Anda di halaman 1dari 1

1e.

Obat Parasetamol
Toksikologi klinik
Seorang pasien sering mengalami sakit kepala dan mengatasinya dengan parasetamol. Suatu
saat setelah konsumsi parasetamol pasien menunjukkan gejala sakit perut, muntah, icterus,
anoreksia sehingga perlu dilakukan analisa kualitatif untuk identifikasi obat yang dipakai dan
untuk menentukan penanganan awal. Ketika sudah dikatakan positif pemakai parasetamol,
dilakukan analisa kuantitatif untuk menentukan kadar pasti parasetamol dalam tubuh pasien
tersebut guna menentukan jenis terapi dan jangka waktu terapi yang tepat.

Toksikologi forensik
Jenazah meninggal akibat gagal ginjal penyakit kuning, untuk kepastian penyebabnya
toksikologi forensik berperan. Gagal ginjal yang disebabkan oleh keracunan parasetamol
dapat dilihat dari tubulus ginjal yang mengalami kerusakan. Jika morfologi sulit dideteksi
dapat diketahui dari uji specimen jenazah seperti urine sisa pada jenazah yang kemudian diuji
kualitatif dan kuantitatif. Jenazah tersebut dinyatakan benar positif

Toksikologi farmakologi
Setelah mengetahui bahwa pasien benar mengalami keracunan parasetamol, dilakukan terapi
yang paling efektif yakni terapi asetilsitein bila diperlukan dalam waktu 8-10 jam pasca
penelanan parasetamol. Terapi ini perlu memperhatikan kontadiksi dan riwayat alergi pada
korban terutama riwayat asma bronkhile.

Toksikologi imunologi
Parasetamol dapat menghambat sekresi prostaglandin dalam tubuh. Jika pemakaian
parasetamol terus menerus prostaglandin akan terganggu, dan daya tahan tubuh juga
terganggu. Karena prostaglandin berperan dalam pengobatan hipersensitifitas, alergi dan
system imun. Oleh karena itu pasien yang mengalami gangguan imunitas perlu penangan
khusus, bukan hanya terapi asetilsitein tetapi juga terapi prostaglandin.

Anda mungkin juga menyukai