oleh:
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan pasien ikut berpartisipasi dalam kegiatan
yang dilakukan yaitu menyusun puzzle dengan saling berkenalan terlebih dahulu.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit sasaran akan mampu :
a. Mengikuti kegiatan terapi bermain dengan kooperatif
b. Saling mengenal nama temannya
c. Menebak gambar puzzle sebelum di bongkar
d. Mampu menyusun puzzle sesuai gambar asli nya
e. Bahagia dengan terapi bermain yang diberikan
3. Pokok Bahasan :
Kegiatan menyusun puzzle dan terapi berkenalan
4. Tujuan Terapi Bermain (Menyusun Puzzle dan Berkenalan)
1. Tujuan Umum
Puzzle dapat membantu anak dalam meningkatkan daya ingat dan menstimulasi
perkembangan motorik anak. Terapi berkenalan dapat melatih dan meningkatkan
daya sosial anak.
2. Tujuan Khusus
a) Mengembangkan kreativitas anak sesuai dengan tumbuh kembangnya
b) Meningkatkan daya ingat dan logika anak
c) Meningkatkan daya sosial
d) Menurunkan kecemasan akibat hospitalisasi
5. Subpokok Bahasan
a. Perkenalan dengan terapis
b. Perkenalan dengan teman-teman
c. Tebak gambar puzzle
d. Membongkar dan menyusun puzzle sesuai gambar awal
6. Waktu
1x30Menit
8. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Terapi bermain
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Menyiapkan alat dan bahan
9. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan ruangan yang menyenangkan, alat dan bahan yang diperlukan.
PERAWAT ANAK
1 5 menit Pembukan :
1. Terapis memberikan salam kepada Menjawab
pasien
2. Terapis memperkenalkan nama dan Mendengarkan
panggilan terapis
3. Terapis menanyakan perasaan Menjawab
pasien saat ini
4. Terapis melakukan kontrak program Mendengarkan
dengan pasien:
a. Menjelaskan tujuan kegiatan.
b. Menjelaskan aturan main yaitu
dilakukan selama 30 menit.
2 20 menit 1. Terapis mencontohkan terapi Pasien
berkenalan melalui teman-teman memahami
terapis terlebih dahulu yaitu contoh
bernyanyi bersama-sama dengan permainan yang
bentuk melingkar, dan bola plastik telah diperagakan
berjalan keliling sesuai dengan
berjalannya lagu jika lagu selesai
leader/terapis akan memberikan
kode dengan tepuk tangan sekali.
Siapa yang memegang bola saat
lagu berhenti tersebut maka ia akan
menyebutkan nama nya dan nama
teman di sebelah kiri dan
kanannya.
2. Terapis memulai permainan terapi Pasien mengikuti
berkenalan dengan pasien seperti permainan
yang sudah dicontohkan dengan
kooperatif
3. Setelah perkenalan selesai, lanjut Pasien mampu
dengan permainan puzzle. Terlebih menebak gambar
dahulu menebak gambar dari puzzle
puzzle
4. Membongkar dan menyusun Pasien mampu
kembali puzzle sesuai gambar awal menyusun
kembali puzzle
sesuai gambar
awal
3 5 menit Penutup :
1. Evaluasi Menjawab bahwa
a. Terapis menanyakan perasaan perasaannya
pasien setelah mengikuti terapi senang
bermain.
a. Terapis memberi pujian atas
perilaku yang positif.
2. Rencana tindak lanjut Mendengarkan
Terapis menganjurkan keluarga
untuk melatih anak lagi dalam hal
perkembangan motorik halus dan
motorik kasar
3. Salam penutup Menjawab salam
2) Evaluasi proses
a) Peserta mampu berkenalan satu sama lain
b) Peserta dapat menebak dan menyusun puzzle
3) Evaluasi hasil
a) Peserta mampu mengikuti terapi bermain dengan kooperatif dan perasaan senang
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
BERITA ACARA
Pada hari ini Kamis, 09 November 2019 jam 09.00 s/d selesai bertempat di ruang
Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang telah dilaksanakan Terapi Bermain yaitu
menyusun puzzle dan berkenalan dengan sesama peserta oleh Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
oleh ....... orang (daftar hadir terlampir).
Lumajang, 08 November 2019
Mengetahui,
DAFTAR HADIR
Kegiata terapi bermain yaitu menyusun puzzle dan berkenalan dengan sesama peserta oleh
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas
Jember. Pada hari ini Jumat, 08 November 2019 jam 09.00 s/d selesai bertempat di ruang
Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang.
NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Bermain
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal, meskipun
tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui
bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Menurut Groos
(Schaefer et al, 1991) bermain dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di
masa mendatang yang penting untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan
berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).
2. Fungsi Bermain
a) Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan
pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan
alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual
melalui rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut
dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka
anak di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat
mengenal sesuatu yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi
dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang.
b) Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat
pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa
anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu
membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan
berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada
model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
c) Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia
bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada
teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan
sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain
peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi
seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah
mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan
sosialisasi dengan teman dan orang.
d) Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai
belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang
akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan
ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
e) Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi tubuh
dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang
saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku
orang lain.
f) Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres
dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap
dunianya.
g) Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat
dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan
ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki
aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.
3. Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas, pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai
berikut :
a. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit anak
mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun demikian,
selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambungannya.
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
c. Mengembangkan kreativitas dan kemampuannya memecahkan masalah.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat dirumah sakit.
4. Manfaat Bermain
Bermain merupakan aktivitas penting pada masa anak-anak. Berikut ini adalah
bererapa manfaat bermain pada anak-anak :
a. Perkembangan aspek fisik. Anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan, anak
dapat menyalurkan tenaga (energi) yang berlebihan, sehingga ia tidak merasa gelisah.
b. Perkembangan aspek motorik kasar dan halus.
c. Perkembangan aspek sosial. Ia akan belajar tentang sistem nilai, kebiasaan-kebiasaan dan
standar moral yang dianut oleh masyarakat.
d. Perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Anak mendapat kesempatan untuk
melepaskan ketegangan yang dialami, perasaan tertekan dan menyalurkan dorongan-
dorongan yang muncul dalam dirinya.
e. Perkembangan aspek kognisi. Anak belajar konsep dasar, mengembangkan daya cipta,
memahami kata-kata yang diucapkan oleh teman-temannya.
f. Mengasah ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif, kritis dan bukan anak yang
acuh tak acuh terhadap kejadian disekelilingnya.
g. Sebagai media terapi, selama bermain perilaku anak-anak akan tampil bebas dan bermain
adalah sesuatu yang secara alamiah sudah dimiliki oleh seorang anak.
h. Sebagai media intervensi, untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan sering
digunakan untuk melatih konsentrasi pada tugas tertentu, melatih konsep dasar.
Harsono. Y. 2005. Pengaruh Terapi Bermain terhadap Perilaku Kooperatif Anak selama
Menjalani Perawatan di RS. Dr. Sardjito. Yogyakarta: Proposal penelitian Fakultas
Ilmu Keperawatan UGM.
Hurlock. E. B. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Kobayashi K. 2008. Membuat Pintar: Latihan Origami. Jakarta: PT. Grasindo.
Markum.A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta
Muafifah, Kholisatun. 2013. Pengaruh Clay Therapy Terhadap Kecemasan Akibat
Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Prasekolah Di RSUD Banyumas. Universitas
Jendral Soedirman. Purwokerto
Munandar, Utami, 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta:
Salemba Medika Pamadi, Hadjar & Sukardi, Evan. 2009. Seni Keterampilan Anak.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Purwaningsih & Karlina. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sacharin. R. M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi I. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Whaley’s dan Wong. 2001. Psikologi Pekembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
rosdakarya.
Wong, D. L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta : EGC.
DAFTAR LAMPIRAN
1. Berita acara
2. Daftar hadir
3. Materi
4. Dokumentasi
5. DDST
Lampiran 4. Dokumentasi