Disusun oleh :
Nama: Dandika Dwirizky
NIM: P17335122006
Nama: Sakinah Nurnadya Hippy
NIM: P17335122032
Nama: Sabrina Fadillah
NIM:P17335122031
Nama: Karina Safitri
NIM: P17335122018
Nama: Sri Wahyuni Puspitadewi
NIM: P17335122037
Nama: Nasywa Aulia
NIM: P17335122024
JURUSAN FARMASI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat membuat makalah Anatomi
Fisiologi Manusia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu apt. Widyasti, M.Si selaku Dosen Anatomi Fisiologi Manusia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
membantu bagi kemajuan serta perkembangan. Kami ucapkan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah membantu, semoga Allah Swt. membalas semua kebaikan kalian.
Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
i. Tempat dan Waktu Praktikum 1
ii. Prinsip Praktikum 1
iii. Latar Belakang 1
BAB II Landasan Teori 3
i. GDP 3
ii. Glukosa 2 jam PP 3
iii. Glukosa Sewaktu 4
iv. HBA1c 4
v. Tipe-tipe diabetes 4
vi. Hipoglikemi6
vii. Hiperglikemi 7
BAB III Pembahasan 5
BAB IV Penutup 4
i. Kesimpulan 5
ii. Saran 2
Daftar Pustaka 4
BAB I
PENDAHULUAN
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino yang
dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas.Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan
pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai
kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah.Secara fisiologis, regulasi
glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormon glukagon yang disekresikan
oleh sel alfa kelenjar pankreas.
Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan
sejenis reseptor (insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel
tersebut. Ikatan antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang
berguna bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa di dalam sel otot dan lemak,
meskipun mekanisme kerja yang sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan,
transduksi sinyal berperan dalam meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose
transporter-4) dan selanjutnya juga pada mendorong penempatannya pada membran
sel. Proses sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah yang bekerja memasukkan glukosa
dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya mengalami metabolism. Untuk mendapatkan
proses metabolisme glukosa normal, selain diperlukan mekanisme serta dinamika
sekresi yang normal, dibutuhkan pula aksi insulin yang berlangsung normal.
Rendahnya sensitivitas atau tingginya resistensi jaringan tubuh terhadap insulin
merupakan salah satu faktor etiologi terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2.
Gangguan metabolisme glukosa yang terjadi, diawali oleh kelainan pada
dinamika sekresi insulin berupa gangguan pada fase 1 sekresi insulin yang tidak
sesuai kebutuhan (inadekuat). Defisiensi insulin ini secara langsung menimbulkan
dampak buruk terhadap homeostasis glukosa darah. Yang pertama terjadi adalah
hiperglikemia akut pascaprandial (HAP) yakni peningkatan kadar glukosa darah
segera (10-30 menit) setelah beban glukosa (makan atau minum).
BAB II
LANDASAN TEORI
v. Tipe-tipe diabetes
Diabetes mellitus atau yang dikenal dengan kencing manis/penyakit gula merupakan
penyakit dimana kadar gula dalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin sehingga gula didalam darah tidak dapat di
metabolisme.
Berikut adalah ulasan masing-masing klasifikasi diabetes melitus:
a. Diabetes tipe I
Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang terjadi ketika tubuh
kurang atau sama sekali tidak dapat menghasilkan hormon insulin. Padahal,
insulin dibutuhkan untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Kondisi ini lebih
jarang terjadi dibandingkan DM tipe 2. Umumnya, diabetes tipe 1 terjadi dan
ditemukan pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda, meski bisa terjadi pada
usia berapa pun.
Diabetes tipe 1 kemungkinan besar disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh
yang seharusnya melawan patogen (bibit penyakit) malah keliru sehingga
menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas (autoimun). Kekeliruan sistem
imun pada tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor genetik dan paparan virus di
lingkungan. Oleh karena itu, orang yang memiliki riwayat keluarga dengan jenis
diabetes ini berisiko tinggi terkena penyakit ini.
Sering kali penderita DM tipe 1 memerlukan terapi insulin seumur hidup
untuk mengendalikan gula darahnya.
b. Diabetes tipe II
Jenis diabetes ini lebih umum terjadi dibandingkan tipe 1. Mengutip dalam
laman CDC, diperkirakan sekitar 95 persen kasus kencing manis adalah diabetes
tipe 2. Secara umum, jenis diabetes ini dapat menyerang siapa saja pada semua
kalangan usia. Namun, diabetes tipe 2 biasanya lebih mungkin terjadi pada orang
dewasa dan lansia karena faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang gerak
dan kelebihan berat badan.
Gaya hidup tak sehat menyebabkan sel-sel tubuh kebal atau kurang sensitif
merespons hormon insulin. Kondisi ini disebut juga dengan resistensi insulin.
Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat memproses glukosa dalam darah menjadi
energi dan glukosa pun akhirnya menumpuk di dalam darah.
Untuk mengatasi gejala diabetes tipe 2, pasien perlu menjalani polah hidup
diabetes yang lebih sehat, seperti mengatur pola makan dan memperbanyak
aktivitas fisik. Dokter juga mungkin akan memberikan obat diabetes untuk
menurunkan gula darah yang tinggi dalam perawatan DM tipe 2. Tidak seperti
DM tipe 1 yang memerlukan tambahan insulin, pengobatan melalui terapi insulin
tidak umum dilakukan untuk mengendalikan gula darah pada DM tipe 2.
c. Diabetes tipe 3
Diabetes tipe 3 adalah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya suplai insulin
ke dalam otak. Minimnya kadar insulin dalam otak dapat menurunkan kerja dan
regenerasi sel otak sehingga memicu terjadinya penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer sendiri termasuk ke dalam penyakit neurodegeneratif atau
penurunan fungsi otak yang terjadi secara perlahan akibat berkurangnya jumlah
sel-sel otak yang sehat. Kerusakan sel otak tersebut ditandai dengan penurunan
kemampuan berpikir dan mengingat.
Penyakit Alzheimer pada penderita diabetes kemungkinan disebabkan oleh
resistensi hormon insulin dan tingginya kadar gula dalam darah sehingga
menyebabkan kerusakan dalam tubuh, termasuk kerusakan dan kematian sel-sel
otak. Kematian sel-sel otak tersebut disebabkan otak tidak memperoleh glukosa
yang cukup. Padahal otak adalah organ vital tubuh yang paling banyak
memerlukan gula darah (glukosa). Sementara itu, otak sangat bergantung pada
hormon insulin untuk dapat menyerap glukosa.
Saat otak tidak memiliki cukup insulin, asupan glukosa ke otak akan
berkurang. Akibatnya distribusi glukosa menuju otak tidak merata dan sel otak
yang tidak mendapatkan glukosa akan mengalami kematian dan memicu
munculnya Alzheimer.
d. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang terjadi pada ibu hamil. Tipe
diabetes ini terjadi selama kehamilan bisa menyerang ibu hamil, walau tidak
memiliki riwayat diabetes. Menurut American Pregnancy Association, klasifikasi
diabetes ini muncul karena plasenta ibu hamil akan terus menghasilkan sebuah
hormon khusus.
Sebagian besar wanita tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami diabetes
jenis ini karena seringnya diabetes gestasional tidak memunculkan gejala dan
tanda yang spesifik. Agar tidak menimbulkan komplikasi, ibu hamil yang
mengalami tipe diabetes melitus ini perlu mengecek kesehatan dan kehamilannya
pada dokter secara rutin. Selain itu, gaya hidup juga perlu diubah jadi lebih sehat.
vi. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa alias kadar gula darah
berada di bawah angka normal. Pada kondisi yang parah, kadar gula bisa sangat
rendah sehingga berisiko memicu komplikasi berbahaya. Secara umum, seseorang
bisa dikatakan mengalami kondisi ini jika kadar gula darah berada di bawah 60
mg/dL. Kondisi ini rentan terjadi pada orang yang mengidap
penyakit diabetes. Umumnya, hipoglikemia berkaitan dengan penggunaan obat dari
golongan sulfonilurea (glibenclamide, gliklazida, glimepiride, glipizide, dan
tolbutamide) atau insulin. Penting untuk memberi pertolongan pertama jika pengidap
diabetes mengalami penurunan kadar gula drastis.
a. Gejala Ringan
Jika kadar gula darah terlalu rendah maka tubuh, termasuk otak, tidak akan
bisa berfungsi dengan baik. Gejala gula darah biasanya tidak spesifik dan
pasien mungkin merasa tidak nyaman dan bisa mengalamihal-hal berikut ini:
1) Lelah
2) Pusing
3) Pucat
4) Bibir kesemutan
5) Gemetar
6) Berkeringat
7) Merasa lapar
8) Jantung berdebar-debar
9) Sulit berkonsentrasi
10) Mudah marah
b. Gejala Berat
Gula darah yang turun secara drastis sebaiknya dihindari pada semua
pasien/penderita diabetes, terutama anak-anak dan orang tua, dengan obat
antidiabetes. Jika tidak diobati dapat memperburuk kondisi pasien. Penderita
hipoglikemia yang kondisinya makin memburuk akan mengalami gejala-
gejala seperti:
1) Mengantuk
2) Gangguan penglihatan
3) Seperti kebingungan
4) Gerakan menjadi canggung, bahkan berperilaku seperti orang mabuk
5) Kejang
6) Hilang kesadaran
vii. Hiperglikemi
Hiperglikemia: (Kadar glukosa darah sangat tinggi > 300 mg/dl) Keadaan
Hiperglikemia dapat menyebabkan gangguan penurunan kesadaran (Ketoasidosis),
mengalami Infeksi yang berulang dan Penurunan Berat Badan.
Gejala Hiperglikemia:
1. Mulut dan kulit terasa kering
2. Sering merasa kehausan
3. Pusing
4. Penglihatan menjadi buram/kabur
5. Buang air kecil meningkat
6. Nafas terengah-engah dan bau nafas tak sedap
BAB III
PEMBAHASAN
i. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pemeriksaan glukosa darah puasa adalah untuk mengetahui
kondisi terendah dari tubuh kita dengan kadar glukosa normalnya 70-100 ml\dl. Tujuan
pemeriksaan glukosa 2 jam PP adalah untuk mengetahui tubuh memproduksi insulin
dengan <140 mg\dl, sedangkan kadar normal <200 mg\dl di dalam glukosa sewaktu dan
untuk HBA1 mengetahui banyaknya glukosa yang tersimpan dihemoglobin selama 3
bulan kebelakang dengan kadar <5,7%.
Untuk pengamatan yang kami telah lakukan yaitu glukosa 2 jam PP oleh salah
satu teman kelompok yang bernama Karina Safitri, data yang didapatkan kadar
glukosanya 150 mg\dl, dapat disimpulkan Karina Safitri prediabes yaitu kondisi saat
kadar gula darah di dalam tubuh seseorang lebih dan normal, tetapi tidak cukup tinggi
untuk dikategorikan sebagai diabetes mellitus tipe 2.
Tipe diabetes ada empat yaitu tipe 1 yang menyebabkan karena tubuh tidak
menghasilkan cukup insulin, tipe 2 yang disebabkan karena pola hidup yang kurang sehat,
tipe 3 karena kurangnya supply insulin ke otak, dan tipe ke 4 yang biasa dialami oleh ibu
hamil.
Gangguan yang akan dialami ketika kadar gula darah berada di bawah kadar normal
akan mengalami, antara hipoglikemi dengan hiperglikemia yang paling bahaya adalah
hipoglikemia, karena dapat menyebabkan otak tidak mampu berfungsi dan menyebabkan
kematian.
ii. Saran
Pada pemeriksaan kadar glukosa darah dapat diukur pada beberapa kondisi
tubuh, seperti saat puasa, 2 jam setelah makan, glukosa sewaktu, masing-masing
memiliki tujuan pemeriksaan dan nilai normal yang berbeda. Pemeriksaan lain untuk
mendeteksi adanya kelainan metabolisme glukosa adalah dengan memeriksa kadar
HBA1c. Agar pengecekan kadar glukosa lebih akurat bisa memeriksa lebih lanjut ke
laboratorium.
Untuk menjaga kadar glukosa darah pada rentang beresiko diabetes perlu
dilakukan mulai menjaga pola makan, mengurangi konsumsi makanan yang memicu
naiknya kadar gula darah dalam tubuh dan rajin berolahraga.
Daftar Pustaka
Anonim. 2017. Apakah Itu Hipoglikemia dan Bagaimana Hal Itu dapat Dicegah dan
Dikelola. Diakses pada 27 Oktober 2022 melalui:
http://p2ptm.kemkes.go.id/post/apakah-itu-hipoglikemia-dan-bagaimana-hal-itu-
dapat-dicegah-dan-dikelola
Anonim. 2019. Apa itu Hiperglikemia dan apa saja gejalanya. Diakses pada 27 Oktober 2022
melalui: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/apa-
itu-hiperglikemia-dan-apa-saja-gejalanya