Laporan Keuangan adalah catatan informasi keuntungan
perusahaan pada satu periode yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan. 2. Berinvestasi sama dengan membeli perusahaan, sehingga penting untuk memahami dan menilai bisnis perusahaan dari laporan keuangannya. 3. Laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu laporan keuangan kuartalan dan laporan keuangan tahunan. 4. Komponen laporan keuangan: a. Laporan posisi keuangan atau neraca (Balance Sheet), laporan ini menunjukan jumlah aset, utang, dan modal perusahaan pada waktu pelaporan. b. Laporan laba rugi (Income Statement), laporan ini menunjukan hasil operasional perusahaan selama jangka waktu periode pelaporan. c. Laporan arus kas (Cash Flow), laporan ini menunjukan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama jangka waktu periode pelaporan. d. Catatan atas laporan keuangan (Notes), berisi penjelasan lengkap terkait akun pada neraca dan laporan laba rugi.. 5. Auditor adalah pihak profesional yang bertugas untuk menguji validitas dan memberikan opini atas hasil audit yang telah dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan. 6. Terdapat 5 jenis opini auditor, tapi kita wajib melakukan investasi ke perusahaan yang opininya wajar tanpa pengecualian karena berarti manajemen telah melaporkan secara wajar dan sesuai dengan ketentuan laporan keuangan 1. Ada 3 komponen neraca, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas. 2. Aset = Liabilitas + Ekuitas, artinya aset bisa diperoleh dari utang atau modal sendiri. 3. Aset adalah sumber daya fisik dan non-fisik yang bermanfaat untuk menunjang operasional perusahaan. 4. Aset = Aset Lancar + Aset Tidak Lancar a. Aset Lancar: Jenis aset perusahaan yang mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu kurang dari satu tahun. Aset lancar terdiri atas beberapa komponen, antara lain kas dan setara kas, persediaan, piutang dagang, dan beban dibayar di muka. b. Aset Tidak Lancar: Aset yang relatif lebih sulit dikonversi menjadi kas, dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tidak lancar terdiri atas beberapa komponen, antara lain aset tetap, intangible asset, dan investasi jangka panjang. 5. Di dalam aset tetap ada yang namanya depresiasi, atau turunnya nilai suatu aset tetap seiring waktu dan penggunaan aset tersebut. Contoh, kitchen set Stockbit Chickz dibeli dengan harga 1 miliar, masa pakainya 10 tahun. Artinya, setiap tahun nilai kitchen set akan turun 100 juta, yang didapat dari harga 1 miliar dibagi 10 tahun masa gunanya. 6. Liabilitas atau utang adalah sesuatu yang kita peroleh dari orang lain dan suatu saat nanti harus dikembalikan. 7. Liabilitas = Liabilitas Jangka Pendek + Liabilitas Jangka Panjang a. Liabilitas Jangka Pendek (current liabilities) adalah kewajiban yang harus dilunasi perusahaan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sejak tanggal neraca. b. Liabilitas Jangka Panjang (non-current liabilities) adalah kewajiban yang dapat dilunasi perusahaan dalam jangka waktu di atas satu tahun sejak tanggal neraca. 8. Berdasarkan karakteristiknya, terdapat dua jenis hutang yakni a. Interest-bearing debt, utang yang menghasilkan bunga, misalnya utang bank, atau utang dari nerbitin obligasi. Biasanya utang ini dipakai perusahaan untuk ekspansi bisnisnya. b. Non interest-bearing debt, utang yang tidak menghasilkan bunga, seperti utang ke supplier, utang gaji, dan sebagainya. Utang ini biasanya cuma untuk keperluan operasional harian perusahaan. 9. Ekuitas adalah kontribusi modal pemilik perusahaan atau pemegang saham atas aset perusahaannya. 10. Ekuitas terdiri atas modal disetor, tambahan modal disetor, saham treasury, dan saldo laba ditahan. 11. Dalam pencatatan ada dua prinsip yang bisa digunakan a. Prinsip biaya historis, mencatat semua komponen laporan keuangan sesuai dengan harga perolehannya di masa lalu. b. Prinsip nilai wajar, komponen neraca akan disesuaikan nilainya dengan nilai pasarnya saat ini. Penilaian kembali ini akan dilakukan oleh kantor jasa penilai publik (KJPP). 1. Laba Kotor = Pendapatan - Harga Pokok Penjualan a. Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah biaya yang berkaitan langsung sama aktivitas produksi perusahaan. b. Semakin besar margin laba kotor nya, artinya produksi perusahaan semakin efisien. 2. Laba Operasional = Laba Kotor - (Beban Penjualan dan Pemasaran + Beban Umum dan Administrasi + Beban Lain- Lain) a. Beban pemasaran & penjualan itu misalnya iklan, promosi, dan distribusi sampai ke konsumen akhir. b. Beban umum & administrasi biasanya biaya yang dikeluarkan untuk menunjang operasional perusahaan. c. Beban dan pendapatan lain-lain adalah pos yang biasanya dipisah karena munculnya insidentil aja, alias sekali-sekali, dan bukan bagian dari kegiatan inti perusahaan. 3. Laba Sebelum Pajak = Laba Operasional + Pendapatan Keuangan - Beban Keuangan a. Finance income & cost Isinya adalah pendapatan dan pengeluaran perusahaan akibat aktivitas keuangan, dan nggak berkaitan dengan hasil operasional. 4. Beban Pajak Penghasilan = Persentase Pajak Efektif x Laba Sebelum Pajak 5. Laba Bersih = Laba Kotor - Beban Usaha 4. Beban Pajak Penghasilan = Persentase Pajak Efektif x Laba Sebelum Pajak 5. Laba Bersih = Laba Kotor - Beban Usaha a. Laba bersih diatribusikan kepada pemilik entitas = laba bersih perusahaan - kepentingan non-pengendali. 1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi atau cash flow from operating activities adalah arus kas yang berasal dari aktivitas yang berhubungan operasi bisnis utama yang dijalankan perusahaan. 2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi atau cash flow from investing activities adalah arus kas yang berasal dari aktivitas berkaitan dengan investasi serta penjualan atau pembelian dari aset perusahaan. 3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan atau cash flow from financing activities adalah arus kas yang berasal dari aktivitas yang berhubungan dengan pendanaan dan pembayaran dividen. 4. Free Cash Flow = Operating Cash Flow - Capital Expenditure. Investor dapat mengukur jumlah free cash flow (arus kas bebas) perusahaan. Arus kas bebas digunakan untuk melunasi utang atau membayar dividen terhadap pemegang saham perusahaan. 1. Activity Ratio a. Current Ratio = Aset lancar / Liabilitas lancer. Rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki. b. Asset Turnover Ratio = Pendapatan / Total aset. Rasio yang menunjukkan efisiensi aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan. c. Days in Inventory = (Jumlah persediaan rata-rata / HPP) x 365 hari. Rasio yang menunjukkan rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual produk. d. Days in Receivable = (Piutang dagang / HPP) x 365. Rasio yang menunjukkan rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih piutang dagang (receivable). e. Days in Payable = (Utang dagang / HPP) x 365. Rasio yang menunjukkan rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar utang dagang ke pihak lain. 2. Profitability Ratio a. Gross Profit Margin (GPM) = (Pendapatan - HPP) / Pendapatan. Rasio yang menunjukkan total laba kotor yang diperoleh dari total penjualan. b. Net Profit Margin (NPM) = Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk / Pendapatan. Rasio yang menunjukkan keuntungan dari operasi bisnis dengan membandingkan laba bersih yang dihasilkan terhadap total penjualan. c. Return on Asset (ROA) = Laba bersih / Total aset. Rasio yang mengukur kemampuan aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. d. Return on Equity (ROE) = Laba bersih / Total ekuitas. Rasio yang mengukur kemampuan ekuitas yang dimiliki pemegang saham (shareholders’ equity) dalam menghasilkan laba bersih. 3. Solvency Ratio a. Debt-to-equity Ratio (DER) = Total utang berbunga / Total ekuitas. Rasio yang berfungsi menunjukkan proporsi utang terhadap ekuitas dalam menjalankan perusahaan. b. Interest Coverage Ratio = Laba sebelum bunga dan pajak / Beban bunga. Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga dengan pendapatan operasionalnya.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya