Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SISTEM ENDOKRIN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PANKREATITIS


Disusun Guna Memenuhi Tugas Sistem Endokrin

Disusun Oleh:

M. Supiyandi 225139031

Septiyana Indah P 225139028

PROGRAM SI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA


2023

1
A. KONSEP DASAR PENYAKIT PANKREATITIS

1.1 Anatomi Fisiologi Pankreas

a. Anatomi
Terletak pada kuadran bagian kiri atas di antara kurvatura duodenum dan limpa dan
panjangnya mencapai 15 cm.

b. Fisiologi
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin (pencernaan) sekaligus kelenjar endokrin.
1. Fungsi endokrin
 Sel pankreas yang memproduksi hormon disebut sel pulau Langerhans, yang terdiri dari sel
alfa yang memproduksi glukagon dan sel beta yang memproduksi insulin.
 Glukagon. Efek glukagon secara keseluruhan adalah meningkatkan kadar glukosa darah dan
membuat semua jenis makanan dapat digunakan untuk proses energi. Glukagon merangsang
hati untuk mengubah glikogen menurunkan glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan
penggunaan lemak dan asam amino untuk produksi energi. Proses glukoneogenesis
merupakan pengubahan kelebihan asam amino menjadi karbohidrat sederhana yang dapat
memasuki reaksi pada respirasi sel.Sekresi glukagon dirangsang oleh hipoglikemia. Hal ini
dapat terjadi pada keadaaan lapar atau selama stres fisiologis, misalnya olahraga.
 Insulin. Efek insulin adalah menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
penggunaan glukosa untuk produksi energi. Insulin meningkatkan transport glukosa dari

2
darah ke sel dengan meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap glukosa (namun otak,
hati, dan sel-sel ginjal tidak bergantung pada insulin untuk asupan glukosa). Di dalam sel,
glukosa digunakan digunakan pada respirasi sel untuk menghasilkan energi. Hati dan otot
rangka mengubah glukosa menjadi glikogen (glikogenesis) yang disimpan untuk digunakan
di lain waktu. Insulin juga memungkinkan sel-sel untuk mengambil asam lemak dan asam
amino untuk digunakan dalam sintesis lemak dan protein (bukan untuk produksi energi).
2. Fungsi eksokrin
Kelenjar eksokrin pada paankreas disebut acini, yang menghasilkan enzim yang
terlibat pada proses pencernaan ketiga jenis molekul kompleks makanan. Enzim
pankreatik amilase akan mencerna zat pati menjadi maltosa. Kita bisa menyebutnya enzim
“cadangan” untuk amilase saliva. Lipase akan mengubah lemak yang teremulsi menjadi asam
lemak dan gliserol. Pengemulsifan atau pemisahan lemak pada garam empedu akan
meningkatkan luas permukaan sehingga enzim lipase akan dapat bekerja secara efektif.
Tripsinogen adalah suatu enzim yang tidak aktif, yang akan menjadi tripsin aktif di dalam
duodenum. Tripsin akan mencerna polipeptida menjadi asam-asam amino rantai pendek.
Cairan enzim pankreatik dibawa oleh saluran-saluran kecil yang kemudian bersatu
membentuk saluran yang lebih besar, dan akhirnya masuk ke dalam duktus
pankreatikus mayor. Duktus tambahan juga bisa muncul. Duktus pankreatikus mayor bisa
muncul dari sisi medial pankreas dan bergabung dengan duktus koledokus komunis untuk
kemudian menuju ke duodenum. Pankreas juga memproduksi cairan bikarbonat yang
bersifat basa.
1.2 PENGERTIAN

Pankreatitis adalah inflamasi yang mengenai pankreas yang bersifat serius dengan
intensitas yang ringan sampai berat dan berakibat fatal.Pankreatitis juga didefinisikan
sebagai peradangan pada pankreas yang menggangu fungsi eksokrin dalam
membantu menjalankan metabilisme dalam tubuh.
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim
pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.
(Doengoes, 2000; 558)
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan

3
sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak
bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Smeltzer, Suzanne C., 2001; 1338)

1.3 EPIDEMIOLOGI

Usia umumnya manusia mengalami perubahan fisologi secara drastic menurun


dengan cepat selah usia 40 tahun. Pancreatitis sering muncul pada pasien yang pecandu
alcohol yang berumus dari yang berumur 40 tahun. Tetapi dapat muncul jua pada usia
muda sebagai pencandu berat alcohol.Pada orang dengan pendapatan tinggi dan rentan
stress. Cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum-minuman yang banyak
mengandung alcohol sebagai pelarian untuk mengurangi stress psykologinya, oleh karena
itu penyakit ini banyak dialami oleh anak pejabat, kontraktor, pekerja biasa dengan gaji
lembur yang tinggi dan rendah nilai agamanya.

1.4 ETIOLOGI

 Konsumsi alcohol cukup lama


Konsumsi alcohol akanmengakibatkan suasana lebih alkalis pada enzim-enzim
pankreas. Suasana itu akan berakibat timbulnya kerusakan pada pancreas.
 Infeksi bakteri
Walaupun jarang bakteri juga dapat mencapai pankreas untuk merusak organ
pankreas. Kerusakan ini akan berdampak pada peningkatan enzim pankreas yang
justru dapat merusak pankreas.
 Infeksi virus
Virus yang sering menimbulkan kerusakan pada pankreas adalah virus parotitis

1.5 PATOFISIOLOGI

Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang berisiko


mengakibatkan edema pada pankreas (terutama daerah ampula vater). Dengan demikian
didalam pankreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan peradangan
pada pankreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi oleh mikroorganisme maka akan
berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang hipotalamus untuk
meningkatkan ambang suhu tubuh (unsure panas).

4
Adanya refluk enzim agar meningkatkan volume enzim dan distensi pada pankreas
yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan
punggung.Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang
menjalar sampai punggung. Distensi pada pankreas yang melampaui beban akan
berdampak pada penekanaan dinding duktus dan pankreas serta pembuluh darah pankreas.
Pembuluh darah dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar
dan menumpuk pada pankreas atau ke jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis
pinggang dan umbilicus. Kerusakan yang terjadi pada pankreas secara sistemik dapat
meningkatkan respon asam lambung sebagai salah satu pertahanan untuk mengurangi
tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk
meningkatkan ritmik kontraksi yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah. Mual
akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak pada
peningkatan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi
cairan dalam tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan
volume darah inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.

1.6 MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri perut hebat, melintang dan tembus sampai bagian punggung.


 Distensi abdomen
 Mual Muntah
 Kembung
 Terdapat memar (ekimosis) pada pinggang dan sekitar umbilicus (pada pancreatitis
hemoragik).
 Hipotensi
 Panas
 Agitasi
 Dispnea
 Hematemesis dan melena
 Takikardi
 Nyeri tekan pada epigastrium

5
1.7 KOMPLIKASI

 Nekrosis pankreas. Nekrosis pankreas terjadi karena adanya sekresi pankreas yang
mengalami refluk ke pankreas setelah dari empedu yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada pankreas.
 Syok dan kegagalan organ multiple. Syok dan kegagalan organ terjadi karena adanya
penurunan volume cairan yang dapat berakibat pada penurunan volume darah dan
vaskulerissai,sehingga organ dapat mengalami kegagalan fungsi akibat penurunan
perfusi.
 Gagal ginjal

1.8 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN HASIL

Diagnosis pancreatitis dapat ditegakkan melalui riwayat nyeri abdomen di daerah


epigatrik, pemeriksaan fisik serta faktor-faktor resiko yang tergali (contohnya trauma
abdomen,konsumsi obat-obatan seperti yang tertera diatas).
Data-data lain yang dapat menunjang antara lain:
 Kadar amylase dan lipase serum. Kadar amylase serum akan naik cepat dalam
waktu 24 jam dan akan menurun dengan cepat pada waktu 48 jam-72 jam.
Sedangkan lipase serum akan meningkat dalam 48 jam dan akan tetap tinggi
dalam waktu 5-7 hari.
 Hiperglikemia dan glukosuria yang bersifat sementara. Terjadinya pancreatitis
dapat mempengaruhi fungsi dari pulau-pulau Langerhans yang merupakan
produksi insulin.
 Kenaikan kadar bilirubin. Kenaikan ini terjadi karena pada pancreatitis akut dapat
terjadi refluk pada getah empedu.
 Kenaikan kadar fibrinogen. Kenaikan ini sebagai dampak kerusakan dari
pankreas.
 Pada ambilan cairan peritoneum banyak mengandung sekresi pankreas. Plasma
pankreas dapat mengalir ke rongga abdomen disertai dengan hasil sekresi pada
pankreas.

6
 Feses penderita yang berwarna pucat dan berbau sangat busuk. Ini terjadi karena
kandungan lemak yang tinggi pada feses.
 Pada USG terlihat peningkatan diameter pankreas karena mengalami edema.

1.9 PENATALAKSANAAN

 Pengobatan yang bersifat simptomatik seperti pemberian analgetik contohnya meperidin


untuk mengurangi nyeri penderita, memberi obat antiemetic untuk mengurangi mual
dan muntah.
 Semua asupan oral harus dihentikan karena dapat mempengaruhi sekresi pada gaster
dan pankreas dimana sekresi itu akan naik apabila ada bahan makanan yang masuk.
 Pemberian makanan melalui Total pareteral nutrision (TPN).
 Pemasangan NGT disertai dengan pengisapan. Tindakan ini bertujuan untuk
mengurangi volume sekresi yang ada pada gaster, juga untuk mengurangi mual dan
muntah.
 Pemberian preparat yang dapat mengurangi sekresi gaster seperti simetidin.
 Pemberian cairan parenteral untuk mengatasi defist cairan dalam tubuh.
 Pemberian insulin(bila terdapat hiperglikemia yang berat).
 Drainase billier. Tindakan pemasangan drainase pada pankreas mempunyai tujuan
mengurangi timbunan sekresi pada pankreas dan akan melancarkan aliran pada
pankreas.

1.10 PENGOBATAN
Pengobatan awal utama pada pankreatits akut adalah obat-obatan,sedangakan
pembedahan hanya dilakukan bila terjadi obstruksi atau komplikasi khusus seperti
pseudokista pankreas.
Sasaran pengobatan adalah:
 Mengatasi nyeri
 Mengurangi sekresi pankreas
 Mencegah atau mengobati syok
 Memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Mengobati infeksi sekunder.

7
B. ASUHANKEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PANKREATITIS

2.1 Pengakajian keperawatan

a. Anamnesa
1) Nama : Ny. A
2) Jenis kelamin : Perempuan
3) Umur : 45 Tahun
4) Pendidikan : S1
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi secara drastis menurun dengan
cepat setelah usia 40 tahun. Pankreatitis sering muncul pada pasien yang pecandu
alkohol yang berumur lebih dari 40 tahun. Tetapi dapat pula muncul pada usia
muda sebagai pecandu berat alkohol.
5) Pendidikan dan pekerjaan
Pada orang dengan pendapatan tinggi dan rentan stress. cenderung untuk
mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum minuman yang banyak
6) Keluhan utama
Pasien mengatakan ada nyeri perut kurang lebih 1 minggu, ada sesak, tidak nafsu
makan, mual, muntah, lemas, tidak bisa beraktivitas banyak
7) Riwayat penyakit
Klien mengatakan mengalami nyeri perut kurang lebih dari seminggu yang lalu,
nyeri semakin hebat disaat pasien melakukan aktivitas, gampang lelah , mual,
muntah, tidak nafsu makan
8) Pengkajian pola kebutuhan:
a. Kebutuhan nutrisi
Pasien tidak nafsu makan, sekali makan hanya habis ¾ porsi, karena masih
mengalami mual

8
b. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Pasien dengan pankreatitis akut mengalami gangguan rasa nyeri panas pada
abdomen dengan tingkat (skala nyeri rata-rata di atas 6 ) yang rata-rata hebat.
Pada ekspresi pasien terlihat menahan nyeri hebat pada abdomen, kadang ada
yang sampai berteriak kesakitan. Rasa aman yang mungkin tidak terpenuhi
mungkin aman dari rasa sakit yang mengganggu kehidupannya. Untuk lebih
lengkapnya perlu pengkajian nyeri dengan unsur P (palliative), Q (quality), R
(region), S (scale), T (time) dan memakai alat bantu skala nyeri yang ditulis
dalam kertas lengkap dengan penjelasan nyeri skala 0 sampai 10.

b. Pemeriksaan fisik
 B1:
Inspeksi frekuensi : tachipneu
Tidak ada retraksi dada
Nafas spontan dengan oksigen 3 lpm
Tidak ada suara nafas tambahan
 B2:
 Pada TTV
Tensi : 125/95 mmhg
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 38,5 ° C
Rr : 28 x/ menit
Spo2 : 99 % dengan nasal canul 3 lpm
 B3: adanya nyeri pada abdomen, pada punggung dan nyeri tekan pada
epigastrium.
 B5: adanya mual muntah, anoreksia,dehidrasi karena penurunan intake cairan
 Inspeksi: adanya mual muntah, anoreksia
 Auskultasi : bising usus dan gaster mungkin meningkat sebagai respon
mekanik terhadap peradangan pankreas.
 Perkusi: bunyi usus masih normal ( tympani)
 Palpasi:Nyeri tekan pada epigastrik.

9
 B6: penurunan kekuatan musculoskeletal, kelemahan, turgor kulit menurun
karena dehidarasi.

2.2 Analisa Data

Tanggal Analisa Data Permasalahan


20/3/2023 Ds : Gangguan rasa nyaman nyeri
 Klien mengatakan ada nyeri perut kurang berhubungan dengan gejala
lebih 1 minggu penyakit
Do :
 Klien tampak merintih kesakitan
 Klien tampak memegang bagian perut
 Skala nyeri : 5
20/3/2023 Ds : Hipertermia berhubungan
 Klien mengatakan ada demam dengan dehidrasi dan proses
 Klien mengatakan keluar keringat dingin penyakit
Do :
 Klien tampak menggigil
 Klien tampak kelura keringat dingin
 Tubuh klien terasa hangat
 Suhu : 38,5 °C
20/3/2023 Ds : Ketidakseimbangan cairan
 Klien mengatakan lemas dan elektrolit berhubungan
 Klien mengatakan bibir terasa kering dengan peradangan pankreas
 Klien mengatakan sedikit minum dan

10
BAK sedikit
Do :
 Klien tampak lemas
 Klien terlihat pucat
 Klien terlihat matanya cekung
 Turgor kulit pasien sedang
 CRT > 2 detik
 Kulit terlihat kering
20/3/2023 Ds : Pola nafas tidak efektif
 Klien mengatakan ada sesak karena nyeri berhubungan dengan efek
perut agen farmakologis
Do :
 Klien tampak sesak
 Klien terpasang oksigen 3 lpm
Respirasi rate : 28 x/menit
20/3/2023 Ds : Resiko deficit Nutrisi
 Klien mengatakan tidak nafsu makan berhubungan dengan
 Klien mengatakan jika mau makan terasa ketidakmampuan menelan,
mual dan muntah ketidakmampuan mencerna
 Klien mengatakan berat badan turun 3 kg makanan dan faktor
selama seminggu psikologis
Do :
 Klien terlihat lemas
 Klien terlihat tidak menyentuh makanan
yang disediakan
 Porsi makan masih utuh
 Mukosa bibir kering
 Klien terlihat mual dan muntah

2.3 Diagnosa keperawatan

11
a) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gejala penyakit
b) Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi dan proses penyakit
c) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peradangan pancreas
d) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan efek agen farmakologis
e) Resiko deficit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan, ketidakmampuan
mencerna makanan dan faktor psikologis

2.3 Perencanaan Keperawatan

a) Diagnosa I : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gejala penyakit

12
13
b) Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi dan proses penyakit

14
15
c) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peradangan pancreas

16
17
18
d) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan efek agen farmakologis

19
20
e) Resiko deficit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan, ketidakmampuan
mencerna makanan dan faktor psikologis

21
22
2.4 Implementasi keperawatan

Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi


keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat.
2.5 Evaluasi keperawatan
Dilakukan penilaian setelah 3x24 jam dalam pemberian asuhan keperawatan yang
dilakukan sesuai rencana keperawatan yang sudah ditentukan. Jika masih ada masalah
keperawatan yang masih dirasakan pasien maka intervensi dilanjutkan atau memodifikasi
Kembali intervensi yang sudah di rencanakan. Jika masalah keperawatan sudah tidak ada
maka pertahankan kondisi pasien

23
DAFTAR PUSTAKA
- Doengoes, Marilynn, dkk. Rencana Asuhan Keperawtan. Edisi.3. 2000. EGC : Jakarta
- Doughty, D. D & Jackson D. B.. Gastrointestinal Disorders. 1993. St Louis: Mosby
Clinical Series.
- NANDA. 2009-2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2011.EGC:
Jakarta
- PPNI (2016 ). Standar Diagnosis Keperawatan indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
- PPNI (2018 ). Standar Luaran Keperawatan indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
- PPNI (2018 ). Standar Intervensi Keperawatan indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
- Riyadi, Sujoyo Sakarmin. Askep pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan
Endokrin pada Pankreas. 2008. Graha Ilmu : Jogjakarta
- Sylvia A.Price,Lorraine M,wilson.Patofisiologi. 2005.EGC: Jakarta.
- Smeltzer, S. C & Bare, B. G.. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8, Vol.2.
2001. EGC: Jakarta
- Taylor, Cynthia. M.. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Ed.10. 2010.
EGC: Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai