Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 2

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

“Perhitungan Penciptaan Nilai”

DISUSUN OLEH :

Muhammad Farhan (A014211003)


Bertha Beloan (A014211005)

KELAS B

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PROFESI AKUNTANSI
MAKASSAR
2022
1. Pengukuran nilai dengan menggunakan arus kas
Nilai suatu investasi dijelaskan atau dihitung dengan arus kas nilai sekarang
(NPV). Para konsultan keuangan sepakat bahwa cara terbaik dalam perhitungan nilai
adalah dengan menggunakan arus kas. Prinsip ini digunakan untuk menilai atau
menaksir suatu tugas baru, jika investasi menghasilkan tingkat pengembalian yang
lebih besar dari investasi penyedia modal yang dapat meningkatkan kekayaannya.
Hal ini juga dapat digunakan untuk berbagai kategori dalam pengambilan keputusan,
antara lain:
1) Alokasi Sumber daya
2) Strategi unit bisnis
3) Strategi tingkat korporat
4) Motivasi, Penghargaan dan insentif

Berdasarkan pada angka-angka dari Gold plc pada tabel dibawah yang dapat
digunakan untuk pengembalian unit bisnis yang didasarkan pada asumsi dari strategi
tertentu yang sedang dilaksanakan, atau lini produk.
Dimulai dengan meramal profit dan membuat sejumlah penyesuaian untuk
mencapai angka arus kas. Metode ini bermanfaat karena mencerminkan realitas
perusahaan yang membuat perkiraan untuk unit bisnis, biasanya dalam bentuk
anggaran akuntansi arus kas, dan manajer perlu tahu bagaimana angka-angka
mempengaruhi terhadap arus kas dari awal untuk mendapatkan proyeksi arus kas
yang dapat diandalkan.

Pihak manajemen perusahaan juga dapat menghitung nilai sekarang dari nilai
arus kas masa depan dengan rumus dibawah ini:

Present value of cash flows Present value of cash flows


+
within planning horizon after planning horizon

741 - 1.252 + 783 + 686 + 845 4.712


+
+ 669 + 543

3.015 + 4.712 £ 7,727

Pada kasus di atas tidak ditunjukkan initial cash outflow, tidak seperti
penghitungan NPV. Ini untuk mengilustrasikan bagaimana arus kas yang
didiskontokan melakukan analisis future value (bukan NPV) dari unit bisnis strategi.
Analisis hanya mempertimbangkan future cash inflow and outflow, bukan sunk costs.

a) Nilai perusahaan

Jika perusahaan kita nilai memiliki aset lain dan tidak digunakan dalam arus kas
bebas tapi aset tersebut memiliki nilai pasar maka dapat ditambahkan sebagai arus
kas operasional untuk menentukan total nilai usaha. Contoh, banyak perusahaan
atau badan usaha memiliki portofolio saham dan obligasi sebagai investasi yang
tidak memiliki hubungan dengan kegiatan operasinya. Nilai pasar untuk ini diperoleh
dari biaya operasional arus kas bebas. Seperti, jika perusahaan pabrik yang kosong
atau tidak digunakan maka dapat dijual dan nilanya dapat ditambahkan di total.

Corporate's Value Present value of free cash Value of non-operating


= +
(enterprise value) flow from operations assets

b) Nilai pemegang saham dari operasional


Jika nilai utang dikurangi dari total present value dari operasional, kita dapat
memperoleh nilai yang dimiliki oleh pemegang saham. Jadi, jika perusahaan ini
memiliki utang senilai £ 3.000, maka nilai pemegang saham sebelum
memperhitungkan aset non-operasional adalah £ 4.727.
Total discounted free cash Shareholder value from
- Debt =
flow from operations operation

£7,727 - £3,000 = £4,727

2. Analisis nilai pemegang saham


Alfred Rappaport (1998) telah mengembangkan analisis yang lebih
sederhana dari konsep dasar arus kas diskonto. Analisis nilai pemegang saham oleh
Rappaport mengasumsikan bahwa perubahan dalam berbagai elemen dalam arus
kas saling berkaitan dengan tingkat penjualan dalam satu tahun ke tahun berikutnya.
Tujuh faktor yang mempengaruhi nilai menurut Rappaport adalah:
1) Tingkat pertumbuhan penjualan (konstan)
2) Margin laba operasi (konstan)
3) Tingkat pajak (konstan)
4) Investasi modal tetap (meningkat)
5) Investasi model kerja (meningkat)
6) Periode peramalan
7) Tingkat pengembalian yang diharapkan

Untuk memperkirakan arus kas masa datang Rappaport mengasumsikan


tingkat persentase pertumbuhan penjualan adalah konstan. Margin laba operasional
adalah persentase konstan dari penjualan. Laba sini didefinisikan sebagai laba
sebelum dikurangi bunga dan pajak. Tarif pajak adalah persentase konstan dari laba
usaha. Modal tetap dan investasi modal kerja terkait dengan peningkatan penjualan.
Contoh perhitungan cash flow ditunjukkan pada tabel berikut:
Menggunakan analisa nilai pemegang saham untuk menilai sebuah
perusahaan.

Nilai perusahaan adalah nilai gabungan dari utang dan ekuitas dari struktur
modal keseluruhan:

Corporate value = Debt + Shareholder value

Dalam praktiknya analisis nilai pemegang saham dalam nilai buku dalam
laporan posisi keuangan sering digunakan sebagai dasar perhitungan nilai pasar.
Persamaan diatas dapat juga disumpulkan sebagai berikut:

Shareholder value = Corporate value - Debt

Penilaian perusahaan menurut Rappaport memiliki 3 elemen, berdasarkan


pemisahan dalam nilai arus kas sekarang dari penjulan surat berharga yang
merupakan aset yang tidak digunakan dalam operasi yang menggerakan arus kas
dalam suatu bisnis. Nilai dari surat berharga tersebut di nilai dari harga pasar
sementara. Nilai perusahaan menurut Rappaport adalah sebagai berikut:

Present value of Present value of The current value of


operating cash flow operating cash flows marketable securities
Corporate value = + +
within the planning after the planning and other non-
horizon horizon operating investment

3. Laba ekonomi
Laba ekonomi memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan analisis nilai
pemegang saham karena laba ekonomi menggunakan sistem akuntansi dan
pelaporan usaha yang fokus terhadap laba daripada informasi arus kas. Laba
ekonomi untuk suatu periode adalah jumlah pendapatan dari bisnis setelah dikurangi
dengan biaya operasi dan biaya kesempatan dari modal. Sebuah bisnis hanya
menghasilkan laba ekonomi jika hal itu dapat memberikan pengembalian yang lebih
besar. Berikut ada 2 versi dari laba ekonomi:
1) Laba Ekonomi Berdasarkan Entitas
Versi ini didasarkan pada jumlah laba setelah pajak namun sebelum
dikurangi dengan bunga. Ada dua cara untuk menghitung jenis laba ekonomi
ini:
 The profit less capital charge method
Di sini biaya untuk penggunaan modal sama dengan modal yang
diinvestasikan dikalikan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan
oleh pemegang saham dan utang dikurangi dari laba operasi setelah
pajak.
Operating profit
Economic Profit before interest
= - Capital charge
(entity approach) deduction and after
tax deduction
Operating profit
Economic Profit before interest Interest capital x
= -
(entity approach) deduction and after WACC
tax deduction

 The performance spread method


Perbedaan antara nilai pengembalian dalam investasi modal dan
WACC adalah tingkat pengembalian merupakan penyebarannya.
Presentasi ini dapat dihitung dengan menggunakan jumlah investasi
modal dalam laba ekonomi.
Economic Profit
= Performance spread x Invested capital
(entity approach)
Economic Profit Return on capital -
= x Invested capital
(entity approach) WACC

2) Laba ekonomi berdasarkan ekuitas


Laba ekonomi ini didasarkan pada laba operasi sebelum dikurangi dengan
bunga, memperhitungkan kelebihan pengembalian dari semua sumber
keuangan kepada suatu usaha termasuk pemegang saham. dalam alternatif ini
yang didasarkan pada pendekatan ekuitas, dengan bunga dikurangi dari laba
yang kita sendirikan dari laba untuk pemegang saham. dan juga jumlah
pengembalian adalah pengembalian dalam model ekuitas saja. Jadi, laba
ekonomi adalah laba yang dibagikan kepada pemegang saham setelah
dikurangi dengan biaya yang terjadi dari modal pemegang saham.
Operating profit after
Economic Profit Invested equity Required return
= deduction of interest - x
(entity approach) capital on equity
and tax

Return on equity -
Economic Profit Invested equity
= Required return on x
(entity approach) capital
equity

4. Economic Value Added (EVA)


EVA merupakan konsep yang dikembangkan oleh Stern Stewart and Co.,
yang berdasar pada Economic Profit (EP). EVA adalah salah satu cara yang
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Menurut Young dan O’Byrne (2001:17),
pengertian EVA adalah didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis, yang
menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi
biaya operasional dan modal.
Dalam arti sempit ini, EVA benar-benar hanya merupakan cara alternatif
untuk menilai kinerja perusahaan. Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa pengertian Economic Value Added (EVA) adalah keuntungan
operasi setelah pajak, dikurangi biaya modal yang yang di gunakan untuk menilai
kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan para
pemegang saham dan krditur. Economic Value Added (EVA) merupakan merupakan
perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata perusahaan.
Hal ini membuat perhitungan Economic Value Added (EVA) lain dengan
perhitungan analisis rasio keuangan lainya. Perbedaan tersebut dikarenakan pada
perhitungan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) di
libatkannya biaya modal operasi setelah laba bersih, dimana hal tersebut tidak
dilakukan dalam perhitungan konvensional. Ide dasar dari EVA adalah pengemasan
ulang dari manajemen perusahaan yang dapat dipercaya dan prinsip keuangan yang
pernah ada. Namun EVA merupakan inovasi terpenting karena ia membuat teori
keuntungan moderen. Implikasi manajerial dari teori ini adalah mudah diakses oleh
manejer perusahaan yang tidak terlatih dengan baik dalam keuangan atau tidak
pernah memikirkan nya. EVA membantu para manejer untuk lebih memahami tujuan
keuangan, dan dengan demikian membantu mereka untuk mencapai tujuan.
 EVA = Adjusted invested capital x (Adjusted return on capital –
WACC) atau
 EVA = Adjusted operating profits after tax – (Adjusted invested capital
x WACC)

Adjusted invested capital adalah ekuitas ditambah dengan modal utang. Laba
dan modal dalam persamaan EVA disesuaikan untuk mengetahui EP yang
sesungguhnya. Misalnya, pengeluaran yang digunakan oleh divisi R&D telah
meningkatkan nilai perusahaan dan ditambah kembali di posisi keuangan sebagai
aset kemudian diamortisasi. Dalam penyesuaian ini terdapat beberapa kesulitan,
seperti hal yang berkaitan dengan periode amortisasi dan biaya yang dikeluarkan
divisi R&D.

EVA digunakan untuk mengetahui ukuran peningkatan nilai secara bersih.


Hasil penghitungan EVA lebih akurat daripada menggunakan jumlah dalam
akuntansi. Namun, dalam pengalokasian pendapatan, beban, dan modal ke unit
bisnis dan produk tidak bisa diselesaikan dengan EVA.

1) Manfaat EVA
Manfaat dari penerapan EVA antara lain (Utama, 1997; 12) :
 Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus
pada penciptaan nilai (value creation).
 Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah
untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta nilai pemegang
saham.
 Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti
halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang
memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat
biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
2) Kelebihan dan kelemahan EVA
Kegunaan model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan
perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan, sebab inilah salah satu
fungsi penggunaan EVA. Kelebihan lain dari EVA yang diungkapkan oleh
Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134):
 EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan
memperhitungkan beban biaya modal sebagai risiko investasi.
 EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding dari perusahaan lain maupun standar industri
sebagaimana konsep analisis rasio keuangan.
 Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan
harapan penyedia dana secara adil dimana derajat keadilannya
dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted) struktur modal yang
ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku.
 Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan
pertimbangan bagi pebisnis untuk mengambil keputusan dan
kebijaksanaan permodalan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode


penilaian yang akurat dan komperhensif mampu memberikan penilaian
secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Melihat berbagai kelebihan
EVA, ternyata juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang diungkapkan
Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134):
 EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak megukur
aktivitas penentu seperti loyalitas dan referensi konsumen tidak
diperhatikan.
 EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan
untuk menjual atau membeli saham tertentu.
 Konsep ini sangat tergantung pada transnparansi internal dalam
perhitungan EVA secara akurat.

Walaupun terdapat kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan


acuan. Mengingat EVA memberikan pertimbangan atas harapan investor
terhadap investasi mereka. Pengambilan dari suatu investasi baru akan
berarti apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang
dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.

3) Strategi meningkatkan EVA


Menurut Amrullah yang dikutip oleh Sofiarini (2004: 14) ada beberapa
strategi untuk meningkatkan EVA:
 Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan
(Profitable Growth). Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal
yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.
 Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi
dalam hal ini menaikkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan
modal.
 Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis
yang tidak menjanjikan (rationalize and exit unrewording business).
Hal ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal
dari aktivitas yang menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah
dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.
4) Langkah-langka menentukan EVA
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan EVA menurut
(Rousana, dikutip oleh sofiarini 2004: 17):
 Menghitung biaya utang (Cost of Debt)
 Menghitung biaya laba ditahan (Cost of Equity)
 Menghitung struktur permodalan dari neraca. Struktur modal biasanya
terdiri dari utang dan ekuitas,sehingga dicari:
 Komposisi utang = rasio utang terhadap jumlah modal
 Komposisi ekuitas = rasio modal saham terhadap jumlah modal
 Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost
of Capital)
 Menghitung EVA

(EVA = laba operasi bersih sesudah pajak – Biaya modal.)

5) Ukuran penilaian kinerja keuangan dalam EVA


Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan:
a) Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan
baik, sehingga terjadi proses perubahan nilai ekonomisnya.
b) Jika EVA = 0, maka kinerja keuangan perusahaan secara ekonomis
dalam keadaan impas,
c) Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan Perusahaan tersebut dikatakan
kurang bagus karena laba yang diperoleh tidak memenuhi harapan
penyandang dana, sehingga tidak terjadi penambahan nilai ekonomis
pada perusahaan.
5. Tingkat imbal hasil arus kas atas investasi/cash flow return on investment
(CFROI)
CFROI adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari investasi yang
didasarkan pada arus kas sebenarnya. CFROI digunakan untuk proyek yang
berskala besar, bahkan meliputi seluruh perusahaan.
Untuk melakukan penghitungan CFROI untuk strategi unit bisnis diperlukan
untuk mengetahui jumlah modal dan mengestimasikan arus kas dari aktivitas
operasi. Setelah melakukan penyesuaian dan melakukan penghitungan tingkat
pengembalian, akan menyebabkan arus kas masuk sama dengan arus kas keluar.
Aset dalam posisi keuangan akan disajikan kembali dengan nilai saat ini untuk
mencapai estimasi biaya yang dikorbankan.
Misalnya, akumulasi penyusutan akan ditambahkan kembali ke posisi
keuangan aset tetap. Nilai persediaan dan aset tetap akan meningkat dihitung
dengan inflasi. Kemudian goodwill dari perusahaan yang telah dihapus, ditambahkan
kembali. Nilai kewajiban sewa di masa depan juga ditambahkan kembali. Metode ini
relatif sulit untuk digunakan.
REFERENSI

Arnold, Glen. 2005. Handbook of Corporate Finance. Great Britain. Pearson Education

Limited Arnold, Glenn. 2013. Corporate Financial Management. Great Britain. Pearson
Education Limited

http://www.ekasulistiyana.web.id/artikel/kuliah/seberapa-penting-eva-bagi-perusahaan/

http://kmukti.blogspot.com/2011/12/economic-value-added-eva.html

Anda mungkin juga menyukai