Anda di halaman 1dari 19

BSL

Biosafety Level / Tingkat keamanan hayati / Tingkat keamanan biologis


BSL
• penerapan pengetahuan, teknik, dan peralatan untuk melindungi personil
laboratorium, laboratorium, dan lingkungan dari paparan agen yang
berpotensi menyebarkan penyakit.

• biosafety memerlukan tempat kerja khusus (containment) untuk


mencegah agen biologis berbahaya (biohazard) tidak keluar dari
lingkungan kerja dan mencegah risiko paparan patogen terhadap personil
di laboratorium, orang di luar laboratorium, juga lingkungan laboratorium

• Tingkat penahanan berkisar dari tingkat keamanan hayati terendah 1 (BSL-


1) sampai yang tertinggi pada tingkat 4 (BSL-4). dipilih berdasarkan agen
atau organisme yang sedang diteliti atau dikerjakan di lingkungan
laboratorium tertentu.
Tujuan BSL
• Tujuan diterapkannya konsep biosafety level ini mencakup 3 aspek
yaitu:
1. Keamanan personal yang bekerja di dalam laboratorium
2. Lingkungan sekitar laboratorium
3. Kualitas produk.
Tujuan utamanya ialah melindungi personal yang bekerja di dalam
laboratorium, baik dengan cara penerapan penanganan mikrobia yang
baik maupun pemakaian peralatan pengamanan secara tepat.
BSL 1
• Tingkat keamanan hayati 1 berlaku untuk pengaturan laboratorium di
mana personel bekerja dengan mikroba risiko rendah yang
menimbulkan sedikit atau tidak ada ancaman infeksi pada orang
dewasa yang sehat.

• Tingkat keamanan hayati ini sesuai untuk bekerja dengan beberapa


jenis mikroorganisme termasuk strain non-patogen Escherichia coli
 dan Staphylococcus , Bacillus subtilis , Saccharomyces cerevisiae dan
organisme lain yang tidak diduga berkontribusi pada penyakit
manusia. 
BSL-2
• laboratorium layak untuk menguji dengan agen penyakit cukup
potensial membahayakan petugas laboratorium dan lingkungannya.
• BSL-2 cocok untuk pekerjaan yang melibatkan agen dengan potensi
bahaya sedang terhadap personel dan lingkungan. Ini termasuk
berbagai mikroba yang menyebabkan penyakit ringan pada manusia,
atau sulit tertular melalui aerosol di laboratorium.
• Sebagai contoh mikroorganisme yang ditangani biosafety level ini
diantaranya virus campak (Measles virus), Salmonellae, Toxoplasma
sp., virus hepatitis.
BSL-3
• Biosafety level ini digunakan jika kita bekerja dengan menggunakan
mikroorganisme yang berpotensi menginfeksi saluran pernapasan yang dapat
menyebabkan kerusakan yang parah.

• Selain berbahaya bagi personal yang bekerja di dalam laboratorium,


mikroorganisme ini juga berpotensi mengkontaminasi lingkungan sekitar
laboratorium.

• Virus avian influenza (AI) menjadi salah satu agen yang harus ditangani
dengan biosafety level 3 ini. Selain itu, Mycobacterium tuberculosis, St. Louis
encephalitis virus, Anthrax dan Coxiella burnetii.
Persyaratan Rancang Bangun BSL 3
• Fasilitas pengatur aliran udara antar ruang laboratorium
• Ruang masuk kedalam tersegel atau Double Door Entry guna mencegah
kontaminasi dan memiliki ruang antara (ante room) yang dilengkapi
tempat mandi (air shower) sebelum masuk ke laboratorium
• Biological Safety Cabinet (BSC) class II atau BSC class III guna menangani
bahan agen penyakit menular berbahaya
• Fasilitas autoclave di luar dan di dalam laboratorium
• Peralatan listrik tersentralisir dan dilengkapi circuit breaker panel dan
tempat bekerja yang dirancang ergonomically untuk kenyamanan
bekerja dan efisien.
Komponen system BSL 3
• Ada 3 komponen dari sistem BSL-3 yaitu
1. desain dan konstruksi fasilitas laboratorium
2. peralatan pengamanan produksi
3. teknik dan pelatihan laboratorium.

Resiko infeksi atau kontaminasi oleh agen infeksius dapat ditekan


dengan penerapan 3 komponen tersebut.
1. desain dan konstruksi fasilitas laboratorium
BSL-3
• area yang menerapkan sistem BSL3 mempunyai simbol khusus yang
merupakan simbol international, yaitu simbol “biohazard”. Simbol ini
berfungsi sebagai sarana peringatan kepada personal bahwa daerah
tersebut mempunyai resiko infeksi agen infeksius yang berbahaya.
1. desain dan konstruksi fasilitas laboratorium
BSL-3
• Struktur bangunan pada bagian permukaannya harus terbuat dari
bahan yang tahan air (water resistant). Hal ini bertujuan agar
permukaan mudah dibersihkan dan dipelihara.

• Penggunaan sistem pintu ganda yang dilengkapi dengan alat


pembantu penutup otomatis juga melengkapi desain laboratorium
biosafety ini. Saat kita membuka pintu ini dari satu sisi, maka pintu
pada sisi lain secara otomatis akan terkunci sehingga tidak bisa
dibuka. Hal ini akan memastikan kondisi udara yang berada di luar
sistem BSL-3 tidak terkontaminasi.
2. Perlatan dan pengamanan produksi BSL-3
• Sebelum masuk maupun setelah keluar ruang BSL-3 harus melakukan
beberapa proses sterilisasi tubuhnya. Hal ini dilakukan dengan cara
mandi di dalam ruang shower yang telah disediakan.
• Sebelum masuk ke dalam ruang shower, pakaian yang dikenakan
ditinggalkan di bagian luar dan setelah selesai mandi mengenakan
pakaian khusus (pakaian ninja, penutup kepala, penutup kaki) yang telah
disiapkan di ruang yang terpisah. Dan juga diharuskan menggunakan
pelindung pernapasan, seperti masker maupun pelindung mata (goggle).
• Masker yang dipakai dalam ruang BSL-3 merupakan masker tipe SARS
dengan standar dari WHO, yaitu tipe N95 atau N100.
2. Perlatan dan pengamanan produksi BSL-3
• proses sterilisasi juga diberlakukan untuk semua peralatan
pengamanan personal yang akan maupun telah digunakan. Selain itu,
seluruh peralatan pengamanan tersebut hanya sekali pemakaian.
3. teknik dan pelatihan laboratorium BSL-3
Peralatan teknis dalam ruangan BSL-3 secara umum dapat dibagi menjadi
3 yaitu
• peralatan pengatur kualitas udara,
• peralatan untuk proses produksi
• peralatan penanganan limbah dari sistem BSL-3.
3. teknik dan pelatihan laboratorium BSL-3
• Pengatur kualitas udara
Udara yang akan dimasukkan ke dalam ruangan BSL-3 harus melalui
clean air systems. Begitu juga dengan udara yang akan dikeluarkan atau
dibuang ke lingkungan.
Clean air systems ini merupakan peralatan pengatur kualitas udara yang
khas dalam sistem BSL-3, yang mencakup filter High-Efficiency
Particulate Air (HEPA) maupun Electrical Air Cleaner (EAC). Fungsi
peralatan tersebut tentu saja menjaga kualitas udara di dalam ruangan
BSL-3 tetap baik (red. sesuai standar).
3. teknik dan pelatihan laboratorium BSL-3
• peralatan untuk proses produksi
Suplai listrik yang selalu ada pada fasilitas BSL-3 menjadi salah satu
syarat mutlak juga yaitu membangun sebuah sistem back up listrik.
berfungsi jika suplai listrik utama mengalami gangguan. Peralatan dari
back up listrik ini meliputi uninterrupted power supply(UPS) dan
generator listrik.
3. teknik dan pelatihan laboratorium BSL-3
Perlengkapan pendukung lainnya ialah closed circuit television (CCTV)
dan door access control.
CCTV digunakan untuk memantau aktivitas personal yang berada di
dalam fasilitas BSL-3 oleh manajer atau penanggung jawab fasilitas ini.
Door-access control merupakan salah satu sarana untuk membatasi
personal yang bisa masuk ke dalam fasilitas BSL-3. Alat ini dipasang
pada pintu masuk ke fasilitas BSL-3.
3. teknik dan pelatihan laboratorium BSL-3
• peralatan penanganan limbah dari sistem BSL-3.
Limbah yang dihasilkan dari laboratorium BSL-3 ada 3 jenis, yaitu
limbah cair, padat maupun gas. Sebelum limbah dikeluarkan ke
lingkungan, harus melalui proses penanganan terlebih dahulu untuk
menghilangkan atau membunuh agen infeksius yang mungkin
terkandung dalam limbah tersebut.
Setelah didesinfeksi dan fumigasi, limbah dari BSL-3 di-autoclave dan
dimusnahkan melalui incinerator
BSL-4
• laboratorium layak untuk menguji dengan agen penyakit menular
berbahaya dan penyakit exotic yang mempunyai risiko setiap individu
tertular melalui hirupan udara dalam laboratorium yang telah
tercemari agen penyakit penyakit berbahaya dan dapat mengancam
keselamatan hidup.

• Sebagai contoh bekerja dengan Ebola Zaire Virus, Rift Valley Fever
Virus.
• BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biosafety 2.2 Pengertian
Biosafety Level 2.3 Tujuan Biosafety Level.pdf
• http://bhektifitriani.blogspot.com/2012/03/biosafety-level-bsl.html
• http://f-shadiqin.blogspot.com/2013/09/muhammadiyah-palangkaray
a.html

Anda mungkin juga menyukai