Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONDISI KEBENCANAAN SECARA GLOBAL

Oleh :
1) WANTO SYAPUTRA (1826010004)
2) EVA PUTRI SEPTASARI (1826010027)
3) SURYANI LARAS SAFITRI (1826010024)
4) TRIA RISKI KURNIATI (1826010014)
5) ATIKA HARDINI (1826010001)
6) RAHMAH YATI (1826010033)
7) NETI (1826010026)
8) EROLLAH OKTOBERO (1826010032)

Dosen Pengampu: Ns. Fernalia, S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Keanugrahan inspirasi dari Tuhan Yang Mahamulia menjadi kekuatan


kepada penulis untuk segera menyelesaikan makalah ini secara sistematis dan
tepat waktu. Oleh karena itu, tiada kata yang pantas terucapkan selain ucapan
syukur tak terhingga karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Kondisi Kebencanaan Secara Global”. Makalah ini diajukan kepada
dosen mata kuliah Disaster Manajement, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Tri Mandiri Sakti Bengkulu.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Disaster
Manajement dalam materi karakteristik bencana. Secara umum tujuan penulisan
makalah ini untuk melatih mahasiswa dalam penulisan karakteristik bencana,
sedangkan secara khusus bertujuan supaya mahasiswa dapat memahami dan
menggali lebih lanjut tentang Kondisi Kebencanaan Secara Global.
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih khususnya kepada ibu Ns. Fernalia, S.Kep.,M.Kep selaku dosen pengampu
dan teman-teman yang senantiasa mendukung penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
pembelajaran dalam penulisan Karakteristik Bencana yang benar, khususnya
mahasiswa keperawatan.

Bengkulu, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan . ........................................................................................ 2
D. Manfaat . ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3


A. Pengertian Bencana ...................................................................... 3
B. Jenis-jenis dan Faktor Penyebab Bencana ................................... 4
C. Contoh Bencana-bencana Secara Global ..................................... 6

BAB III PENUTUP .............................................................................. 12


A. Kesimpulan .................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana Alam merupakan salah satu fenomena alam yang
mengancam keberlangsungan hidup manusia. Dampak negatif yang
ditimbulkan bisa berupa kerugian materi maupun nonmateri. Bencana
tersebut bisa dicontohkan seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi ada pula
bencana non alam seperti kebakaran gagal teknologi, gagal modernisasi,
konflik sosial antar kelompok dan teror.
Bencana merupakan sebuah fenomena kehidupan manusia yang
tidak dapat diketahui secara pasti kapan terjadinya. Manusia hanya mampu
mengenali gejalagejala awal dan memprediksi terjadinya. Kecanggihan
teknologi yang diciptakan manusia terkadang hanya mampu menjelaskan
gejala awal ini, sehingga kejadian detil daribencana itu hanya dalam prediksi
manusia. Meskipun demikian, dengan kemampuan mengenali gejala-gejala
awal dari sebuah bencana manuisa dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi becana. Persiapan itu meliputi persiapan sebelum terjadinya
bencana, ketika terjadi bencana, dan pasca terjadinya bencana. Artinya,
kesiapan yang dilakukan oleh manusia dapat dilakukan ketika dapat
mengenali gejala awal, tingkat resikonya dan lain sebagainya.
Setiap wilayah di dunia mempunyai ciri dan perbedaaan
kebencanaan yang dapat sama dengan negara lain maupun berbeda sama
sekali. Ada negara yang memiliki potensi bencana yang tinggi dan ada pula
negara yang aman dari bencana.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bencana?
2. Apa saja jenis-jenis bencana yang terjadi di dunia?
A. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan makalah ini untuk melatih mahasiswa
dalam penulisan karya ilmiah yang baik dan benar, sedangkan secara khusus
bertujuan supaya mahasiswa dapat memahami dan menggali lebih lanjut tentang
Kondisi Kebencanaan secara Global.
B. Manfaat
Pemulisan makalah ini mempunyai manfaat yaitu sebagai salah satu
sumber pembelajaran dalam penulisan karya ilmiah yang baik dan benar,
khususnya mahasiswa keperawatan dalam memahami tentang Kondisi
Kebencanaan secara Global.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bencana
Bencana dapat didefinisikan dalam berbagai arti baik secara
normatif maupun pendapat para ahli. Menurut Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Pengertian bencana dalam Kepmen Nomor
17/kep/Menko/Kesra/x/95 adalah sebagai berikut : Bencana adalah Peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia, dan atau
keduanya yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana dan fasilitas
umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan
penghidupan masyarakat.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2001), definisi bencana adalah
peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa
dari pihak luar.
Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO (2002) adalah setiap
kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa
manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada
skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah
yang terkena.
Menurut Asian Disaster Reduction Center (2003) yang dikutip
Wijayanto (2012), Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap
masyarakat yang menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan baik
oleh masyarakat, berbagai material dan lingkungan (alam) dimana dampak
yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia guna mengatasinya dengan
sumber daya yang ada. Lebih lanjut, menurut Parker (1992) dalam dikutip
Wijayanto (2012), bencana adalah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi
disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya
merupakan imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari
masyarakat, komunitas, individu maupun lingkungan untuk memberikan
antusiasme yang bersifat luas.
Menurut Coburn, A. W. dkk. 1994. Di dalam UNDP
mengemukakan bahwa : Bencana adalah Satu kejadian atau serangkaian
kejadian yang member meningkatkan jumlah korban dan atau kerusakan,
kerugian harta benda, infrastruktur, pelayanan-pelayanan penting atau sarana
kehidupan pada satu skala yang berada di luar kapasitas norma.
Sedangkan Heru Sri Haryanto (2001 : 35) Mengemukakan bahwa:
Bencana adalah Terjadinya kerusakan pada pola pola kehidupan normal,
bersipat merugikan kehidupan manusia, struktur sosial serta munculnya
kebutuhan masyarakat.
Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa pengertian bencana diatas,
bahwa pada dasarnya pengertian bencana secara umum yaitu suatu kejadian
atau peristiwa yang menyebabkan kerusakan berupa sarana prasana maupun
struktur sosial yang sifatnya mengganggu kelangsungan hidup masyarakat.
B. Jenis-Jenis dan Faktor Penyebab Bencana
Menurut Undang-undang No. 24 Tahun 2007, bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
A. Jenis-jenis Bencana
Jenis-jenis bencana menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang penanggulangan bencana, yaitu:
a) Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor;
b) Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal
teknologi,gagal modernisasi. dan wabah penyakit;
c) Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat.
d) Kegagalan Teknologi adalah semua kejadian bencana yang
diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoprasian, kelalaian dan
kesengajaan, manusia dalam penggunaan teknologi dan atau
insdustriyang menyebabkan pencemaran, kerusakan bangunan, korban
jiwa, dan kerusakan lainnya.
B. Faktor Penyebab Terjadinya Bencana
Terdapat 3 (tiga) faktor penyebab terjadinya bencana, yaitu : (1)
Faktor alam (natural disaster) karena fenomena alam dan tanpa ada campur
tangan manusia. (2) Faktor non-alam (nonnatural disaster) yaitu bukan
karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan manusia, dan (3)
Faktor sosial/manusia (man-made disaster) yang murni akibat perbuatan
manusia, misalnya konflik horizontal, konflik vertikal, dan terorisme.
Secara umum faktor penyebab terjadinya bencana adalah karena
adanya interaksi antara ancaman (hazard) dan kerentanan (vulnerability).
Ancaman bencana menurut Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 adalah
“Suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana”.
Kerentanan terhadap dampak atau risiko bencana adalah “Kondisi atau
karateristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan
teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu
yang mengurangi kemampuan masyarakat untuk mencegah, meredam,
mencapai kesiapan, dan menanggapi dampak bahaya tertentu” (MPBI,
2004:5).

C. Contoh Bencana-bencana Secara Global


1. Banjir di Korea Utara pada tahun 2018.

Banjir bandang di Korea Utara menewaskan sedikitnya 76 orang,


puluhan orang hilang dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Relawan dari Palang Merah Internasional dan Organisasi Bulan Sabit
Merah memimpin operasi pencarian korban hilang dan penyelamatan di
wilayah utara dan selatan Provinsi Hwanghae. Dikutip dari Reuters pada
Jumat, 7 September 2018, banjir di Provinsi Hwanghae, Korea Utara
dipicu oleh hujan deras sejak 28 Agustus 2018. Diantara 75 korban
hilang adalah anak-anak.
"Hujan deras pada akhir-akhir ini telah memicu banjir bandang dan
tanah longsor di sejumlah area, menghancurkan lebih dari 800 gedung,
termasuk rumah, klinik dan sekolah-sekolah," tulis Palang Merah
Internasional. Ketua Organisasi Bulan Sabit Merah untuk Korea Utara,
John Fleming, mengatakan pihaknya telah mengucurkan bantuan dan
mengerahkan pompa air untuk menyedot air yang membanjiri kawasan
persawahan. Ribuan orang kehilangan tempat tinggal sehingga saat ini
sangat dibutuhkan layanan kesehatan, tenda penampungan, makanan, air
minum dan sanitasi. Banjir dan kekeringan telah menjadi ancaman serius
di Korea Utara yang sistem irigasi dan infrastrukturnya terbatas dalam
menangani bencana alam.
Sebelumnya pada Agustus 2018, Bulan Sabit Merah
memperingatkan gelombang panas di Korea Utara telah membuat sawah,
ladang jagung dan perkebunan lain mengalami kekeringan. Hal ini
berpotensi menimbulkan bencana baru, yakni krisis pangan di Korea
Utara. Kekeringan melanda wilayah selatan Provinsi Hamgyong dan
Provinsi Pyongan.

2. Gempa Bumi tahun 2018 di Lombok, Indonesia

Gempa bumi yang mulanya disebut berskala M 6,8, kemudian


dimutakhirkan menjadi M 7,0, mengguncang Lombok Utara, Nusa
Tenggara Barat (NTB) di awal Agustus 2018. Gempa bumi yang
berpusat di darat itu pun memicu tsunami. Wilayah Lombok Utara
diguncang gempa berkekuatan M 7,0 pada Minggu (5/8/2018) pukul
18.46 WIB atau 19.46 WITA. Pusat gempa berada di kedalaman 15
kilometer.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki
kekuatan magnitudo 7. Epicentre gempa terletak pada koordinat 8,37
derajat LS dan 116,48 derajat BT atau tepatnya berlokasi di darat, pada
lereng utara timur laut Gunung Rinjani pada jarak 18 km arah barat laut
Kabupaten Lombok Timur NTB, pada kedalaman 15 km," kata Kepala
BMKG Dwikorita saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jl Angkasa,
Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu malam (5/8/2018).
Pada 19 Agustus 2018, gempa berkekuatan M 6,9 kembali mengguncang
Lombok. Semua mata tertuju ke penanganan pascagempa di NTB ini
kemudian, meski di Ibukota pada pertengahan Agustus 2018 jadi tuan
rumah perhelatan Asian Games 2018. Bahkan Presiden Jokowi memilih
menonton penutupan Asian Games 2018 bersama para pengungsi gempa
di Lombok pada Minggu (2/9).
Sebelumnya wilayah Lombok Timur yang juga juga diguncang
gempa pada Minggu (29/7) dengan kekuatan M 6,4. Hingga sehari
sebelum gempa M 7,0 melanda Lombok Utara, sudah ada 564 gempa
susulan di wilayah Lombok Timur. Sebanyak sedikitnya 14.940 rumah
tercatat rusak akibat diguncang gempa M 6,4. BNPB dan Tim SAR
gabungan masih berupaya menyentuh daerah terpencil ketika itu.
Tsunami yang diawali gempa berkekuatan M 7 menyentuh daratan
kemudian. Ketinggian tsunami disebut di bawah setengah meter.
"Berdasarkan laporan BMKG telah ada tsunami dengan ketinggian
tsunami yang masuk ke daratan 10 cm dan 13 cm," kata Kepala Pusat
Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam
keterangannya, Minggu (5/8/2018). "Diperkirakan maksimum ketinggian
tsunami 0,5 meter," imbuh Sutopo.
BNPB mencatat sekurangnya 555 orang meninggal dunia akibat
gempa bumi yang mengguncang NTB selama Agustus 2018. Korban
tewas terbanyak berada di Lombok Utara. "555 orang meninggal dunia
akibat gempa Lombok selama Agustus 2018," kata Kepala Pusdatin dan
Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat akun Twitter pada Jumat
(24/8). Sutopo menyebut jumlah korban tewas paling besar terjadi di
wilayah Kabupaten Lombok Utara, yakni sebanyak 466 jiwa. Rincian
korban meninggal dunia lainnya ialah 40 orang di Lombok Barat, 32
orang di Lombok Timur, 2 orang di Lombok Tengah, 9 orang di Kota
Mataram, 5 orang di Sumbawa Besar, dan 2 orang di Sumbawa Barat.
3. Kebakaran Hutan di Brazil tahun 2019.

Telah terjadi kebakaran hutan di hutan Amazon. Kebakaran yang


terjadi di Brasil pada hutan Amazon telah mencapai rekor terparah pada
tahun ini. Berdasarkan INPE, mendeteksi ada 72.843 kebakaran hutan
tercatat di Brasil selama tahun 2019, data tersebut menunjukkan
peningkatan sekitar 80% dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu. Hingga asap dapat dilihat di luar angkasa. Pada kemarau ini
kebakaran hutan cenderung meningkat disebabkan oleh lahan dibuka
untuk membuka jalan bagi tanaman. Tapi, WWF menyalahkan angka
percepatan deforestasi yang meningkat tajam tahun ini.
Kebakaran hutan yang mencapai rekor terparah ini, terjadi
semenjak Presidan Jair Bolsonaro berniat mengembangkan wilayah
Amazon untik pertanian dan pertambangan. Langkah itu menuai
kekhawatiran internasional akan meningkatnya deforestasi.

4. Badai Idai di Mozambik 2019


Badai tropis Idai melanda sebagian besar wilayah Afrika, mulai
dari Mozambik, hingga kini menuju Zimbabwe dan Afrika dalam satu
pekan terakhir. Lebih dari 1,5 juta orang telah terkena dampak bencana
alam ini. Idai yang juga disebut sebagai badai kategori dua, memiliki
kecepatan 175 kilometer per jam saat menyapu wilayah Mozambik.
Pihak berwenang melaporkan di salah satu kota di negara itu, Beira, 90
persen bangunan hancur dan lebih dari 500 ribu orang terkena dampak.
Jumlah korban tewas mencapai 84 orang di Mozambik dan
diperkirakan masih ada peningkatan. Presiden Filipe Nyusi bahkan
mengatakan hal ini mengindikasi ada kemungkinan lebih dari 1.000
orang tewas akibat Idai.
Berdasarkan laporan CNN, jika korban tewas akibat Idai mencapai
1.000 orang, maka badai ini menjadi yang paling mematikan
dibandingkan jenis bencana topan lainnya di dunia. Secara khusus, Idai
dibandingkan dengan topan Haiyan, yang setara dengan badai kategori
lima. Badai ini melanda Filipina pada 2013 dan membuat lebih dari 7.000
orang tewas. Idai selama ini dikenal sebagai topan tropis, bukan badai.
Namun, pada dasarnya badai dan topan tropis adalah hal yang persis
sama, tergantung di belahan dunia bagian mana gejala alam ini terjadi.
Di Mozambik, badai tropis jarang terjadi. Namun, hal itu bukan
berarti mereka yang berada di sana tidak biasa menghadapinya. Pada
2008, topan tropis Jokwe dengan kekuatan 185 kilometer per jam juga
pernah melanda negara itu.
Kemudian pada 2000, badai tropis Eline melanda wilayah yang
sama dan membuat sekitar 800 orang tewas. Eline menjadi badai kategori
4 dan dikenal sebagai topan tropis Afrika yang paling mematikan,
termasuk di wilayah bagian selatan bumi lainnya. Mozambik menjadi
negara yang lebih rentan terhadap bencana alam seperti topan Idai.
Namun, mengikuti jumlah hujan yang luar biasa sebelum terjadinya ini,
tentu akan mengakibatkan bencana lebih besar dimanapun. Selain itu,
Mozambik tercatat menduduki peringkat ketiga negara yang paling
rentan atas perubahan iklim di Afrika. Banjir, kekeringan, dan badai
dengan mudah terjadi di sana. Hal ini dilaporkan oleh Fasilitas Global
untuk Pengurangan dan Pemulihan Bencana.

atas perubahan iklim di Afrika. Banjir, kekeringan, dan badai dengan


mudah terjadi di sana. Hal ini dilaporkan oleh Fasilitas Global untuk
Pengurangan dan Pemulihan Bencana.

5. Lima Orang Tewas dalam Bencana Badai Dorian di Bahama 2019

Sebanyak lima orang meninggal dalam terjangan Badai Dorian


yang menyapu Kepulauan Bahama pada Senin (2/9) kemarin. Sedangkan
diperkirakan 13 ribu bangunan porak-poranda dalam kejadian
itu."Kepolisian Bahama sampai saat ini menyatakan ada lima orang
meninggal di Pulau Abaco. Tim penyelamat di Abaco segera melakukan
penilaian dan identifikasi korban," kata Perdana Menteri Bahama, Hubert
Minnis, seperti dilansir AFP, Selasa (3/9).
Pemerintah Bahama saat ini menutup kawasan wisata dan
mengevakuasi penduduk ke lokasi yang dianggap lebih aman. Kekuatan
Badai Dorian kemarin menurut satu tingkat, dari kategori lima ke empat,
tetapi tetap berbahaya. Menurut pantauan Pusat Badai Nasional Amerika
Serikat (NHC), kecepatan angin saat Badai Dorian menyapu Bahama
mencapai 145 mil per jam (sekitar 233 kilometer per jam). Warga di
seluruh Bahama, terutama yang berada di pesisir masih diliputi
kekhawatiran. Badai bisa memicu banjir bandang dan tanah longsor.
Pemerintah Bahama saat ini menutup kawasan wisata dan mengevakuasi
penduduk ke lokasi yang dianggap lebih aman. Kekuatan Badai Dorian
kemarin menurut satu tingkat, dari kategori lima ke empat, tetapi tetap
berbahaya.
Menurut pantauan Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (NHC),
kecepatan angin saat Badai Dorian menyapu Bahama mencapai 145 mil
per jam (sekitar 233 kilometer per jam). Warga di seluruh Bahama,
terutama yang berada di pesisir masih diliputi kekhawatiran. Badai bisa
memicu banjir bandang dan tanah longsor. Sejumlah kota di pesisir
Bahama bahkan sudah terendam banjir setinggi atap rumah. Kapal-kapal
pesiar dan nelayan terdampar ke daratan karena tersapu gelombang laut.
NHC memperkirakan Badai Dorian bisa menyebabkan ombak
setinggi 5 sampai 7 meter. Mereka menyatakan kemungkinan badai itu
bisa mencapai pantai timur Negara Bagian Florida pada hari ini atau
Rabu malam mendatang, lantas mengarah ke Georgia dan South
Carolina. Pemerintah di ketiga negara bagian AS itu sudah
memerintahkan warganya mengungsi ke lokasi yang lebih aman dan
yang diperkirakan tidak berada dalam jalur badai.

6. Gelombang Panas di Prancis Tewaskan 1.500 Orang tahun 2019

Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menyatakan sekitar 1.500


warga meninggal dunia akibat gelombang panas yang menerjang negara
tersebut sejak Juni lalu. Dilansir dari Associated Press, Minggu (8/9),
Agnes Buzyn menyatakan terdapat lebih dari 1.000 kematian yang
melebihi rata-rata pada tahun ini. Sebagian besar kematian terjadi pada
warga berusia di atas 75 tahun.
Peningkatan tingkat kematian dari tanggal 24 Juni hingga 7 Juli
dan 21 Juli hingga 27 Juli diestimasi sebesar 9,1 persen lebih tinggi dari
yang biasanya, berdasarkan laporan CNN pada Senin (9/9).
Meskipun tingkat kematian meningkat, tetapi angka kematian ini
lebih rendah dibanding kejadian gelombang panas 2003 yang memakan
korban hingga 15.000 orang dengan klaim kampanye kesadaran publik
telah mengurangi jumlah tersebut. "Kami telah berhasil. Terima kasih
untuk pencegahan dan berbagai pesan yang dapat dilakukan oleh para
warga Prancis untuk mengurangi tingkat kematian pada faktor 10,"
ujarnya. Prancis dan banyak negara di Eropa mengalami peningkatan
suhu pada musim panas kali ini. Berdasarkan laporan layanan cuaca
nasional Prancis, rekor suhu tertinggi yang terekam mencapai 45,9
derajat celsius pada 28 Juni silam.aa
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami

(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan

aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya

manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang

keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan

tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan

daya tahan mereka. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk

bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan

individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi

mengakhiri peradaban umat manusia.


Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan
dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya
bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua
bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju perekonomian
daerah tersebut.
B. SARAN
Diharapkan kepada masyarakat agar lebih menjaga lingkungan
karena bagaimanapun bencana yang terjadi tidak terlepas dari kerusakan
lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto dan Hadisumarno. 1982. Menjelajahi Pengetahuan Geografi. Jakarta :


LP3ES. Chay, Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran
Coburn, W. A., Spence J. R. S., Pomonis A. 1994. Program Pelatihan
Manajemen Bencana. UNDP Modul Mitigasi Bencana, Edisi ke-2.
Anonim. 2007. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 nomor 66 :
Jakarta.
Dibyosaputro, S. 1998. Gunungapi. Yogyakarta: Fakultas geografi UGM.
Asian Disaster Reduction Center. 2003. Pencegahan dan Manajemen Bencana.

Anda mungkin juga menyukai