Anda di halaman 1dari 38

2021

TAHUN

EDUKASI
Analisis Fundamental
ANALISIS
FUNDAMENTAL

UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
2021
OVERVIEW

ANALISIS FUNDAMENTAL

4 5
1 2 3

Pentingnya Bagian Rasio – Rasio Perhitungan dan Review dan


Analisis Fundamental Laporan Keuangan Keuangan Interpretasi Rasio Analisis

1
PART 1
PENTINGNYA ANALISIS FUNDAMENTAL

- Analisa Fundamental artinya menganalisa mengenai kondisi, detail


dan prospek bisnis atau usaha yang mencakup :
a) Kinerja Perusahaan
b) Pertumbuhan Bisnis
c) Data Keuangan
d) Manajemen

- Pentingnya Analisa Fundamental :


a) Mengetahui kualitas bisnis atau saham yang dibeli
b) Agar lebih matang dalam berinvestasi
c) Mengetahui nilai dan kualitas suatu saham
d) Mendapatkan keuntungan

- Instrumen menggunakan analisa fundamental (Kanala.id) :


a) Laporan Keuangan
b) Laporan Tahunan
c) Berita dan Rilis Perusahaan
d) Berita Media
e) Screening RTI Analytics dan RTI Business (Gratis)

2
1) Terkait Manajemen dan Kredibilitas
Contoh : Jajaran Direksi dan Komisaris, mempelajari Berita di Media
dan mempelajari Laporan Keuangan dan Analisa Keuangan
2) Terkait Profil dan Bisnis Perusahaan
Contoh :
Sejarah, Orang yang terlibat, Model Bisnis, Produk yang dijual (dpt
dilihat di website masing - masing perusahaan)
3) Terkait Kinerja Keuangan
Seperti laporan laba rugi, Neraca, laporan arus kas, CALK dll
4) Terkait Valuasi Perusahaan
Seperti Valuasi PER, PBV dengan membandingkan pada perusahaan
yang sejenis.
5) Terkait Dividen
✓ Dividen payout ratio (>50%)
= jumlah pembayaran dividen : Laba bersih x 100%
(Semakin besar dividend payout ratio, maka semakin besar pula nilai
dividen yang dibagikan untuk pemegang saham)
✓ Dividend Yield
= Dividen per lembar saham : Harga saham x 100%
(3 – 5% untuk perusahaan BlueChip, dan 10 – 15% untuk sektor
tambang)

3
PART 2
BAGIAN- BAGIAN LAPORAN KEUANGAN

1) Neraca (Balance Sheet)


Mengetahui informasi tentang aset, kewajiban dan modal perusahaan
secara lengkap dan rinci. Menunjukkan bagaimana aset perusahaan
didanai, apakah dari modal sendiri atau berasal dari utang?
menunjukkan posisi kesehatan perusahaan, dan bagaimana aset
digunakan untuk mendapatkan pemasukan bagi perusahaan.
ASET = LIABILITAS (UTANG) + EKUITAS (MODAL)

• ASET :
Aset Lancar (Current Asset)
✓ Kas dan Setara Kas
✓ Piutang Usaha
✓ Persediaan
Aset Tidak Lancar (Non – Current Asset)
✓ Aset Tetap (Tanah, Bangunan, Mesin)
✓ Aset Tak Berwujud (Goodwill, Hak Cipta)
• LIABILITAS :
Liabilitas Lancar (Current Liabilities)
✓ Pinjaman Bank jangka pendek
✓ Utang Usaha
✓ Utang Lain – lain
Liabilitas Tidak Lancar (Non – Current Liabilities)
✓ Pinjaman Bank jangka panjang
✓ Utang jangka panjang lain lain (obligasi)
4
• EKUITAS :
Modal Saham
Tambahan Modal Disetor
Saldo Laba (Retained Earnings)

5
2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dalam suatu periode.

PROFIT = REVENUE - EXPENSES

• Beberapa Unsur laporan laba rugi :


Penjualan xxx
(Beban Pokok Produksi) (xxx)
Laba Kotor xxx
(Beban Operasional) (xxx)
Laba Usaha xxx
(Biaya Lainnya) (xxx)
Laba Bersih xxx

• Laba Komprehensif
Merupakan laba bersih perusahaan ditambah hal – hal yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
• Kepentingan Non - Pengendali
Merupakan bagian laba untuk pemegang saham minoritas di anak
perusahaan *Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk.

6
7
3) Laporan Perubahan Modal
Menunjukkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan
selama periode yang bersangkutan. Untuk menyusun laporan
perubahan modal, sebelumnya harus menyusun laporan laba rugi
terlebih dahulu.
• Komponen Laporan Perubahan Modal :
✓ Modal Awal
✓ Laba bersih setelah pajak
✓ Prive
✓ Modal Akhir

8
4) Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Menunjukkan informasi catatan uang yang masuk dan uang yang keluar,dan
sebagai indikator untuk memprediksi arus kas di periode yang akan datang
(pertanggungjawabaan arus kas masuk dan keluar). Terdiri dari 3 aktivitas
utama :
• Aktivitas Operasi (Operating Activities)
✓ Penerimaan dari pelanggan
✓ Pembayaran ke supplier
✓ Pembayaran ke karyawan
• Aktivitas Investasi (Investing Activities)
✓ Capital Expenditure (Pembelian aset tetap atau tidak tetap)
✓ Penjualan aset tetap
Ex : Membeli Obligasi, saham, property, dan bangunan.
• Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
✓ Penerimaan pinjaman
✓ Pembayaran pinjaman
✓ Pembayaran dividen

9
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
*catatan kaki
Menyajikan informasi tentang penjelasan, daftar terinci, analisis atau
nilai suatu pos yang disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas.

Catatan no. 29

10
PART 3
RASIO – RASIO KEUANGAN

No Jenis Rasio Indikasi


1 Rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning)
Profitabilitas terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu.
Gross Profit Margin - untuk mengetahui seberapa efisien upaya yang dilakukan RUMUS :
(GPM) / Margin pihak manajemen dalam menekan HPP atau COGS (Cost of GPM = Gross Profit x 100%
Laba Kotor Goods Sold). Revenue
- Semakin tinggi nilai rasio, maka semakin baik = Laba Kotor x 100%
dikarenakan Biaya HPP semakin rendah. Penjualan
- Artinya semakin efisien kegiatan operasional perusahaan = Laba Kotor x 100%
karena menunjukkan Harga Pokok Penjualan lebih rendah Total Pendapatan
dibandingkan Penjualan (sales).
Net Profit Margin - Untuk mengetahui berapa % laba bersih yang dihasilkan RUMUS :
(NPM) / Margin setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh NPM = Net Profit x 100%
Laba Bersih dari penjualan dan mengukur selisih antara laba bersih Revenue
dengan penjualan yang dihasilkan. = Laba Bersih x 100%
- Semakin tinggi nilai rasio Net Profit Margin, maka Penjualan
semakin baik Operasional Perusahaan.
- Penjualan artinya Penjualan Bersih /Pendapatan (Revenue)
/ Net Sales
- Laba Bersih artinya Laba yang telah dikurangi HPP / COGS,
Depresiasi, Amortisasi, Bunga dan Pajak.
- Untuk mengetahui margin operasi perusahaan dengan RUMUS :
Operating Profit membagi pendapatan operasional “Earning Before Interest OPM = EBIT x 100%
Margin (OPM) / and Tax” (EBIT) dengan Penjualan / mengevaluasi kinerja Revenue
Return On Sales bisnis perusahaan = Laba Operasi x
(ROS) - Semakin Tinggi Nilai Rasio Operating Profit Margin 100%
(OPM), maka semakin baik dikarenakan perusahaan Revenue
mampu menekan biaya produksi dan biaya operasional (Penjualan)

EBIT = Laba sebelum


Bunga dan Pajak
Return On Assets - Untuk mengetahui seberapa besar laba yang bisa dihasilkan
(ROA) perusahaan dari total asset yang dimiliki perusahaan RUMUS :
- Membandingkan laba bersih dengan total asset ROA = Laba Bersih x 100%
- Semakin Tinggi Nilai Rasio ROA, maka semakin baik Total Asset
dikarenakan semakin optimal kinerja perusahaan dalam = Net Income x 100%
memanfaatkan aset agar memperoleh laba bersih. Total Asset

11
Return On Equity - Untuk mengetahui seberapa besar profit yang dihasilkan RUMUS :
(ROE) dari Ekuitas (modal) yang dimiliki perusahaan / menilai ROE = Laba Bersih x 100%
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari Ekuitas Pemegang
investasi pemegang saham perusahaan Saham
- Semakin Tinggi Nilai ROE, maka semakin baik
dikarenakan perusahaan semakin optimal Acuan : 15%
memanfaatkan ekuitas.

No Jenis Rasio Indikasi


2 Rasio Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban – kewajiban jangka pendek
Likuiditas yang akan jatuh tempo.
Rasio Kas - Untuk mengetahui jumlah kas yang dimiliki perusahaan dan RUMUS :
(Cash Ratio) kemampuan membayar kewajiban jika sewaktu – waktu Rasio Kas
ditagih atau jatuh tempo masa utang jangka pendeknya = Kas dan Setara Kas
- Misalkan besarnya rasio 1 kali antara kas dan utang Utang Lancar (Lia. Jk.
lancar (sama banyak) artinya perusahaan mampu Pendek)
membayar dengan baik utang jangka pendek
(Berapa kali)
Rasio Lancar - Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam RUMUS :
(Current Ratio) memenuhi kewajiban lancar atau utang yang akan jatuh Rasio Lancar
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan dan = Aset Lancar
mengetahui seberapa banyak aset lancar yang dimiliki Utang Lancar (Lia. Jk.
dibandingkan utang lancar Pendek)
- Nilai proporssional 1 kali adalah yang terbaik
(Berapa kali)
Rasio Cepat - Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi RUMUS :
(Quick Ratio) utang jangka pendek dari aset lancar yang dimiliki tanpa Rasio Cepat
menggunakan persediaan (inventoris) yang ada. = Aset Lancar - Persediaan
- Semakin tinggi rasio maka semakin baik likuiditas Utang Lancar (Lia. Jk.
perusahaan yang bersangkutan. Namun perlu dipahami Pendek)
juga bahwa angka rasio yang terlalu tinggi
mengindikasikan bahwa terlalu banyak uang tunai yang
tidak dimanfaatkan

12
No Jenis Rasio Indikasi
3 Rasio Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban – kewajiban jangka
Solvabilitas / panjang dan menunjukkan apakah arus kas perusahaan cukup untuk memenuhi kewajiban jangka
Leverage panjang (ukuran kesehatan keuangan)
Rasio Utang - Untuk mengetahui seberapa banyak aset perusahaan RUMUS :
Terhadap Aset / yang berasal dari utang dan mengetahui komposisi utang Rasio Debt to Asset
Total Debt to Asset dan aset = Total Utang
Ratio (DAR) - Semakin kecil DAR maka tingkat keamanan dananya Total Aset
menjadi semakin baik
- Utang yang dimaksud meliputi Utang jangka panjang dan (Berapa kali / persen)
jangka pendek

Rasio Utang - Untuk mengetahui seberapa banyak perusahaan RUMUS :


Terhadap Ekuitas / menggunakan utang, dan seberapa aman utang yang Rasio Debt to Equity
Total Debt to Equity dipinjamkan kepada perusahaan dari kreditur. = Total Utang
Ratio (DER) - Berguna bagi BANK selaku pemberi fasilitas kredit Total Ekuitas
- Semakin Tinggi Rasio, maka semakin kecil modal
sendiri dibanding utangnya. (Berapa kali / persen)
- Semakin kecil rasio, maka semakin kecil utang yang
dimiliki sehingga aman
- Rasio DER yang sehat atau aman adalah lebih kecil 1 kali
atau < 100%

13
No Jenis Rasio Indikasi
4 Rasio Aktivitas / Untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset dalam menghasilkan
Operasi / kas dan pendapatan (analisis cermat pada persediaan, aset dan piutang)
Perputaran
Rasio Perputaran - Mengukur tingkat efektivitas perusahaan untuk RUMUS :
Total Aset / Rasio menghasilkan penjualan bersih melalui aset yang Rasio TATO
Perputaran Aset Atas dimiliki. = Penjualan Bersih
Penjualan Neto (Total - Semakin Tinggi rasio TATO, maka semakin baik. Total Aset
Asset Turnover Ratio Artinya perusahaan dapat menghasilkan lebih
- TATO) banyak penjualan pada setiap rupiah aset (Berapa kali)
(tingkat tertentu)

Rasio Perputaran - Mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang RUMUS :


Persediaan dagang, menunjukkan berapa hari perusahaan untuk Rasio ITO
(Inventory Turnover mengubah persediaan menjadi penjualan. = HPP/COGS x 100%
Ratio – ITO) - Semakin tinggi nilai rasio ITO, maka semakin Persediaan Rata – Rata
baik. Artinya semakin cepat persediaan berputar = Net Sales x 100%
maka semakin efektif perusahaan dalam (Pers. Awal + Pers. Akhir) / 2
mengelola persediaan.
(Berapa kali)

Rasio Lainnya :
- Rasio Perputaran Modal Kerja
- Rasio Perputaran Piutang
- Rasio Perputaran Hutang
- Rasio Hutang Beredar
- Rasio Perputaran Kas
- Rasio Siklus Operasi etc.

14
No Jenis Rasio Indikasi
5 Rasio Untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset dalam menghasilkan kas dan
Penilaian / pendapatan (analisis cermat pada persediaan, aset dan piutang) serta untuk menentukan mahal
Valuasi / murahnya suatu saham.
Harga Pasar
Price Earning - Untuk mengidentifikasi apakah suatu saham dianggap RUMUS :
Ratio - PER terlalu mahal atau masih (murah) EPS = EAT
- Sebelum mencari nilai PER diperlukan EPS perusahaan Jumlah Lembar Saham
(BlueChip) - Semakin tinggi PER, maka harga saham semakin
mahal karena diperlukan waktu yang lebih panjang EAT = Laba Bersih Setelah
bagi investor untuk balik modal dan kinerja Pajak
perusahaan semakin baik. = Laba Periode Berjalan
- Perusahaan Bluechip atau LQ45 dihargai lebih mahal
PER = Price Per Share
EPS : Laba bersih per lembar saham Earning Per Share
= Harga Pasar Saham
PER < 5 Laba Per Lembar
Saham
(Berapa kali)

Price to Book - Untuk mengidentifikasi apakah suatu saham dianggap RUMUS :


Value (PBV) terlalu mahal atau masih (murah) dan menilai resiko dan PBV = Stock Price Per Share
pertumbuhan perusahaan di masa depan Book Value Per Share
- Semakin tinggi rasio PBV, maka semakin besar risiko = Harga Saham
bagi investor dan semakin kecil potensi Nilai Buku Per saham
pertumbuhan perusahaan
- PBV < 1 = Undervalued *Nilai Buku
PBV > 1 = Overvalued = Ekuitas
Jumlah Saham Beredar

RASIO LAINNYA DAPAT DIPELAJARI DENGAN MENGAKSES


BEBERAPA REFERENSI SUMBER :

1) Referensi Website :
- http://analis.co.id/
- https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-jenis-dan-contoh-terlengkap/
- https://www.invesnesia.com/return-on-equity-roe
- https://accurate.id/akuntansi/rasio-aktivitas-pada-akuntansi-pengertian-manfaat-jenis-dan-rumusnya/
2) Referensi Channel Youtube :
- https://youtu.be/eig54JnbWXk (Mila Luvita)
- https://youtu.be/OpjM8HpW3O0 (Analis Saham Syariah)
- https://youtu.be/DFH2Az4PRsA (Baca Saham)

15
PART 4
ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN LAPORAN KEUANGAN
Menggunakan Laporan Keuangan INDF 31 Desember 2020

1) Rasio Profitabilitas
a) Gross Profit Margin (GPM) => Laporan Laba Rugi

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin (GPM)
: Laba Kotor x 100% : Laba Kotor x 100%
Penjualan Penjualan
: Rp 26.752.044 x 100% : Rp 22.716.361 x 100%
Rp 81.731.469 Rp 76.592.955
: 32,7% : 29,65%

Laba Kotor => (Net Sales – COGS)

INTERPRETASI :
Pada tahun 2019 INDF mempunyai nilai rasio GPM sebesar 29,65% dan di tahun 2020 sebesar
32,7%. Artinya Nilai GPM mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (2019) dan
mengindikasikan bahwa perusahaan INDF semakin efisien dalam melakukan kegiatan
operasional perusahaan.

16
b) Operating Profit Margin (OPM) => Laporan Laba Rugi

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
OPM = EBIT/Laba Operasi x 100% OPM = EBIT/Laba Operasi x 100%
Revenue (Penjualan) Revenue (Penjualan)
= Rp 12.426.334 x 100% = Rp 8.749.397 x 100%
Rp 81.731.469 Rp 76.592.955
= 15,2% = 11,42%

INTERPRETASI :
Pada tahun 2019 INDF mempunyai nilai rasio OPM sebesar 11,42% dan di tahun 2020 sebesar
15,2%. Artinya Nilai OPM mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (2019) dan
mengindikasikan bahwa perusahaan INDF mengalami kenaikan dalam menghasilkan laba
operasi dari penjualan bersihnya yang mampu menekan biaya produksi dan biaya operasional.

17
c) Net Profit Margin (NPM) / Margin Laba Bersih

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
NPM = Laba Bersih x 100% NPM = Laba Bersih x 100%
Penjualan Penjualan
= Rp 8.752.066 x 100% = Rp 5.902.729 x 100%
Rp 81.731.469 Rp 76.592.955
= 10,7% = 7,7%

Laba Bersih => Setelah Bunga dan Pajak (EAT) Laba Bersih => Setelah Bunga dan Pajak (EAT)

INTERPRETASI :
Pada tahun 2019 INDF mempunyai nilai rasio NPM sebesar 7,7% dan di tahun 2020 sebesar
10,7%. Artinya Nilai NPM mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (2019) dan
mengindikasikan bahwa perusahaan INDF mampu menghasilkan laba bersih lebih tinggi
sebesar Rp 8.752.066 (Dalam jutaan rupiah).

18
d) Return On Assets (ROA) => Laporan Posisi Keuangan/ Neraca dan Laporan Laba Rugi

LAPORAN LABA RUGI

NERACA

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
ROA = Net Profit x 100% ROA = Net Profit x 100%
Total Asset Total Asset
= Rp 6.455.632 x 100% = Rp 4.908.172 x 100%
Rp 163.136.516 Rp 96.198.559
= 3,9% = 5,1%

Net Profit (Diatribusikan ke Pemilik Entitas) /


Laba Tahun Berjalan Keseluruhan

INTERPRETASI :
ROA yang baik adalah diatas 5,9%. Pada tahun 2019, PT. Indofood memperoleh ROA sebesar
6,1% artinya perusahaan bekerja secara optimal dengan memanfaatkan aset yang dimiliki
sehingga laba bersih yang diperoleh juga maksimal. Namun pada tahun 2020, diperoleh ROA
sebesar 5,3% yang artinya PT. Indofood kurang optimal dalam memanfaatkan aset untuk
memperoleh laba bersih.

19
e) Return On Equity (ROE)

NERACA

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
ROE = Net Profit x 100% ROE = Net Profit x 100%
Ekuitas Pemegang Saham Ekuitas Pemegang Saham
= Rp 6.455.632 x 100% = Rp 4.908.172 x 100%
Rp 42.374.298 Rp 37.777.948
= 15,23% = 12,99%

INTERPRETASI :
ROE perusahaan INDF pada tahun 2019 tercatat sebesar 12,99% kemudian mengalami
kenaikan pada tahun 2020 menjadi 15,23%. Nilai ROE yang bagus adalah yang mendekati
15%. Sebaliknya, jika nilai ROE mendekati angka 0% maka dapat diatakan bahwa perusahaan
tidak cukup mampu untuk mengelola modalnya sehingga tidak bisa efektif dalam
menghasilkan pendapatan. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, INDF mengalami kenaikan
ROE dari tahun 2019 ke tahun 2020. Meskipun perusahaan belum cukup untuk dikatakan
efektif dan efisien dalam menghasilkan laba namun setidaknya perusahaan memiliki
kenaikan dalam hal menghasilkan laba.

20
2) Rasio Likuiditas
a) Cash Ratio

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
Rasio Kas Rasio Kas
= Kas dan Setara Kas = Kas dan Setara Kas x 100%
Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek) Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek)
= Rp 17.336.960 = Rp 13.745.118 x 100%
Rp 27.975.875 Rp 24.686.862
= 0,6 x = 0,5 x

INTERPRETASI :
Suatu perusahaan akan dikatakan memiliki uang yang cukup untuk membayar tagihan
jangka pendeknya jika nilai cash ratio sebesar 1,0. Sedangkan jika nilainya kurang dari 1,0
maka artinya perusahaan tersebut tidak memiliki kas atau setara kas yang cukup untuk
membayar tagihannya.
INDF pada tahun 2019 memiliki cash ratio sebesar 0,5 sedangkan pada tahun 2020 sebesar
0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini tidak memiliki kas atau setara kas yang
cukup untuk membayar tagihannya.

21
b) Current Ratio

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
Current Ratio Current Ratio
= Aset Lancar = Aset Lancar
Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek) Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek)
= Rp 38.418.238 = Rp 31.403.445
Rp 27.975.875 Rp 24.686.862
= 1,3 x = 1,2 x

INTERPRETASI :
Nilai current ratio INDF pada tahun 2019 sebesar 1,2 x maka dapat diartikan bahwa aset lancar
perusahaan 1,2 kali lebih banyak yang dibutuhan untuk menutupi utang lancar. Begitu pula
pada tahun 2020, current ratio sebesar 1,3 x menandakan bahwa aset lancar perusahaan 1,3
kali lebih banyak dibutuhkan untuk menutupi utang lancar. Mengacu pada beberapa referensi,
current ratio yang baik adalah minimal 2 kali lebih banyak dari liabilitas jangka pendek (utang
lancar).

22
c) Quick Ratio

Tahun 2020 Tahun 2019


RUMUS : RUMUS :
Rasio Cepat Rasio Cepat
= Aset Lancar - Persediaan = Aset Lancar - Persediaan
Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek) Utang Lancar (Lia. Jk. Pendek)
= Rp 38.418.238 – Rp 11.150.432 = Rp 31.403.445 – Rp 9.658.705
Rp 27.975.875 Rp 24.686.862
= 0,97 x = 0,88 x

INTERPRETASI :
Apabila rasio cepat lebih tinggi dari satu, dapat dikatakan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan untuk melunasi kewajiban lancarnya atau dengan kata lain, perusahaan sehat
secara finansial. Perusahaan INDF memiliki rasio cepat tahun 2019 adalah sebesar 0,88 dan
mengalami kenaikan pada tahun 2020 menjadi sebesar 0,97. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan belum mampu melunasi kewajiban lancarnya, meskipun demikian perusahaan
terus meningkatkan kinerja financialnya terbukti dengan kenaikan angka rasio cepat dari tahun
sebelumnya ke tahun berikutnya yang hampir menyentuh angka 1.

23
3) Rasio Solvabilitas / Leverage (jk.panjang)
a) Debt to Asset Ratio

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
Rasio Debt to Asset Rasio Debt to Asset
= Total Utang x 100% = Total Utang x 100%
Total Aset Total Aset
= Rp 83.998.472 x 100% = Rp 41.996.071 x 100%
Rp 163.136.516 Rp 96.198.559
= 51,4% = 43%

INTERPRETASI :
Rasio DAR perusahaan yang sehat umumnya adalah lebih kecil dari 1 kali (1x) atau < 100%.
Semakin kecil nlai DAR, semakin sedikit utang yang digunakan perusahaan untuk memperoleh
aset. Berdasarkan tabel DAR di atas, pada tahun 2019 perusahaan memperoleh DAR sebesar
43% sedangkan pada tahun 2020 sebesar 51,4%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki rasio DAR yang sehat.

24
b) Debt to Equity Ratio (DER)

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
Rasio Debt to Equity Rasio Debt to Equity
= Total Utang = Total Utang
Total Ekuitas Total Ekuitas
= Rp 83.998.472 = Rp 41.996.071
Rp 79.138.044 Rp 54.202.488
= 1,06 x = 0,77 x
(Berapa kali / persen)

INTERPRETASI :
Debt to equity ratio dapat menunjukkan tingkat kemandirian finansial perusahaan berkaitan
dengan utang. Semakin rendah nilai debt to equity ratio maka tingkat kemandirian finansial
perusahaan dalam utang semakin bagus. Pada tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat DER
perusahaan pada tahun 2019 lebih bagus dibandingkan pada tahun 2020.

25
4) Rasio Aktivitas
a) Total Asset Turnover Ratio (TATO)

Tahun 2020 Tahun 2019

RUMUS : RUMUS :
Rasio TATO Rasio TATO
= Penjualan Bersih = Penjualan Bersih
Total Aset Total Aset
= Rp 81.731.469 = Rp 76.592.955
Rp 163.136.516 Rp 96.198.559
= 0,5 x / 50% = 0,8 / 80%

INTERPRETASI :
Rasio perputaran aset yang baik adalah perputaran aset yang cenderung mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Perputaran aset yang meningkat menunjukkan bahwa perusahaan mampu
mendayagunakan aset-asetnya dengan baik untuk menghasilkan penjualan yang tinggi. Pada
perhitungan rasio TATO di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2019 perusahaan memperoleh
perputaran aset penjualan bersih sebesar 80% sedangkan tahun 2020 mengalami penurunan
menjadi 50%. Berdasarkan hal ini maka dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut tergolong
kurang baik dalam hal perputaran aset.

26
b) Inventory Turnover Ratio

Tahun 2020
RUMUS :
Rasio ITR
= COGS
Average/Persediaan Rata – Rata
= HPP
(Pers. Awal + Pers. Akhir) / 2
= Rp 54.979.425
(Rp 11.150.432 + Rp 9.658.705)/2
= Rp 54.979.425
Rp 10.404.568
= 5,2 x dalam seperiode

INTERPRETASI :
Rasio ITR yang tinggi menunjukkan penjualan yang kuat karena perusahaan banyak
melakukan produksi untuk menjaga stabilitas persediannya tetap rasional dan kebutuhan
pasarnya tetap terpenuhi. Pada INDF menunjukkan rasio ITR sebesar 5,2 x. Untuk membuktikan
apakah rasio ITR dari INDF baik atau tidak maka perlu dilakukan analisis terhadap rata-rata
industri.

27
5) Rasio Penilaian atau Valuasi Saham
a) Price Earning Ratio (PER)

28
TAHUN 2019

TAHUN 2020

Tahun 2019

RUMUS :
EPS = EAT = Rp 4.908.172.000.000 = 558
Jumlah Lembar Saham 8.780.426.500

PER = Price Per Share


Earning Per Share
= Harga Pasar Saham
Laba Per Lembar Saham
= 7.950
558
= 14 X

Tahun 2020

RUMUS :
EPS = EAT = Rp 6.455.632.000.000 = 735
Jumlah Lembar Saham 8.780.426.500

PER = Price Per Share


Earning Per Share
= Harga Pasar Saham
Laba Per Lembar Saham
= 7.050
735
=9X

29
Harga Saham 31 Desember 2020
1) idx.co.id
2) Data Pasar
3) Ringkasan Saham
4) Sesuaikan Tanggal
5) Kode Saham, Nama Perusahaan, Penutupan dan Listed Share

INTERPRETASI :
Nilai PER pada tahun 2019 sebesar 14 x dan tahun 2020 sebesar 9 x. Jadi, harga
saham INDF 14 x lebih besar dari laba per saham pada tahun 2019 dan 9 x lebih
besar pada tahun 2020. Secara umum, ada dua indikasi jika nilai PER perusahaan
yang tinggi. Pertama, harga saham perusahaan terlal mahal. Kedua, investor rela
membayar mahal untuk saham tersebut karena perusahaan dianggap memiliki
prospek cerah di masa depan.
Sedangkan untuk mengetahui apakah PER suatu perusahaan tinggi atau rendah,
maka dapat dilakukan perbandingan dengan nilai Per dari rata-rata industri.
Contoh:
Dalam ringkasan kinerja perusahaan tercatat INDF, nilai PE industri tahun 2019
yaitu sebesar 29 x dan tahun 2020 sebesar 28 x. Dengan demikian, rasio PER INDF
tahun 2019 dan tahun 2020 berada di bawah rata-rata industri. Artinya, harga
saham perusahaan INDF bisa dikatakan masih murah. Di sisi lain, investor tidak
mau membayar mahal untuk saham INDF.

b) PBV (Price to Book Value)

30
Tahun 2019
RUMUS :
*Nilai Buku
= Ekuitas (Total Aset – Total Liabilitas)
Jumlah Saham Beredar
= Rp 54.202.488.000.000
8.780.426.500 lbr
= 6.173

PBV = Stock Price Per Share


Book Value Per Share
= Harga Saham
Nilai Buku Per saham
= 7.950
6.173
= 1,2 X

Tahun 2020
RUMUS :
*Nilai Buku
= Ekuitas (Total Aset – Total Liabilitas)
Jumlah Saham Beredar
= Rp 79.138.044.000.000
8.780.426.500 lbr
= 9.013

PBV = Stock Price Per Share


Book Value Per Share
= Harga Saham
Nilai Buku Per saham
= 7.050
9.013
= 0,78 X (Faktor Ekonomi)

INTERPRETASI :
Ada dua indikasi dari nilai PBV perusahaan.
1. Jika PBV < 1 maka perusahaan dikatakan undervalued
2. Jika PBV > 1 maka perusahaan dikatakan overvalued
Semakin tinggi rasio PBV, semakin besar risiko bagi investor dan semakin kecil
potensi pertumbuhan perusahaan.
Berdasarkan perhitungan di atas rasio PBV dari INDF pada tahun 2019 sebesar 1,2
x dan pada tahun 2020 sebesar 0,78 x. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2019
saham INDF dapat dikatakan overvalued dan pada tahun 2020 saham INDF
undervalued.

31
PART 5
REVIEW DAN CONTOH

Rasio Profit EPS Book PER PBV DER ROA ROE NPM
for the (IDR) Value (x) (x) (x) (%) (%) (%)
period (IDR)
Sub Sektor X
Saham A 2.279 185,5 1.344 35 4,86 0,42 9,74 13,8 7,03
Saham B (68) (1,54) 4,35 (30) 11,5 22,8 (1,49) (35,3) (1,64)
Saham C 304 29,2 969 50 1,51 1,36 1,28 3,02 1,37
Saham D (73) (43,2) 875 (19) 0,85 1,53 (1,96) (4,94) (1,99)
Saham E 31 31,2 708 48 2,12 5,9 1,74 4,40 4,5
Sub Sektor Y
Saham A 5.647 3.913 29.405 10 1,39 0,36 9,79 13,3 9,03
Saham B 6.911 79,2 246 19 6,11 0,56 20,6 32,2 13,6
Saham C 14 19,2 297 34 2,19 0,75 3,69 6,47 10,2
Saham D (564) (20,7) 216 (16) 1,58 0,86 (5,15) (9,57) (7,33)
Saham E 109 69 536 7,8 1,01 0,38 9,33 12,9 10,5

ANALISIS :

32
33
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
COMPANY REPORT : JANUARY 2019 As of 31 January 2019
Main Board Individual Index : 1,326.619
Industry Sector : Consumer Goods Industry (5) Listed Shares : 8,780,426,500
Industry Sub Sector : Food And Beverages (51) Market Capitalization : 68,048,305,375,000
19 | 68.0T | 0.92% | 57.72%

10 | 45.7T | 2.20% | 36.26%

COMPANY HISTORY SHAREHOLDERS (December 2018)


Established Date : 14-Aug-1990 1. First Pacific Investment Management Ltd. 4,396,103,450 : 50.07%
Listing Date : 14-Jul-1994 (IPO Price: 6,200) 2. Public (<5%) 4,384,323,050 : 49.93%
Underwriter IPO :
PT Merincorp S.I. DIVIDEND ANNOUNCEMENT
Securities Administration Bureau : Bonus Cash Recording Payment
F/I
PT Raya Saham Registra Year Shares Dividend Cum Date Ex Date Date Date
1994 58.00 21-Jul-95 24-Jul-95 1-Aug-95 31-Aug-95 F
BOARD OF COMMISSIONERS 1995 80.00 11-Jul-96 12-Jul-96 22-Jul-96 21-Aug-96 F
1. Manuel Velez Pangilinan 1996 47.00 10-Jul-97 11-Jul-97 22-Jul-97 22-Aug-97 F
2. Adi Pranoto Leman *) 2000 18.00 11-Jul-01 12-Jul-01 17-Jul-01 31-Jul-01 F
3. Bambang Subianto *) 2001 25.00 9-Jul-02 10-Jul-02 15-Jul-02 29-Jul-02 F
4. Benny Setiawan Santoso 2002 28.00 17-Jul-03 18-Jul-03 22-Jul-03 5-Aug-03 F
5. Christopher Huxley Young 2003 28.00 15-Jul-04 16-Jul-04 20-Jul-04 2-Aug-04 F
6. Joseph Hon Pong Ng 2004 17.50 26-Aug-05 29-Aug-05 31-Aug-05 15-Sep-05 F
7. Robert Charles Nicholson 2005 5.00 20-Jul-06 21-Jul-06 25-Jul-06 8-Aug-06 F
8. Utomo Josodirdjo *) 2006 31.00 27-Jul-07 30-Jul-07 1-Aug-07 15-Aug-07 F
*) Independent Commissioners 2007 43.00 12-Aug-08 13-Aug-08 15-Aug-08 27-Aug-08 F
2008 47.00 2-Jul-09 3-Jul-09 7-Jul-09 22-Jul-09 F
BOARD OF DIRECTORS 2009 93.00 19-Jul-10 20-Jul-10 22-Jul-10 5-Aug-10 F
1. Anthoni Salim 2010 133.00 26-Jul-11 27-Jul-11 29-Jul-11 9-Aug-11 F
2. Axton Salim 2011 175.00 17-Jul-12 18-Jul-12 20-Jul-12 3-Aug-12 F
3. Franciscus Welirang 2012 185.00 17-Jul-13 18-Jul-13 22-Jul-13 2-Aug-13 F
4. Hendra Widjaja 2013 142.00 15-Jul-14 16-Jul-14 18-Jul-14 8-Aug-14 F
5. Joedianto Soejonopoetro 2014 220.00 18-May-15 19-May-15 21-May-15 11-Jun-15 F
6. Moleonoto (Paulus Moleonoto) 2015 168.00 10-Jun-16 13-Jun-16 15-Jun-16 28-Jun-16 F
7. Sulianto Pratama 2016 235.00 9-Jun-17 12-Jun-17 14-Jun-17 6-Jul-17 F
8. Taufik Wiraatmadja 2017 237.00 8-Jun-18 20-Jun-18 22-Jun-18 5-Jul-18 F
9. Tjhie Tje Fie (Thomas Tjhie) 2018 65.00 5-Nov-18 6-Nov-18 8-Nov-18 29-Nov-18 I

AUDIT COMMITTEE ISSUED HISTORY


1. Utomo Josodirdjo Listing Trading
2. Adi Pranoto Leman No. Type of Listing Shares Date Date
3. Timotius 1. First Issue 21,000,000 14-Jul-94 14-Jul-94
2. Founder Shares 742,000,000 T: 14-Jul-94 : 8-Feb-95
CORPORATE SECRETARY 3. Stock Split 8,087,800,000 T: 12-Aug-96 : 29-Sep-00
Victor Suhendra 4. Right Issue 305,200,000 24-Apr-97 24-Apr-97
5. Option Conversion 287,269,500 T: 7-May-02 : 12-Jun-03
HEAD OFFICE 6. Option III Conversion 919,500 T: 6-Feb-04 : 24-May-04
Sudirman Plaza, Indofood Tower 27th Floor 7. Buy Back -663,762,500 28-Oct-08 28-Oct-08
Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 - 78
Jakarta 12190
Phone : (021) 5795-8822
Fax : (021) 5793-5960
Homepage : www.indofood.com
Email : corporate.secretary@indofood.co.id
victor.suhendra@indofood.co.id
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
TRADING ACTIVITIES
Closing Price* and Trading Volume
Indofood Sukses Makmur Tbk. Closing Price Freq. Volume Value

Day
Closing Volume
Price* January 2015 - January 2019 (Mill. Sh) Month High Low Close (X) (Thou. Sh.) (Million Rp)
10,000 4,800 Jan-15 7,725 6,850 7,550 59,020 454,670 3,360,218 21
Feb-15 7,675 7,250 7,400 38,795 183,393 1,357,302 19
8,750 4,200 Mar-15 7,550 7,300 7,450 54,233 329,852 2,445,636 22
Apr-15 7,500 6,475 6,750 41,210 220,479 1,599,979 21
May-15 7,400 6,600 7,300 59,010 287,107 2,003,105 19
7,500 3,600
Jun-15 7,250 6,425 6,575 51,699 152,355 1,030,242 21
Jul-15 6,750 5,775 6,100 44,219 169,619 1,074,125 19
6,250 3,000
Aug-15 6,325 4,560 5,300 66,387 264,443 1,448,909 20
Sep-15 5,575 4,845 5,500 51,705 161,241 833,125 21
5,000 2,400
Oct-15 6,425 5,275 5,525 52,746 189,030 1,106,788 21
Nov-15 6,100 4,875 4,875 59,131 178,196 965,686 21
3,750 1,800 Dec-15 5,300 4,840 5,175 51,839 174,809 889,022 19

2,500 1,200 Jan-16 6,200 5,175 6,200 54,060 245,954 1,402,717 20


Feb-16 7,250 6,050 7,050 49,174 194,555 1,287,771 20
1,250 600 Mar-16 7,575 6,800 7,225 67,818 292,582 2,112,209 21
Apr-16 7,300 6,800 7,125 38,431 173,600 1,240,617 21
May-16 7,225 6,825 6,925 36,271 121,239 850,377 20
Jun-16 7,400 6,875 7,250 51,200 193,240 1,382,192 22
Jan-15 Jan-16 Jan-17 Jan-18 Jan-19
Jul-16 8,725 6,975 8,325 46,898 227,720 1,735,739 16
Aug-16 8,500 7,750 7,925 61,179 240,903 1,946,059 22
Sep-16 9,200 7,950 8,700 62,815 636,042 5,282,231 21
Closing Price*, Jakarta Composite Index (IHSG) and Oct-16 9,200 8,400 8,500 46,509 229,612 1,981,983 21
Consumer Goods Industry Index Nov-16 8,525 7,225 7,575 71,729 310,154 2,429,598 22
January 2015 - January 2019 Dec-16 8,125 7,200 7,925 54,497 217,445 1,672,999 20
40%
Jan-17 8,150 7,700 7,925 44,461 130,722 1,036,766 21
30% Feb-17 8,200 7,875 8,125 31,002 148,451 1,188,765 19
24.6% Mar-17 8,525 7,875 8,000 55,584 235,935 1,905,664 22
20% 20.7% Apr-17 8,525 7,925 8,375 35,597 192,281 1,571,623 17
May-17 9,000 8,300 8,750 47,376 258,980 2,217,485 20
10% Jun-17 8,950 8,300 8,600 41,418 259,018 2,213,387 15
Jul-17 8,800 8,250 8,375 44,875 146,573 1,266,372 21
4.0%
Aug-17 8,700 8,150 8,375 42,185 123,377 1,031,101 22
-
Sep-17 8,750 8,275 8,425 40,679 130,850 1,116,755 19
Oct-17 8,675 8,150 8,200 43,969 174,948 1,463,871 22
-10%
Nov-17 8,325 7,325 7,325 61,052 299,430 2,458,525 22
Dec-17 7,775 7,275 7,625 48,562 286,838 2,236,345 18
-20%

Jan-18 8,125 7,550 7,750 58,037 227,028 1,787,772 22


-30% Feb-18 7,925 7,550 7,575 37,655 152,504 1,180,453 19
Mar-18 7,800 6,975 7,200 50,568 4,573,540 32,627,053 21
-40% Apr-18 7,350 6,575 6,975 40,446 167,418 1,184,145 21
Jan 15 Jan 16 Jan 17 Jan 18 Jan 19 May-18 7,150 6,075 7,075 61,277 241,069 1,619,236 20
Jun-18 7,250 6,350 6,650 46,680 153,680 1,061,834 13
Jul-18 6,675 6,150 6,350 40,002 110,567 708,221 22
SHARES TRADED 2015 2016 2017 2018 Jan-19 Aug-18 6,775 6,000 6,375 48,924 140,212 898,271 21
Volume (Million Sh.) 2,765 3,083 2,387 6,510 233 Sep-18 6,425 5,850 5,900 51,261 154,987 937,072 19
Value (Billion Rp) 18,114 23,324 19,707 45,727 1,737 Oct-18 6,100 5,500 5,975 50,032 152,362 878,716 23
Frequency (Thou. X) 630 641 537 611 60 Nov-18 6,600 5,575 6,600 65,846 213,531 1,286,601 21
Days 244 246 238 240 22 Dec-18 7,550 6,400 7,450 59,855 223,380 1,557,553 18

Price (Rupiah) Jan-19 7,900 7,200 7,750 59,946 232,647 1,736,920 22


High 7,725 9,200 9,000 8,125 7,900
Low 4,560 5,175 7,275 5,500 7,200
Close 5,175 7,925 7,625 7,450 7,750
Close* 5,175 7,925 7,625 7,450 7,750

PER (X) 15.31 16.11 16.06 17.40 18.10


PER Industry (X) 17.71 23.77 18.48 24.94 36.52
PBV (X) 1.05 1.55 1.43 1.35 1.40
* Adjusted price after corporate action
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
Financial Data and Ratios Book End : December
Public Accountant : Purwantono, Sungkoro & Surja

BALANCE SHEET Dec-14 Dec-15 Dec-16 Dec-17 Sep-18 TOTAL ASSETS AND LIABILITIES (Bill. Rp)
(in Million Rp, except Par Value) Assets Liabilities
Cash & Cash Equivalents 14,157,619 13,076,076 13,362,236 13,689,998 12,661,468 100,000

Receivables 4,339,670 5,116,610 5,204,517 6,404,803 5,845,011


8,454,845 7,627,360 8,469,821 9,690,981 12,145,480 80,000
Inventories
Current Assets 40,995,736 42,816,745 28,985,443 32,515,399 35,553,231
60,000
Fixed Assets 22,011,488 25,096,342 25,701,913 29,787,303 42,050,257
Other Assets 1,702,988 1,529,983 3,479,254 1,305,985 2,760,298
40,000
Total Assets 85,938,885 91,831,526 82,174,515 87,939,488 95,989,207
Growth (%) 6.86% -10.52% 7.02% 9.15% 20,000

Current Liabilities 22,681,686 25,107,538 19,219,441 21,637,763 31,435,755 -


Long Term Liabilities 22,028,823 23,602,395 19,013,651 19,545,001 15,999,688 2014 2015 2016 2017 Sep-18
Total Liabilities 44,710,509 48,709,933 38,233,092 41,182,764 47,435,443
Growth (%) 8.95% -21.51% 7.71% 15.18%
TOTAL EQUITY (Bill. Rp)
Authorized Capital 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 48,554
46,757
Paid up Capital 878,043 878,043 878,043 878,043 878,043 48,554

43,122 43,941
41,228
Paid up Capital (Shares) 8,780 8,780 8,780 8,780 8,780
Par Value 100 100 100 100 100
38,649

Retained Earnings 16,215,970 16,827,340 19,506,084 21,378,442 22,232,345


41,228,376 43,121,593 43,941,423 46,756,724 48,553,764
28,744

Total Equity
Growth (%) 4.59% 1.90% 6.41% 3.84% 18,839

INCOME STATEMENTS Dec-14 Dec-15 Dec-16 Dec-17 Sep-18 8,934

Total Revenues 63,594,452 64,061,947 66,659,484 70,186,618 54,742,187


Growth (%) 0.74% 4.05% 5.29%
-971

2014 2015 2016 2017 Sep-18

Cost of Revenues 46,544,646 46,803,889 47,321,877 50,318,096 39,272,319


Gross Profit 17,049,806 17,258,058 19,337,607 19,868,522 15,469,868
TOTAL REVENUES (Bill. Rp)
Expenses (Income) 9,841,074 9,895,163 11,052,600 11,121,020 8,678,090
Operating Profit 7,208,732 7,362,895 8,285,007 8,747,502 6,791,778 70,187
66,659
63,594 64,062
Growth (%) 2.14% 12.52% 5.58%
70,187

54,742
55,869

Other Income (Expenses) -979,435 -2,400,811 -899,779 -1,088,948 -1,495,769


Income before Tax 6,229,297 4,962,084 7,385,228 7,658,554 5,296,009 41,550

Tax 1,828,217 1,730,371 2,532,747 2,513,491 1,715,919


Profit for the period 5,146,323 3,709,501 5,266,906 5,145,063 3,580,090 27,232

Growth (%) -27.92% 41.98% -2.31%


12,914

Period Attributable 3,885,375 2,967,951 4,144,571 4,168,476 2,819,942 -1,404

Comprehensive Income 4,812,618 4,867,347 4,984,305 5,039,068 4,323,310 2014 2015 2016 2017 Sep-18
Comprehensive Attributable 3,528,115 4,066,347 3,817,112 4,267,959 3,522,409

RATIOS Dec-14 Dec-15 Dec-16 Dec-17 Sep-18 PROFIT FOR THE PERIOD (Bill. Rp)
Current Ratio (%) 180.74 170.53 150.81 150.27 113.10
5,146 5,267 5,145
Dividend (Rp) 220.00 168.00 235.00 237.00 65.00 5,267

EPS (Rp) 442.50 338.02 472.02 474.75 321.16


BV (Rp) 4,695.49 4,911.10 5,004.47 5,325.11 5,529.77 4,192

3,710 3,580
DAR (X) 0.52 0.53 0.47 0.47 0.49
DER(X) 1.08 1.13 0.87 0.88 0.98
3,118

ROA (%) 5.99 4.04 6.41 5.85 3.73 2,044

ROE (%) 12.48 8.60 11.99 11.00 7.37


GPM (%) 26.81 26.94 29.01 28.31 28.26 969

OPM (%) 11.34 11.49 12.43 12.46 12.41


NPM (%) 8.09 5.79 7.90 7.33 6.54
-105

2014 2015 2016 2017 Sep-18


Payout Ratio (%) 49.72 49.70 49.79 49.92 20.24
Yield (%) 3.26 3.25 2.97 3.11 1.10

*US$ Rate (BI), Rp 12,436 13,794 13,436 13,548 14,929

Anda mungkin juga menyukai