari laba per saham pada tahun 2019 dan 9 x lebih
besar pada tahun 2020. Secara umum, ada dua indikasi jika nilai PER perusahaan
yang tinggi. Pertama, harga saham perusahaan terlal mahal. Kedua, investor rela
membayar mahal untuk saham tersebut karena perusahaan dianggap memiliki
prospek cerah di masa depan.
Sedangkan untuk mengetahui apakah PER suatu perusahaan tinggi atau rendah,
maka dapat dilakukan perbandingan dengan nilai Per dari rata-rata industri.
Contoh:
Dalam ringkasan kinerja perusahaan tercatat INDF, nilai PE industri tahun 2019
yaitu sebesar 29 x dan tahun 2020 sebesar 28 x. Dengan demikian, rasio PER INDF
tahun 2019 dan tahun 2020 berada di bawah rata-rata industri. Artinya, harga
saham perusahaan INDF bisa dikatakan masih murah. Di sisi lain, investor tidak
mau membayar mahal untuk saham INDF.
30
Tahun 2019
RUMUS :
*Nilai Buku
= Ekuitas (Total Aset – Total Liabilitas)
Jumlah Saham Beredar
= Rp 54.202.488.000.000
8.780.426.500 lbr
= 6.173
Tahun 2020
RUMUS :
*Nilai Buku
= Ekuitas (Total Aset – Total Liabilitas)
Jumlah Saham Beredar
= Rp 79.138.044.000.000
8.780.426.500 lbr
= 9.013
INTERPRETASI :
Ada dua indikasi dari nilai PBV perusahaan.
1. Jika PBV < 1 maka perusahaan dikatakan undervalued
2. Jika PBV > 1 maka perusahaan dikatakan overvalued
Semakin tinggi rasio PBV, semakin besar risiko bagi investor dan semakin kecil
potensi pertumbuhan perusahaan.
Berdasarkan perhitungan di atas rasio PBV dari INDF pada tahun 2019 sebesar 1,2
x dan pada tahun 2020 sebesar 0,78 x. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2019
saham INDF dapat dikatakan overvalued dan pada tahun 2020 saham INDF
undervalued.
31
PART 5
REVIEW DAN CONTOH
Rasio Profit EPS Book PER PBV DER ROA ROE NPM
for the (IDR) Value (x) (x) (x) (%) (%) (%)
period (IDR)
Sub Sektor X
Saham A 2.279 185,5 1.344 35 4,86 0,42 9,74 13,8 7,03
Saham B (68) (1,54) 4,35 (30) 11,5 22,8 (1,49) (35,3) (1,64)
Saham C 304 29,2 969 50 1,51 1,36 1,28 3,02 1,37
Saham D (73) (43,2) 875 (19) 0,85 1,53 (1,96) (4,94) (1,99)
Saham E 31 31,2 708 48 2,12 5,9 1,74 4,40 4,5
Sub Sektor Y
Saham A 5.647 3.913 29.405 10 1,39 0,36 9,79 13,3 9,03
Saham B 6.911 79,2 246 19 6,11 0,56 20,6 32,2 13,6
Saham C 14 19,2 297 34 2,19 0,75 3,69 6,47 10,2
Saham D (564) (20,7) 216 (16) 1,58 0,86 (5,15) (9,57) (7,33)
Saham E 109 69 536 7,8 1,01 0,38 9,33 12,9 10,5
ANALISIS :
32
33
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
COMPANY REPORT : JANUARY 2019 As of 31 January 2019
Main Board Individual Index : 1,326.619
Industry Sector : Consumer Goods Industry (5) Listed Shares : 8,780,426,500
Industry Sub Sector : Food And Beverages (51) Market Capitalization : 68,048,305,375,000
19 | 68.0T | 0.92% | 57.72%
Day
Closing Volume
Price* January 2015 - January 2019 (Mill. Sh) Month High Low Close (X) (Thou. Sh.) (Million Rp)
10,000 4,800 Jan-15 7,725 6,850 7,550 59,020 454,670 3,360,218 21
Feb-15 7,675 7,250 7,400 38,795 183,393 1,357,302 19
8,750 4,200 Mar-15 7,550 7,300 7,450 54,233 329,852 2,445,636 22
Apr-15 7,500 6,475 6,750 41,210 220,479 1,599,979 21
May-15 7,400 6,600 7,300 59,010 287,107 2,003,105 19
7,500 3,600
Jun-15 7,250 6,425 6,575 51,699 152,355 1,030,242 21
Jul-15 6,750 5,775 6,100 44,219 169,619 1,074,125 19
6,250 3,000
Aug-15 6,325 4,560 5,300 66,387 264,443 1,448,909 20
Sep-15 5,575 4,845 5,500 51,705 161,241 833,125 21
5,000 2,400
Oct-15 6,425 5,275 5,525 52,746 189,030 1,106,788 21
Nov-15 6,100 4,875 4,875 59,131 178,196 965,686 21
3,750 1,800 Dec-15 5,300 4,840 5,175 51,839 174,809 889,022 19
BALANCE SHEET Dec-14 Dec-15 Dec-16 Dec-17 Sep-18 TOTAL ASSETS AND LIABILITIES (Bill. Rp)
(in Million Rp, except Par Value) Assets Liabilities
Cash & Cash Equivalents 14,157,619 13,076,076 13,362,236 13,689,998 12,661,468 100,000
43,122 43,941
41,228
Paid up Capital (Shares) 8,780 8,780 8,780 8,780 8,780
Par Value 100 100 100 100 100
38,649
Total Equity
Growth (%) 4.59% 1.90% 6.41% 3.84% 18,839
54,742
55,869
Comprehensive Income 4,812,618 4,867,347 4,984,305 5,039,068 4,323,310 2014 2015 2016 2017 Sep-18
Comprehensive Attributable 3,528,115 4,066,347 3,817,112 4,267,959 3,522,409
RATIOS Dec-14 Dec-15 Dec-16 Dec-17 Sep-18 PROFIT FOR THE PERIOD (Bill. Rp)
Current Ratio (%) 180.74 170.53 150.81 150.27 113.10
5,146 5,267 5,145
Dividend (Rp) 220.00 168.00 235.00 237.00 65.00 5,267
3,710 3,580
DAR (X) 0.52 0.53 0.47 0.47 0.49
DER(X) 1.08 1.13 0.87 0.88 0.98
3,118