MAKALAH
Oleh :
DESTI ELZA MUSLIMAH
0406881517017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah berjudul “ Pemberian Obat IV, IM, SC, IC, dan IO”dapat diselesaikan.
Penyusunan makalah ini bertujuan memberi informasi kepada pembaca agar lebih
prosedurnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
A. Pemberian obat parenteral......................................................................................4
B. Prinsif 12 benar obat.............................................................................................15
C. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat................................................................16
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................18
A. Standar Operasional Prosedur Pemberian Obat Intravena...................................18
B. Standar Operasional Prosedur Pemberian Obat Intramuscular............................21
C. Standar Operasional Prosedur Pemberian Obat Subcutan....................................23
D. Standar Operasional Prosedur Pemberian Obat Intracutan..................................26
E. Standar Operasional Prosedur Pemberian Obat Intraosseous...............................29
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN..............................................................................33
A. Simpulan...............................................................................................................33
B. Saran.....................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................34
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Tindakan keperawatan yang bersifat invasif cenderung memiliki resiko dalam
pelaksanaannya, sehingga rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Standar Operasional Prosedur pemberian obat intravena (IV) ?
2. Bagaimana Standar Operasional Prosedur pemberian obat intramuscular (IM) ?
3. Bagaimana Standar Operasional Prosedur pemberian obat Subcutan (SC) ?
4. Bagaimana Standar Operasional Prosedur pemberian obat Intracutan (IC) ?
5. Bagaimana Standar Operasional Prosedur pemberian obat Intraosseous (IO) ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Standar Operasional Prosedur pemberian obat intravena (IV)
2. Mengetahui Standar Operasional Prosedur pemberian obat intramuscular (IM)
3. Mengetahui Standar Operasional Prosedur pemberian obat Subcutan (SC)
4. Mengetahui Standar Operasional Prosedur pemberian obat Intracutan (IC)
5. Mengetahui Standar Operasional Prosedur pemberian obat Intraosseous (IO)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Obat
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh
semua mahluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan
dan menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2006). Obat adalah zat aktif alami
maupun sintesis dalam bentuk sediaan seperti pil, tablet, kapsul, sirup, suspensi,
supositoria, salep dan lain-lain dengan dosis atau kadar tertentu dapat
Cara pemberian obat mempengaruhi tingkat onset obat terhadap efek yang
terja, tidak hanya itu rute pemberian juga dapat mempengaruhi hasil respon
terapinya. Adapun rute yang pemberian obat menurut Sanders et al. (2012) adalah
sebagai berikut :
Intraosseous)
tube.
2
d. Topical route : pemberian obat melalui permukaan kulit atau membaran
mukosa.
a. Intravena (IV)
1) Pengertian
2) Lokasi
3) Indikasi
intravena pada kasus ini agar obat langsung masuk ke dalam jalur
3
b) Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral yang terbatas (efektivitas
dalam darah jika dimasukkan melalui mulut) atau hanya tersedia dalam
c) Pasien tidak dapat minum karena muntah atau memang tidak dapat
f) Memasukkan obat secara cepat dengan tujuan kadar puncak obat dalam
4) Kontraindikasi
b) Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
c) Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh darah vena kecil
kaki).
4
5) Bahaya
dll).
diberikan dengan cara ini karena dinding pembuluh darah relative tidak
oleh darah.
b) Kerugian : Efek toksik mudah terjadi karena keadaan obat yang tinggi
suntikkan tidak dapat ditarik kembali. Obat dalam larutan minyak yang
5
b. Intramuscular (IM)
1) Pengertian
lebih cepat dari pada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat
di otot (Sanders et al., 2012). Salah satu yang harus diperhatikan adalah
pemilihan area suntik yang jauh dari syaraf besar dan pembuluh darah besar.
2) Lokasi
titik tengah bagian lateral lengan atas. Tempat injeksi terletak dibagian
atau dengan cara menempatkan empat jari diatas otot deltoid, dengan
saraf radialis, ulnaris dan arteri brakhialis terdapat didalam lengan atas
disepanjang humerus.
dorsogluteus berada dibagian atas luar kuadran ata atas luar bokong,
6
lokasinya, palpasi spina iliaka posterior dan superior dan trokhantor
anatomi. Tempat injeksi terletak diatas dan lateral terhadap garis. Pada
diatas salah satu sisi tubuh dengan menekuk lutut, kemudian cari otot
digunakan untuk panggul kiri dan tangan kiri digunakan untuk panggul
kanan . Perawat menunjukan ibu jarinya kearah lipat paha klien dan jari
telunjuk, jari tengah, dan Krista iliaka membentuk sebuah segitiga dan
iv. M. Vastus Lateralis yaitu terletak di bagian lateral anterior paha, pada
3) Indikasi
pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, pemberian vit.k pada bayi,
lokasi injeksi yang sesuai dengan obat yang diprogramkan, bebas dari
7
infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar
4) Kontraindikasi
infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar
5) Komplikasi
c. Subcutan (SC)
1) Pengertian
area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis
ikat atau lemak di bawah dermis dan hanya untuk volume obat sedikit (0,5
yang paling biasa digunakan untuk injeksi subcutan adalah ukuran 25 gauge,
5/8 inci.
Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikan akan
diabsorbsi oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and
8
sustained absorption). Adapun waktu pemberian obat subcutan sampai
2) Lokasi
sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan
3) Indikasi
pasien diabetes melitus dengan suntik insulin, pasien tidak sadar, tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral,
tidak alergi. Biasanya teknik ini digunakan untuk pemberian vaksin dan tes
tuberculin.
4) Kontraindikasi
infeksi pada kulit dan area injeksi subcutan terdapat luka dan berbulu. Selain
itu, Area injeksi terdapat jaringan yang terluka atau tempat dimana terjadi
edema.
d. Intracutan (IC)
1) Pengertian
obat melalui cutan merupakan cara pertama untuk tes alergi dan pemberian
anastesi lokal. Obat melalui rute ini tidak diabsobsi kedalam sirculasi umum
9
(Sanders et al., 2012). Keunggulan rute intracutan untuk test ini penegakan
diagnosa adalah bahwa reaksi tubuh terhadap zat yang disuntikkan mudah
2) Lokasi
3) Indikasi
Indikasi pemberian obat intracutan adalah klien untuk test alergi (skin
test) yaitu klien yang diresepkan atau diberikan antibiotik untuk pertama kali
4) Kontraindikasi
riwayat alergi terhadap obat, terdapat luka atau infeksi di sekitar area injeksi.
e. Intraosseuos (IO)
1) Pengertian
merupakan rute yang efektif untuk resusitasi cairan, pemberian obat dan
evaluasi laboratorium yang dapat dilakukan pada semua kelompok umur dan
10
kedalam sumsum tulang melalui sistem intraosseous infusion (Sanders et
al., 2012).
pasien sakit parah yang mana akses obat tidak dapat melalui intravena.
Menurut Sanders et al. (2012) obat atau agen yang diberikan dengan
sama bahwa dari rute intravena. Obat darurat diketahui efektif bila diberikan
2) Lokasi
Lokasi pada insersi IO baik pada dewasa maupun anak-anak yaitu pada
tibialis sepanjang aspek datar tibia), distal tibia ( letakkan satu jari langsung
3) Indikasi
11
Indikasi pemberian obat intraoseous yaitu pada klien sebagai berikut :
a) Rute intraosseous direkomendasikan jika tidak ada akses lain setelah dua
vaskular tidak cepat dicapai (jika upaya lain di akses vena gagal, atau jika
4) Kontraindikasi
b) Bayi yang baru lahir, di mana akses vena umbilikalis terus menjadi rute
pilihan.
12
g) Infeksi atau luka bakar pada daerah insersi IO
5) Komplikasi
a) Emboli
b) Infiltrasi subcutan
c) Fraktur
e) Extravasasi
f) Sindrom Kompartmen
h) Nekrosis kulit
pelaksanaan pemberian obat kepada klien harus memperhatikan prinsip benar obat
Prinsip 12 benar obat ini berkembang dari lima tepat yaitu tepat pasien (right
client), tepat obat (right drug), tepat dosis (right dosis), tepat waktu (right time) dan
tepat cara (right route). Menurut Kee dan Hayes (2006, dikutip Maynafi et. al.,
2012); Cathleen Mcgovern (1988, dikutip Maynafi et. al., 2012) terdapat 12 prinsip
benar dalam pemberian obat yaitu: right client (benar pasien), right drug (benar
13
obat), right dose (benar dosis), right time (benar waktu), right route (benar rute),
client’s right to education (hak klien mendapatkan pendidikan atau informasi), right
evaluation (benar evaluasi), client’s right to refuse (hak pasien untuk menolak), be
1. Tahap Prainteraksi
b. Mencuci tangan
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
c. Membereskan alat-alat
14
d. Berpamitan dengan klien
e. Mencuci tangan
15
BAB III
PEMBAHASAN
Hikayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pengertian Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan
spuit.
Tujuan - Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering
digunakan pada pasien yang sedang gawat darurat .
- Menghindari kerusakan jaringan.
- Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
Lokasi Injeksi - lengan (v. medianan cubitus dan v.cephalika).
- tungkai (v. saphenous)
- leher (v. jugularis)
- kepala (v. frontalis / temporalis)
16
Indikasi - Klien dengan penyakit berat seperti sepsis.
- Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral yang terbatas atau
hanya tersedia dalam sediaan intravena.
- Pasien tidak dapat minum karena muntah atau memang
tidak dapat menelan obat
- Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi
- Klien dengan kejang-kejang.
- Memasukkan obat secara cepat dengan tujuan kadar
puncak obat dalam darah perlu segera dicapai.
Kontraindikasi - Inflamasi atau infeksi di lokasi
injeksi intravena.
- Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal.
- Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh
darah vena kecil yang aliran darahnya lambat.
Alat dan bahan - Spuit sesuai ukuran (Spuit : 2cc-5cc)
- Obat sesuai kebutuhan
- Pembendung vena (torniquet)
- Sarung tangan sekali pakai
- Kapas alkohol atau Kasa steril
- Plester
- Perlak pengalas
- Bak steril
- Baki obat
- Bengkok
- Buku catatan pemberian obat
Prosedur - Verifikasi data (menghindari kesalahan pemberian obat pada
pasien)
- Menyiapkan obat yang dibutuhkan
- Menempatkan obat dan peralatan didekat klien dengan benar
- Identifikasi klien
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Cuci tangan
17
- Atur posisi klien dan pilih area penusukan
- Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah
yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup
buka atau ke ataskan.
- Ambil obat dalam tepatnya dengan spuit sesuai dengan
takaran/dosis yang akan di berikan. Bila obat dalam sediaan bubuk
maka larutkan dengan cairan pelarut (aquadest steril). Tempatkan
obat yang telah diambil pada bak instrumen.
- Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
- Pakai sarung tangan
- Desinfeksi dengan kapas alkohol.
- Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada
bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau
tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau membendung di atas
vena yang akan dilakukan penyuntikan.
- Ambil spuit yang berisi obat.
- Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas
dengan memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut
penyuntikan 150 - 300
- Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet
pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis.
- Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan
penekanan pada daerah penusukkan dengan kapas, dan
spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.
- Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke bengkok
- Tanyakan perasaan klien setelah mendapatkan injeksi intravena.
- Cuci tangan, bereskan peralatan yang telah digunakan dan
berpamitan dengan klien
- Lakukan pendokumentasian
Dokumentasi Catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat
18
serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
Intramuscular
Hikayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pengertian Injeksi intramuscular adalah memasukkan atau memberikan obat
masuk pada otot skeletal.
Tujuan Pemberian obat kedalam otot sesuai dengan program pengobatan.
Lokasi Injeksi - M. Deltoid,
- M. Dorsogluteal,
- M. Ventrogluteal,
- M. Vastus Lateralis.
Indikasi - Pasien yang tidak sadar
- Pasien tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral,
- Lokasi injeksi baik
- Pemberian Vit. K pada Bayi
Kontraindikasi - Infeksi
- Lesi kulit
- Jaringan parut,
- Benjolan tulang,
- Benjolan otot atau saraf besar dibawahnya
Alat dan bahan - Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan (Spuit :3cc)
- Obat sesuai program terapi
19
- Handscoon
- Bak Instrumen
- Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
- Perlak dan pengalas
- Plester
- Kasa steril
- Bengkok
Prosedur - Verifikasi data (menghindari kesalahan pemberian obat pada
pasien)
- Menyiapkan obat yang dibutuhkan
- Menempatkan obat dan peralatan didekat klien dengan benar
- Identifikasi klien
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Pasang sampiran terutama pada daerah injeksi yang bersifat privasi
- Cuci tangan
- Atur posisi klien dan pilih area penusukan
- Memasang perlak
- Pakai handscoon
-Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar
dari arah dalam ke luar diameter ±5cm)
- Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
- Memasukkan spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
- Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
- Memasukkan obat yang telah disiapkan dan dimasukkan dalam bak
instrumen
- Mencabut jarum dari tempat penusukan
- Menekan daerah tusukan dengan kasa steril atau kapas
- Membuang spuit ke dalam bengkok
- Melepaskan handcoon dan memasukkan ke bengkok
- Tanyakan perasaan klien setelah mendapatkan injeksi IM
- Cuci tangan dan bereskan peralatan yang telah digunakan dan
20
berpamitan dengan klien
- Lakukan pendokumentasian
Dokumentasi Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu
dan jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan.
Hikayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pengertian Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke
area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah
dermis (Aziz, 2006).
Tujuan Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan
(contoh: Injeksi Insulin)
Lokasi Injeksi - Lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu
- Paha sebelah luar
- Daerah dada
- Daerah sekitar umbilikus.
Indikasi - Pasien Diabetes Melitus
- Pasien yang tidak sadar,
- Pasien tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral.
- Tidak alergi.
- Pemberian vaksin
21
- Diduga Suspect TB
Kontraindikasi - Area injeksi terdapat jaringan yang terluka atau tempat dimana
terjadi edema.
- Infeksi pada kulit
- Area injeksi subcutan terdapat luka dan berbulu.
Alat dan bahan - Spuit sesuai ukuran (contoh : spuit Insulin 1cc)
- Obat sesuai kebutuhan
- Sarung tangan sekali pakai
- Kapas alkohol
- Kasa steril
- Plester
- Bak steril
- Baki
- Bengkok
- Buku catatan pemberian obat
Prosedur - Verifikasi data (menghindari kesalahan pemberian obat
pada pasien)
- Menyiapkan obat dengan benar
- Menempatkan obat dan peralatan didekat klien dengan benar
- Identifikasi klien
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Cuci tangan
- Atur posisi klien dan pilih area penusukan
- Bebaskan daerah yang akan dilakukan injeksi. Bebaskan daerah
suntikan bila pasien menggunakan pakaian berlengan
- Pakai sarung tangan
- Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol
- Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non dominan
- Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non
dominan dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan
tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut 450 atau 900 .
- Lepaskan tarikan tangan non dominan
22
- Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
- Jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan. Jika ada darah
tarik kembali jarum dari kulit tekan tempat penusukan selama 2
menit,dan observasi adanya memar, jika perlu berikan plester,
siapkan obat yang baru.
- Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum dimasukan,
sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
- Jika ada perdarahan, tekan area itu dengan menggunakan kasa
steril sampai perdarahan berhenti.
- Kembalikan posisi klien
- Buka sarung tangan
- Letakkan alat yang sudah dipakai kedalam bengkok.
- Tanyakan perasaan klien setelah mendapatkan injeksi .
- Cuci tangan dan Benarkan peralatan yang telah digunakan dan
berpamitan dengan klien
- Lakukan pendokumentasian
Dokumentasi Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu
dan jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
23
D. Standar Operasional Prosedur Pemberian Obat Intracutan
Hikayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pengertian Pemberian obat dengan cara intracutan adalah pemberian obat
dengan caramemasukkan obat kedalam permukaan kulit.
Tujuan - Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan
dokter.
- Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu
(misalnya tuberculin tes).
- Menghindarkan pasien dari efek alergi obat (skin test).
Lokasi Injeksi - Lengan bagian atas,
- Kaki bagian atas,
- Daerah disekitar pusar.
Indikasi - Test alergi (skin test) yaitu klien yang diresepkan atau diberikan
antibiotik untuk pertama kali.
- Klien suspect TB.
Kontraindikasi - Klien yang memilki riwayat alergi terhadap obat
- Terdapat luka atau infeksi di sekitar area injeksi.
Alat dan bahan - Spuit sesuai ukuran (spuit : Insulin 1cc)
- Obat sesuai kebutuhan
- Kapas alkohol
- Sarung tangan sekali pakai
- Pulpen atau spidol
- Bak spuit
24
- Baki obat
- Kasa steril
- Bengkok
- Buku catatan pemberian obat
Prosedur - Verifikasi data (menghindari kesalahan pemberian obat
pada pasien)
- Menyiapkan obat dengan benar
- Menempatkan obat dan peralatan didekat klien dengan benar
- Identifikasi klien
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Cuci tangan
- Atur klien pada posisi yang nyaman
- Pilih area penusukan
- Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan
baju lengan panjang buka dan ke ataskan.
- Pasang perlak/ pengalas di bawah bagian yang disuntik.
- Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan
aquades (cairan pelarut) kemudian ambil 0,1 cc dan encerkan lagi
sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
- Pakai sarung tangan
- Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan
dilakukan suntikan.
- Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik.
- Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan
sudut 50 – 200 dengan permukaan kulit.
- Semprotkan obat hingga terjadi gelembung atau sekitar 0,1 cc.
- Setelah obat telah masuk semua, cabut jarum dengan cepat. Usap
perlahan area penusukan dengan kapas alkohol (bila imunisasi,
gunakan kapas hangat/steril. Jangan gunakan kapas alkohol).
- Jangan massage daerah injeksi
- Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan
25
penandaan pada area penyutikan dengan melingkari area
penyuntikan dengan diameter kira- kira 1inchi atau diameter 2,5cm.
- Buang spuit pada tempatnya dalam kondisi jarum tertutup.
- Buka sarung tangan, cuci tangan dan bereskan alat.
- Lakukan pendokumentasian
Hasil :
- Penilaian reaksi dilakukan 15 menit setelah penyuntikan. Nilai
positif jika terdapat tanda tanda rubor, dolor, kalor melebihi daerah
yang sudah ditandai, artinya pasien alergi dengan antibiotik
Tersebut.
- Bila injeksi ditujukan untuk mantoux test (tuberkulin test), dapat
dinilai hasilnya dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila terdapat
rubor dolor kalor melebihi diameter 1 cm pada area penyuntikan.
Dokumentasi Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu
dan jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan.
26
Tanggal Terbit Disahkan oleh
Ka. Prodi PSIK
Hikayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pengertian Injeksi intraosseous diberikan langsung kedalam sumsum tulang
melalui sistem intraosseous infusion (Sanders et al., 2012).
Tujuan - Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering
digunakan pada pasien yang sedang gawat darurat yang
tidak bisa melalui akses intravena .
Lokasi Injeksi - Proximal tibia
- Distal tibia
- Proximal Humerus
Indikasi - Tidak ada akses lain setelah dua menit pertama serangan jantung
- Terjadinya shock dekompensasi
- Kondisi dimana akses intravena tidak tercapai
- Setiap pasien Advanced Life Support (Bantuan Hidup lanjutan)
yang memerlukan cairan atau pengobatan medis segera dan
memiliki salah satu dari berikut: perubahan status mental,
respiratory compromise, ketidakstabilan hemodinamik.
Kontraindikasi - Akses intravena masih bisa dilakukan
- Bayi yang baru lahir
- Fraktur tulang didaerah yang akan dilakukannya IO
- Insersi IO tidak dilakukan untuk profilaksis.
- Riwayat prosedur orthopedic
- Penyakit tulang didaerah yang akan dilakukannya IO
- Infeksi atau luka bakar pada daerah insersi IO
Alat dan bahan - Jarum EZ-IO AD sesuai ukuran (Pink : 15mm,3-39kg untuk infant
atau anak-anak yang masih kecil; Biru 25mm, 40kg atau lebih
untuk anak-anak dan orang dewasa; dan Kuning, 45mm, 40kg atau
lebih untuk orang dewasa yang lebih besar dan insersi humerus)
- EZ-IO Power Driver
- EZ-Connect or peralatan tambahan
27
- IVDF set yang sudah siap
- 2% lidocaine (lidocaine pada 100 mg/5 mL) jika diperlukan
- Kapas Alcohol
- 10 cc normal saline dalam spuit
- 2 puit kosong
- Handscoon
- Bak Instrumen
- Bengkok
- Perlak
Prosedur PROSEDUR PEMASANGAN
- Verifikasi data (menghindari kesalahan pemberian obat
pada pasien)
- Cuci tangan
- Menyiapkan obat dengan benar
- Menempatkan obat dan peralatan didekat klien dengan benar
- Jelaskan prosedur
- Pakai Handscoon
- Hubungkan spuit yang berisi 10ml NS dengan EZ-Connect.
Letakkan di Bak instrumen
- Persiapkan IO driver dan Jarum sesuai kebutuhan.
- Pilih daerah insersi
- Pasang perlak
- Desinfeksi dengan kapas alkohol dan buang kapas di bengkok
- Sambungkan IO driver dengan jarum sesuai dengan kebutuhan
- Pegang IO driver disatu tangan dan pertahankan kaki yang akan
diinsersi dengan tangan berlawanan
- Posisi IO driver di lokasi insersi dengan jarum pada 90o ke-
permukaan tulang.
- Sebelum menyalakan IO driver masukkan jarum kedalam kulit
sampai jarum menyentuh tulang, pastikan garis hitam 5mm pada
IO drive masih terlihat diatas kulit.
28
- Nyalakan IO driver dan beri tekanan minimal.
- Masukkan jarum sampai terjadi perubahan resistansi.
- Lepas jarum dari IO driver,
- Lepaskan stilet dari kateter dan buang di bengkok
- Sambungkan kateter dengan EZ-Connect yang telah disambungkan
dengan spuit berisi cairan NS.
- Suntikkan 10 ml Normal Salin.
- Nilai area yang dilakukan insersi IO
- Jika tidak terjadi infiltrasi, lepaskan Spuit dan sambungkan
dengan IVDF set (infus cairan atau pemberian obat lainnya).
- Lepaskan Handscoon
- Cuci tangan dan benarkan peralatan yang telah digunakan.
- Lakukan pendokumentasian
PROSEDUR PERAWATAN
- Aturlah pemberian IVDF sesuai order
- Pantau daerah yang di insersi terhadap komplikasi tindakan
- Pendokumentasian setiap pemberian obat, komplikasi dan tindakan
yang diberikan selama pemberian obat secara IO
PROSEDUR PELEPASAN
- Jelaskan prosedur tindakan
- Cuci tangan dan pasang Handscoon
- Hentikan pemberian cairan melalui IVDF
- Lepaskan EZ-Connect dari kateter
- Gunakan Spuit 10ml untuk membantu melepaskan kateter
- Hubungkan Spuit 10ml dengan kateter dan pegang jarum suntik
dan terus berputar searah jarum jam dengan menarik lembut kateter
keluar (mempertahankan sudut 90 derajat ke tulang).
- Buang jarum IO pada wadah yang tepat
- Bila diperlukan beri sedikit tekanan pada daerah yang di insersi
29
dengan merekatkan kapas dan plester pada daerah insersi
- Benarkan peralatan yang telah digunakan dan berpamitan
dengan klien
- Cuci tangan dan lakukan pendokumentasian
Dokumentasi Catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat
serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
BAB IV
A. Simpulan
prinsi 12 benar obat. Perawat dalam tindakannya dituntut berpikir kritis yaitu
30
dengan mempertimbangkan tujuan dari tindakan serta indikasi dan kontraindikasi
B. Saran
perannya dengan terus memperhatikan standar dalam setiap tindakan perawat serta
DAFTAR PUSTAKA
County of San Mateo. (2009). Intraosseous Infusion Adult and Pediatric- EZIO. (Online),
(http://www.smchealth.org/sites/default/files/pictures/EMS/EMS_Proc_8_IO_3_29_
2012.pdf, diakses pada 11 Oktober 2015)
31
Sanders et al., (2012). Mosby’s paramedic text book. USA : Ascend Learning Company.
32