Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA”

DISUSUN OLEH
FARMASI D

KELOMPOK VII :

1. JUMRIANA G 701 17 199


2. MOH. FADEL G 701 17 125
3. MIFTAHUL JANNAH G 701 17 034

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
flora normal tubuh manusia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen dan teman-teman yang
terlibat dalam penyelesaian makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini sebagai
tugas pemenuhan nilai mikrobiologi.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai flora-flora normal dalam tubuh manusia.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Penyusun

Kelompok 7
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan Manusia dengan Mikroorganisme ..........................................
B. Flora Normal Kulit ...................................................................................
C. Flora Normal Saluran Pernafasan ............................................................
D. Flora Normal Saluran Pencernaan ...........................................................
E. Flora Normal Mata ...................................................................................
F. Flora Normal Saluran Genitourinaria ......................................................
G. Kontribusi Flora Normal dalam Tubuh ....................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroba atau mikroorganisme terdapat hampir di semua tempat.
Mikroba terdapat di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam
rongga mulut, usus, saluran pernafasan dan seluruh permukaan tubuh yang
terbuka. Mikroorganisme ini disebut sebagai flora normal (Entjang, 2003).
Flora normal ini hidup dalam batas yang seimbang di dalam tubuh.
Mikroorganisme yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan di
dalam tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Mikroba yang
bukan merupakan flora normal tubuh dapat ditemukan dari penularan, bisa
melalui udara, vektor seperti nyamuk dan kontak langsung dengan pasien
yang terinfeksi. Mikroba ini dapat hidup dan masuk ke area tubuh yang steril
seperti darah, paru-paru, otak dan jantung. Mikroorganisme yang masuk ke
area steril ini, baik flora normal atau dari penularan dapat hidup dan tumbuh
sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Mikroorganime seperti bakteri,
hidup disekitar kita dan dapat menular baik secara kontak langsung atau
melalui perantara. Salah satu tempat yang memungkinkan terjadinya
penularan bakteri adalah rumah sakit. Hal ini dikarenakan rumah sakit
rentan dengan bakteri 2 penyebab infeksi (Mansyur, 2013).
Selain itu, di rumah sakit, bakteri sudah terbiasa dengan antibiotik
sehingga lebih resisten dibanding bakteri yang ditemukan di komunitas
(Karuniawati, 2013) Rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan
terjadinya penularan mikroorganisme yang bersifat patogen. Cara
penularannya dapat melalui udara, pengunjung, kontak langsung dengan
pasien yang terinfeksi atau melalui perantara petugas medis yaitu dokter
umum dan dokter spesialis, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas
lainnya.
Flora normal dapat menyebabkan penyakit pada kondisi tertentu
(Brooks, Butel, dan Morse, 2005). Sehingga kita harus menjaga kebersihan
diri. Menurut Widyati (2002) dalam Sinaga (2011), hygiene adalah suatu
usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan
perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut
berada. Salah satunya dengan mencuci tangan yang benar yaitu dengan
sabun dan air yang bersih. Caranya, basuh tangan dengan air, gunakan sabun
untuk menggosok permukaan telapak tangan, punggung tangan secara
merata, gosok sela-sela jari dan kuku, serta bilas dengan air dan segera
keringkan dengan lap atau tisu (RW, 2011). Menurut Riyanto (2012) untuk
kewaspadaan keamanan pangan dianjurkan untuk cuci tangan selama 20
detik dengan air sabun (untuk anak-anak dapat menggunakan air hangat
sebagai gantinya). Menggosok tangan, pergelangan tangan, kuku, dan
antara jarijari dengan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah hubungan manusia dengan mikroorganisme ?
2. Apa sajakah flora normal kulit ?
3. Apa sajakah flora normal saluran pernafasan ?
4. Apa sajakah flora normal mata ?
5. Apa sajakah flora normal saluran genitourinaria ?
6. Bagaimanakah kontribusi flora normal dalam tubuh ?

C. Manfaat Makalah
1. Mengetahui hubungan manusia dengan mikroorganisme
2. Mengetahui flora normal kulit
3. Mengetahui flora normal saluran pernafasan
4. Mengetahui flora normal mata
5. Mengetahui flora normal saluran genitourinaria
6. Mengetahui kontribusi flora normal dalam tubuh
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Manusia dengan Mikroorganisme


Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu
mikroorganisme. Mikrobe tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga
menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara alamiah menhuni tubuh
manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. Selain itu juga disebutkan
bahwa flora normal adalah kumpulan mikroorganismeyang secara alami
terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang
terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus,
jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat. Untuk dapat
menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke tubuh
inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang
dapat memyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada
permukaan tubuh inang tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi
normal tubuh. Flora normal dalam tubuh umumnya tidak patogen, namun pada
kondisi tertentu dapat menjadi patogen oportunistik. Penyakit timbul bila
infeksi menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh.
Mikrobioma merupakan faktor penting untuk proses perkembangan,
imunitas, dan nutrisi manusia. Kecuali bakteri patogen, bakteri di dalam tubuh
manusia tidak merugikan bahkan koloni bakteri adalah menguntungkan.
Penyakit autoimun seperti diabetes, rheumatoid arthritis, distrofi otot, multiple
sclerosis, dan fibromialgia ternyata berhubungan dengan disfungsi pada
mikrobioma tersebut.8 Mikroba dengan berbagai ekspresi gennya bis jadi
meningkatkan risiko terjadinya penyakit. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
perubahan aktivitas gen dan proses metabolisme yang menghasilkan respons
imun abnormal terhadap zat dan jaringan yang semula normal ada dalam tubuh.
Diduga penyakit autoimun ditularkan dalam keluarga bukan hanya melalui
DNA orang tuanya tetapi dengan mewarisi mikrobioma keluarga.
Mikroflora normal manusia adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan berbagai macam mikroorganisme seperti bakteri dan fungi
yang merupakan penghuni tetap dari bagian-bagian tubuh tertentu
khususnya kulit, usus besar, dan vagina. Virus dan parasit, walaupun termasuk
dua golongan besar mikroorganisme, tidak termasuk ke dalam flora normal
manusia.
Bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia merupakan koloni bakteri
yang bermanfaat. Peran mikrobioma adalah membantu mencerna makanan,
mengatur sistem imun, dan perlindungan terhadap bakteri patogen.
Mikrobioma berada di kulit, sistem gastrointestinal, saluran napas, dan saluran
urogenital; saluran yang berhubungan langsung dengan dunia luar sehingga
dapat terpajan langsung oleh faktor eksternal, seperti makanan, udara, dan
obat-obatan. Setiap individu memiliki respons berbeda pada metabolisme
mikrobioma. Disfungsi mikrobioma dapat menimbulkan penyakit seperti
penyakit autoimun (diabetes, rheumatoid arthritis, distrofi otot, multiple
sclerosis, dan fibromialgia). Akumulasi mikroba penyebab penyakit akan
menyebabkan perubahan aktivitas gen dan metabolik. Akibat perubahan
tersebut adalah abnormalitas sistem imun, sehingga akan menyerang zat dan
jaringan yang pada keadaan normal terdapat di dalam tubuh. Mikrobioma
dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya gaya hidup, prosedur medis, diet,
infeksi, obat-obatan, dan stres. Berdasarkan hasil penelitian Faith et al
ditemukan bahwa keluarga memiliki pengaruh kuat pada perbedaan komposisi
mikroba; dengan tingkat yang sama komposisi dari komunitas mikroba
dipengaruhi oleh mikroba yang dimiliki para anggota keluarga. Variasi dari
komposisi komunitas mikroba terlihat paling jelas di kulit yaitu bagian tubuh
yang mudah terpajan dengan lingkungan luar.
Collado et al menyatakan bahwa pencegahan NCDs dapat dilakukan
dengan memperhatikan mikrobioma sejak awal kehidupan. Sistem
gastrointestinal bayi akan memberikan lingkungan baru bagi kolonisasi
mikroba. Mikrobiota bayi yang dilahirkan dengan persalinan normal memiliki
kemiripan dengan mikrobiota di vagina ibunya pada 20 menit awal kehidupan.
Spesies mikrobiota yang ditemukan ialah Lactobacillus sp. dan Prevotella sp.
Terdapat perbedaan antara spesies mikrobiota bayi yang dilahirkan dengan
persalinan normal dan operasi sesar. Mikrobiota pada bayi yang dilahirkan
secara sesar ialah Clostridium sp., Staphylococcus sp, Propionobacteriu sp.,
dan Corynebacterium sp. Mikrobioma di saluran gastrointestinal bayi yang
baru lahir akan serupa dengan mikrobioma orang dewasa selama tahun pertama
kehidupannya. Seiring dengan pertambahan usia akan terjadi perubahan
mikrobioma karena dipengaruhi oleh ASI, demam, pengenalan terhadap
makanan pendamping ASI, dan penggunaan antibiotik. Terdapat perbedaan
jenis mikroba pada bayi yang mendapatkan ASI dengan yang mendapatkan
susu formula. Perkembangan pada periode perinatal merupakan masa yang
penting karena terjadi modifikasi yang mempengaruhi sistem imun dan
penyakit yang berhubungan dengan inflamasi.
Perkembangan mikrobioma diawali dengan transmisi secara vertikal dari
mikrobiota maternal. Kolonisasi mikrobioma di mukosa sistem pencernaan,
sistem pernapasan, saluran urogenital, dan kulit dipengaruhi oleh waktu
pajanan dengan mikrobiota maternal. Lingkungan di dalam uterus bersifat
steril, sehingga tidak terjadi kolonisasi mikroba tetapi, kolonisasi mikroba
dapat terjadi sebelum persalinan. Kolonisasi mikroba terjadi karena telah
terpajannya janin dengan plasenta dan mekonium. Di plasenta terdapat
berbagai mikrobiota seperti Firnicutes, Tenericutes, Proteobacteria,
Bacteroidetes, dan Fusobacteriaphyla. Mikrobiota tersebut sama dengan
mikrobiota yang terdapat di mulut manusia. Pada minggu pertama awal
kehidupan, kolonisasi mikrobiota di usus dipenuhi oleh Actinobacteria,
Proteobacteria, Bacteroidetes, dan Firmicutes. Mikroba yang terdapat di
mekonium sama dengan mikroba di cairan amnion karena ketika sistem saraf
janin mulai berkembang, janin dapat menelan cairan amnion. Oleh karena
itu,lingkungan usus janin dapat menjadi tempat kolonisasi mikroba sehingga
tidak steril. Terdapat hubungan antara jumlah mikroba dengan usia gestasi.
Sebuah studi kasus mengikuti mikrobiota bayi selama 2,5 tahun pertama
kehidupan. Diversitas filogenetik bertambah secara signifikan dan linear
sejalan dengan waktu. Perubahan di saluran cerna dipengaruhi oleh asupan
ASI, demam yang dialami sampai hari ke-92, pengenalan makanan
pendamping seperti bubur dan sereal sampai hari ke-134, pengenalan susu
formula sampai hari ke-161, terapi antibiotik serta makanan dewasa sampai
hari ke-371. Menariknya, setiap perubahan makanan diikuti dengan perubahan
pada mikrobiota pencernaan dan peningkatan ekspresi gen. Misalnya, pada
bayi ketika mulai mengenal makanan dewasa, ekspresi gen mikrobioma terkait
biosintesis vitamin dan pencernaan polisakarida meningkat. Dengan demikian
interaksi antara mikrobiota manusia dan lingkungan amat dinamis.
Penelitian mengenai mikrobioma telah banyak dilakukan. Hasil penelitian
tersebut memberikan banyak pandangan baru mengenai mikrobioma dan
pengaruhnya terhadap pelayanan kesehatan. Jumlah sel pada mikrobioma
puluhan kali lebih banyak serta bermanfaat pada fisiologi dan sistem organ.
Manusia merupakan mahkluk dengan beragam ekosistem. Sebagian besar
ekspresi genom dalam kehidupan manusia dibawa oleh mikrobioma. Tubuh
manusia mengekspresikan 25.000 gen dari genom manusia dan hampir 10 juta
gen sisanya diekspresikan oleh mikrobioma. Domain mikroba penyusun tubuh
manusia terdiri atas bakteri, archaea, dan eukariosit. Semua sistem dan
imunitas pada manusia memerlukan interaksi dengan mikroba agar dapat
menjalankan fungsinya secara biologis dan fungsional. Pada kenyataannya,
tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan antara manusia dan flora
normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi dinamis daripada
saling asosiasi ketidak pedulian. Baik host dan bakteri berpikir untuk
memperoleh manfaat dari satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian besar,
mutualistik. Flora normal berasal dari host mereka pasokan nutrisi, lingkungan
yang stabil, perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari flora normal
tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan pembangunan
dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi oleh
mikroba patogen.
Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah
mereka, sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan
rumah mereka), dan beberapa bersifat patogen (mampu menghasilkan
penyakit). Penyakit yang dihasilkan oleh flora normal di tuan rumah mereka
dapat disebut penyakit endogen. Kebanyakan endogen bakteri penyakit infeksi
oportunistik, yang berarti bahwa organisme harus diberi kesempatan khusus
kelemahan atau membiarkan-down dalam pertahanan host untuk menginfeksi.
Contoh dari infeksi oportunistik bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri
flora normal dapat menyerang paru-paru melemah.
Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya
tidak dapat diuraikan. Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat jelas atau
membahayakan organisme baik selama hubungan mereka disebut sebagai
hubungan teman semakan. Banyak flora normal yang tidak dominan dalam
habitat mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang rendah, dianggap
sebagai teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan hubungan teman semakan
mempelajari secara mendetail, parasit atau karakteristik mutualistic sering
muncul. Jaringan kekhususan sebagian besar anggota flora bakteri normal lebih
memilih untuk menjajah jaringan tertentu dan bukan yang lain. Ini “kekhususan
jaringan” biasanya disebabkan oleh sifat-sifat baik dari tuan rumah dan bakteri.

B. Flora Normal pada Kulit


Mikroorganisme yang dominan adalah Staphylococcus epidermidis yang
bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat
mencapai tempat-tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi
prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit
dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus
aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang
kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum.

Staphylococcus epidermidis dilihat


dengan mikroskop elektron
Struktur kulit

Bakteri gram-negatif seperti Escherichia coli yang habitatnya ada di


dalam usus manusia, juga bisa terdapat pada kulit manusia karena adanya
kontaminasi kotoran manusia.
Lactobacillus bulgaricus salah satu flora normal manusia yang hidup di
usus besar. Sebagai flora normal pada kulit, saluran pencernaan, saluran
kemih dan saluran genital, Candida spp. dikendalikan oleh sistem imun dan
flora normal lainnya (Volk et aI., 1997; Doctor Fungus, 2003; Vitamin
Research Products Inc., 2001). Pada individu yang immunocompromised,
Candida spp. terdapat dalam tubuh sebagai patogen (Hidalgo, 2002).
Infeksi oleh organisme ini disebut kandidiasis atau kandidosis. Infeksi
yang bersifat superfisial relatif tidak berbahaya karena jarang menimbulkan
komplikasi yang mengancam jiwa dan pengobatannya pun lebih mudah.
Namun bila infeksinya bersifat sistemik dapat berbahaya, karena dapat
menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa dan sulit diobati. Candida
spp. juga terdapat sebagai colonizer di lingkungan bebas, seperti di air, tanah
dan bagian tumbuhan (Doctor Fungus, 2003). Candida spp. adalah salah satu
jamur patogen yang paling sering diisolasi dari tubuh manusia (Hornby et aI.,
2003).
United States National Nosocomial Infections Surveillance System
menyatakan Candida spp. sebagai penyebab dari 50% infeksi jamur (Marcilla
et aI., 1998). Lembaga ini juga menyatakan bahwa Candida spp. adalah
penyebab tersering keempat infeksi pada darah, setelah Staphylococcus spp.,
Staphylococcus aureus dan Enterococcus (Douglas, 2002). Sebagai jamur
yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial, Candida spp. tercatat sebagai
penyebab dari 31% infeksi saluran kemih di seluruh Unit Gawat Darurat
(UGD) di Amerika Serikat. Angka kematian yang disebabkan oleh
kandidemia, yaitu terdapatnya Candida spp. dalam darah, mencapai 30%
(Hornby et al., 2003). Candida spp. adalah patogen yang kuat dan diduga
dapat menjadi mata rantai yang hilang dalam berbagai penyakit saat ini.
Organisme ini dapat memproduksi toksin yang dapat mengganggu sistem
imun. Bila infeksi ini tidak segera ditangani, dapat menurunkan imunitas
penderita dan menimbulkan komplikasi. Kebanyakan orang tidak menyadari
bahwa mereka terinfeksi oleh organisme ini sampm mereka menderita
kandidiasis yang parah (Candida Wellness Center, 2000). Candida spp. tidak
sepenuhnya merupakan mikroorganisme yang merugikan. Sebagai flora
normal, organisme ini berperan dalam mengenali dan mencegah pertumbuhan
bakteri patogen, serta membantu dalam proses pencernaan makanan (Candida
Wellness Center, 2000). Dalam suatu riset terbukti bahwa pada hewan
percobaan yang saluran pencernaannya dibersihkan dari Candida spp., terjadi
disfungsi sistem pencernaan (University of Minnesota, 2002). Selain itu,
dalam proses metabolisme, Candida spp. menghasilkan metabolit-metabolit
yang beberapa diantaranya bermanfaat bagi manusia, misalnya xilitol, suatu
alkohol yang merupakan pemanis nonkariogenik (Furlan et al., 2001).
Sebagai patogen di dalam tubuh, Candida spp. memiliki faktor virulensi, yaitu
faktor yang dimiliki oleh suatu organisme penyebab infeksi atoo patogen
untuk menimbulkan efek patologik. Secara umum, faktor virulensi yang
dimiliki oleh Candida spp. meliputi sifat dan metabolitnya. Karena
kemampuan Candida spp. untuk menimbulkan keadaan patologik inilah
penulis tertarik untuk menulis tentang sifat dan metabolit Candida spp.
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari
benda-benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena
kulit tidak sesuai untuk pertumbuhannya. Kebanyakan bakteri kulit di jumpai
pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis),
membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini
adalah spesies Staphylococcus (kebanyakan S. epidermidis dan S.
aureus) dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak
dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes,
penyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh
pencucian. Staphylococcus. Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada
kulit tidak mampu bertahan hidup lama karena kulit mengeluarkan substansi
bakterisida. Sebagai contoh, kelenjar keringat mengekskresikan lisozim,
suatu enzim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri. Kelenjar lemak
mengekskresikan lipid yang kompleks, yang mungkin diuraikan sebagian
oleh beberapa bakteri; asam-asam lemak yang dihasilkannya sangat beracun
bagi bakteri-bakteri lain. Flora normal di kulit dan mukosa dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
– Flora menetap (residents flora)
– Flora sementara (trancients flora)
Perbedaan antara flora tetap dan flora sementara pada kulit dapat dilihat
pada tabel dibwah ini :
No. Flora Menetap Flora Tidak Menetap
1. Komensal (penting bagi tubuh) Tidak patogen atau
cenderung patogen
2. Memegang peranan tertentu dalam Hanya dalam waktu
mempertahankan kesehatan dan fungsi tertentu
normal.
3. Bila terganggu dari tempatnya, maka Kurang berarti selama
flora akan segera tumbuh kembali flora penghuni normal
utuh, bila flora penghuni
terganggu, flora
sementara dapat
berploriferasi
menimbulkan sakit.

C. Flora Normal Saluran Pernafasan


Flora Normal pada Saluran Nafas yaitu :
 Di saluran pernapasan bagian atas (nasofaring, rongga mulut, dan
tenggorokan) mikroorganisme tinggal di daerah dimandikan dengan
sekresi dari selaput lendir.
 Saluran pernapasan bagian bawah (trakea, bronkus, dan paru-paru)
normalnya tidak terdapat mikroflora, meskipun sejumlah besar
organisme mampu berpotensi mencapai daerah ini saat bernafas.
 Kehadiran populasi mikroorganisme normal nonpatogenik pada saluran
pernapasan sangat penting untuk fungsi organ normal dan sering
mencegah kolonisasi patogen.

1) Hidung
 Bakteri yang paling sering Staphylococcus aureus dan
epidermidis.
 Paling ujung pangkal hidung dijumpai Branhamella catarrhalis
(Coccus Gram negatif) dan haemophilus ifluenzae (Batang Gram
negatif).
 Kuman yang menetap dihidung dan mungkin perineum adalah
Staphylococcus aureus.
Pengaturan Keseimbangan
 Sistem imun : spesifik dan non spesifik
 Sekresi khusus pada lendir hidung menahan dan menyapu sekitar
80-90% mikroorganisme
 Cilia, bulu halus pada saluran nafas mengeluarkan mikroba
patogen/racun keluar tubuh
 Cairan mukus yg lengket pada saluran nafas dan pencernaan,
mengandung enzim lisosim yg membunuh bakteri gram positif
 Mikroba yang berhasil mengatasi rintangan ini dan sampai di
alveoli akan dimakan oleh fagosit.
 Bakteri tsb (flora normal) memproduksi bacteriocidin, defensin,
protein kation, dan laktoferin membunuh bakteri lain untuk
berkompetisi hidup dlm tubuh
 Bila terjadi ketidak seimbangan jumlah bakteri dalam tubuh,
maka bakteri tertentu normal manjadi patogen, misalnya
pengaruh obat, penyakit dsbnya (oportunis).
Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan
streptokokus. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai
bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif)
dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif). Pemusnahan flora
normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over
growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas atau jamur.

D. Flora Normal Saluran Pencernaan


1. Mulut
Adanya makanan terlarut secara konstan dan juga partikel-partikel
kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat
beragam; banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing
individu. Diperolehnya mikrobiota mulut. Pada waktu lahir, rongga
mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat,
dan lembap yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri
dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-senyawa
anorganik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks
yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikroba pada
berbagai situs di dalam mulut. Beberapa jam sesudah lahir, terdapat
peningkatan jumlah mikroorganisme sedemikian sehingga di dalam
waktu beberapa hari spesies bakteri yang khas bagi rongga mulut
menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam
genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces, dan
Lactobacillus. Jumlah dan macam spesies ada hubungannya dengan
nutrisi bayi serta hubungan antara bayi tersebut dengan bayinya,
pengasuhnya, dan benda-benda seperti handuk serta botol-botol
susunya. Spesies satu-satunya yang selalu diperoleh dari rongga mulut,
bahkan sedini hari kedua setelah air, ialah Streptococcus salivarius.

Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara


konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut
merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota
mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada
kesehatan pribadi masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu
inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai
substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid,
rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam
genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,da n
Lactobacillus.
2. Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari)
Mengandung beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar
adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus
halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan
ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-
spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida
albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini.
3. Usus besar
Usus besar mengandung populasi mikroba yang terbanyak.
Diperkirakan jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah ±
1012-13 organisme per gram. meliputi bakteri anaerob:
Bacteroides sp, Clostridium sp dan Lactobacillus. Dan anerob
fakultatif ( E.coli). Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar,
mengandung populasi mikroba yang terbanyak. Telah diperkirakan
bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang
lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang
ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B.
oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-
spesies Clostridium serta spesies-spesies Lactobacillus.Flora saluran
pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen
empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis
mikroba patogen.
4. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar
bakteri Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid.
Tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli
orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga
dinamakanStreptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari
orofaring juga akan memperlihatkan adanyaBranchamella catarrhalis,
spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen
(Streptococcus pneumonia).

5. Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam
hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan,
jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan
disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun menurun.
Saluran pencernaan merupakan lokasi yang paling banyak
mengandung mikroorganisme, terutamanya usus besar yang sangat
kaya akan bahan nutrisi. Lebih dari 500 jenis flora normal di usus
umumnya menguntungkan.
Flora normal pada mulut tidak mudah dihilangkan dengan
membersihkan gigi dan gusi dalam rongga mulut. Saat gigi tumbuh
pertama sekali pada bayi merupakan awal kolonisasi kuman. Bakteri
tersebut akan mencapai lambung dan dimusnahkan melalui asam
klorida. Beberapa mikro organsisme akan berkolonisasi dalam rongga
mulut dalam berberapa jam setelah lahir
seperti Streptococcus, Neisseria, Veillonella,
Actinomyces dan Lactobacillus.
Bakteri yang berkoloni di rongga mulut dalam tahun pertama
kehidupan adalah mikroba aerob dan obligat aerob. Selanjutnya saat
tumbuh gigi, mikroba aerob sepertiPorphyromonas spp, Prevotella
sp dan bakteri koloni lainnya menyebabkan lingkungan anaerob
diantara celah gigi dan gusi. Saat gigi tumbuh maka rongga tersebut
akan dihuni oleh Streptococcus sanguis dan Streptococcus
mutans yang akan merusak email gigi. Bakteri didalam cairan saliva S.
Salivarius. Bakteri normal dijumpai pada rongga mulut dapat
menyebabkan pembentukan plak gigi, infeksi rongga mulut dan infeksi
gusi. Mikro lain yang ditemukan dirongga mulut adalah diphtheroid,
Eikenella corrodense, S. aureus, streptococcus beta
haemolitikus, Haemophilus spp, Candida spp danStreptococcus
viridians.
Di lambung, flora normal bersifat transient dengan konsentrasi
sangat rendah(103-106/ g ).2 Helicobacter pylori merupakan kuman
yang dominan di lambung dan menentukan flora mikroba lain di
lambung. Saat Helicobacter pylori menghuni lambung sebagai
komensal maka dijumpai berbagai mikroba lain seperti Streptoccocus,
Prevotella, Veillonella dan Rhotia. Bila jumlah mikroba tersebut
menyusut maka H. Pylori bersifat patogen yang
mengakibatkan pembentukan ulkus dan gastritis.
Mikroba di usus di dominasi oleh 4 filum utama:
Bacteroidetes, Firmicutes, Proteobacteria, dan Actinobacteria. Usus
besar dominan dihuni oleh Firmicutes danBacteroidetes. Usus
manusia merupakan lokasi utama kuman patogen
seperti Campylobacter jejuni, Salmonella enterica, Vibrio kolera
dan Escherichia coli ( E. Coli), dan Bacteroides fragilis tetapi jumlah
yang rendah ( 0,1% atau kurang dari Seluruhmikroba usus ). Mikroba
pada usus yang sehat menunjukkan jumlah filumProteobacteria rendah
sedangkan lebih banyak ditemukan mikroba seperti Bacteroides,
Prevotella dan Ruminococcus. Selain itu, adanya perbedaan mikroba
antara lumen dan permukaan mukosa
usus. Bacteroides, Bifidobacterium, Streptococcus,
Enterobacteriacae, Enterococcus,
Clostridium, Lactobacillus dan Ruminococcusmerupakan
mikroba yang dominan pada lumen usus (dapat di identifikasi dalam
tinja), hanya Clostridium, Lactobacillus,
Enterococcus dan Akkermansia yang dominan ditemukan pada mukosa
dan mukos ( mendeteksi lapisan mukosa dan epitel usus halus ).
Pada keadaan normal di duodenum sedikit flora normal ( 0-103 / g ).
Ileum mengandung flora yang beragam dengan jumlah sedikit lebih
banyak ( 106-108 / g ). Flora di usus besar lebih banyak yang berfungsi
sebagai pertahanan tubuh (109-1011 / g) dan sebagian besar
mengandung kuman anaerob.
Flora normal saluran pencernaan berperan dalam mensintesis
vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat
makanan dan pertahanan terhadap mikroba patogen. Obat-obatan anti
mikroba yang diberikan secara oral, pada manusia dapat menekan untuk
sementara unsur-unsur flora tinja yang peka obat. Mikroorganisme
yang peka terhadap obat-obatan, diganti dengan mikroorganisme yang
resisten obat khususnya Staphylococcus, Enterobacter, Enterococcus,
Proteus, Pseudomonas, Clostridium difficile dan jamur. Bila
memakan Lactobacillus acidofilusdalam jumlah yang besar maka akan
menyebabkan mikroorganisme akan menekan sebagian mikro flora
usus lainnya.

E. Flora Normal Mata


Mata sering terpapar dengan lingkungan luar dan mikroba. Flora normal
konjungtiva dalam keadaan normal jarang karena dikendalikan oleh air mata
yang mengandung lisozim dan menghambat pertumbuhan kuman. Adapun
jenis kuman yang merupakan flora normal pada mata
adalah Staphylococcus epidermidis, S. aureus, Haemophilus spp,
Streptococcus pneumoniae, Corynebacteria,
Neisseriae dan Moraxellae. Dalam keadaan normal organisme tersebut
tidak berbahaya pada mata namun pada keadaan tertentu seperti cedera pada
mata, kuman mikroba tersebut dapat menyebabkan infeksi opportunitis.
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium
xerosis), S. epidermidis dan Streptococcus non hemolitik. Neiseria dan basil
gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali
juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran
air mata, yang mengandung lisozim.
F. Flora Normal Saluran Genitourinaria
Berbagai mikroba yang biasanya ditemukan dalam sistem
urogenital seperti Coagulase negative Staphylococci,
Mycobacterium spp, Bacteroides spp, Fusobacterium species,
Peptostreptococcus spp, Diphtheroids, Streptococcus (various
species), Lactobacillusspp, Peptostreptococcus spp, Candida spp, Clostrid
ium spp, Gardenerella vaginalis. Uretra anterior manusia
mengandung mikroba yang sama dengan yang ditemukan di kulit dan
perineum dalam jumlah yang sedikit. Interpretasi kultur urin harus
dilakukan dengan hati-hati karena flora dijumpai di uretra anterior dan
sampel urin mengandung mikroorganisme 10 4 /ml bila urin pancaran
tengah tidak diperoleh.
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih),
dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada
umunya dijumpai pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian
bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat
kandung kemih, agaknya disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan
oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri
populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina
dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini
mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam proses
tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina
disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa
akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat
perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4
sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini
dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans ,
dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara
anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem
akan mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki-laki. Saluran
urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran
uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes,
Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme
yang ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang
terdapat pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat
disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme
di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
G. Kontribusi Flora Normal dalam Tubuh

Biasanya, bakteri spesifik menjajah jaringan tertentu oleh satu atau lain
mekanisme ini.
1. Tissue tropism
Tissue tropism adalah bakteri preferensi atau kesukaan untuk jaringan
tertentu untuk pertumbuhan. Salah satu penjelasan untuk jaringan tropism
adalah bahwa tuan rumah menyediakan nutrisi penting dan faktor
pertumbuhan bakteri, selain cocok oksigen, pH, dan suhu untuk
pertumbuhan. Lactobacillus acidophilus, informal dikenal sebagai
“Doderlein’s bacillus” colonizes vagina karena dihasilkan glikogen yang
menyediakan bakteri dengan sumber gula yang mereka memfermentasi
untuk asam laktat.
2. Spesifik kepatuhan
Kebanyakan bakteri dapat menjajah suatu jaringan atau situs tertentu
karena mereka dapat mematuhi bahwa situs dalam jaringan atau cara
tertentu yang melibatkan interaksi kimia yang saling melengkapi antara
dua permukaan. Khusus biokimia kepatuhan melibatkan interaksi antara
komponen permukaan bakteri (ligan atau adhesins) dan molekul reseptor
sel inang. Komponen bakteri yang menyediakan molekul adhesins adalah
bagian dari kapsul mereka, fimbriae, atau dinding sel. Reseptor pada sel
manusia atau jaringan molekul glikoprotein biasanya terletak pada host
permukaan sel atau jaringan.
Khusus kepatuhan melibatkan interaksi kimia yang saling
melengkapi antara sel inang atau jaringan permukaan dan permukaan
bakteri. Dalam bahasa medis mikrobiologi, bakteri “adhesin” melekat
kovalen ke host “reseptor” sehingga bakteri “dermaga” itu sendiri pada
host permukaan. Adhesins dari sel-sel bakteri adalah komponen kimia
kapsul, dinding sel, pilus atau fimbriae. Host reseptor glikoprotein
biasanya terletak pada membran sel atau jaringan permukaan. Beberapa
contoh situs adhesins dan lampiran khusus digunakan untuk ketaatan pada
jaringan manusia dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
3. Biofilm pembentukan.
Beberapa bakteri asli mampu membangun biofilm pada permukaan
jaringan, atau mereka mampu menjajah sebuah biofilm dibangun oleh
spesies bakteri lain. Banyak biofilm adalah campuran mikroba, walaupun
salah satu anggota bertanggung jawab untuk menjaga dan biofilm dapat
mendominasi. Biofilm biasanya terjadi ketika salah satu spesies bakteri
atase khusus atau non spesifik ke permukaan, dan kemudian mengeluarkan
lendir karbohidrat (exopolymer) yang imbeds menarik bakteri dan
mikroba lain ke biofilm untuk perlindungan atau keuntungan nutrisi.
Biofilm klasik yang melibatkan komponen flora normal rongga mulut
adalah pembentukan plak gigi pada gigi. Plak adalah biofilm dibangun
secara alami, di mana konsorsium bakteri dapat mencapai ketebalan 300-
500 sel pada permukaan gigi. Ini subjek akumulasi gigi dan jaringan
gingiva konsentrasi tinggi metabolit bakteri, yang mengakibatkan penyakit
gigi. Permukaan kulit itu sendiri terdiri dari beberapa lingkungan yang
berbeda. Bidang seperti aksila (ketiak), perineum (pangkal paha) dan
ujung jaring biasanya menyediakan daerah lembab untuk pertumbuhan
bakteri. Ini “hutan tropis” sering lingkungan pelabuhan terbesar di antara
keanekaragaman flora kulit. Khas organisme meliputi Staphylococcus
aureus, Corynebacterium dan beberapa bakteri Gram-negatif. Sebagian
besar permukaan kulit manusia, bagaimanapun, adalah jauh lebih kering
dan ini sebagian besar dihuni oleh Staphylococcus epidermidis
dan Propionobacterium. Streptococcus mendominasi dalam rongga mulut
dan nasofaringeal daerah tetapi juga dapat menemukan Anaerob lain dan
spesiesNeisseria. Banyak potensi patogen juga dapat ditemukan di
nasofaring individu yang sehat, menyediakan reservoir untuk infeksi lain.
Patogen ini termasuk Streptococcus pneumoniae, Neisseria
meningitidisdan Haemophilus influenzae. Saluran pencernaan adalah
lingkungan yang agak memusuhi bagi mikroorganisme namun sebagian
besar flora normal kita mendiami wilayah ini dari tubuh. Bahkan, usus
mungkin mengandung 109 untuk 1011 bakteri per gram bahan. Sebagian
besar (95 – 99,9%) diantaranya Anaerob, diwakili oleh Bacteroides,
Bifidobacterium, streptokokus anaerob dan Clostridium. Organisme ini
menghambat pertumbuhan patogen lain, tetapi beberapa dapat oportunistik
(misalnya C. difficile dapat menghasilkan pseudomembranosa kolitis).
Urogenital. Saluran urogenital biasanya steril dengan pengecualian vagina
dan distal 1 cm dari uretra. Berbagai anggota dari genusLactobaci ll us
menonjol dalam vagina. Organisme ini umumnya lebih rendah pH sekitar
4-5, yang optimal untuk lactobacilli tetapi penghambatan untuk
pertumbuhan bakteri lainnya. Hilangnya efek perlindungan ini oleh terapi
antibiotik dapat menyebabkan infeksi olehCandida ( “ragi infeksi”). Uretra
sebagian besar kulit dapat mengandung mikroorganisme
termasuk Staphylococci, Streptokokus dan Diphtheroid. Mikroorganisme
tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh
manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme,
begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan
mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh
manusia disebut flora normal atau mikrobiota.

Peran flora normal


Flora normal merupakan mikroorganisme yang dapat ditemukan pada
bagian-bagian tubuh manusia, yang dapat interaksinya dapat berupa
mutualisme maupun komensalisme. Keberadaan flora normal berperan:
1. Menutupi tempat penempelan potensial untuk invasi mikroba patogen;
2. Resistensi kolonialisasi, menempati lingkungan mikro secara lebih
efektif daripada patogen;
3. Memproduksi nutrisi (vitamin k, folat, pyridoxine, biotin, riboflavin);
4. Mengonsumsi nutrisi dari host;
5. Sebagai commensals;
6. Menghasilkan senyawa yang beracun untuk mikroorganisme lain

Persebarannya pada daerah yang lembab dan tidak lembab. Pada


daerah lembab, contohnya daerah aksila dan perineum, terdapat lebih
banyak mikroorganisme dan juga lebih bervariasi. Bahkan pada daerah
yang lembab bisa ditemukan bakteri gram-negatif. Bakteri negatif
umumnya tidak biasa di temukan sebagai flora normal kulit yang residen
kecuali pada area yang lembab. Sedangkan, pada daerah uang tidak lembab
seperti di daerah permukaan kulit dan belakang lengan, terdapat beberapa
kolonisasi mikroorganisme yang hanya ditemukan gram-postif dan ragi. 4
Gambar 6. Persebaran flora normal pada kulit.4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah flora normal tubuh manusia adalah sebagai
berikut :
1. Flora normal yang terdapat pada tubuh manusia dapat di temukan pada
kulit, mulut, vagina, telinga, hidung, usus besar, usus halus, mata, dan
anggota tubuh lainnya.
2. Jenis-jenis flora normal yang ada pada tubuh manusia antara lain pada
hidung (Haemophilus influenza dan Branhamella catarrhalis), mulut
(Streptococcus salivarius),usus dua belas jari (Enterokokus,
Laktobasilus, Candida albicans dan Difteroid), usus besar (Bacteroides
fragilis, Bacteroides melaninogenicus, dan Bacteroides moralis), kulit
(Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
aureus, dan Propionibacterium acnes),mata (Coynebacterium
xerosis), telinga (Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus dan aureus), dan vagina (Trichomonas vaginalis,
dan Candida albicans).
3. Dampak yang ditimbulkan dari flora normal manusia ada 2 yaitu positif
dan negatif. Dampak positif yaitu beberapa anggota flora tetap di saluran
pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat
makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat
mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit
akibat gangguan bakteri. Dampak negatifnya dapat menyebabkan usus
berlubang atau cedera kulit atau pencabutan gigi (streptokokus
viridans bisa masuk aliran darah) atau Escherichia
coli dari perianal naik ke uretra, yang menyebabkan infeksi saluran
kemih.
4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehadiran flora normal pada
tubuh manusia adalah nutrisi, kebersihan seseorang (berapa seringnya
dibersihkan), kondisi hidup dan penerapan prinsip-prinsip kesehatan.
5. Penyakit tinea versikolor merupakan suatu infeksi yang sering terjadi
pada kulit (terutama pada dewasa muda), yang disebabkan oleh
jamur Pytirosporum orbiculare, cara menanggulanginya bagi penderita
Tinea versikolor sebaiknya menghindari cuaca panas atau keringat yang
berlebihan, dan dapat diobati dengan mengoleskan anti-
jamurclotrimazole, ketoconazole atau miconazole pada kulit yang
terinfeksi.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam pembuatan makalah yakni untuk
tim penyusun kerjasama dan kredibilitas dalam menyusun makalah lebih
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/61932-none-485ae30b.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58342/Chapter%20I.p
df?sequence=5&isAllowed=y
https://repository.maranatha.edu/3506/3/0110020_Chapter1.pdf
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/10/patogenisitasmikroorganism
e/
http://s1keperawatan.umm.ac.id/files/file/Mikroba%20Pada%20Sistem%20Pernafasan.
pdf

https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/10/patogenisitas-mikroorganisme/

http://abdullahshiddiqpediatrik.blogspot.com/2016/09/flora-normal-pada-tubuh-
manusia.html

http://abdullahshiddiqpediatrik.blogspot.com/2016/09/flora-normal-pada-tubuh-
manusia.html

https://www.academia.edu/35573311/FLORA_NORMAL_PADA_TUBUH_MANUSIA

https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/10/patogenisitas-mikroorganisme/

Anda mungkin juga menyukai