Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TINDAKAN

MENGUKUR DAN MELATIH KEKUATAN OTOT


Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen : Lia Herliana,S.Kep,Ners,M.Kep

Disusun oleh :
1) Edah Mulyawati ( P2.06.20.1.19.011 )
2) Ela Nurlaelasari ( P2.06.20.1.19.012 )
3) Endah Ermawati ( P2.06.20.1.19.013 )
4) Ferdy Ilham ( P2.06.20.1.19.014 )
5) Gina Cahyani Rusman ( P2.06.20.1.19.015 )

TINGKAT 2A
D3 KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

Jl. Cilolohan no.35, Kel. Kahuripan, Kec. Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat 46115

Tlp. 0265 – 340186 – 7035678 Fax. 0265 – 338939

Email : direktorat@poltekkestasikmalaya

2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENGUKUR DAN MELATIH KEKUATAN OTOT


POLTEKKES
KEMENKES
TASIKMALAYA

PENGERTIAN Pengukuran kekuatan otot adalah suatu pengukuran untuk


mengevaluasi kontraktilitas termasuk didalamnya otot dan
tendon dan kemampuannya dalam menghasilkan suatu usaha.

Latihan kekuatan otot adalah latihan yang dilakukan untuk


meningkatkan kekuatan dan massa otot, memperkuat sendi,
serta menambah stamina.

TUJUAN 1. Untuk mengukur kenormalan fungsi otot


2. Untuk menilai disfungsi dari kekuatan otot pasien
3. Meningkatkan kekuatan dan massa otot, memperkuat
sendi, serta menambah stamina

INDIKASI 1. Anak imobilisasi


2. Anak yang mempunya masalah neurologis

KONTRAINDIKASI 1. Fraktur
2. Inflamasi pada otot, tulang dan sendi
3. Keluhan nyeri
PERSIAPAN a. Alat yang diperlukan :
1. Kertas pengkajian klien
2. Alat tulis
3. Handscoon
4. Midline

b. Persiapan Anak
1. Identifikasi klien yang akan diberikan tindakan
2. Orang tua &/ anak diberikan penjelasan terkait
tindakan yang akan dilakukan
3. Ajarkan orang tua tentang tindakan yang akan
dilakukan
4. Selama tindakan sisipkan dengan konsep bermain
5. Lakukan secara lembut (tidak kasar)
6. Atur anak senyaman mungkin

c. Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi dengan memasang sketsel/sampiran
2. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
3. Minta orang tua untuk mendampingi anak selama
tindakan
4. Berkolaborasi dengan orang tua anak dalam tindakan
yang akan di lakukan

PELAKSANAAN a. Fase Pra Interaksi


1. Persiapan diri perawat
2. Verifikasi identitas pasien dan remcana tindakan
3. Persiapan alat
4. Cuci tangan

b. Fase Orientasi
1. Perkenalkan diri dan verifikasi identitas pasien
kepada orang tua pasien
2. Beri tahu kepada orang tua tentang prosedur,
tindakan, tujuan, waktu yang dibutuhkan pada saat
tindakan serta meminta inform consent kepada orang
tua pasien

c. Fase Kerja
1. Cuci tangan
2. Pasang handscoon .
3. Tutup sampiran jika perlu
4. Atur ketinggian tempat tidur senyaman mungkin
5. Rendahkan pelindung tempat tidur di sisi kita bekerja
6. Menyiapkan posisi nyaman klien dan bantu orang tua
klien supaya anaknya dapat melemaskan ekstremitas
yang akan diperiksa.

Ada dua cara untuk mengukur kekuatan otot:


1. Posisi anak berbaring, kemudian pemeriksa dan
orang tua berdiri disamping kanan tempat tidur klien.
Orang tua duanjurkan untuk membantu mengangkat
kedua lengan klien ke atas sampai melewati kepala
(sesuai kondisi). Nilailah kekuatan lengan dengan
membandingkan kiri dan kanan. Kelemahan dapat
dilihat bila lengan yang satu lebih berat atau lebih
lambat bergerak dibandingkan lengan yang lainnya.
2. Berikan tahanan ringan sampai berat pada lengan
klien dan nilailah besar kekuatan yang dimilki oleh
klien.
3. Lakukan hal yang sama pada otot bahu, pergelangan
tangan, siku dan jari-jari tangan
4. Lakukan hal yang sama pada ekstrimitas atas : otot
bahu, pergelangan tangan, siku dan jari-jari tangan
5. Lakukan hal yang sama pada ekstremitas bawah :
otot pinggul, pergelangan kaki, lutut dan jari-jari kaki
Skala kekuatan otot:
5 = normal, ROM bebas, bisa menahan gravitasi, bisa
mengangkat beban berat, bisa mengikuti perintah
4 = bisa menahan gravitasi, bisa mengangkat beban
ringan, ada tahanan ringan, bisa mengikuti perintah
3 = bisa menahan gravitasi, tanpa tahanan
2 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan sendi dan
otot (gerakan meremas), lemas
1 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan otot saja
(gerakan jari)
0 = tidak ada gerakan

d. Fase Evaluasi
1. Evaluasi respon verbal &/ non verbal serta sendi -
sendi pasien terhadap tindakan (kesakitan, kelelahan)
2. Keterlibatan pasien dan orang tua dalam pengukuran
dan latihan kekuatan otot
3. Observasi rentang gerak sendi dan bandingkan
dengan rentang gerak sendi normal
4. Beri reinforcement positif

e. Fase Terminasi
1. Beri tahu kalau tindakan sudah selesai
2. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman dan
selimuti pasien
3. Kembalikan pelindung tempat tidur
4. Buka handscoon dan mencuci tangan
5. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
6. Mengakhiri kegiatan dengan baik

DOKUMENTASI 1. Mencatat semua hasil tindakan dan respon pasien


2. Mencatat jelas dan di tanda tangani serta nama jelas
3. Tulisan salah di coret kemudian di paraf
4. Catatan dibuat dengan bolpoin atau tinta

Anda mungkin juga menyukai