Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FUNGSI INSULIN

Oleh :
TITANIA AULIA PUTRI
NPM. 1826010022

Dosen Pengampu: Noviriliensi Hartika, S.Pd

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas anugrah Tuhan Semesta Alam, berkat rahmat


dan nikmat dari Tuhanlah yang memberi kesempatan sehingga, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Fungsi Insulin” dengan
tepat waktu.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi
penulisan makalah ini yang bertujuan secra umum dalam proses
terselesaikannya suatu karya ilmiah yang baik dan benar, sedangkan yang
berkaitan secara khusus supaya mahasiswa dapat mengetahui asuhan
keperawatan seksual
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan bimbingan dari
dosen pembimbing ibu Noviriliensi Hartika, S.Pd , yang telah memberikan
pengarahan tata cara pembuatan karya ilmiah yang benar, dan penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
memberikan informasi dengan berbagai cara, baik itu berupa saran maupun
arahan,. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi mengenai
asuhan keperawatan oksigenisasi

Bengkulu, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................i


KATA PENGANTAR .........................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................1


A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................2
C. Tujuan . .........................................................................................2
D. Manfaat . .......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................4
A. Fungsi Insulin ...............................................................................4
B. Macam-macam Diabetes Militus..................................................5
C. Kelemahan Insulin Hewan............................................................10
D. Keunggulan Insulin Dari Rekayasa Genetik.................................11
E. Langkah Rekayasa Insulin Dengan E. Coli .................................12

BAB III PENUTUP .............................................................................15


A. Kesimpulan ..................................................................................15
B. Saran . ...........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya
Manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem
kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan
perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia
diperkirakan penderita. DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok
umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya
penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam
pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang
ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit
jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.Insulin
adalah hormon yang mengubah glukosa menjadi glikogen, dan berfungsi
mengatur kadar gula darah bersama hormon glukagon. Kekurangan insulin
karena cacat genetik pada pankreas, menyebabkan seseorang menderita
diabetes melitus (kencing manis) yang berdampak sangat luas terhadap
kesehatan, mulai kebutaan hingga impotensi.
Sebelum ditemukan teknik sintesis insulin, hormon ini hanya bisa
diperoleh dari ekstraksi pankreas babi atau sapi, dan sangat sedikit insulin
bisa diperoleh. Insulin merupakan hormon yang bertugas membantu
mengolah gula yang telah diserap tubuh agar menjadi energi. Insulin juga
berperan dalam menyimpan cadangan energi yang nantinya bisa digunakan
jika suatu saat dibutuhkan oleh tubuh.
Akan tetapi, pada orang yang menderita diabetes, tubuh tidak dapat
memproduksi insulin yang cukup, sehingga gula akan banyak menumpuk di
aliran darah yang berisiko mengakibatkan stroke atau serangan jantung.
Ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi insulin ini, membuat penderita
diabetes memerlukan pasokan insulin dari luar, yaitu melalui suntikan. Cara
kerja insulin suntik sama dengan insulin alami, yaitu membuat gula dapat
diserap oleh sel dan dipecah menjadi energi. Diabetes mellitus merupakan
salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat
menurunkan sumber daya manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh
secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. (Rismayanthi, 2010).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya
Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem
kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan
perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia
diperkirakan penderita.
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa
keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan
penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan
kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup
besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi,
otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut:
1. Apa saja macam-macam DM?
2. Apa saja Kelemahan Insulin Hewan?
3. Apa saja Keunggulan Insulin Dari Rekayasa Genetik?
4. Bagaimana Langkah Rekayasa genetik Insulin Dengan E. Coli?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan supaya mahasiswa dapat memahami tentang
penggunaan insulin, macam-macam insulin, kelemahan insulin hewan,
keunggulan insulin dari rekayasa genetic, serta langkah rekayasa genetic
dengan e. coli.
D. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini, hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam mata kuliah mikrobiologi dan parasitology
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran tentang penggunaan
insulin, macam-macam insulin, kelemahan insulin hewan, keunggulan insulin
dari rekayasa genetic, serta langkah rekayasa genetic dengan e. coli.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi insulin

Insulin berperan dalam penggunaan glukosa oleh sel tubuh untuk


pembentukan energi. Apabila tidak ada insulin maka sel tidak dapat
menggunakan glukosa sehingga proses metabolisme menjadi terganggu.
Proses yang terjadi yaitu karbohidrat dimetabolisme oleh tubuh
untuk menghasilkan glukosa, glukosa tersebut selanjutnya diabsorbsi di
saluran pencernaan menuju ke aliran darah untuk dioksidasi di otot skelet
sehingga menghasilkan energi.
Glukosa juga disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen kemudian
diubah dalam jaringan adiposa menjadi lemak dan trigliserida. Insulin
memfasilitasi proses tersebut. Insulin akan meningkatkan pengikatan
glukosa oleh jaringan, meningkatkan level glikogen dalam hati,
mengurangi pemecahan glikogen (glikogenolisis) di hati, meningkatkan
sintesis asam lemak, menurunkan pemecahan asam lemak menjadi badan
keton, dan membantu penggabungan asam amino menjadi protein.
 Insulin termasuk hormon polipeptida yang awalnya diekstraksi dari
pankreas babi maupun sapi, tetapi kini telah dapat disintesis dengan
teknologi rekombinan DNA menggunakan E.coli. Susunan asam amino
insulin manusia berbeda dengan susunan insulin hewani. Insulin
rekombinan dibuat sesuai dengan susunan insulin manusia sehingga
disebut sebagai human insulin.
Insulin diproduksi oleh sel beta di dalam pankreas dan digunakan
untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Sekresi insulin terdiri dari 2
komponen. Komponen pertama yaitu: sekresi insulin basal kira-kira 1
unit/jam dan terjadi diantara waktu makan, waktu malam hari dan keadaan
puasa. Komponen kedua yaitu: sekresi insulin prandial yang menghasilkan
kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari kadar insulin basal dan diproduksi
secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah makan dan mencapai
puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan cepat mengikuti
penurunan kadar glukosa basal. Kemampuan sekresi insulin prandial
berkaitan erat dengan kemampuan ambilan glukosa oleh jaringan perifer.
Fungsi insulin:
1. Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan.
2. Mengimbangkan paras glukosa didalam darah dan mencegah kencing
manis.
3. Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa didalam hati.
4. Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk
lemak didalam hati.

B. Macam-macam Diabetes Militus

Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai


berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemerikisaan dengan mikroskop
elektron (Arief Manjoer, 280).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes
mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:
1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel
beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas,
dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas,
seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada
penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose
tolerance, dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis,
dibuat menjadi:
a. Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi
peptida-C.
b. Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap
ini, sekresi insulin endogenus tidak cukup untuk mencapai
gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari
luar tubuh.
c. Not insulin requiring diabetes.

a. Diabetes mellitus tipe 1


Diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes,
juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah
diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi
darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau
Langerhans pankreas. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada
diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan
sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya
infeksi pada tubuh.
Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak
akan memengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang
cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan
pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes
tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l.
Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l)
untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti
"frequent hypoglycemic events".Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l)
seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang
terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl
(15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat
mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang rendah, yang
disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.
b.  Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes,
obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus,
NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan
oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan
kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen,
termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β,
gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang
disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor
hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati
menjadi kurang peka terhadap insulinserta RBP4 yang menekan
penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula
darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom
19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil
diagnosis. Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara
perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan
asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini dapat
memugar kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian
berat/beban adalah rendah hati,, sebagai contoh, di sekitar 5 kg ( 10
sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito abdominal yang
gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan dengan lisan
[antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin
adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering yang
digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan
produksi hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur
pelepasan/release yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan
menipis pembalasan hormon insulin sampai taraf tertentu
( e.g., metformin), dan pada hakekatnya menipis pembalasan hormon
insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan
hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau
dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib
tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling
terutama sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.
Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin,
baru-baru ini diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan
diabetes mellitus tipe 2. Seperti zat penghambat dipeptidyl peptidase
4 yang lain, sitagliptin akan membuka peluang bagi perkembangan sel
tumor maupun kanker.
Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada
manusia adalah defisiensi metabolisme oksidatif di dalam mitokondria
pada otot lurik. Sebaliknya, hormon tri-iodotironina menginduksi
biogenesis di dalam mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase
pada kompleks V, meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada
kompleks IV, menurunkan spesi oksigen reaktif, menurunkan stres
oksidatif, sedang hormon melatonin akan meningkatkan produksi ATP di
dalam mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory chain,
terutama pada kompleks I, III dan IV. Bersama dengan insulin, ketiga
hormon ini membentuk siklus yang mengatur fosforilasi oksidatif
mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi lain, metalotionein yang
menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi otot
jantung pada penderita diabetes.
Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang
dengan dramatis, diikuti dengan pengurangan berat tubuh, setelah
dilakukan bedah bypass usus. Hal ini diketahui sebagai akibat dari
peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para ahli belum dapat
menentukan apakah metoda ini dapat memberikan kesembuhan bagi
NIDDM dengan perubahan homeostasis glukosa.
Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung
senyawa hesperidin dan naringin, diketahui menyebabkan :
- Peningkatan Mrna Glukokinase,
- Peningkatan Ekspresi GLUT4 Pada Hati Dan Jaringan
- Peningkatan Pencerap Gamma Proliferator Peroksisom
- Peningkatan Rasio Plasma Hormon Insulin, Protein C Dan Leptin
- Penurunan Ekspresi GLUT2 Pada Hati
- Penurunan Rasio Plasma Asam Lemak Dan
Kadar Trigliserida Pada Hati
- Penurunan Rasio Plasma Dan Kadar Kolesterol Dalam Hati,
Antara Lain Dengan Menekan     3-Hydroxy-3-Methylglutaryl-
Coenzyme Reductase, Asil-Koa, Kolesterol Asiltransferase
- Penurunan Oksidasi Asam Lemak Di Dalam Hati Dan
Aktivitas Karnitina Palmitoil, Antara Lain Dengan Mengurangi
Sintesis Glukosa-6 Fosfatase Dehidrogenase Dan Fosfatidat
Fosfohidrolase
- Meningkatkan Laju Lintasan Glikolisis Dan/Atau Menurunkan
Laju Lintasan Glukoneogenesis
c. Diabetes mellitus tipe 3
Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational
diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2
diabetes which has progressed to require injected insulin, latent
autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes,
LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan
pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein
reaktif C pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak
kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM
bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5%
dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat
maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan,
namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa
kehamilan.
Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani
dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu.
Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi
yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem
saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin
dapat menghambat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom
gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan
sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran
dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari
perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi
kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta.
Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam
bahaya atau peningkatan resiko luka yang berhubungan dengan
makrosomia, seperti distosia bahu.
C. Kelemahan Insulin Pada Hewan

Sumber Insulin eksogen


Insulin eksogen berasal dari insulin buatan manusia dan insulin yang
diambil dari tubuh binatang seperti sapi. Insulin buatan dibuat sedemikian
rupa agar cocok dengan insulin manusia, tetapi ada kelemahannya yaitu
dalam jangka waktu tertentu insulin ini bisa menyebaban efek samping.
Sedangkan insulin yang berasal ari tubuh hewan sapi bersifat aman dan cocok
pada manusia. efeknya menimbulkan dua masalah.
1. adanya perbedaan kecil dalam asam amino penyusunnya
2. yang dapat menimbulkan efek samping berupa alergi pada beberapa
penderita.
3. 2.prosedur pemurnian sulit dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu
dapat dihilangkan.
D. Keunggulan Insulin dari Rekayasa Genetik

Dalam rekayasa genetika, komponen yang digunakan adalah DNA untuk


menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal ini dikarenakan DNA dari setiap
makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkombinasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat
makhluk hidup secara turun-temurun. Rekayasa Genetika pada mikroba
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut, dan untuk
menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin
manusia dari bakteri (Sel pancreas yang mampu mensekresikan Insulin untuk
kemudian dipotong, dan DNA itu akan disisipkan ke dalam Plasmid bakteri).
DNA rekombinan yang terbentuk akan menyatu dengan Plasmid dan
kemudian diinjeksikan lagi ke vektor, jika plasmid tersebut dapat hidup maka
segera dapat di kembangbiaakan.
Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau
langerhans di kelenjar pankreas. Insulin akan menstimulasi pemasukan asam
amino ke dalam sel dan kemudian akan meningkatkan sintesa protein. Insulin
berfungsi untukmeningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan
lemak sebagai bahan energi. Selain itu, insulin juga berfungsi untuk
menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai
sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di dalam sel otot dan
hati. Insulin endogen merupakan insulin yang dihasilkan dari kelenjar
pankreas, sedangkan insulin eksogen merupakan insulin yang disuntikan dan
merupakan insulin buatan dari suatu produk farmasi.
Adapun keunggulan pembuatan insulin menggunakan teknik
rekombinan DNA ini yaitu :
1. Insulin yang dihasilkan merupakan produk yang lebih unggul (berkualitas)
dan higenis (tidak terkontaminasi) karena langsung dihubungkan dengan
DNA pembuatan yang bersangkutan dan dengan menggunakan teknologi-
teknologi canggih.
2. Bakteri yang digunakan lebih mudah didapatkan dan dapat secara efektif
digunakan dalam pembuatan hormon insulin.
3. Menghasilkan hormon insulin dengan lebih cepat dan aman.
4. Bakteri E. coli transgenik yang dikloning dengan gen insulin manusia
dapat menghasilkan hormon insulin dalam jumlah yang banyak dan
kualitas baik. Insulin yang dihasilkan ini dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan seseorang dengan penyakit diabetes melitus.

E. Langkah Rekayasa Genetik Insulin dengan E.coli


1. Pada proses pembuatan insulin ini, langkah pertama adalah
mengisolasi plasmid dari E. coli. Plasmid adalah salah satu bahan
genetik bakteri yang berupa untaian DNA berbentuk lingkaran kecil.
Selain plasmid, bakteri juga memiliki kromosom. Keunikan plasmid
ini adalah dapat bisa keluar-masuk tubuh bakteri, dan bahkan sering
dipertukarkan antar bakteri.
2. Pada langkah kedua ini plasmid yang telah diisolir dipotong pada
segmen tertentu menggunakan enzim restriksi endonuklease.
Sementara itu DNA yang di isolasi dari sel pankreas dipotong pada
suatu segmen untuk mengambil segmen pengkode insulin.
Pemotongan dilakukan dengan enzim yang sama.
3. DNA kode insulin tersebut disambungkan pada plasmid menggunakan
bantuan enzim DNA ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA kode
insulin dengan plasmid bakteri yang disebut DNA rekombinan.
4. DNA rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali ke sel bakteri.
5. Bila bakteri E. coli berkembangbiak, maka akan dihasilkan koloni
bakteri yang memiliki DNA rekombinan.
Rekayasa genetika adalah proses mengidentifikasi dan mengisolasi
DNA dari suatu sel hidup atau mati dan memasukkannya dalam sel hidup
lainnya. Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen
untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan.
Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu
1. Insulin Memiliki fungsi Yaitu Membantu pembakaran dan penyerapan
glukosa oleh sel badan, Mengimbangkan paras glukosa didalam darah
dan mencegah kencing manis, Membantu sel menyimpan tenaga dalam
bentuk glukosa didalam hati, Membantu proses penyimpanan glukosa
berlebihan, alam bentuk lemak didalam hati.
2. DM dibagi menjadi 3 tir, tioe 1, tipe 2 dan tipe 3.
3. Insulin eksogen berasal dari insulin buatan manusia dan insulin yang
diambil dari tubuh binatang seperti sapi. Insulin buatan dibuat
sedemikian rupa agar cocok dengan insulin manusia, tetapi ada
kelemahannya yaitu dalam jangka waktu tertentu insulin ini bisa
menyebaban efek samping. Sedangkan insulin yang berasal ari tubuh
hewan sapi bersifat aman dan cocok pada manusia. efeknya
menimbulkan dua masalah.

B. Saran
Mencari informasi sangat penting dalam setiap penyusunan
makalah, maka pemanfaatan teknologi juga harus dilibatkan berbagai media
seperti jurnal, dan buku-buku referensi serta internet. Selain itu, Dalam
pembelajaran mahasiswa perlu memberikan perhatian yang lebih lagi untuk
pengembangan ilmu mikrobiologi, mengenai fungsi Insulin, khususnya dalam
bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Kaban S. 2007. Pengembangan Model Pengendalian Kejadian Penyakit Diabetes


Mellitus Tipe 2 di Kota Sibolga. Majalah Kedokteran Nusantara.
Rismayanthi, Cerika. 2010. Terapi Insulin Sebagai Alternatif Pengobatan Bagi
Penderita Diabetes. Dosen Turusan Pendidikan Kesehatan Dan
Rekreasi Fik UNY. Medikora
Volk, Wesley A dan Wheeler, Margaret F. 1990. Basic Microbilogy fifth edition.
Jakarta. Penrbit Erlangga. (diterjemahkan oleh Soenartono
Adisoemarto. 1990. Mikrobiologi Dasar edisi kelima jilid 2).
Gustia, Riza.dkk.2012. Dna Rekombinan Dalam Bidang Kesehatan (Pembuatan
Insulin). Pendidikan Kimia. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi.

Anda mungkin juga menyukai