Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN TUGAS INDVIDU INJEKSI INTRAVENA PADA

Tn. N

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI BERHUBUNGAN DENGAN


MUAL MUNTAH DISERTAI DIARE

Disusun oleh :

Lintang Dwi Arianty (P27824219035)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kelompok kebidanan yang disusun oleh mahasiswa semester 3 Prodi D


III Kebidanan Kampus Magetan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Surabaya tahun akademik 2020 dengan judul “Asuhan Keperawatan Injeksi
Intravena Pada Ny.S Dengan Gangguan Pemenuhan Nutrisi Berhubungan Dengan
Mual Muntah” ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,

Tempat Praktik Puskesmas Taji

Tanggal Praktik 16 November – 12 Desember

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan,

Nurweningtyas Wisnu Nurul Jannah, A.Md.Kep


S.Kep.Ns.M.MKes NIP : 19750416 200604 2 031
NIP : 19670318 198803 2 003

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kita berada dalam keadaan sehat dan mendapat kesempatan untuk
menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan Injeksi Intravena Pada Tn.N Dengan
Gangguan Pemenuhan Nutrisi Berhubungan Dengan Mual Muntah serta Diare.

Penyusun menyadari tugas individu initidakakan membuahkan hasil tanpa


dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Nurweningtyas Wisnu ,S.Kep.Ns.M.MKes selaku dosen pembimbing
akademik asuhan keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
2. Ibu Nurul Jannah, A.Md.Kep selaku pembimbing ruangan UGD PUSKESMAS
TAJI.
Teman-teman yang telah memberikan masukan, informasi dan dorongan yang sangat
berguna dalam penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan
komprehensif ini masih banyak kekurangan sehingga dengan senanghati menerima
masukan-masukan, kritik, dan saran untuk penyempurnakan laporan ini. Akhir kata
penyusun ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu memperlancar
penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Magetan, Desember 2020

Penyusun
1

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii

BAB 1 Tinjauan Teori …………………………………………………………..1

1.1 Tinjauan Teori Teori Intra Vena………………………………………..1


1. Definisi Terapi Intra Vena…...…………………………………………1
2. Tujuan........……………………………………………………………..1
3. Kompikasi…........………………………………………………………2
4. Pemilihan Vena. ....……………………………………………………..3
5. Alat Dan Bahan….. …………………………………………………….5
6. Prosedur….…………………… ………………………………………10
BAB 2 Tinjauan Kasus ………………………………………………………...19
2.1 Data Subjektif …………………………………………………………….19
2.2 Data Objektif ……………………………………………………………..20
2.3 Assesment ………………………………………………………………...21
2.4 Penatalaksanaan …………………………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
TINJAUAN TEORI

A. Terapi Intravena

1. Pengertian

Terapi Intravena menurut Wahyuningsih (2005) adalah

menempatkan cairan steril melalui jarum langsung ke vena pasien.

Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium,

kalium), nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat. Terapi

intravena adalah Suatu terapi memasukan jarum atau kanula ke dalam

vena (pembuluh darah) utuk di lewati cairan infus atau pengobatan

dengan tujuan agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam

tubuh dalam jangka waktu tertentu (Lukman, 2007). Terapi intravena

adalah suatu cara atau bagian dari pengobatan untuk memasukan obat

atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008).

Sistem terapi ini memungkinkan terapi berefek langsung, lebih

cepat, lebih efektif, dapat dilakukan secara kontinu dan penderita pun

merasa lebih nyaman jika dibandingkan dengan cara lainnya. Terapi

intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak

dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan

garam yang dirperlukan untuk mempertahankan keseimbangan


elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme dan

memberikan medikasi (Wahyuningsih, 2005).

2. Tujuan terapi intravena

Menururut Setyorini ( 2006 ) tujuan terapi intravena meliputi :

a. Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung

air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat

dipertahankan secara adekuat melalui oral.

b. Memperbaiki keseimbangan asam-basa.

c. Memperbaiki volume komponen-komponen darah.

d. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam

tubuh.

e. Memonitor tekanan vena sentral (CVP).

f. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan.

Secara umum keadaan-keadaan yang memerlukan pemberian cairan

infus menurut Hidayat, (2008) adalah :

a. Diare dan deman, menyebabkan dehidrasi.

b. Fraktur, khususnya fraktur pelvis (panggul) dan fraktur femur

(paha) kehilangan cairan tubuh dan komponen daerah.

c. Luka bakar luas, kehilangan banyak cairan.

d. Perdarahan dalam jumlah banyak, kehilangan cairan tubuh dan

darah.

e. Trauma abdomen (perut) berat, kehilangan cairan tubuh dan darah.


f. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung, kehilangan

cairan dan darah.

Indikasi insersi intravena yang melalui jalur pembuluh darah

menurut Perry & potter (2005) :

a. Pemberian insersi intravena (intravenous fluids).

b. Pemberian kantong dan produk darah.

c. Pemberian nutrisi parenteral, (langsung masuk ke dalam darah)

dalam jumlah terbatas.

3. Komplikasi insersi intravena

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan infus

menurut Priska (2009):

a. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat

pecahnya pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat

penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau

“tusukan” berulang pada pembuluh darah.

b. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar

(bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati

pembuluh darah.

c. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena,

terjadi akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan

benar.
d. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah,

terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke

dalam pembuluh darah

Menurut Yuda (2010), komplikasi yang dapat terjadi dalam

pemberian cairan melalui infus :

a. Rasa perih/sakit

b. Reaksi alergi

4. Pemilihan Vena

Pemilihan vena sebelum dilakukan insersi berbeda-beda (Weinstein,

2001).

a. Untuk orang dewasa sebaiknya pada tungkai atas dan tungkai

bawah.

b. Vena depan, periksa dengan teliti kedua lengan sebelum

memutuskan.

c. Vena lengan atas, juga digunakan untuk terapi IV.

d. Vena tangan paling sering digunakan untuk terapi IV.

e. Vena ekstremitas bawah, digunakan hanya untuk menurut

kebijakan.

f. Vena kepala, digunakan sesuai kebijakan institusi. Sering dipilih

pada bayi dan anak.


5. Alat dan Bahan

Dalam melekukan insersi intravena dibutuhkan alat dan bahan.

Adapun alat dan bahan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan

insersi :

a. Sarung tangan non steril

b. Tiang IV (yang diletakan di tempat tidur atau berdiri sendiri

dengan roda)

c. Infus set meliputi (cairan infus, slang infus, kanula steril)

d. Torniquet

e. Perlak

f. Alkohol swab, kasa steril, plester.

6. Prosedur pemasangan terapi intravena

Langkah-langkah dalam pemasangan terapi intravena (Infus)

menurut Susiati (2008), adalah sebagai berikut :

a. Berikan penjelasan kepada pasien menggenai maksud pemasangan

IV line, untuk memperoleh persetujuan dan kerja sama pasien.

Pasien hendaknya dalam keadaan tenang, dalam kondisi baring

atau duduk.

b. Atur posisi pasien senyaman mungkin. Persiapkan lengan yang

akan dipasang kanulasi (bila memungkinkan, cari lengan yang

tidak dominan).

c. Ciptakan suasana yang mendukung dan bersahabat.


d. Jika kanulasi akan diteruskan dengan pemasangan infus,

sedangkan baju pasien agak ketat, maka lepaskan atau longgarkan

baju dari lengan pasien.

e. Cuci tangan medikal.

f. Persiapkan set infus

g. Cek aliran infus

h. Dekatkan peralatan (yang telah disiapkan dalam troli injeksi) ke

pasien.

i. Kenakan sarung tangan.

j. Letakkan perlak pada bagian bawah lengan.

k. Pasang tourniquet.

l. Identifikasi vena yang layak digunakan.

m. Disinfeksi kulit dengan alkohol swab, sirkuler (biarkan mengering,

jangan ditiup).

n. Gunakan kanula steril.

o. Masukkan kanula ke vena (kanulasi) dengan sudut 15-20 derajat.

p. Insersi kanula (IV insertion).

q. Buka tourniquet.

r. Dorong kanula masuk secara perlahan, tarik stilet keluar secara

perlahan.

s. Setelah darah tampak keluar, sambungkan dengan IV line.

t. Letakkan kasa steril di bawah kanula, agar jika ada darah yang

keluar akan segera diserap.


u. Buang jarum kedalam sharp container.

v. Atur tetesan infus sesuai program terapi dokter.

w. Bersihkan daerah sekitar bekas penusukan dengan


kasa steril.

x. Buang kasa kedalam tempatnya.

y. Tutup dengan plaster transparan.

z. Fiksasi dengan plester anti

alergi dengan cara jangkar. aa.

aa. Beri label pada :

Botol infus ; cantumkan (tanggal, bulan,

tahun, mulai dan selesai pemberian

infus).

Set infus ; cantumkan (jam, tanggal,

bulan, dan nama pemasang infus).

bb. Rapian alat seperti semula.

cc. Cuci tangan

dd. Dokumentasikan ke dalam catatan perkembagan


pasien
BAB 2

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN INJEKSI INTRAVENA PADA Tn. A

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI BERHUBUNGAN DENGAN


MUAL MUNTAH DISERTAI MUNTABER

Tanggal pengkajian : 20 November 2020 Pukul : 15.00

2.1 . DATA SUBJEKTIF


1. Identitas
Nama : Tn. N
Tanggal lahir : 01 Februari 1984
Umur : 36 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Ds. Temboro 4/2
No.RM : 031092
2. Keluhan utama
Lemas, mual dan muntah, pusing, dan muntaber
3. Riwayat penyakit klien
a) Riwayat penyakit sekarang
Tn. N mengatakan merasa lemas, ingin muntah dan pusing
disertai muntaber sejak 2 hari yang lalu . karena Lemas
dan pusing sehingga harus dipasang infus.
b) Riwayat penyakit yang lalu
Tn. N mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
menuular, menurun dan menahun.
4. Pola Kebutuhan sehari hari
a) Nutrisi
Tn.N tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tetapi
sebelum muntaber mau mehabiskan 1 porsi makanan
b) Pola eliminasi
BAK 5x sehari BAB 5x sehari berwarna kuning kehijauan
dan encer.
c) Pola istirahat
Tn.N tidur 7 jam sehari, selama sakit Tn. N mengatakan
mengalami kesulitan tidur karena badan lemas,pusing dan
sakit.
d) Personal hygiene
Pasien sangat menjaga kebersihan dengan mandi 2x sehari
namun selama sakit pasien hanya sibin saja.
e) Psikososial dan spiritual
Keluarga merawat Tn. N saat sakit serta sering berdzikir
untuk ketenangan hati serta pikiran.
2.2 DATA OBJEKTIF
a) TTV
TD : 100/60 mmHg
S : 37,8˚C
N : 104 x/menit
R : 22 x/menit

b) Pemeriksaan penunjang
Rapid : Non Reaktif
GDS : 158 mg/dl

c) Pemeriksaan umum
1. Kesadaran : composmentis KU cukup
2. Kepala : rambut bersih, kepala simetris
3. Mata : bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
4. Hidung : tidak ada polip
5. Mulut : bibir pucat lidah merah muda
6. Telinga : bentuk simetris, serumen tidak ada
7. Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada
pembesaran tiroid
8. Dada : tidak ada retraksi dada bentuk simetris, tidak ada suara
ronchi dan wheezing
9. Abdomen: tidak ada bekas operasi
10. Ektremitas : normal tidak ada kecacatan

2.3 ASSESMENT
Tn. N mengalami gangguan pemenuhan nutrisi sehingga Tn. N
mengalami mual muntah disetai berak dengan k/u cukup, TD : 100/60
mmHg, Suhu : 37,8˚C, N: 1004x/menit, R: 22x/menit

2.4 PENATALAKSANAAN
Intervensi :
1. Jelaskan pada Tn. N bahwa beliau terjadi gangguan pemenuhan
nutrisi
Rasional :agar Tn. N mengerti tentang keadaannya dan
kooperatif dalam tindakan yang akan dilakukan perawat.
2. Jelaskan pada Tn. N bahwa akan dilakukan tindakan pemasangan
infus
Rasional : agar Tn. N mendapat tambahan nutrisi yang cukup
dari cairan infus ringer laktat pengganti nutrisi didalam makanan.
3. Anjurkan Tn. N untuk rileks dan tidak tegang saat akan
dilakukan pemasangan infus.
Rasional : saat pasien tegang maka vena juga ikut menipis
sehingga sulit dicari.
4. Anjurkan Tn. N menggenggam saat akan dilakukan pemasangan
infus.
Rasional : vena akan menonjol dan terlihat saat jari tangan
menggengam namun rileks.
5. Beritahu pasien jika akan diberikan injeksi obat lewat infus.
Rasional : memasukkan obat lewat vena akan lebih cepat
diobsorbsi oleh tubuh.
6. Anjurkan Tn. A untuk menahan sakit saat obat dimasukkan.
Rasional : masukkan obat secara perlahan agar pembuluh darah
tidak pecah.
7. Jelaskan pada pasien tentang nutrisi
Rasionala : gejala mual muntah dan muntaber maka harus
dilakukan diet rendah lemak.

Implementasi
Pada tanggal 20 november 2020 pukul 16.00 WIB
1. Dilakukan pemasangan infus type ringer laktat di tangan sebelah
kanan.
2. Mejelaskan ke Tn.N bahwa akan dilakukan pemasangan infus.
3. Pastikan pasien rileks dan ibu jari digenggam dengan keempat
jari lainnya.

Pada tanggal 20 November 2020 pukul 17.00 WIB


1. Melakukan persiapan untuk melakukan injeksi intravena dengan
jenis obat Novalgin 1 amp, Ranitidin,ondanseton 1 amp dan
Ciprofloxacin
2. Pengertian 
Memasukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh
darah vena dengan melalui saluran infus. 
Tujuan 
Sebagai tindakan pengobatan
Prosedur 
1. Pra Tahap Interaksi 
a.Mengecek status pasien dan mengkaji kebutuhan
pasien terkait pemberian obat 
b. Menyiapkan alat
  Baki berisi  : 

1) Obat yang akan diberikan 


2) Spuit atau disposibel spuit steril 
3) Alcohol swab  
4) Pengalas 
5) Bengkok  
6) Jam tangan yang ada detikan 

c. Alat pelindung diri : sarung tangan, hazmat


d. Alat tulis, form dokumentasi atau buku catatan
injeksi 
e.Menjaga lingkungan : 
1) Atur pencahayaan
2) jaga privacy klien
3) tutup pintu dan jendela/horden
4) Memberikan salam 
5) Mengklarifikasi kontrak atau pemberian
obat 
6) Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian
obat 
7) Memberi kesempatan klien untuk bertanya 
8) Mendekatkan alat ke klien 
f. Tahap Kerja 
1) Perawat mencuci tangan 
2) Memakai sarung tangan bersih 
3) Menyiapkan obat sesuai dengan prinsip 6
benar.
4) Mengatur posisi pasien untk penyuntikan 
5) Memasang perlak dan pengalasnya pada
area dibawah yang terpasang infus 
6) Mengecek kelancaran tetesan infuse sebelum
obat dimasukkan 
7) Memastikan tidak ada udara pada spuit
8) Memastikan atau mengklame infuse
9) Melakukan disinfektan pada area karet
saluran infuse set pada saluran infuse 
10) Menusukkan jarum ke bagian karet saluran
infuse dengan hati-hati degan kemiringan
jarum 15-45 derajat 
11) Melakukan aspirasi atau menghisap spuit
disposable untuk memastikan bahwa obat
masuk ke saluran vena dengan baik. Jika
saat aspirasi terlihat darah keluar ke selang
infuse maka obat siap untuk dimasukkan
12) Memasukkan obat secara
13) Mencabut jarum dari bagian karet saluran
14) Membuka klem cairan infuse dan
mengobservasi kelancaran tetesan aliran
infuse 
15) Membuang disposable spuit ke bengkok 
16) Menghitung tetesan infuse sesuai dengan
ketentuan program pemberian cairan 
17) Membereskan pasien 
18) Membereskan alat-alat 
19) Melepas sarung tangan 
20) Mencuci tangan 
g. Tahap Terminasi 
1) Mengevaluasi respon klien 
2) Menyimpulkan hasil kegiatan 
3) Memberi pesan (menjaga posisi dan
kelancaran) 
4) Melakukan kontrak selanjutnya (waktu,
tempat, topik/kegiatan) 
h. Pendokumentasian 
1) Nama pasien 
2) Jenis obat 
3) Jumlah dosis 
4) Rute pemberian obat 
5) Respon pasien 
6) Heri/tanggal/jam pemasangan 
7) Tanda tangan perawat 

3. Memberikan terapi obat


Omeprazhole,B Complex, Ibu Profen 10 tablet, 3x1 sehari

Evaluasi
1. Tn. N merasakan nyeri di pembuluh darah namun hanya 10 detik
saja setelah obat diinjeksikan.
2. Tn. N merasa mual muntah sudah berkurang dan nafsu makan
sedikit demi sedikit bertambah.
3. Sudah mengurangi makanan yang tinggi lemak.
4. Kesadaran Tn. N semakin membaik setelah diberi infus ringer
laktat
DAFTAR PUSTAKA

A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.

Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &


Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC

A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai