OLEH:
Rahmad Husain
413421031
1) Giro
Giro adalah jenis rekening bank yang digunakan untuk memproses
transaksi keuangan sehari-hari. Rekening giro memberikan kemudahan akses
ke dana untuk melakukan pembayaran, transfer, dan penarikan tunai melalui
cek, kartu debit, atau transfer elektronik. Rekening giro tidak menghasilkan
bunga atau hanya memberikan bunga yang sangat kecil. Rekening giro
digunakan untuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari, seperti
membayar tagihan, berbelanja, dan mengelola uang harian.
2) Tabungan
3) Deposito
1) Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba
dari kegiatan operasionalnya. Beberapa contoh rasio profitabilitas meliputi
rasio laba bersih terhadap penjualan, rasio laba bersih terhadap aset, dan
rasio laba bersih terhadap ekuitas.
Terdapat tujuh ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur rasio
profitabilitas, yaitu:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto – Cost of Good Sold (Harga Pokok
Penjualan) / Penjualan Netto x 100%
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto x
100%
Operating Income Ratio = Penjualan Netto – Cost of Good Sold (HPP) –
Earnings Before Interest & Taxes (EBIT) / Penjualan Netto x 100%
Earning Power of Total Investment = Laba Sebelum Pajak dan Bunga /
Jumlah Aktiva x 100%
Return on Investment = EAT / Jumlah Aktiva x 100%
Equity = Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Equity x 100%
Return on Net Worth = Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Modal Sendiri x
100%
2) Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Rasio likuiditas melibatkan perbandingan antara aset
lancar dengan kewajiban lancar. Contoh rasio likuiditas adalah rasio lancar
dan rasio cepat.
Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu adalah sebagai berikut:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar x 100%
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang lancar
3) Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas melibatkan perbandingan
antara utang jangka panjang dengan ekuitas atau aset perusahaan. Contoh
rasio solvabilitas adalah rasio utang terhadap ekuitas dan rasio utang
terhadap aset.
Ada dua jenis rasio solvabilitas yaitu:
Rasio Utang terhadap Aktiva: jumlah seluruh liabilitas perusahaan / total aset
milik perusahaan x 100%
Rasio Utang terhadap Ekuitas: jumlah seluruh liabilitas / ekuitas pemegang
saham x 100%
4) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
segala sumber daya yang dimiliki. Dalam financial ratio analysis ini,
aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu mengakibatkan
semakin besarnya dana lebih yang tertanam pada aktiva. Dana lebih ini yang
dimana dampak dari aktivitas rendah menjadi lebih baik jika ditanamkan
pada aktivitas yang lebih produktif.
Perputaran piutang: penjualan perusahaan / rata-rata piutang x 100%
Perputaran persediaan: penjualan perusahaan / persediaan milik perusahaan x
100%
Perputaran aktiva tetap: penjualan perusahaan / aktiva tetap punya
perusahaan x 100%
Perputaran total aktiva: penjualan yang dihasilkan perusahaan / total aktiva
x 100%