Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

METABOLISME KARBOHIDRAT

NAMA : FEBELLA DIAN WILLIGIZA


NIM : 1908010054

16 SEPTEMBER 2020
Tujuan Percobaan : mengenal dan mengetahui karbohidrat dengan uji kelarutan dan reaksi
pengenalan

Alat : Pipet tetes


Tabung reaksi
Penjepit
Gelas beker
Tungku spiritus
Kaki 3
Cawan petri
Penjepit kertas
Vortex
Bahan : sampel amilum dan glukosa, air, lar. Iodin, lar. Alcohol 70%, reagen benedict dan barfoed

Teknik Percobaan :
UJI BENEDICT
1. Glukosa ditambahkan dengan reagen benedict pada tabung reaksi lalu panaskan
2. Amati perubahan warna
UJI BARFOED
1. Buat larutan glukosa, laktosa, dan sukrosa dan ditimbang, yogurht, dan reagen barfoed
2. Ambil masing” sampel 5 tetes ke tabung reaksi berisi 1 ml reagen
3. Tutup tabung dengan aluminium foil
4. Kocok dengan vortex
5. Dipanaskan dalam pemanas air (100 derajat celcius selama 10 menit)
6. Amati reaksi dan perubahannya
UJI AMILUM
1. Tutup sebagian daun dengan aluminium foil lalu eratkan dengan penjepit kertas biarkan 1 hari 1
malam. Penutupan ini bertujuan agar sebagian daun tidak terkena cahaya
2. Saat pengujian, masukkan daun pada air yang sudah mendidih biarkan 5-10 menit (mematikan
sel” daun)
3. Masukan daun dalam lar. Alcohol 70% lalu dididihkan (untuk melarutkan klorofil daun) 5-10
menit
4. Letakan daun pada cawan petri dan teteskan sedikit demi sedikit lar. Iod pada permukaan daun
dan ratakan
5. Amati perubahan warna
UJI IODIN
1. Masukan amilum ke tabung reaksi yang sudah diberi label (amilum manihot, tritici, amilum
oryzae, amilum solani)
2. Tambahkan air 2 ml pada tiap tabung lalu kocok atau homogenkan
3. Tambahkan 2 tetes lar. Iodin pada tiap tabung reaksi dan dikocok
4. Amati Hasil reaksi dan perubahan
5.
Hasil dan Dokumentasi:
BENEDICT - positif : merah bata (bahan tersebut mengandung glukosa)

BARFOED - positif : ada endapan merah bata dibawah

AMILUM - positif : warna cokelat (kandungan amilum sebagai hasil fotosintesis)


IOD – positif : oryzae- keunguan
tritici- tetesan pertama langsung ungu
manihot- tetesan pertama langsung ungu
solani- 1 tetes langsung ungu
Semua amilum menghasilkan warna ungu menandakan adanya kandungan karbohidrat

Pembahasan :
Gula pereduksi dapat dibuktikan dengan uji Benedict. Hasil percobaan yang positif menunjukkan
adanya endapan merah bata. Akan tetapi tidak akan selalu merah bata karena bergantung pada
konsentrasi atau kadar gula pereduksi yang dikandung oleh setiap larutan uji. Terbentuknya
endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid
atau keton bebas yang tergantung pada gula pereduksi yang berlangsung selama suasana basa.
Barfoed dilakukan untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi
pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+, dimana
monosakarida pereduksi dibuktikan dengan endapan merah bata. Atau dengan kata lain, barfoed
bereaksi dengan monosakarida (gula pereduksi).
Pada percobaan amilum yang dilakukan pada daun tersebut bertujuan untuk mengetahui
kandungan amilum sebagai hasil fotosintesis dengan hasil ujia warna permukaan daun menjadi cokelat.
Jika putih maka artinya tidak ada kandungan amilum.
Amilum merupakan polisakarida yang terbagi menjadi 2 fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Dengan
iodium fraksi amilopektin yang tidak larut akan memberikan warna ungu bahkan bisa sampai kemerahan.
Percobaan iodine akan menunjukan kandungan dari polisakarida. Seperti yang telah dilakukan pada
amilum manihot, tritici, amilum oryzae, dan amilum solani.

Kesimpulan : uji benedict dan barfoed akan menunujukan hasil positif pada monosakarida (gula
pereduksi) dengan adanya endapan merah bata. Uji amilum pada daun hasil positif dengan warna
daun yang kecokelatan. Uji iod mengetahui amilum dengan hasil positif berwarna ungu.

Pustaka :
https://baixardoc.com/documents/jurnal-uji-kualitatif-karbohidrat-5ce30e8a21bec
LAPORAN PRAKTIKUM
METABOLISME LIPID

NAMA : FEBELLA DIAN WILLIGIZA


NIM : 1908010054

16 SEPTEMBER 2020
Tujuan Percobaan : mendeteksi lipid serta menguji kelarutan dan kejenuhannya (kualitatif)

Alat : Pipet tetes


Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Bahan : (sampel) minyak mawar, vit. E, minyak ikan, dan kertas saring, air, eter, alcohol 96%, kloroform,
natrium bikarbonat

Teknik Percobaan :
DETEKSI LIPID
1. Teteskan masing” sampel pada kertas saring dan biarkan sampai kering
2. Identifikasi lipid – (biasanya dioven terlebih dahulu) yang tersisa adalah lipid seperti bercak”
pada kertas saring
UJI KELARUTAN LIPID
1. Siapkan 5 tabung reaksi, masing” diisi dengan akuades, eter, kloroform, alcohol 96%, natrium
karbonat. Masing-masing 5 ml
2. Tambahkan setiap sampel sebanyak 1 ml pada tabung reaksi
3. Lihat dan amati hasil reaksi tersebut
UJI KEJENUHAN LIPID
1. Masukan kloroform pada masing-masing tabung reaksi (2ml)
2. Masing-masing sampel ditambahkan pada tabung reaksi
3. Dikocok atau homogenkan lalu tambahkan iod. Setelah itu dikocok lagi
4. Lihat dan amati hasil dan perubahan warna pada setiap

Hasil : KELARUTAN
(minyak mawar)
- Air : terbagi 2 lapisan, lemak di bagian atas (tidak larut)
- Eter : larut sempurna
- Kloroform : ada 2 lapisan (dikocok) warna berubah larut
- Alcohol : 2 lapisan, lemak di bagian atas (tidak larut)
- Natrium bikarbonat : tidak larut
(vit. E)
- Air : 2 lapisan, lemak di bagian atas
- Eter : ada gumpalan lapisan lemak di bawah
- Alcohol : ada gumpalan lapisan minyak di bawah
- Kloroform : lapisan minyak diatas
- Natrium bikarbonat : lapisan minyak diatas
(minyak ikan)
- Air : lapisan minyak di atas
- Eter : larut sempurna
- Alcohol : lapisan minyak dibawah
- Kloroform : larut sempurna
- Natrium bikarbonat : lapisan minyak diatas
KEJENUHAN
(minyak mawar) – kuning
(vit e) – merah
(minyak ikan) – kecokelatan
Dokumentasi :

Pembahasan :
Lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alcohol dan larut sempurna dalam pelarut
organic seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua
lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak
yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif
permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.
Asam lemak merupakan asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24.
Asam lemak mempunyai gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang yang
menyebabkan kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak
(Lehninger, 1998). Penyusun asam lemak dibedakan menjadi dua bagian yaitu lemak jenuh dan tidak jenuh.
Lemak jenuh banyak mengandung komponen asam lemak jenuh dan memiliki ikatan rangkap, sehingga
bersifat padat/solid pada suhu ruang. Asam lemak jenuh sering disebut lemak. Sedangkan asam lemak tidak
jenuh molekulnya mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya.
Menurut Anggraini (2012), fungsi penambahan asam asetat kloroform adalah agar minyak dapat larut
dengan sempurna, karena kloroform bersifat nonpolar. Kemudian, banyaknya jumlah iodium yang diserap
menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh seingga asam lemak jenuh akan
membutuhkan tetesan iodium yang lebih banyak daripada jumlah iod yang diteteskan pada asam lemak
tidak jenuh. Jadi, semakin banyak tetesan menunjukkan minyak tersebut semakin jenuh.

vitamin E yang hasilnya berwarna merah setelah bereaksi menunjukkan asam lemak tak jenuh
(ikatan rangkap), sedangkan minyak mawar dan ikan menunjukkan asam lemak jenuh (tidak ada
ikatan rangkap) dengan hasil warna kuning atau kecokelatan

Kesimpulan :
Lipid atau lemak tidak dapat larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alcohol, dan larut sempurna
dalam pelarut organic seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut non polar lainnya.
Kemudian, hasil warna yang terlihat dari uji kejenuhan lipid menunjukkan bahwa warna semakin merah
artinya semakin tak jenuh (asam lemak ikatan rangkap), bila hasil kuning atau agak kecoklatan termasuk
minyak jenuh (tidak ada ikatan rangkap).

Pustaka :
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/SAINTEKS/article/download/7013/3006
LAPORAN PRAKTIKUM
METABOLISME PROTEIN
PERCOBAAN BIURET

NAMA : FEBELLA DIAN WILLIGIZA


NIM : 1908010054

16 SEPTEMBER 2020
Tujuan Percobaan : mengetahui adanya ikatan peptida dalam suatu protein

Alat : Pipet tetes


Tabung reaksi dan rak
Labu Erlenmeyer 250 ml
Labu ukur 50 ml
Gelas Kimia 50 ml
Gelas ukur 50 ml
Bahan : susu, albumin, fenilanin, alanine, biuret

Teknik Percobaan :
1. Masing-masing tabung reaksi isi dengan fenilanin, alanin, susu, albumin
2. Tambahkan biuret pada setiap sampel
3. Homogenkan (dikocok)
4. Amati perubahan warna (ada/tidak)
5. Panaskan larutan. Amati perubahan

Hasil :
susu (putih pekat) menjadi warna ungu muda, setelah dipanaskan menjadi warna jingga.
albumin (putih bening) menjadi warna ungu, setelah dipanaskan menjadi warna kecokelatan.
alanin dan fenilanin menjadi biru bening, setelah dipanaskan tidak ada perubahan
Dokumentasi :
Pembahasan :
Reagen biuret mengandung CuSO4 (tembaga) yang akan bereaksi dengan senyawa yang
mengandung ikatan peptide seperti protein yang menghasilkan warna ungu yang khas. Kepekatan
warna tersebut tergantung pada jumlah ikatan peptida, semakin banyak ikatan maka semakin ungu
pula hasilnya (Lehninger, 1993).
Susu berubah warna dari putih pekat menjadi ungu pekat begitupun albumin yang berubah dari
putih menjadi ungu. Alanin dan fenilanin berubah menjadi biru bening setelah ditambahkan
reagen biuret. Setelah itu, larutan dipanaskan dengan tujuan untuk mempercepat laju reaksi.
Faktor kesalahan juga dapat terjadi pada saat melakukan percobaan adalah kurang bersihnya alat,
terguncangnya tabung reaksi sehingga senyawa kompleks ungu menghilang dan tidak dapat
diamati, serta kesalahan dalam melihat perubahan warna yang terjadi. Oleh karena itu metode yang
dilakukan harus lebih teliti dan hati-hati.

Kesimpulan :
Rantai polipeptida direaksikan dengan Cu2+ membentuk ikatan kompleks berwarna ungu sehingga susu
dan albumin hasilnya positif (menunjukkan adanya ikatan peptida), sedangkan alanine dan fenilanin
hasilnya negatif (tidak ada perubahan).

Pustaka :
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika/article/viewFile/2275/2328

Anda mungkin juga menyukai