Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA GENETIKA INSULIN MENGGUNAKAN SELADA PADA

TIKUS YANG MENGALAMI DIABETES

ILMU DASAR KEPEARAWATAN 1B

oleh:

Putri Aulia Pratama 152310101060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

i
REKAYASA GENETIKA INSULIN MENGGUNAKAN SELADA PADA
TIKUS YANG MENGALAMI DIABETES

ILMU DASAR KEPEARAWATAN 1B

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


dengan dosen pengampu Ns. Zulfatul Ala, M. Kep

oleh:

Putri Aulia Pratama 152310101060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

ii
KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadirat Allah SWT atas segala rahman dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuh memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 1B.
Penyusunan makalah ini tidak lepas bantuan daari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada:

1. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember yang telah


memberikan sarana dan prasarana kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
2. Ns. Zulfatul Ala, M. Kep selaku penanggung awab mata kuliah
Keperawatan Bedah
3. Semua pihak yang telah membantu pemikiran dalam menyelesaikna
makalah
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah serta pemahaman terkait infeksi saluran kemih ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jember, Juli 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER..............................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL......................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
RINGKASAN....................................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................1
1.3 Manfaat............................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN TEORI..............................................................................2
2.1 Definisi Rekayasa Genetika............................................................2
2.2 Pengertian Hormon Insulin ...........................................................2
2.3 Fokus Rekayasa Genetika..............................................................2
BAB 3 PEMBAHASAN....................................................................................4
3.1 Peran Perawat dalam Rekayasa Genetika....................................4
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................10
4.1 Kesimpulan......................................................................................10
4.2 Saran.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein pengatur merupakan protein yang membantu mengatur aktivitas
seluler atau fisiologi. Hormon berasal dari dari bahasa Yunani yang berarti
menimbulkan dan membangkitkan. Hormin adalah suatu zat kimia yang
bertugas sebagai pembawa pesan (chemical messenger), disekresikan oleh
sejenis jaringan, dalam jumlah yang sangat kecil dan dibawa oleh darah
menuju target jaringan di bagian lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas
biokimia atau fisiologi yang khusus (Lehninger, 1982).
Berbagai macam hormon sudah diketahui dan banyak lagi yang
ditemukan. Selain mengatur beberapa aspek metabolisme, hormon juga
mempunyai fungsi lain yaitu mengatur beberapa aspek metabolisme, hormon
juga mempunyai fungsi yang lain yaitu mengatur pertumbuhan sel dan
jaringan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan saluran
gastrointestinal, sekresi enzim-enzim pencernaan, laktasi dan sistem
reproduksi. Terdapat tiga kelas hormon yaitu peptida, amina dan steroid.
Hormon peptida memiliki tiga sampai lebih dari 200 residu asam amino,
termasuk hipotalamus dan pituitari, denikian juga insulin dan glokagon dari
pankreas.
Hormon-hormon amina yaitu senyawa-senyawa kecil yang larut di
dalam air, terdiri dari kelompok amino, termasuk adrenalin dari medulla
adrenal dan hormon-hormon tiroid. Hormon-hormon steroid, yang larut
dalam lemak, termasuk hormon-hormon korteks adrenal androgen (hormon
seks pria) dan estrogen (hormon seks wanita) (Lehninger, 1982).
Melalui pemotongan enzimatik pada sebagian rantainya. Prohormon
disimpan dalam bentuk tidak aktif dalam sel endokrin, sering kali dalam
granula-granula sekresi, siap untuk diubah dengan cepat menjadi bentuk-
bentuk aktifnya oleh perubahan enzimatik ketika sel tersebut menerima
isyarat yang tepat (lehninger, 1982).
Peran insulin di dalam tubuh sangat penting, antara lain adalah
mengatur kadar gula darah agar tetap dalam rentang nilai normal. Saat dan
setelah makan, karbohidrat yang kita konsumsi akan segera dipecah menjadi
gula dan masuk aliran darah dalam bentuk glukosa. Glukosa adalah senyawa

1
siap pakai untuk menghasilkan energi. Pada keadaan normal, tingginya kadar
glukosa setelah makan akan direspon oleh kelenjar pankreas dengan
memproduksi hormon insulin. Dengan adanya insulin, glukosa akan segera
masuk ke dalam sel (Warta Medika, 2008).
Sehingga insulin perlu dipelajari lebih lanjut karena insulin sangat
penting dalam tubuh kita, terutama dalam mengobati penyakit diabetes.
Insulin diekstraksi dari hewan, tetapi saat ini insulin telah dapat diproduksi
secara massal melalui rekayasa genetik.

1.2 Tujuan
Diharapkan setelah pempublikasian dari hasil rekayasa terbaru dalam
pembuatan insulin, para peneliti kesehatan dapat mencari dan
mengembangkan rekayasa genetika dalam pembuatan insulin yang tidak
menimbulkan dampak negatif bagi tubuh, terutama bagi manusia.

1.3 Manfaat
1. Pembaca mampu mengetahui pengembangan rekayasa genetika
pembuatan insulin dari selada GM untuk diabetes pada tikus
2. Pembaca mampu mengerti pembuatan rekayasa genetika pembuatan
insulin menggunakan selada GM

2
BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen


ke gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga
mampu menghasilkan produk. Rekayasa genetika juga diartikan sebagai usaha
manusia dalam ilmu biologi dengan cara memanipulasi (rekayasa) sel, atau gen
yang terdapat pada suatu organisme tertentu dengan tujuan menghasilkan
organisme jenis baru yang identik secara genetika (Zamroni, 2012)
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau
melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan
gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan
organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Teknologi Rekayasa
Genetika merupakan inti dari bioteknologi didifinisikan sebagai teknik in-vitro
asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel
atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi; yang dapat menembus
rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan
dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Produksi insulin untuk pengobatan diabetes, misalnya, diproduksi di
dalam sel bakteri Eschericia coli (E. coli) di mana gen penghasil insulin diisolasi
dari sel pankreas manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E.
coli. Dengan demikian produksi insulin dapat dilakukan dengan cepat, massal,
dan murah. Teknologi rekayasa genetika juga memungkinkan manusia membuat
vaksin pada tumbuhan, menghasilkan tanaman transgenik dengan sifat-sifat baru
yang khas.

2.2 Pengertian Hormon Insulin


Insulin merupakan sejenis hormon jenis polipeptida yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas. Sel yang menghasilkan hormon insulin dalam kelenjar
pankreas dikenali sebagai sel beta, yaitu sejenis sel yang terdapat dalam
kelompokan sel yang digelar pepulau (islet of) Langerhans dalam pankreas
(Indah, 2004).

3
Fungsi utama insulin ialah pengawalan keseimbangan tahap glukosa
dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan.
Kegagalan badan untuk menghasilkan insulin akan menyebabkan glukosa tidak
dapat masuk ke dalam dan digunakan oleh sel-sel tubuh. Glukosa meningkat di
dalam darah akan menyebabkan penyakit kencing manis yang dikenal sebagai
diabetes melitus (Indah, 2004).

Gen insulin manusia terdapat pada lengan pendek dari kromoson 11.
Insulin disekresikan sebagai preproinsulin. Preproinsulin meruapakan suatu
peptida rantai panjang dengan BM 11.500. Rangkaian pemandu atau sequence
yang bersifat hidrofobik berfungsi untuk signal mengarahkan molekul ini ke
retikulum endoplasma dan kemudian dikeluarkan. Rangkaian tersebut merupakan
proses pembelahan molekul preproinsulin oleh enzim-enzim mikrosomal
menghasilkan molekul proinsulin (BM kira-kira 9000) (Indah, 2004).

Proinsulin diangkut ke badan golgi dimana berlangsung proses


pengemasan menjadi granula-granula sekretorik berlapis klatrin. Granula-granula
ini matang, mengandung insulin yang terdiri dari 51 asam amino yang terkandung
dalam rantai A 21 asam amino dan rantai B 30 asam amino serta C-Peptida
(Indah, 2004). Insulin disekresikan dari pankreas 40-50 unit/hari (15-20% dari
penyimpanan). Sekresi insulin dapat berlangsung secara :

a. Sekresi insulin basal: terjadi tanpa adanya rangsangan eksogen. Hal ini
merupakan jumlah insulin yang disekresikan dalam keadaan puasa.

b. Sekresi insulin yang dirangsang : sekresi insulin karena adanya respon terhadap
rangsang eksogen. Sejumlah zat yang terlibat dalam pelepasan insulin disini
adalah :

1. Glukosa rangsang pelepasan insulin paling poten. Glukosa dapat masuk ke


dalam sel pankreas secara difusi pasif yang diperantarai protein membran
yang spesifik disebut Glukosa Transpoter

2. Asam Amino, Asam lemak, Badan keton

4
3. Faktor hormonal Preparat adrenergik merangsang pelepasa insulin yang
mungkin dengan cara peningkatan cAMP intrasel. Paparan yang terus
menerus dengan hormon pertumbuhan, kortisol, laktogen plasenta, estrogen,
progestin dalam jumlah yang berlebihan juga meningkatkan sekresi insulin.

4. Preparat farmalologik : Senyawa Sulfonilurea dan Tolbutamid. (Indah, 2004).

2.3 Fokus Rekayasa Genetika

Hormon insulin dari Selada GM dapat menyembuhkan diabetes pada tikus.


Peneliti dari University of Central Florida telah mengembangkan tanaman selada
hasil rekayasa genetika yang mengandung gen insulin. Kapsul-kapsul insulin yang
dihasilkan oleh selada GM dapat memegang peranan untuk memperbaiki kembali
kemampuan tubuh guna memproduksi insulin dan membantu jutaan orang yang
menderita diabetes. Sel-sel tanaman dari selada GM yang dikeringbekukan
dimasukkan ke tubuh tikus penderita diabetes yang berumur lima minggu sebagai
butiran selama delapan minggu.
Tikus penderita diabetes tersebut memiliki darah dan kadar gula urin yang
normal, dan sel-sel mereka menghasilkan tingkat insulin yang normal. Hasil
tersebut dan penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa kapsul-kapsul insulin
suatu waktu dapat dimanfaatkan untuk mencegah penyakit diabetes sebelum
gejalanya muncul, dan untuk mengobati penyakit tersebut di tahap yang lebih
lanjut (Daniell, 2007).

5
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Peran Perawat dalam Rekayasa Genetika


Peran Perawat Terhadap Rekayasa genetik (Insulin)
a. Pemberi Asuhan Keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan
perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat
sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini
dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks. pemberian terapi
insulin pada pasien di berikan berdasarkan data yang di dapatkan oleh
perawat pada saat melakukan pengkajian terhadap pasien, terapi insulin ini
diberikan kepada pasien-pasien yang mengalami kesulitan dalam
mengontrol kadar gula darah (Diabetes Melitus). Sehingga disini peran
sebagai pemberi asuhan keperawatan sanggatlah penting karna perawat
merupakan garda terdepan sebelum pasien diberikan sebuah tindakan atau
terapi.
b. Advokat Klien
Perawat berperan dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.

c. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang

6
diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan. Perawat diharapkan mampu menjelaskan
tujuan dan manfaat pemberian terapi insulin dan bagaimana proses
penyembuhan penyakit dengan mengunakan terapi insulin.
d. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan
klien.
e. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya. Pada pasien-pasien dengan terapi insulin pastinya perawat
akan berdiskusi dengan dokter maupun apoteker dalam tindakan
pemberian insulin.
f. Konsultan
Peran perawat disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
g. Peneliti/pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

7
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

Daniell, Henry. 2007. Hormon Insulin dari Selada Gm Sembuhkan Diabetes Pada
Tikus.http://news.ucf.edu/UCFnews/index?
page=article&id=0024004102c4c1d99011146fc1c32005
21b. (Diakses tanggal 21 Juli 2017)

Indah, M. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. http://www.usu.ac.id (Diakses tanggal


21 Juli 2017)

Koolman, J et all. 2005. Color Atlas of Biochemistry. Thieme Stuttgart. New York

Lehninger, A.L. 1982. Dasar Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.

Warta Medika. 2008. Peran Hormon Insulin. http://www.wartamedika.com


(Diakses tanggal 21 Juli 2017)

Zamroni. 2012. Rekayasa Genetika. Gavin Kalam Utama : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai