Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

Di susun oleh :

PENI KARTIKA 18260100030

Dosen Pengampuh : Novi Riliensi Hartika S.Pd

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang
mikrobiologi dan parasitologi ini berjalan dengan lancar.
Dalam penulisan askep ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan askep ini, khususnya kepada :
1. Dosen yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Teman-teman yang sudah membantu.
Penulisan makalah ini sebagai tugas mata kuliah . mikrobiologi dan parasitologi
.Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
untuk makalah yang selanjutnya.

Bengkulu,juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latarbelakang ..................................................................................... 1
B. Rumusanmasalah................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian insulin .............................................................................. 3


B. Funsi insulin ………………………………..................................... 4
C. Pemberian insulin ............................................................................... 5
D. Macam – macam diabetis melitus ..................................................... 6
E. Keungulan insulin……........................................................................8

F. Rekayasa Genetika Bakteri Escherichia coli dalam


Pembuatan Insulin Insulin…………………………………………. 11
BABA III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradaban manusia semakin lama semakin berkembang. Dengan
berkembangnya pemikiran manusia maka manusia berusaha bagaimana
caranya agar apa yang saat ini kita inginkan terbatas untuk diperbaharui
kedepannya. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya perilaku kehidupan
yang sehat. Masyarakat semakin meningkat perhatiannya terhadap penyakit
yang tidak menular. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya frekuensi
kejadian penyakit tersebut di masyarakat. Dari sepuluh penyebab utama
kematian salah satunya adalah penyakit diabetes mellitus (DM) yang
merupakan jenis penyakit tidak menular, keadaan ini terjadi baik di negara
maju maupun negara berkembang maupun Negara dengan ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan adanya perkembangan sosioekonomi dan kultural bangsa
sehingga dunia dituntut untuk memberikan perhatian yang lebih kepada
penyakit tidak menular, yang sudah mulai meningkat sesuai dengan
perkembangan masyarakat. Oleh karena ini masyarakat perlu diberikan
pengetahuan tentang penyakit tidak menular dengan melihat kencenderungan
semakin meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular dalam masyarakat,
termasuk kalangan masyarakat Indonesia.
Nah, dari pemikiran inilah manusia mulai melakukan eksperimen
tentang hal-hal yang mereka inginkan termasuk dalam hal bioteknologi.
Dahulu, sebelum ditemukannya sintesis insulin (hasil bioteknologi teknik
plasmid) bagi mereka yang terkena penyakit kencing manis (diabetes
militus) pupus harapan untuk hidupnya. Namun dengan ditemukannya
teknik plasmid untuk memperoleh insulin yang berfungsi untuk mengatur
gula darah pada manusia, mereka yang terkena penyakit diabetes tetap punya
harapan hidup meskipun harus memanfaatkan insulin buatan secara rutin.
Sebelum ditemukan teknik sintesis insulin, hormon ini hanya bisa
diperoleh dari ekstraksi pankreas babi atau sapi, dan sangat sedikit insulin
bisa diperoleh. Setelah ditemukan teknik sintesis insulin di bidang
bioteknologi inilah, harga insulin bisa ditekan dengan sangat drastis sehingga
bisa membantu para penderita diabetes melitus. Sintesis insulin dapat
diperoleh dengan bantuan bakteri yang biasa terdapat di usus besar, yaitu
Escherichia coli. Teknologi dasar proses ini disebut dengan teknologi
plasmid. Kekurangan insulin disebabkan karena cacat genetik pada pankreas,
menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus (kencing manis) yang
berdampak sangat luas terhadap kesehatan, mulai kebutaan hingga
impotensi. Insulin sendiri merupakan hormon yang mengubah glukosa
menjadi glikogen, dan berfungsi mengatur kadar gula darah bersama
hormone glukagon

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui fungsi insulin.
2. Untuk mengetahui macam macam DM
3. Untuk mengetahui keunggulan insulin dari rekayasa genitika
4. Untuk mengetahui langka regresi insulin dengan e. coli.

C. Manfaat Penulisan
1. Agar dapat mengetahui fungsi insulin.
2. Agar dapat mengetahui macam macam DM
3. Agar dapat mengetahui keunggulan insulin dari rekayasa genitika
4. Agar dapat mengetahui langka regresi insulin dengan e. coli.
.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian insulin
Insulin adalah suatu hormon polipeptida yang diproduksi dalam sel-sel
β kelenjar Langerhaens pankreas.Insulin berperan penting dalam regulasi
kadar gula darah (kadar gula drah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin
yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal sebagai sebutan insulin endogen.
Namun, ketika kelenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna
memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon
insulin dari luar tubuh,dapat berupa obat buatan manusia yang dikenal sebagai
sebutan insulin eksogen.Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit
seperti diabetes militus tergantung insulin(diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari
51 asam amino. Molekul insulin disusun oleh 2 rantai polipepttida A dan B
yang dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam
amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino (Gustia, 2012).
Menurut Rismayanthi, (2010), terdapat banyak bentuk insulin. Insulin
diklasifikasikan berdasarkan dari berapa cepat insulin mulai bekerja dan
berapa lama insulin bekerja. Tipe insulin terdiri atas:
1. Aksi cepat {rapid acting)
2. Aksi pendek {short acting)
3. Aksi menengah {intermediate acting)
4. Aksi lama {long-acting)
5. Campuran {Pre-mixed)
B. Fungsi insulin:
1. Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan
2. Mengimbangkan paras glukosa didalam darah dan mencegah kencing
manis.
3. Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa didalam hati
4. Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak
didalam hati.

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:

a. Kerja cepat (rapid acting)


Contoh: Actrapid, Humulin R,Reguler Insulin (Crystal Zinc
Insulin) Bentuknya larutan jernih, efek puncak 2-4 jam setelah
penyuntikan, durasi kerja sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya
insulin yang dapat dipergunakan secara intra vena. Bisa dicampur
dengan insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang.
b. Kerja menengah (intermediate acting)
Contoh: Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin Lente
Dengan menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom)
atau zinc (pada insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi
yang akan memperlambat absorpsi sehingga efek menjadi lebih
panjang. Bentuk NPH tidak imunogenik karena protamin bukanlah
protein.
c. Kerja panjang (long acting)
Contoh: Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZI Insulin
bentuk ini diperlukan untuk tujuan mempertahankan insulin basal
yang konstan. Semua jenis insulin yang beredar saat ini sudah
sangat murni, sebab apabila tidak murni akan memicu
imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau lipohipertrofi.
C. Pemberian insulin
1. intra vena: bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi
penurunan glukosa darah,
2. intramuskuler: penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada
subkutan,
3. subkutan: penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan, pemijatan,
kedalaman, konsentrasi. Lokasi abdomen lebih cepat dari paha
maupun lengan. Jenis insulin human lebih cepat dari insulin animal,
insulin analog lebih cepat dari insulin human.

D. Macam macam Diabetes mellitus


1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa
Inggris: childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent
diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena
berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta
penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat
diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Sampai saat ini IDDM
tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan
dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1
memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai
dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin
umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap
awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1
adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta
pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi
pada tubuh. Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan
menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat
glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar
diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah
penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa
menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan
juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas
dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian
insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan
insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga
dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang dibutuhkan
pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan
insulin melalui "inhaled powder".
Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan
memengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup,
perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan
pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes
tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l.
Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l)
untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti
"frequent hypoglycemic events".Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l)
seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang
terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl
(15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat
mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang rendah, yang
disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-
related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM)
merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh
rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan
metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk
yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin,
resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh
disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan
sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap
insulinserta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot
lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen
tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom
terpadat yang ditemukan pada manusia.
3. Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes,
insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which
has progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of
adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus
yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan,
dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada
lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin
atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua
kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun
menghilang setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun
memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.
Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat
membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat
dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas
normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan
cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat
produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan
pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah
merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi,
paling umum terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk
karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan
menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada
tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan resiko luka yang
berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

E. Keunggulan insulin
1. Proses Rekayasa Genetika Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga
faktor utama yaitu
a. Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya
berupa plasmid, yaitu lingkaran kecil AND yang terdapat pada
bakteri. Plasmid diambil dari bakteri dan disisipi dengan gen asing.
b. Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam
tubuh bakteri akan mengalami replikasi atau memperbanyak diri,
makin banyak plasmid yang direplikasi makin banyak pula gen asing
yang dicopy sehingga terjadi cloning gen.
c. Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim
ini disebut enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi
yaitu enzim endonuklease yang dapat memotong ADN pada posisi
dengan urutan basa nitrogen tertentu.

2. Pembuatan Insulin dan Peranan Mikroorganisme


Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing pada
tahun 1921 oleh para ahli fisiologi asal kanada Sir Federick Glant
Banting dan Charles Hebert Best serta ahli fisiologi asal Inggris John
James Richard Macleod. Seorang ahli boikimia James Betram Collip
kemudian memproduksi dengan tingkat kemurnian yang cukup baik
untuk digunakan sebagai obat pada manusia. Pada tahun 1965 insulin
manusia telah berhasil disintesis secara kimia. Insulin merupakan
protein manusia pertama yang disintesis secara kimia. Secara
tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari
pankreas sapi atau babi. Walaupun insulin hewan secara umum cukup
memuaskan tetapi untuk penggunaan pada manusia dapat menimbulkan
dua masalah. Pertama, adanya perbedaan kecil dalam asam amino
penyusunnya yang dapat menimbulkan efek samping berupa alergi pada
beberapa penderita. Kedua, prosedur pemurnian sulit dan cemaran
berbahaya asal hewan tidak selalu dapat dihilangkan secara sempurna.
Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi
insulin melalui rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara
ini mempunyai struktur mirip dengan insulin manusia. Melalui teknologi
DNA rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang
tidak patogen. Karena kedua hal tersebut di atas, insulin hasil rekayasa
genetika ini mempunyai efek samping yang relatif sangat rendah
dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari ekstrak pankreas
hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak mengandung
kontaminan berbahaya.
Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-
sel β kelenjar Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting dalam
regulasi kadar gula darah (kadar gula darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter).
Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai
sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami
gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh
membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan
manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen. Kekurangan
insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus tergantung
insulin (diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul
insulin disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan
dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai
B terdiri dari 30 asam amino.
Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik
rekayasa genetika dengan teknologi Plasmid. Insulin adalah hormon
yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Hormon ini sangat
diperlukan oleh penderita diabetes mellitus karena kelenjar pankreas
penderita tidak mampu menghsilkan hormone tersebut. Hormon insulin
berfungsi untuk mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen.
Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan
gen-gen pengendali hormon tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan
memindahkan gen insulin manusia ke dalam bakteri sudah dapat
diperoleh, yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh dengan metode
fermentasi. Teknik Plasmid bertujuan untuk membuat hormone dan
antibodi. Misal untuk membuat hormon insulin dengan teknik plasmid.
Gen /DNA digunting dengan Enzim Endonuklease Restriksi Gen /DNA
disambung dengan Enzim Ligase.
3. Proses Pembuatan Insulin
a. Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan
insulin adalah dengan mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut
yang akan direkayasa. Plasmid adalah materi genetik berupa DNA
yang terdapat pada bakteria namun tidak tergantung pada
kromosom karena tidak berada di dalam kromosom.
b. Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim
di tempat tertentu sebagai calon tempat gen baru yang nantinya
dapat membuat insulin.
c. Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari
kromosom yang berasal dari sel manusia.
d. Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian
‘direkatkan’ di plasmid tadi tepatnya di tempat bolong yang
tersedia setelah dipotong tadi.
e. Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian
dimasukkan kembali ke dalam bakteria.
f. Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya
berkembang biak dan menghasilkan insulin yang dibutuhkan.
Dengan begitu diharapkan insulin dapat diproduksi dalam jumlah
yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.
4. Perbedaan susunan asam amino pada insulin manusia, babi (pork),
dan sapi (beef)
Spesies A8 A10 B28 B29 B30
Manusia Thr Ile Pro Lys Thr
Babi Thr Ile Pro Lys Ala
Sapi Ala Val Pro Lys Ala

F. Rekayasa Genetika Bakteri Escherichia coli dalam Pembuatan Insulin


Insulin
Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing pada
tahun 1921 oleh para ahli fisiologi asal kanada Sir Federick Glant Banting dan
Charles Hebert Best serta ahli fisiologi asal Inggris John James Richard
Macleod. Seorang ahli boikimia James Betram Collip kemudian memproduksi
dengan tingkat kemurnian yang cukup baik untuk digunakan sebagai obat
pada manusia. Pada tahun 1965 insulin manusia telah berhasil disintesis
secara kimia. Insulin merupakan protein manusia pertama yang disintesis
secara kimia. Secara tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia
diisolasi dari pankreas sapi atau babi. Walaupun insulin hewan secara umum
cukup memuaskan tetapi untuk penggunaan pada manusia dapat menimbulkan
dua masalah. Pertama, adanya perbedaan kecil dalam asam amino
penyusunnya yang dapat menimbulkan efek samping berupa alergi pada
beberapa penderita. Kedua, prosedur pemurnian sulit dan cemaran berbahaya
asal hewan tidak selalu dapat dihilangkan secara sempurna. Pada tahun 1981
telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi insulin melalui rekayasa
genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini mempunyai struktur mirip
dengan insulin manusia. Melalui teknologi DNA rekombinan, insulin
diproduksi menggunakan sel mikroba yang tidak patogen. Karena kedua hal
tersebut di atas, insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai efek samping
yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari
ekstrak pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak
mengandung kontaminan berbahaya.
1. Bakteri Escherichia Coli Escherichia coli ( E-coli) merupakan
salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. E.
coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2
micrometer dan diamater 0.5 micrometer. Volume sel E. coli
berkisar 0.6-0.7 micrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya
hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat.
Bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich pada 1885 ini
dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Di usus besar manusia
terkandung sejumlah E-coli yang berfungsi membusukkan sisa-sisa
makanan. Di samping berfungsi membantu membusukkan sisa
pencernaan, E-coli juga menghasilkan vitamin B12 dan vitamin K
yang penting dalam proses pembekuan darah. Sedangkan fungsi E-
coli dalam organ pencernaan hewan, semisal kuda, adalah
membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih
sederhana agar dapat diserap oleh dinding usus( Waluyo, 2005).
2. Teknik Pembuatan Insulin dari Bakteri Escherichia coli
Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-
sel β kelenjar Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting
dalam regulasi kadar gula darah (kadar gula darah dijaga 3,5-8,0
mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita
dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika
kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi
hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin
dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal
juga sebagai sebutan insulin eksogen. Kekurangan insulin dapat
menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus tergantung insulin
(diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul
insulin disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang
dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam
amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa
genetika dengan teknologi Plasmid. Insulin adalah hormon yang berfungsi
menurunkan kadar gula dalam darah. Hormon ini sangat diperlukan oleh
penderita diabetes mellitus karena kelenjar pankreas penderita tidak mampu
menghsilkan hormone tersebut. Hormon insulin berfungsi untuk mengubah
glukosa dalam darah menjadi glikogen.
Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun
hal ini tidak membedakan aktivitasnya. Pada mulanya sumber insulin untuk
penggunaan klinis ada manusia diperoleh dari pancreas sapi atau babi. Insulin
yang diperoleh dari suber-sumber tersebut efektif bagi manusia karena identik
dengan insulin manusia. Insulin pada manusia, babi, dan sapi mempunyai
perbedaan dalam susunan asam aminonya, tapi aktivitasnya tetap sama.
B. Saran
Diharapkan untuk mahasiswa setelah membaca makalah ini dapat mengerti
tentang insulin, macam – macam diabetis melitus dan keunggulan insulindari
rekayasa genetika
DAFTAR PUSTAKA

Banjarnahor, Eka. Sunny Wangko. 2012. Sel Beta Pankreas Sintesis Dan Sekresi
Insulin. Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado. Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, November, hlm. 156-162

Christmastuti Nur, 2016. Sarana Deteksi Penyakit Diabetes Dengan Sampel Saliva
(Studi Kasus Di Bandung Indah Plaza) http://digilib.itb.ac.id (Online) Diakses
01Agustus 2016.

Gustia, Riza.dkk.2012. Dna Rekombinan Dalam Bidang Kesehatan (Pembuatan


Insulin). Pendidikan Kimia. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jambi

Shadine, 2013. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan


Jantung. Jakarta : Keenbooks

Anda mungkin juga menyukai