Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MACAM-MACAM INTERAKSI ANTARA


MICROORGANISME

Oleh :
WANTO SYAPUTRA
NPM. 1826010004

Dosen Pengampu: Noviriliensi Hartika, M.Si

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Keanugrahan inspirasi dari Tuhan Yang Mahamulia menjadi kekuatan


kepada penulis untuk segera menyelesaikan makalah ini secara sistematis dan
tepat waktu. Oleh karena itu, tiada kata yang pantas terucapkan selain ucapan
syukur tak terhingga karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “MACAM-MACAM INTERAKSI ANTARA MICROORGANISME”.
Makalah ini diajukan kepada dosen mata kuliah Microbiologi dan Parasitologi,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Tri Mandiri Sakti Bengkulu.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Mcrobiologi dan Parasitologi yang secara umum tujuan penulisan makalah ini
untuk melatih mahasiswa dalam mengetahui tentang Microbiologi dan
Parasitologi, sedangkan secara khusus bertujuan supaya mahasiswa dapat
memahami dan menggali lebih lanjut tentang tentang macam-macam hubungan
antara mikroorganisme, pengendalian microorganisme, pengertian sterilisasi dan
disenfektan, ciri-ciri disenfektan yang ideal, serta mekanisme kerja antibiotic.
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih khususnya kepada ibu Noviriliensi Hartika, M.Si selaku dosen pengampu
dan teman-teman yang senantiasa mendukung penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
pembelajaran dalam pembelajaran Microbiologi dan Parasitologi. Khususnya
mahasiswa keperawatan.

Bengkulu, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan . ........................................................................................ 2
D. Manfaat . ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4


A. Macam-macam Interaksi Antara Mikroorganisme ...................... 4
B. Pengendalian Mikroorganisme .................................................... 11
C. Mekanisme Kerja Antibiotik ........................................................ 16

BAB III PENUTUP ............................................................................. 18


A. Kesimpulan .................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil
yang tidak dapat dilihat secara langsung atau dengan kasat mata sehingga
untuk mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga
disebut organisme mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal
(uniseluler) atau multiseluler (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel
tunggal masih terlihat dengan mata telanjang, dan ada beberapa spesies
multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam
mikroorganisme meskipun bersifat seluler. Mikroorganisme makhluk hidup
sangat kecil, mikroorganisme diklasifikasikan ke dalam kelas protista terdiri
dari bakteri, jamur, protozoa, dan algae ( Darwis, 1992). Ilmu yang
mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang-orang yang
bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog.
Mikroorganisme umumnya hidup dalam bentuk asosiasi
membentuk suatu konsorsium laksana suatu “Orkestra” yang satu dengan
lainnya bekerja sama. Hubungan mikroorganisme dapat terjadi baik dengan
sesama mikroorganisme, dengan hewan dan dengan tumbuhan. Hubungan ini
membentuk suatu pola interaksi yang spesifik yang dikenal dengan simbiosis
(sym = bersama, bios = hidup) Interaksi antar mikroorganisme yang
menempati suatu habitat yang sama akan memberikan pengaruh positif,
saling menguntungkan dan pengaruh negatif; saling merugikan dan netral;
tidak ada pengaruh yang berarti. Interaksi yang “netral” sebenarnya jarang
terjadi hanya dapat terjadi dalam keadaan dorman seperti endospora.
Mikroorganisme merupakan penyebab berbagai macam penyakit
yang telah melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan
Chan, 2007). Mikroorganisme berkembang biak dalam tubuh manusia
sehingga menyebabkan penyakit (Achmadi, 2006). Habitat mikroorganisme
yang lain adalah di aliran air, danau, sungai, laut dan di dalam setiap gram
tanah subur terdapat berjuta-juta mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa saja macam-macam interaksi antara mikroorganisme?
2. Apa saja pengendalian mikroorganisme?
3. Sebutkan Pengertian sterilisasi dan disenfektan!
4. Sebutkan ciri-ciri disenfektan yang ideal!
5. Bagaimana mekanisme kerja antibiotic?

C. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan makalah ini untuk melatih mahasiswa
dalam penulisan karya ilmiah yang baik dan benar, sedangkan secara khusus
bertujuan supaya mahasiswa dapat memahami tentang macam-macam
hubungan antara mikroorganisme, pengendalian microorganisme, pengertian
sterilisasi dan disenfektan, ciri-ciri disenfektan yang ideal, serta mekanisme
kerja antibiotic.
D. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini, hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk:
1. Bidang ilmu pendidikan, terutama mata kuliah mikrobiologi dan
parasitology sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
laboratorium, terutama pembelajaran mikrobiologi.
2. Peneliti, dapat digunakan sebagai latihan dalam menyusun karya ilmiah
lainnya.
3. Ilmu pengetahuan, dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
4. Masyarakat, memberikan informasi kepada masyarakat tentang macam-
macam hubungan antara mikroorganisme, pengendalian microorganisme,
pengertian sterilisasi dan disenfektan, ciri-ciri disenfektan yang ideal,
serta mekanisme kerja antibiotic.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-macam Interaksi Antara Mikroorganisme


Dalam suatu lingkungan yang kompleks yang berisi berbagai
macam organisme, aktivitas metabolisme suatu organisme akan berpengaruh
terhadap lingkungannya. Mikroorganisme seperti halnya organisme lain yang
berada dalam lingkungan yang komplek senantiasa berhubungan baik dengan
pengaruh faktor abiotik dan pengaruh faktor biotik. Sedikit sekali di alam ada
suatu jenis mikroorganisme yang hidup secara individual. Sekalipun suatu
biakan mikroorganisme murni yang tumbuh dalam suatu medium, tetap akan
beruhubungan dengan pengaruh faktor lingkungan secara terbatas.
Mikroorganisme umumnya hidup dalam bentuk asosiasi membentuk suatu
konsorsium laksana suatu “Orkestra” yang satu dengan lainnya bekerja sama.
Hubungan mikroorganisme dapat terjadi baik dengan sesama mikroorganisme,
dengan hewan dan dengan tumbuhan. Hubungan ini membentuk suatu pola
interaksi yang spesifik yang dikenal dengan simbiosis (sym = bersama, bios =
hidup).
Interaksi antar mikroorganisme yang menempati suatu habitat yang
sama akan memberikan pengaruh positif, saling menguntungkan dan pengaruh
negatif; saling merugikan dan netral; tidak ada pengaruh yang berarti.
Interaksi yang “netral” sebenarnya jarang terjadi hanya dapat terjadi dalam
keadaan dorman seperti endospora.
Beberapa macam interaksi yang meungkin terjadi antara
mikroorganisme denganorganisme lain dapat dilukiskan dalam tabel 01 di
bawah ini:

Tabel 01
Beberapa Macam Kemungkinan interaksi antar mikroorganisme
dengan organisme lain (Sumber: Brock & Madigan,1991).
No. MACAM ORGANISME A ORGANISME B
INTERAKSI
1 Komensalisme + 0
2 Mutualisme + 0
3 Neutralisme 0 0
4 Antagonisme - 0 -
Amensalisme
5 Parasitisme + -
6 Predasi + -

Keterangan:
+ = memberikan pengaruh menguntungkan
- = memberikan pengaruh merugikan/menekan pertumbuhan
0 = tak memberikan pengaruh

Jumlah populasi mikroorganisme dalam suatu komunitas supaya dapat


mencapai jumlah yang optimal, maka mikroorganisme berinteraksi dan
mempengaruhi organisme lain. Mikroorganisme harus berkompetisi dengan
organisme lain dalam memperoleh nutrisi dari lingkungannya, sehingga dapat
terus “lulus hidup” dan dapat berkembangbiak dengan sukses.
Interaksi antar mikroba dibagi menjadi 5 tipe, yaitu:
1. Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling
mempengaruhi dan terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah atau
secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat. Netralisme terjadi pada keadaan
mikroba tidak aktif, misal dalam keadaan kering beku, atau fase istirahat
(spora, kista). Contoh: interaksi antara mikroba allocthonous (nonindigenous)
dengan mikroba autocthonous (indigenous).
Adapun contoh lainnya yaitu terdapat pada siklus nitrogen. Siklus
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Siklus nitrogen
Pada siklus nitrogen simbiosis sinergisme yang terjadi yaitu dalam siklus
nitrogen diatas dapat terlihat bahwa banya berbagai jenis bakteri yang sangat
berperan dalam siklus nitrogen diantaranya yaitu adalah : Nitrobacter dan
Nitrosomonas. diantara bakteri tersebut mereka saling membantu satu sama
lain untuk menghasilkan suatu produk yang besar yakni nitrogen yang akan
digunakan oleh tumbuhan.
2. Mutualisme
Interaksi antar mikroorganisme dapat saling menguntungkan, interaksi
semacam ini disebut mutualisme. Hubungan interaksi mutualisme dapat
terjadi antar mikroorganisme yang berkerjasama dalam proses metabolisme.
Biasanya satu jenis mikroorganisme menyediakan nutrisi bagi
mikroorganisme lain begitupula sebaliknya.
Contohnya: Streptococcus faecalis dan Lactobacillus arabinosis yang
bisanya tidak dapat tumbuh pada medium tanpa glukosa. S.
faecalis membutuhkan asam folat yang dihasilkan oleh L.
arabinosus sebaliknya L. arabinosus membutuhkan fenilalanin yang
dihasilkan oleh S. faecalis. Ketika kedua baiakan mikroorganisme
ditumbuhkan dalam medium yangsama, maka mereka mendapatkan nutrisi
yang lengkap.
Contoh lain antara bakteri Escherichia coli dan Proteus vulgaris,
dimana E.colimenghidroslisis laktosa bagi Proteus vulgaris, sementara itu P.
vulgaris menguraikan urea yang melepaskan sumber Nitrogen bagi
pertumbuhan E.coli.
3. Sinergisme
Asosiasi melibatkan 2 populasi atau lebih dalam keperluan nutrisi
bersama, maka disebut sintropisme yang sangat penting dalam peruraian
bahan organik tanah, atau proses pembersihan air secara alami. Contoh:
Sinergisme Streptococcus faecalis dan E.Coli dan memproduksi arginin
menjadi putresin.
Arginin ------------- Putresin
S. faecalis E. coli
Contoh lainnya yaitu metana yang dihasilkan dalam sedimen danau dan
teluk oleh aksi methanogen. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar diawah
ini:

Gambar 2. Methanotrof mengoksidasi metana di udara kepermukaan air.


4. Komensalisme
Interaksi antara mikroorganisme dengan organisme lain dimana satu
jenis dapat diuntungkan dan jenis lain tidak dirugikan, hubungan interaksi
semacam ini disebut komensalisme atau metabiosis. Interaksi bentuk
komensalisme antar mikroorganisme biasanya berhubungan dalam proses
metabolisme, satu jenis mikroorganisme memberikan kondisi yang cocok
untuk pertumbuhan mikroorganisme lain.
Sebagai contoh dalam saluran pencernaan manusia mikroorganisme
anaerob obligat merupakan mikroorganisme yang berlimpah dan tumbuh
dengan optimal. Bakteri asam asetat dan khamir terjadi hubungan
komensalisme selama proses fermentasi asam asetat, dimana sel khamir
menyediakan substrat alkohol bagi pertumbuhan bakteri asam asetat.
Gambar 3 Zona danau/kolam dengan beberapa mikroorganisme representatif
disetiap zona. Mikroba akan mengisi niche yang bervariasi dalam hal cahaya,
nutrisi dan ketersediaan oksigen.
5. Antagonisme
Hubungan antara mikroorganisme dengan organisme lain yang saling
menekan pertumbuhannya disebut antagonisme. Bentuk interaksi ini
merupakan suatu hubungan asosial. Biasanya Spesies yang satu menghasilkan
suatu senyawa kimia yang dapat meracuni spesies lain yang menyebabkan
pertumbuhan spesies lain tersebut terganggu. Senyawa kimia yang dihasilkan
dapat berupa sekret atau metabolit sekunder.
Contoh dari antagonisme antara lain Streptococcus
lactis dengan Bacillus subtilis. Pertumbuhan B. subtilis akan terhambat
karena asam laktat yang dihasilkan oleh S. lactis. Interaksi antagonisme
disebut juga antibiois.
Bentuk lain dari interaksi antagonisme di alam dapat berupa kompetisi,
parasitisme, amensalaisme dan predasi. Biasanya bentuk interaksi ini muncul
karena ada beberapa jenis miktororganisme yang menempati ruang dan waktu
yang sama, sehingga mereka harus memperebutkan nutrisi untuk tetap dapat
tumbuh dan berkembangbiak. Akhirnya dari interaksi semacam ini
memberikan efek beberapa mikroorganisme tumbuh dengan optimal,
sementara mikroorganisme lain tertekan pertumbuhannnya.
a. Kompetisi
Hubungan negatif antara 2 populasi mikroba yang keduanya
mengalami kerugian yang ditandai dengan menurunnya sel hidup dan
pertumbuhannya. Kompetisi terjadi pada 2 populasi mikroba yang
menggunakan nutrien/makanan yang sama, atau dalam keadaan nutrien
terbatas. Contoh: antara protozoaParamaecium
caudatum dengan Paramaecium aurelia.

Gambar 4 Interaksi antar mikroba pada limbah

b. Amensalisme
Asosiasi antar spesies yang menyebabkan salah satu pihak dirugikan,
pihak lain diuntungkan atau tidak terpengaruh apapun. Umumnya
merupakan cara untuk melindungi diri terhadap populasi mikroba lain,
misalnya dengan menghasilkan senyawa asam, toksin, atau antibiotika.
Contoh: bakteri Acetobacter yang mengubah etanol menjadi asam asetat.
Asam tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.
c. Predatorisme
Hubungan predasi terjadi apabila satu organisme predator
memangsa atau memakan dan mencerna organisme lain(Prey). Umumnya
predator berukuran lebih besar dibandingkan prey, dan peristiwanya
berlangsung cepat Contohnya adalah Protozoa (predator) dengan bakteri
(prey). Protozoa Didinium nasutum (predator) dengan Paramaecium
caudatum (prey).
Gambar 5. Makrofag yang menelan bakteri berbentuk batang setelah
fase awal menginfeksi

d. Parasitisme
Terjadi antara dua populasi, satu diuntungkan (parasit) dan populasi
lain dirugikan (host/inang). Terjadi karena keperluan nutrisi dan bersifat
spesifik, ukuran parasit biasanya lebih kecil dari Inangnya dan
memerlukan kontak secara fisik maupun metabolik serta waktu kontak
yang relatif lama. Contoh: JamurTrichoderma sp. Memparasit
jamur Agaricus sp.

Gambar 6. Parasit pada buah anggur


B. Pengendalian Mikroorganisme
Pengendalian mikroba merupakan upaya pemanfaatan mikroba
dalam mengoptimalkan keuntungan peran mikroba dan memperkecil
kerugiannya. Mikroba selain memberikan keuntungan juga dapat member
kerugian pada manusia berupa penyakit atau racun.
Alasan utama pengendalian mikroorganisme adalah :
1) Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.
2) Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3) Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.

Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat


dengan diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika
atau bahan kimia. Ada beberapa istilah dalam mengendalikan jumlah populasi
mikroorganisme, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah
populasi mikroorganisme pada suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan
sanitasi adalah menciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakan
sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian
besar populasi mikroba.
b. Desinfeksi
Adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap
peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif
mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk
membunuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora. Desinfeksi
adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan
yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan
ini dinamakan antiseptik.
Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau
sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi,
penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan
bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat disenfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda
mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa
kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh
virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus
polio, hepatitis B atau M. tuberculosis. Untuk mendesinfeksi permukaan
dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat
fenol atau sodium hipokrit. Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya
dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut
memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan
basah untuk waktu 10 menit.
Ciri-Ciri Desinfektan yang Ideal, yaitu :
Suatu desinfektan dikatakan ideal, jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Aktivitas antimikrobial.
2. Kelarutan.
3. Stabilitas.
4. Tidak bersifat racun bagi manusia maupun hewan lain.
5. Homogenitas.
6. Tidak bergabung dengan bahan organik.
7. Aktivitas antimikrobial pada suhu kamar atau suhu tubuh.
8. Kemampuan untuk menembus.
9. Tidak menimbulkan karat dan warna.
10. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap.
11. Berkemampuan sebagai deterjen.
12. Ketersediaan dan biaya.
c. Antiseptis
Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis
terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau menghambat aktivitas
mikroba. Antiseptis didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri,
jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat
digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian (Signaterdadie, 2009).
d. Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak
diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang apatogen. Atau
bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari
semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-
obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga
penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang
terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,
menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2),
dan radiasi ionnisasi.
Jenis-jenis pengendalian Microorganisme:

1. Pengendalian Mikroorganisme Secara Fisika :


Ada beberapa pengendalian yang dapat dilakukan secara fisika,
diantaranya yaitu :
a. Suhu, dengan menggunakan suhu tinggi (pemanasan) dan suhu rendah
(pendinginan). Suhu tinggi atau pemanasan terbagi menjadi dua yaitu
1). pemasanasan basah dengan uap bertekanan, sterilisasi bertahap, air
mendidih, serta pasteurisasi. 2). Pemanasan kering dengan sterilisasi
menggunakan udara panas serta melalui pembakaran. Sedangkan suhu
rendah atau pendinginan yaitu menggunakan suhu dingin dibawah
titik 0.
b. Pengeringan atau desikasi, untuk meghambat perkembangan
mikroorganisme yang digunakan dalam pengawetan makanan (daging,
sayur-sayuran dan buah-buahan)
c. Tekanan osmosis dan plasmolysis, digunakan dalam pengasinan ikan
dan daging, serta menambahkan gula pada buah-buahan.
d. Radiasi, penggunaan Ultra Violet dengan Daya tembus kecil
Membunuh Mikroorganisme dipermukaan pada kamar bedah RS dan
pada industry-industri pangan dengan panjang gelombang 260 – 270.
Selain itu dengan media berupa sinar x, sinar alfa, sinar beta, serta
sinar gamma. Dengan Daya tebus tinggi Mensterilkan perlengkapan
bedah yg peka terhadap panas dengan bahan2 tebal serta alat-alat
medis lainnya yang digunakan.
e. Tegangan permukaan
f. Penyaringan atau filterisasi, Filter Bakteriologi bahan2 yg bersifat
thermolabel misal : serum, enzim & vitamin, antibiotika. Filter Udara
pada area2 isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit.
2. Pengendalian Mikroorganisme Secara Kimia
a. Antimikroba, Antimikroba adalah zat kimia yang membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
- Antiseptik, Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau
menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, pada
permukaan kulit dan membran mukosa. Contohnya seperti merkuri,
perak nitrat, larutan yodium, dan deterjen.
- Desinfektan, disinfektan digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada benda mati. contohnya yaitu Formaldehida,
Fenol, Sabun dan deterjen, Alkohol, Desinfektans dalam bentuk
aerosol dan gas.
b. Pengawet, Merupakan bahan statis yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan paling sering
digunakan dalam makanan. Bahan yang dapat digunakan tidak
berbahaya jika masuk ke dalam tubuh dan tidak beracun. Contohnya
adalah kalsium propionat, natrium benzoat, formaldehid, nitrat dan
belerang dioksida.
c. Antibiotik, Berdasarkan sumber pembuatannya Antibiotik dibagi 3,
yaitu :
1. Antibiotik sintetik, Antibiotik sintetik berguna dalam pengobatan
penyakit dari mikroba maupun virus.
2. Antibiotik Alami, Antibiotik alami adalah antibiotik yang
dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau
menghambat mikroorganisme lainnya.
3. Antibiotik semisintetik, Antibiotik semisintetik adalah antibiotik
yang molekulnya diproduksi suatu mikroba kemudian
dimodifikasi oleh ahli kimia organik untuk meningkatkan sifat
antimikroba antibiotik tersebut atau membuat mereka unik agar
dapat dipatenkan secara farmasi.

Namun secara umum dalam pengendalian mikroorganisme dibagi


dalam teknologi fisika maupun kimia yang banyak digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroba (tertentu), walaupun mungkin tidak
sampai sempurna steril. Namun umumnya mencegah pembusukan
makanan atau menyembuhkan penyakit menular merupakan tujuan utama.

C. Mekanisme Kerja Antibiotik


Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau
memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.
Antibiotik berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan
membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi
kuman untuk hidup.
Mekanisme kerja antibiotik yaitu:
1. Menghambat metabolisme sel, seperti sulfonamide dan trimethoprim.
2. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak
sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya
sel akan seperti fenicillin, vankomisin, dan sefalosporin.
3. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel
dikacaukan pembentukannya hingga bersifat permeabel akibatnya zat-zat
penting dari isi sel keluar, seperti polimiksin.
4. Menghambat sintesa protein sel dengan melekatkan diri ke ribosom
akibatnya sel terbentuknya tidak sempurna, seperti tetrasiklin,
kloramfenikol, streptomosin, dan aminoglikosida.
5. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA ) akibatnya sel
tidak dapat berkembang seperti rifampisin.

Antibiotik memiliki cara kerja sebagai bakterisidal (membunuh


bakteri secara langsung) atau bakteriostatik (menghambat pertumbuhan
bakteri). Pada kondisi bakteriostasis, mekanisme pertahanan tubuh inang
seperti fagositosis dan produksi antibodi biasanya akan merusak
mikroorganisme.
Ada beberapa cara kerja antibiotik terhadap bakteri sebagai targetnya,
yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat sintesis protein, merusak
membran plasma, menghambat sintesis asam nukleat, dan menghambat
sintesis metabolit esensial.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil yang
tidak dapat dilihat secara langsung atau dengan kasat mata sehingga untuk
mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut
organisme mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal
(uniseluler) atau multiseluler (multiseluler). Namun, beberapa protista
bersel tunggal masih terlihat dengan mata telanjang, dan ada beberapa
spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke
dalam mikroorganisme meskipun bersifat seluler.
2. Beberapa macam interaksi yang mungkin terjadi antara mikroorganisme
dengan organisme lain. Interaksi mikroba dibagi menjadi 5 tipe
diantaranya yaitu netralisme, mutualisme, sinergisme, komensalisme, serta
antagonism.
3. Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak
diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang apatogen. Atau
bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari
semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan Desinfeksi adalah proses pengaplikasian bahan kimia
(desinfektans) terhadap peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk
membunuh sel vegetatif mikrobial.
4. Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh suatu organisme dan
dapat menghambat pertumbuhan organisme lain.
B. Saran
Pencarian referensi sangat penting dalam menyusun makalah, maka
pemanfaatan teknologi juga harus dilibatkan seperti media internet. Selain itu,
Dalam pembelajaran mahasiswa perlu memberikan perhatian yang lebih lagi
untuk pengembangan ilmu mikrobiologi, mengingat begitu sentral dan
pentingnya peranan mikroorganisme di dalam kehidupan, khususnya dalam
bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, S. (1992). Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat.


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Budiyanto, M. 2002.Mikrobiologi Terapan. Malang. Penerbit : Universitas
Muhammadiyah Malang.
Brooks Geo. F, Butel Janet. F, Morse Stephen. A. 2005. Mikrobiologi
Kedokteran. Penerbit Salemba Medika: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai