Anda di halaman 1dari 15

ESSAY

GANGGUAN KELENJAR PANKREAS


BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME

Disusun oleh :
I Komang Dedi Ariawan (020.06.0031)
Kelas: A

Tutor : dr. Mamang Bagiansah, Sp.PD SIM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2021

i
Latar belakang
Pankreas memiliki struktur yang sangat mirip dengan kelenjar ludah dan terletak di
belakang bagian bawah lambung. Panjang pankreas berkisar 15 cm, mulai dari duodenum
sampai limpa, terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Penyakit yang terjadi
pada pankreas meliputi pankreatitis dan kanker pankreas. Pankreatitis adalah peradangan
pada pankreas dengan gejala rasa sakit di perut bagian atas, mual dan muntah. Pankreatitis
diklasifikasikan menjadi dua yaitu pankreatitis kronis dan pankreatitis akut. Kanker pankreas
adalah neoplasma yang terjadi pada kelenjar pankreas(2)(3)(4) . Di Amerika Serikat kejadian
tahunan pankreatitis kronis berkisar 5- 12 / 100.000 orang, pankreatitis akut berkisar 13-45 /
100.000 orang, dan tingkat kejadian kanker pankreas adalah sekitar 8 / 100.000 orang(5) . Di
Eropa Barat kejadian tahunan pankreatitis kronis sekitar lima kasus baru per 100.000
penduduk. Rasio laki-laki: wanita 7:1 dan usia rata-rata onset adalah antara 36 tahun dan 55
tahun. Di Asia insiden pankreatitis kronis diperkirakan 14,4 per 100.000 penduduk, dan
hanya 18,8 % disebabkan oleh alkohol, dengan perbandingan laki–laki dan perempuan 1,9:1
dimana usia rata rata 33± 13 tahun.

pembahasan
ii
Anatomi Pankreas

Pancreas berasal dari Bahasa yunani, yaitu asal kata pan yang artinya semua dan creas
artinya seperti daging. Pancreas adalah sebuah organ glanduler di rongga abdomen yang
memiliki fungsi pencernaan(eksokrin) dan hormonal(endokrin). Pancreas juga merupakan
suatu organ retroperitoneal yang terletak di rongga atas abdomen yaitu antara epigastric dan
hipokondriaka kiri. Adapun struktur anatominya terdiri dari kepala(caput), leher(collum),
badan(corpus) dan ekor(cauda).
Pankreas terletak di retroperitoneal, terdiri atas cauda di bagian ujung, corpus dan
caput. Panjangnya sekitar 25 cm, lebarnya 5 cm, dan tebalnya 1 sampai 2 cm, serta beratnya
sekitar 150 g. vaskularisasi dari pancreas yaitu Arteri pancreatikaduodenalis superior
inferior. Kapsula jaringan ikatnya tipis dan membentuk septa, yang membagi kelenjar
menjadi lobulus. Pembuluh darah dan saraf yang memasok pankreas, berjalan bersama sistem
duktus di dalam kompartemen jaringan ikat. Pankreas menghasilkan secret eksokrin dan
endokrin. Komponen endokrin pankreas yang disebut pulau Langerhans tersebar di antara
asinus sekretoris sehingga pancreas disebut sebagai kelenjar ganda.

iii
Bagian - bagian pankreas :
1) Caput Pancreatis
Berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum.Sebagian
caput meluas di kiri dibelakang arteri dan vena mesenterica superior serta dinamakan
Processus Uncinatus. pancreatis.
2) Collum Pancreatis
Merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan
corpusCollum pancreatis terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan tempat
dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
3) Corpus Pancreatis
Berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang sedikit
berbentuk segitiga.
4) Cauda Pancreatis
Berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan
dengan hilum lienale.

Di antara sel-sel eksorin di seluruh pancreas tersebar kelompok-kelompok atau


"pulau", sel endokrin yang dikenal sebagai pulau Langerhans. Pulau Langerhans membentuk
1-2% total masa pankreas. Sel endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel β (beta), tempat
sintesis dan sekresi insulin serta merupakan 60% massa total pulau. Produksi insulin dimulai
dengan sistesis rantai polipeptida tunggal yang disebut preproinsulin, pada RER sel β. Dalam
sisterna RER, produk awal ini diubah menjadi proinsulin, lewat pemotongan fragmen
polipeptida secara enzimatik. Di dalam jalinan trans Golgi, proinsulin dikemas dalam vesikel
bersalut klatrin, yang kemudian kehilangan selubung klatrinnya saat menuju plasmalema.
Selanjutnya, sebuah segmen di dekat pusat molekul proinsulin dibuang dengan cara eksisi
untuk membentuk insulin, yang tersusun oleh dua rantai polipeptida pendek yang saling
dihubungkan oleh ikatan disulfida. Insulin dilepaskan ke dalam ruang antar sel sebagai
respons atas meningkatnya kadar gula darah, yang terjadi setelah konsumsi makanan kaya
karbohidrat.

iv
pankreas yang sehat menghasilkan bahan kimia dalam jumlah yang tepat dan pada waktu
yang tepat untuk mencerna makanan yang kamu konsumsi. Berikut dua fungsi utama
pankreas

1. Fungsi Eksokrin

Pankreas mengandung kelenjar eksokrin yang menghasilkan enzim penting untuk


pencernaan. Enzim ini termasuk tripsin dan kimotripsin untuk mencerna protein, amilase
untuk pencernaan karbohidrat dan lipase untuk memecah lemak. Berikut fungsi-fungsi enzim
tersebut:

 Lipase. Enzim ini bekerja sama dengan cairan empedu yang diproduksi oleh hati
untuk memecah lemak dalam makanan. Ketika tubuh tidak memiliki cukup lipase,
tubuh akan kesulitan menyerap lemak dan vitamin penting yang larut dalam lemak,
seperti vitamin A, D, E, dan K.
 Protease. Enzim ini memecah protein dalam makanan dan membantu melindungi
pencernaan dari kuman yang mungkin hidup di usus. Protein yang tidak tercerna
dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. 
 Amilase. Enzim ini membantu memecah pati menjadi gula yang dapat digunakan
tubuh untuk energi. Jika tubuh tidak memiliki cukup amilase, kamu mungkin
mengalami diare akibat karbohidrat yang tidak tercerna.

Saat makanan masuk ke perut, cairan pankreas ini dilepaskan ke sistem saluran yang
berujung di saluran pankreas utama (duktus). Duktus pankreas bergabung dengan saluran
empedu umum untuk membentuk ampula Vater yang terletak di bagian pertama dari usus
kecil (duodenum). Cairan pankreas dan empedu yang dilepaskan ke duodenum kemudian
digunakan untuk membantu tubuh mencerna lemak, karbohidrat, dan protein.

2. Fungsi Endokrin

Komponen endokrin pankreas terdiri dari sel pulau kecil (pulau Langerhans) yang membuat
dan melepaskan hormon penting ke aliran darah. Dua hormon yang paling utama adalah
insulin dan glukagon. Insulin bertindak untuk menurunkan gula darah dan glukagon bertindak
untuk meningkatkan gula darah. Mempertahankan kadar gula darah yang tepat sangat penting
untuk fungsi organ utama termasuk otak, hati, dan ginjal. Berikut fungsi-fungsi hormon yang
dihasilkan oleh pankreas:
v
 Insulin. Hormon ini dibuat di dalam sel pankreas yang dikenal sebagai sel beta. Sel
beta membentuk sekitar 75 persen dari sel hormon pankreas. Tanpa insulin yang
cukup, kadar gula dalam darah dapat meningkat yang mungkin menjadi
pertanda penyakit diabetes.
 Glukagon. Sel alfa membentuk sekitar 20% sel di pankreas, salah satunya
menghasilkan glukagon. Jika gula darah terlalu rendah, glukagon membantu
meningkatkannya dengan mengirimkan pesan ke hati untuk melepaskan cadangan
gula yang tersimpan.
 Gastrin dan amylin. Gastrin dibuat di sel G di perut, tetapi beberapa juga dibuat di
pankreas. Hormon ini merangsang perut untuk membuat asam lambung. Sedangkan
amylin dibuat dalam sel beta dan berfungsi untuk membantu mengontrol nafsu makan
serta pengosongan perut.

Selain itu pancreas juga dapat mengalami gangguan, adapuan gangguan-gangguan


pancreas yaitu: gangguang Congenital(agenesis,annular dan hypoplasia), infeksi terdiri dari
pankreatitis(akutdankronik),neoplasm(adenomapancreas,carcinoma
pancreas,degenerasikistik), trauma(trauma tumpul maupun tajam).

Definisi Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan


kurangnya hormon insulin hormon insulin normal hanya reseptor insulin kurangnya sehingga
glukosa menumpuk di dalam darah kemudian menyebabkan kadar gula darah meningkat.
Hormon insulin dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pangkreas dan sangat
berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh. Diabetes melitus adalah penyakit yang
disebabkan oleh gagalnya penguraian zat gula didalam tubuh (darah) pada tubuh normal, zat
gula harus diurai menjadi glukosa dan glikogen oleh hormon insulin yang diproduksi sel beta
pankreas. Glukosa dan glikogen inilah yang kemudian oleh tubuh melalui proses
metabolisme atau pembakaran diubah menjadi energi. Diabetes melitus sangat tepat
didefinisikan sebagai serangkaian gangguan atau sindoma, di mana tubuh tidak mampu
mengatur secara tepat pengolahan, atau metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Ini
disebabkan oleh kekurangan baik maupun utlakinsulin hormon penting, yang dihasilkan dan
dilepas oleh sel-sel khusus/sesel beta yang terletak di pancreas. Diabetes Melitus adalah
suatau kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan

vi
kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Untuk dapat
memahami definisi itu lebih jelas , ada baiknya diterangkan terlebih dahulu apa yang terjadi
pada orang yang tidak menderita diabetes.

Etiologi dan Patofisiologi

a. Etiologi
Pada penderita diabetes mellitus pangaturan sistem kadar gula darar terganggu , insulin
tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar gula dalam darah bertambah tinggi. peningkatan
kadar glukosa darah akan menyumbat seluruh sistem energi dan tubuh berusaha kuat
mengeluarkannya melalui ginjal. Kelebihan gula dikeluarkan didalam air kemih ketika makan
makanan yang banyak kadar gulanya. Peningkatan kadar gula dalam darah sangat cepat pula
karena insulin tidak mencukupi jika ini terjadi maka terjadilah diabetes mellitus.. Insulin
berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah guna menjamin kecukupan gula yang
disediakan setiap saat bagi seluruh jaringan dan organ, sehingga proses-proses kehidupan
utama bisa berkesinambungan. Pelepasan insulin dihambat oleh adanya hormon – hormon
tertentu lainnya, terutama adrenalin dan nonadrenalin, yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
adrenal, yang juga dikenal sebagai katekolamin, dan somatostatin.
b. Patofisiologi
Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke
usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan di pecah menjadi bahan dasar dari makanan
itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam
lemak. Ketiga zat makan itu akan diserap oleh usus dan kemudian masuk ke dalam pembuluh
darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh
sebagai bahan bakar. Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus
masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makan terutama glukosa
dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses
ini disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat
penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan
oleh sel beta di pankreas. Pada DM type II jumlah insulin normal, malah mungkin lebih
banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang.
Reseptor insulin ini dapat di ibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada
keadaan tadi lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak,

vii
tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit,
sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah
meningkat (Suyono, 2004). Efek samping insulin adalah penambahan berat badan yang
mungkin diduga karena tiga penyebab : (Bogdan Mc Wright, MD. 2008) 1). Insulin diketahui
memiliki efek anabolik (pembentukan tubuh). 2). Ketika kontrol terdapat glisemia yang baik
mulai dicapai karena adanya terapi insulin, sedikit gula yang hilang didalam urin. 3).
Pengobatan insulin membuat orang merasa lebih baik.
Diagnosis dini penyakit DM sangat menentukan perkembangan penyakit DM pada
penderita. Seseorang yang menderita DM tetapi tidak terdiagnosis dengan cepatmempunyai
resiko yang lebih besar menderita komplikasi dan kesehatan yangmemburuk. Diagnosis DM
dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksan glukosa darah yang dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai macam pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan glukosa darah.
Kriteria diagnosis DM adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi
tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
b. Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 mg.
c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan klasik.
d. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5 % dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program(NGSP). Catatan
untuk diagnosis berdasarkan HbA1c, tidak semua laboratorium di Indonesia memenuhi
standar NGSP, sehingga harus hati-hati dalam membuat interpretasi.Kadar glukosa darah
yang tidak memenuhi kriteria normal dan tidak juga memenuhi kriteria diagnosis DM
dikategorikan sebagai kategori prediabetes. Kriteria prediabetes adalah glukosa Darah Puasa
Terganggu (GDPT), toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dan hasil pemeriksaan HbA1c yang
menunjukkan angka 5,7 – 6,4 % berdasarkan standar NGSP. Perbedaan antara prediabetes
dan diabetes adalah bagaimana tinggi kadar gula darah. Pradiabetes adalah ketika kadar gula
darah (glukosa) lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai
diabetes tipe 2. Prediabetes tidak harus menghasilkan diabetes jika perubahan gaya hidup
yang dijalani adalah gaya hidup sehat. Adapun beberapa pemeriksaan penunjang lainnya
yang nantinya dapat membantu atau menentukan apakah seseorang tersebut atau pasien
tersebut menderita DM atau tidak. Adapaun beberapa pemeriksaan penunjang lainnya yang
dapat digunakan atau dilakukan yakni diantaranya :
1 Tes Laboratorium DM
viii
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik, tes
pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
2 Tes saring
Tes-tes saring pada DM
a. GDP, GDS
b. Tes glukosa urine
c. Tes konvensional (metode reduksi/ benedict)
d. Tes carik celup (metode glucose oxidase/ hexodinase)
3 Tes diagnostic

Tes-tes diagnostik pada DM adalah GDP, GDS, GD2PP (Glukosa dara 2 jam
post prandial), Glukosa jam ke 2 TTGO.
4 Tes monitoring terapi
Tes-tes monitoring terapi DM adalah :
a. GDP plasma vena, darah kapiler
b. GD2PP : plasma vena
c. A1c darah vena, darah kapiler
5 Tes untuk mendeteksi komplikasi
Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah :
a. Mikroalbuminuria urine
b. Ureum, kreatinin, asam urat
c. Kolesterol total plasma vena (puasa)
d. Kolesterol LDL: plasma vena (puasa)
e. Kolesterol HDL: plasma vena (puasa)
f. Trigliserida: plasma vena (puasa)

Macam-macam tipe diabetes sebagai berikut


a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang terjadi ketika tubuh kurang atau sama
sekali tidak dapat menghasilkan hormon insulin. Padahal, insulin dibutuhkan untuk menjaga
ix
kadar gula darah tetap normal. Kondisi ini lebih jarang terjadi dibandingkan DM tipe 2.
Umumnya, diabetes tipe 1 terjadi dan ditemukan pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda,
meski bisa terjadi pada usia berapa pun. Diabetes tipe 1 kemungkinan besar disebabkan oleh
sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan patogen (bibit penyakit) malah keliru
sehingga menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas (autoimun). Kekeliruan sistem
imun pada tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor genetik dan paparan virus di lingkungan.
Oleh karena itu, orang yang memiliki riwayat keluarga dengan jenis diabetes ini berisiko
tinggi terkena penyakit ini. Sering kali penderita DM tipe 1 memerlukan terapi insulin
seumur hidup untuk mengendalikan gula darahnya. Tatalaksana diabetes militus tipe 1.
Insulin merupakan elemen utama kelangsungan hidup penderita DM tipe-1. Terapi insuin
pertama kali digunakan pada tahun 1922, berupa insulin regular, diberikan sebelum makan
dan ditambah sekali pada malam hari. Namun saat ini telah dikembangkan beberapa jenis
insulin yang memungkinkan pemberiaan insulin dalam berbagai macam regimen.

b. Diabetes Tipe 2

DM tipe-2 atau Insulin Non-dependent Diabetes Mellitus (NIDDM), penderita DM tipe ini
terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan
karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi
glukosa oleh hati.Oleh karena terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif
karena dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif
insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya glukosa
bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi
terhadap adanya glukosa. Onset DM tipe ini terjadi perlahan-lahan karena itu gejalanya
asimtomatik. Adanya resistensi yang terjadi perlahan-lahan akan mengakibatkan sensitivitas
reseptor akan glukosa berkurang. DM tipe ini sering terdiagnosis setelah terjadi
komplikasi.Jenis diabetes ini lebih umum terjadi dibandingkan tipe 1. Mengutip dalam laman
CDC, diperkirakan sekitar 95 persen kasus kencing manis adalah diabetes tipe 2. Secara
umum, jenis diabetes ini dapat menyerang siapa saja pada semua kalangan usia. Namun,
diabetes tipe 2 biasanya lebih mungkin terjadi pada orang dewasa dan lansia karena faktor
gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang gerak dan kelebihan berat badan. Gaya hidup tak
sehat menyebabkan sel-sel tubuh kebal atau kurang sensitif merespons hormon insulin.
Kondisi ini disebut juga dengan resistensi insulin. Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat

x
memproses glukosa dalam darah menjadi energi dan glukosa pun akhirnya menumpuk di
dalam darah. Untuk mengatasi gejala diabetes tipe 2, pasien perlu menjalani polah hidup
diabetes yang lebih sehat, seperti mengatur pola makan dan memperbanyak aktivitas fisik.
Dokter juga mungkin akan memberikan obat diabetes untuk menurunkan gula darah yang
tinggi dalam perawatan DM tipe 2. Tidak seperti DM tipe 1 yang memerlukan tambahan
insulin, pengobatan melalui terapi insulin tidak umum dilakukan untuk mengendalikan gula
darah pada DM tipe 2.

c. Diabetes Tipe 3

Diabetes tipe 3 adalah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya suplai insulin ke dalam otak.
Minimnya kadar insulin dalam otak dapat menurunkan kerja dan regenerasi sel otak sehingga
memicu terjadinya penyakit Alzheimer. Hubungan antara diabetes dan Alzheimer sebenarnya
merupakan hal yang kompleks. Alzheimer pada penderita diabetes kemungkinan disebabkan
oleh resistensi hormon insulin dan tingginya kadar gula dalam darah sehingga menyebabkan
kerusakan dalam tubuh—termasuk kerusakan dan kematian sel-sel otak. Kematian sel-sel
otak tersebut disebabkan otak tidak memperoleh glukosa yang cukup. Padahal otak adalah
organ vital tubuh yang paling banyak memerlukan gula darah (glukosa). Sementara, otak
sangat bergantung pada hormon insulin untuk dapat menyerap glukosa. Saat otak tidak
memiliki cukup insulin, asupan glukosa ke otak akan berkurang. Akibatnya distribusi glukosa
menuju otak tidak merata dan sel otak yang tidak mendapatkan glukosa akan mengalami
kematian dan memicu munculnya Alzheimer.

Tatalaksana Komplikasi DM
Tatalaksana komplikasi DM tergantung pada tempat terkenanya dan efeknya, apabila
retinopati maka terapi yang diberikan terfokus pada retina mata, terkena pada nefropati maka
berfokus pada ginjal dan begitu pula seterusnya. Disini saya akan membahas tatalaksana dari
pasien dengan komplikasi DM kronis golongan mikroangiopati :

A. Retinopati Diabetik

- Control glukosa darah

- Control tekanan darah

xi
- Ablasi kelenjar hipofisis melalui pembedahan atau radiasi

- Fotokoagulasi dengan sinar laser

- Virektomi untuk perdarahan vitreus atau ablasio retina

B. Nefropati Diabetik

Pada saat diagnose DM ditegakkan, kemungkinan adanya penurunan fungsi ginjal


juga harus diperiksa, demikian pula saat pasien sudah menjalani pengobatan rutin.
Pemantauan yang dianjurkan adalah pemeriksaan terhadap adanya mikroalbuminuria
serta penentuan kreatinin serum dan klirens kreatinin. Tatalaksana nefropati diabetic
tergantung pada tahapna tahapan apakah masih mikroalbuminuria, sudah terjadi
mikroalbuminuria atau makroalbuminuria, tetapi pada prinsipnya, pendekatan utama
tatalaksana nefropati diabetic adalah melalui 1) pengendalian gula darah (olahraga,
diet, obat anti diabetes0, 2)pengendalian tekanan darah (diet rendah garam,obat
antihipertensi), 3)perbaikan fungsi ginjal (diet rendah protein), 4)pengendalian factor
factor komorbiditas lain (pengendalian kadar lemak, mengurangi obesitas , dll)

C. Neuropati Diabetik

Pencegahan dan pengelolaan neuropati diabetic pada pasien DM, yang penting ialah
diagnosis diikuti pengendalian glukosa darah dan perawatan kaki sebaik baiknya.
Usaha mengatasi keluhan nyeri pada dasarnya bersifat simtomatis, dilakukan dengan
memberikan obat yang bekerja sesuai mekanisme yang mendasari keluhan nyeri
tersebut. Pendekatan nonfarmakologis termasuk edukasi yang sangat diperlukan,
mengingat perbaikan total sulit bisa dicapai.

Jenis-jenis insulin

1. Rapid-acting insulin

Rapid-acting insulin adalah jenis insulin yang dapat mulai bekerja dalam tubuh kira-kira
15 menit setelah disuntikan. Dapat disuntika ke dalam tubuh sebelum makan , efek
penggunaan dari jenis insulin ini dapat bertahan antara 3 hingga 4 jam.

2. Regular (short-acting) insulin

xii
Jenis insulin inidapat bertahan dalam tubuh selama 5 sampai 8 jam. Untuk mendapatkan
efek enggunaan insulin, butuh waktu sekitar 30 sampai 60 menit sejak di suntikan ke dalam
tubuh. Sama seperti halnya rapid acting insulin, jenis insulin ini sering dipakai sebelum
makan.

3. Intermediate-acting insulin

Merupakan jenis insulin yang akan baru bereaksi setelah satu hingga dua jam berada
dalam tubuh. Untuk efek penggunaanya sendiri, jenis insulin ini mampu bertahan 14 hingga
16 jam.

4. Long-acting insulin

Jenis insulin ini umumnya baru akan bekerja dalam tubuh sekitar 2 jam usai disuntikan,
meskipun terbilang lama, hal tersebut sebanding dengan efek penggunaanya yang dapat
mencapai 24 jam.

5. Ultra long-acting insulin

Adalah jenis insulin yang akan baru mulai bekerja dalam tubuh 6 jam setelah disuntikan.
Jenis insulin ini dapat bertahan dalam tubuh lebih dari 1 hari atau tepatnya sekitar 36 jam.

6. Insulin campurante

Jenis insulin ini dapat menggabungkan inermediae-acting insulin dengan short acting
insuin. Insulin campuran biasanya digunakan bagi penderita diabetes yang membutuhkan
kedua jenis insulin tersebut secara bersamaan.

Dosis insulin

Dosis yang tepat dapat memberikan kontrol glikemia yang baik tanpa menyebabkan
masalah hipoglikemia, juga pertumbuhan berat dan tinggi badan sesuai dengan pertumbuhan
anak. Selama fase remisi parsial, total dosis harian insulin sering kurang 0,5 IU/Kg/Hari.
Prepubertas (diluar fase remisi persial) biasanya membutuhkan 0.7-1.0 IH/Kg/hari. Selama
pubetas kebutuhan akan meningkat 1.2-2 IU/kg/hari.

xiii
Kesimpulan

Pancreas adalah sebuah organ glanduler di rongga abdomen yang memiliki fungsi
pencernaan(eksokrin) dan hormonal(endokrin). Pancreas juga merupakan suatu organ
retroperitoneal yang terletak di rongga atas abdomen yaitu antara epigastric dan
hipokondriaka kiri. Adapun struktur anatominya terdiri dari kepala(caput), leher(collum),
badan(corpus) dan ekor(cauda). pancreas juga dapat mengalami gangguan, adapuan
gangguan-gangguan pancreas yaitu: gangguang Congenital(agenesis,annular dan hypoplasia),
infeksi terdiri dari
pankreatitis(akutdankronik),neoplasm(adenomapancreas,carcinomapancreas,degenerasikistik
), trauma(trauma tumpul maupun tajam).

xiv
Referensi

dr Mamang Bagiansah, Sp.PD. 2021. Gangguan Kelenjar Pankreas. Fakultas Kedokteran


Universitas Islam Al-Azhar Mataram

Muir. 2014. Buku Ajar Patologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Edisi 15

xv

Anda mungkin juga menyukai