Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MACAM-MACAM INTERAKSI ANTARA


MICROORGANISME

Oleh :
YETI SEPTARIA
NPM. 1826010015

Dosen Pengampu: Noviriliensi Hartika, M.Si

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan anugerahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”MACAM-MACAM INTERAKSI
ANTARA MICROORGANISME” Makalah ini diajukan kepada dosen mata
kuliah Microbiologi dan Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Tri Mandiri Sakti Bengkulu.
Makalah ini bertujuan untuk diajukan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Noviriliensi Hartika, S.Pd selaku dosen Mikrobiologi Parasitologi
dikelas Keperawatan III A.
Akhir kata semoga tuhan yang maha esa memberikan hal yang setimpal
atas kerja sama ini, Amin. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi kami yang menulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Bengkulu, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan . ........................................................................................ 2
D. Manfaat . ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3


A. Macam-macam Interaksi Antara Mikroorganisme ...................... 3
B. Pengendalian Mikroorganisme .................................................... 5
C. Mekanisme Kerja Antibiotik ........................................................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................. 10


A. Kesimpulan .................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu lingkungan yang kompleks yang berisi berbagai
macam organisme, aktivitas metabolisme suatu organisme akan berpengaruh
terhadap lingkungannya. Mikroorganisme seperti halnya organisme lain yang
berada dalam lingkungan yang komplek senantiasa berhubungan baik dengan
pengaruh faktor abiotik dan pengaruh faktor biotik. Sedikit sekali di alam ada
suatu jenis mikroorganisme yang hidup secara individual. Sekalipun suatu
biakan mikroorganisme murni yang tumbuh dalam suatu medium, tetap akan
beruhubungan dengan pengaruh faktor lingkungan secara terbatas.
Mikroorganisme umumnya hidup dalam bentuk asosiasi membentuk suatu
konsorsium laksana suatu “Orkestra” yang satu dengan lainnya bekerja sama.
Hubungan mikroorganisme dapat terjadi baik dengan sesama
mikroorganisme, dengan hewan dan dengan tumbuhan. Hubungan ini
membentuk suatu pola interaksi yang spesifik yang dikenal dengan simbiosis
(sym = bersama, bios = hidup).
Mikroorganisme merupakan penyebab berbagai macam penyakit
yang telah melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan
Chan, 2007). Mikroorganisme berkembang biak dalam tubuh manusia
sehingga menyebabkan penyakit (Achmadi, 2006). Habitat mikroorganisme
yang lain adalah di aliran air, danau, sungai, laut dan di dalam setiap gram
tanah subur terdapat berjuta-juta mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut:
1. Apa saja macam-macam interaksi antara mikroorganisme?
2. Apa saja pengendalian mikroorganisme?
3. Sebutkan Pengertian sterilisasi dan disenfektan!
4. Sebutkan ciri-ciri disenfektan yang ideal!
5. Bagaimana mekanisme kerja antibiotic?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan supaya mahasiswa dapat memahami tentang
macam-macam hubungan antara mikroorganisme, pengendalian
microorganisme, pengertian sterilisasi dan disenfektan, ciri-ciri disenfektan
yang ideal, serta mekanisme kerja antibiotic.
D. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini, hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam mata kuliah mikrobiologi dan parasitology
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran tentang macam-
macam interaksi antar microorganisme, pengendalian microorganisme,
pengendalian microorganisme, pengertian sterilisasi dan disenfeksi, ciri-ciri
disenfektan yang ideal, serta mekanisme antibiotic.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-macam Interaksi Antara Mikroorganisme


Interaksi antar mikroorganisme yang menempati suatu habitat yang
sama akan memberikan pengaruh positif, saling menguntungkan dan pengaruh
negatif; saling merugikan dan netral; tidak ada pengaruh yang berarti.
Interaksi yang “netral” sebenarnya jarang terjadi hanya dapat terjadi dalam
keadaan dorman seperti endospora.
Jumlah populasi mikroorganisme dalam suatu komunitas supaya
dapat mencapai jumlah yang optimal, maka mikroorganisme berinteraksi dan
mempengaruhi organisme lain. Mikroorganisme harus berkompetisi dengan
organisme lain dalam memperoleh nutrisi dari lingkungannya, sehingga dapat
terus “lulus hidup” dan dapat berkembangbiak dengan sukses.
Interaksi antar mikroba dibagi menjadi 5 tipe, yaitu:
1. Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling
mempengaruhi dan terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah
atau secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat. Netralisme terjadi pada
keadaan mikroba tidak aktif, misal dalam keadaan kering beku, atau fase
istirahat (spora, kista). Sangat boleh jadi di dalam tanah atau di dalam
kotoran hewan terdapat banyak makhluk hidup yang dapat hidup bersama
dengan tidak saling merugikan, tetapi juga tidak saling menguntungkan.
Meskipun di dalam satu medium yang sama, namun masing-masing
spesies memerlukan zat-zat yang berbeda sehingga tidak perlu ada
perebutan zat makanan. Baik terpisah maupun terkumpul, mereka dapat
hidup sendiri-sebndiri. Hubungan yang demikian itu disebut netralisme.
Contoh: interaksi antara mikroba allocthonous (nonindigenous) dengan
mikroba autocthonous (indigenous).
2. Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah suatu interaksi antara dua makh
luk hidup yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Sehingga,
ketika terjadi interaksi antara dua makhluk hidup
yang berbeda, maka keduanya akan mendapatkan manfaat. Peran m
ikroba dalam simbiosis mutualisme yang terjadi pada siklus karbon dan
siklus Contohnya: Streptococcus faecalis dan Lactobacillus arabinosis yang
bisanya tidak dapat tumbuh pada medium tanpa glukosa. Sinergisme
3. Komensalisme
Interaksi antara mikroorganisme dengan organisme lain dimana
satu jenis dapat diuntungkan dan jenis lain tidak dirugikan, hubungan
interaksi semacam ini disebut komensalisme atau metabiosis. Interaksi
bentuk komensalisme antar mikroorganisme biasanya berhubungan dalam
proses metabolisme, satu jenis mikroorganisme memberikan kondisi yang
cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme lain. Sebagai contoh dalam
saluran pencernaan manusia mikroorganisme anaerob obligat merupakan
mikroorganisme yang berlimpah dan tumbuh dengan optimal. Bakteri
asam asetat dan khamir terjadi hubungan komensalisme selama proses
fermentasi asam asetat, dimana sel khamir menyediakan substrat alkohol
bagi pertumbuhan bakteri asam asetat.
4. Sinergisme
Asosiasi melibatkan 2 populasi atau lebih dalam keperluan nutrisi
bersama, maka disebut sintropisme yang sangat penting dalam peruraian
bahan organik tanah, atau proses pembersihan air secara alami. Contoh:
Sinergisme Streptococcus faecalis dan E.Coli dan memproduksi arginin
menjadi putresin.
5. Antagonisme
Hubungan antara mikroorganisme dengan organisme lain yang
saling menekan pertumbuhannya disebut antagonisme. Bentuk interaksi ini
merupakan suatu hubungan asosial. Biasanya Spesies yang satu
menghasilkan suatu senyawa kimia yang dapat meracuni spesies lain yang
menyebabkan pertumbuhan spesies lain tersebut terganggu. Senyawa
kimia yang dihasilkan dapat berupa sekret atau metabolit sekunder.
Contoh dari antagonisme antara lain Streptococcus
lactis dengan Bacillus subtilis. Pertumbuhan B. subtilis akan terhambat
karena asam laktat yang dihasilkan oleh S. lactis. Interaksi antagonisme
disebut juga antibiois. Bentuk lain dari interaksi antagonisme di alam
dapat berupa kompetisi, parasitisme, amensalaisme dan predasi.
B. Pengendalian Mikroorganisme
semua kegiatan yang bertujuan untuk Menghambat/mengurangi
jumlah atau aktivitas mikroorganisme Membasmi atau mematikan
mikroorganisme dengan cara fisika maupun cara kimia.
Ada beberapa istilah dalam mengendalikan jumlah populasi
mikroorganisme, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah
populasi mikroorganisme pada suatu ruang/tempat.
b. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen
pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora
bakteri.Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh
spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran.
Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui
cara mencuci ,mengoles , merendam dan menjemur dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap
pakai.
kriteria Desinfektan yang ideal adalah :
1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada
suhu kamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organic, pH,
temperature dan kelembaban
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau
7. Bersifat biodegradable / mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis
10. Aktivitas berspektrum luas

c. Antiseptis
Antiseptis didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri,
jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat
digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian (Signaterdadie, 2009).
d. Sterilisasi
Sterilisasi adalah membersihkan tempat secara sungguh-sungguh.
Hal ini terjadi saat semua mikro organisme di tempat tersebut telah
berhasil dibunuh. Hal ini dibutuhkan terutama di tempat-tempat dimana
orang sangat rentan terhadap penularan kuman, seperti di rumah sakit,
namun juga di berbagai tempat di sekitar rumah yang membutuhkan
sterilisasi.
Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat
perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan
panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi
cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan
radiasi ionnisasi.

Jenis-jenis pengendalian Microorganisme:

1. Pengendalian Mikroorganisme Secara Fisika :


Ada beberapa pengendalian yang dapat dilakukan secara fisika,
diantaranya yaitu :
a. Suhu, dengan menggunakan suhu tinggi (pemanasan) dan suhu rendah
(pendinginan). Suhu tinggi atau pemanasan terbagi menjadi dua yaitu
1). pemasanasan basah dengan uap bertekanan, sterilisasi bertahap, air
mendidih, serta pasteurisasi. 2). Pemanasan kering dengan sterilisasi
menggunakan udara panas serta melalui pembakaran. Sedangkan suhu
rendah atau pendinginan yaitu menggunakan suhu dingin dibawah
titik 0.
b. Pengeringan atau desikasi, untuk meghambat perkembangan
mikroorganisme yang digunakan dalam pengawetan makanan (daging,
sayur-sayuran dan buah-buahan)
c. Tekanan osmosis dan plasmolysis, digunakan dalam pengasinan ikan
dan daging, serta menambahkan gula pada buah-buahan.
d. Radiasi, penggunaan Ultra Violet dengan Daya tembus kecil
Membunuh Mikroorganisme dipermukaan pada kamar bedah RS dan
pada industry-industri pangan dengan panjang gelombang 260 – 270.
Selain itu dengan media berupa sinar x, sinar alfa, sinar beta, serta
sinar gamma. Dengan Daya tebus tinggi Mensterilkan perlengkapan
bedah yg peka terhadap panas dengan bahan2 tebal serta alat-alat
medis lainnya yang digunakan.
e. Tegangan permukaan
f. Penyaringan atau filterisasi, Filter Bakteriologi bahan2 yg bersifat
thermolabel misal : serum, enzim & vitamin, antibiotika. Filter Udara
pada area2 isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit.
2. Pengendalian Mikroorganisme Secara Kimia
a. Antimikroba, Antimikroba adalah zat kimia yang membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
- Antiseptik, Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau
menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, pada
permukaan kulit dan membran mukosa. Contohnya seperti merkuri,
perak nitrat, larutan yodium, dan deterjen.
- Desinfektan, disinfektan digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada benda mati. contohnya yaitu Formaldehida,
Fenol, Sabun dan deterjen, Alkohol, Desinfektans dalam bentuk
aerosol dan gas.
b. Pengawet, Merupakan bahan statis yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan paling sering
digunakan dalam makanan. Bahan yang dapat digunakan tidak
berbahaya jika masuk ke dalam tubuh dan tidak beracun. Contohnya
adalah kalsium propionat, natrium benzoat, formaldehid, nitrat dan
belerang dioksida.
c. Antibiotik, Berdasarkan sumber pembuatannya Antibiotik dibagi 3,
yaitu :
1. Antibiotik sintetik, Antibiotik sintetik berguna dalam pengobatan
penyakit dari mikroba maupun virus.
2. Antibiotik Alami, Antibiotik alami adalah antibiotik yang
dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau
menghambat mikroorganisme lainnya.
3. Antibiotik semisintetik, Antibiotik semisintetik adalah antibiotik
yang molekulnya diproduksi suatu mikroba kemudian
dimodifikasi oleh ahli kimia organik untuk meningkatkan sifat
antimikroba antibiotik tersebut atau membuat mereka unik agar
dapat dipatenkan secara farmasi.

Namun secara umum dalam pengendalian mikroorganisme dibagi


dalam teknologi fisika maupun kimia yang banyak digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroba (tertentu), walaupun mungkin tidak
sampai sempurna steril. Namun umumnya mencegah pembusukan
makanan atau menyembuhkan penyakit menular merupakan tujuan utama.

C. Mekanisme Kerja Antibiotik


Mekanisme kerja antibiotik yaitu:
1. Menghambat metabolisme sel, seperti sulfonamide dan trimethoprim.
2. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak
sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya
sel akan seperti fenicillin, vankomisin, dan sefalosporin.
3. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel
dikacaukan pembentukannya hingga bersifat permeabel akibatnya zat-zat
penting dari isi sel keluar, seperti polimiksin.
4. Menghambat sintesa protein sel dengan melekatkan diri ke ribosom
akibatnya sel terbentuknya tidak sempurna, seperti tetrasiklin,
kloramfenikol, streptomosin, dan aminoglikosida.
5. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA ) akibatnya sel
tidak dapat berkembang seperti rifampisin.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Macam-macam interaksi antara terjadi antara mikroorganisme dengan
organisme lain. Interaksi mikroba dibagi menjadi 5 tipe diantaranya yaitu
netralisme, mutualisme, sinergisme, komensalisme, serta antagonism.
2. Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak
diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang apatogen. Atau
bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari
semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan Desinfeksi adalah proses pengaplikasian bahan kimia
(desinfektans) terhadap peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk
membunuh sel vegetatif mikrobial.
B. Saran
Mencari informasi sangat penting dalam setiap penyusunan
makalah, maka pemanfaatan teknologi juga harus dilibatkan berbagai media
seperti jurnal, dan buku-buku referensi serta internet. Selain itu, Dalam
pembelajaran mahasiswa perlu memberikan perhatian yang lebih lagi untuk
pengembangan ilmu mikrobiologi, mengingat begitu sentral dan pentingnya
peranan mikroorganisme di dalam kehidupan, khususnya dalam bidang
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Kaban S. 2007. Pengembangan Model Pengendalian Kejadian Penyakit Diabetes


Mellitus Tipe 2 di Kota Sibolga. Majalah Kedokteran Nusantara.
Rao PT, Rao KS, & Usha CL. 2011. Stochastic Modeling of Blood Glucose
Level in Type-2 Diabetes Mellitus. Asian Journal of Mathematics
and Statistics 4(1): 56-65.
Rismayanthi, Cerika. 2010. Terapi Insulin Sebagai Alternatif Pengobatan Bagi
Penderita Diabetes. Dosen Turusan Pendidikan Kesehatan Dan
Rekreasi Fik UNY. Medikora Vol Vi, No. 2, November : 29 – 36.

Anda mungkin juga menyukai