Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENULISAN ILMIAH

Disusun Oleh :

Gita Rossalina (0432950316019)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BANI SALEH
BEKASI
2019

i
KUIS MATA KULIAH PENULISAN ILMIAH KEPERAWATAN STIKES BANI SALEH
TA 2019-2020

Seorang peneliti akan melaukan penelitian untuk melihat hubungan kadar gula darah (g/dl)
dengan kadar kolesterol (rendah, normal, tinggi) pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
Berdasarkan kasus tersebut

1. Lakukan artikel penelitian di google scholar berkatian dengan topic penelitian yang
dimaksud!
2. Tuliskan kata kunci yang digunakan pada saat pencarian beserta jumlah hasil pencarian!
3. Lakukan penulisan Literatur review sesuai dengan kasus tersebut!
4. Gunakan tehnik penulisan sitasi dan daftar pustaka menggunakan mendeley!
5. Literarure review menggunakan minimal 5 artikel penelitian dan minimal 2 text books
dengan tahun terbitan diatas tahun 2015, untuk text book dapat menggunakan 10 tahun
terakhir!
6. Kuis dikumpulkan dalam bentuk soft file dengan menuliskan nama file sebagau berikut
:nama mahasiswa_kuisPI_Litrev.doc untuk nama mahasiswa dapat diganti menjadi nama
mahasiswa bersangkutan!

Keyword : Kadar gula darah AND kadar kolesterol AND diabetes melitus tipe 2.
Hasil : Hasil pencarian terdapat 5.130 artikel.

Jawaban

JURNAL 1

Judul Artikel : PENGARUH LATIHAN SENAM YOGA TERHADAP KADAR GLUKOSA


DARAH DAN KOLESTEROL PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
(Irmawati, 2017)

DM tipe 2 adalah suatu kondisi hiperglikemia puasa yang terjadi meski tersedia insulin
endogen. Dm tipe 2 dapat terjadi pada semua tetapi semua usia biasanya dijumpai pada usia
paruh baya dan lansia [ CITATION LeM16 \l 14345 ]

2
Konsep dan Teori

Diabetes mellitus Tipe 2 adalah gangguan yang melibatkan genetik dan faktor
lingkungan. Dm tipe 2 paling umum mengenai 90% orang yang memiliki penyakit. Dm tipe 2
biasanya terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum diantara dewasa tua, dewasa
obesitas, dan etnik serta populasi ras tertentu. Dm tipe 2 tidak berhubungan dengan tipe jaringan
HLA, dan sirkulasi ICAs jarang ada (Black, 2014).

Manifestasi penyandang DM tipe 2 mengalami awitan manifestasi yang lambat dan


sering kali todak menyadari penyakit sampai mencari perawatan kesehatan untuk beberapa
masalah lain. Hiperglikemia pada DM tipe 1 biasanya tidak seberat pada DM tipe 2, tetapi
manifestasi yang sama muncul, khususnya polyuria dan polydipsia. Manifestasi yang lain juga
akibat hiperglikemia : penglihatan buram, keletihan, paresthesia, dan infeksi kulit.

Disain Penelitian

Metode eksperimen, dengan menggunakan tes awal dan tes akhir. Dalam penelitian eksperimen
ada perlakuan (treatment).

Subjek atau populasi dan sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus tipe 2 yang berjumlah 25 orang
dengan dibagi dua kelompok yaitu kadar glukosa darah (KGD) awal di bawah 250 mg/dl dan di
atas 250 mg/dl. Pembagian sampel dilakukan dengan cara tes kadar glukosa darah dengan
Glukometer, kemudian di dapat 10 orang mempunyai kadar glukosa darah awal di bawah 250
mg/dl dan 15 orang mempunyai kadar glukosa darah awal di atas 250 mg/dl.

Instrumen pengumpulan data

Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan instrumen tes pengecekan kadar glukosa
darah dan kadar kolesterol total darah (kimiawi darah), Instrumen penelitian untuk kadar glukosa
darah dan kadar kolesterol darah menggunakan alat yang bernama Glukometer dengan merk
Easy Touch GCU (Glucose, Cholesterol, UA)

3
Metode analisis data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik uji perpasangan paired t-
tes dan independen t-tes. Data yang dianalisis adalah data tes kimiawi darah (kadar glukosa
darah dan kolesterol darah).

Hasil dan Kesimpulan/rekomendasi

1. Berdasarkan analisis statistik uji normalitas yang telah dilakukan dengan menggunakan
uji Z Kolmogorov Smirnow, pada data hasil 25 subjek penderita diabetes melitus tipe 2
dengan kadar glukosa darah awal di bawah 250 mg/dl dan di atas 250 mg/dl tes awal
didapat dari hasil uji normalitas data yang dilakukan pada kadar glukosa darah terdapat
tingkat signifikan pretest sebesar 0,671 ini berarti p > 0,05 yang berarti bahwa H0
diterima dan HI ditolak (berdistribusi Normal).
2. Pada kadar kolesterol darah terdapat tingkat signifikan pretest sebesar 0,725 ini berarti p
> 0,05 yang berarti bahwa H0 diterima dan HI ditolak (berdistribusi Normal).
3. Berdasarkan kajian, tampak bahwa latihan diayogarobik dapat berpengaruh untuk
menurunkan kadar glukosa darah dan kadar kolesterol darah. Kebenaran teori di atas juga
diperkuat dengan hasil analisis data dalam penelitian ini yaitu: pada taraf sig diperoleh
sebesar 0,000 < 0,05 jadi terbukti ada penurunan kadar glukosa darah dan kadar
kolesterol darah bagi penderita diabetes mellitus tipe 2.

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, senam yoga
terbukti dapat menurunkan kimiawi darah yang meliputi kadar glukosa darah dan kadar
kolesterol darah secara signifikan pada 25 subjek penderita diabetes mellitus tipe 2. Ada
perbedaan pengaruh pada penurunan kadar glukosa darah yang signifikan antara kedua
kelompok penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan kadar glukosa darah di bawah 250 mg/dl
dan penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan kadar glukosa darah di atas 250 mg/dl dengan
penurunan yang lebih tinggi pada penderita diabetes mellitus tipe 2 kadar glukosa darah di
atas 250 mg/dl.

4
JURNAL 2

Judul Artikel: Hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kadar gula darah penderita diabetes
mellitus tipe 2 (studi di puskesmas rowosari kota semarang tahun 2018).

Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan dari metabolisme karbohidrat akibat ketidak
cukupan insulin, disfungsi insulin, atau keduanya. DM terutama ditandai dengan hiperglikemia,
yaitu kadar gula darah diatas batas normal dan adanya gula pada urin (glukosuria).90% kasus
DM adalah DM Tipe 2 (DMT2) (Mahdia, santoso, 2018).

Konsep dan teori

Diabetes mellitus Tipe 2 adalah gangguan yang melibatkan genetik dan faktor
lingkungan. Dm tipe 2 paling umum mengenai 90% orang yang memiliki penyakit. Dm tipe 2
biasanya terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum diantara dewasa tua, dewasa
obesitas, dan etnik serta populasi ras tertentu. Dm tipe 2 tidak berhubungan dengan tipe jaringan
HLA, dan sirkulasi ICAs jarang ada (Black, 2014).

Manifestasi klinis menyakinkan adanya DM Tipe 2 dengan uji laboratorium kadar


glukosa darah, cara mengetahuinya dengan mengambil darah pasien di 3 waktu yang berbeda :

1. Kadar glukosa darah puasa, sampel ini diambil saat pasien tidak makan makanan selain
minum air selama paling tidak 8 jam.sampel ini mencerminkan kadar glukosa dari
produksi hati diagnosa DM dibuat ketika kadar glukosa lebih dari 126 mg/dl.
2. Kadar glukosa darah sewaktu, sampel ini diambil tanpa puasa. Diagnosis DM dibuat jika
kadar glukosa lebih dari 200 mg/dl.
3. Kadar glukosa darah setelah makan diambil setelah dua jam makan. Diagnosis DM
dibuat jika kadar glukosa lebih dari 200 mg/dl.

Kadar gula darah merupakam konsentrasi gula atau tingkat glukosa didalam darah,
biasanya 70-150 mg/dl.(Black, 2014).

Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional analitik. menggunakan rancangan
crossectional study.

Subjek atau populasi dan sampel

Populasi target penelitian adalah seluruh penderita DMT2 yang terdata dan
memeriksakan kadar gula darah di Puskesmas Rowosari. Sedangkan populasi terjangkau

5
penelitian adalah seluruh penderita DMT2 di Puskesmas Rowosari yang memeriksakan kadar
gula darah berumur ≥45 tahun. Sampel diambil sebanyak 80 pasien yang memeriksakan kadar
gula darah sewaktu, diantaranya adalah 40 pasien dengan kadar gula terkontrol dan 40 pasien
dengan kadar gula darah tidak terkontrol.

Instrumen pengumpulan data

Metode pemeriksaan dengan GDS mampu memberikan gambaran perubahan glukosa


darah darah secara cepat, dalam keadaan hiperglikemia, hipoglikemia, atau terkontrol.

Metode analisis data

Data yang dikumpulkan selanjutnya Analisis data menggunakan Korelasi Rank


Spearman (tingkat signifikansi p≤0,05 dan α=95%). Untuk mengetahui Hubungan antara
kebiasaan olahraga dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2.

Hasil dan Kesimpulan/rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kadar
gula darah pada penderita DMT2 di Puskesmas Rowosari Kota Semarang, dapat disimpulkan
beberapa hal berikut :

1. Frekuensi olahraga, jenis olahraga, dan durasi olahraga terbukti berhubungan dengan kadar
gula darah pada penderita DMT2 di Puskesmas Rowosari dengan Pvalue=0,001, Pvalue=0,002,
dan Pvalue=0,015.

2. Intensitas olahraga dan waktu olahraga .

Tidak terbukti berhubungan dengan kadar gula darah pada penderita DMT2 di Puskesmas
Rowosari dengan Pvalue=0,087 dan Pvalue=0,074.

Ada hubungan yang signifikan antara kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol HDL
pada pasien DM tipe 2 di RSUP Sanglah dengan nilai sig=0,030. Korelasi negatif
mengindikasikan pola hubungan kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol HDL adalah tidak
searah yaitu semakin tinggi kadar gula darah puasa maka semakin dilakukan rendah kadar
kolesterol HDL.

6
JURNAL 3

Judul Artikel : ANALISIS HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN


KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PASIEN
DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP SANGLAH (Ni Wayan Nia Ariska Purwanti, I
Nyoman Jirna, 2016)

DM tipe 2 adalah suatu kondisi hiperglikemia puasa yang terjadi meski tersedia insulin
endogen. Dm tipe 2 dapat terjadi pada semua tetapi semua usia biasanya dijumpai pada usia
paruh baya dan lansia [ CITATION LeM16 \l 14345 ]

Konsep dan Teori

Diabetes mellitus Tipe 2 adalah gangguan yang melibatkan genetik dan faktor
lingkungan. Dm tipe 2 paling umum mengenai 90% orang yang memiliki penyakit. Dm tipe 2
biasanya terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum diantara dewasa tua, dewasa
obesitas, dan etnik serta populasi ras tertentu. Dm tipe 2 tidak berhubungan dengan tipe jaringan
HLA, dan sirkulasi ICAs jarang ada (Black, 2014).

Disain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional.

Subjek atau populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM tipe 2 di Poliklinik Diabetic Centre
RSUP Sanglah.Teknik penentuan sampel dengan Sampling Purposive dimana sampel ditentukan
berdasarkan pertimbangan tertentu6. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 pasien DM
tipe 2 yang melakukan kontrol rutin dan melakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa, serta
bersedia menjadi responden.

Instrumen pengumpulan data

Sampel pemeriksaan menggunakan sampel darah vena, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar
gula darah puasa dan kadar kolesterol HDL dengan menggunakan alat Cobas 6000.Data yang
dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov

7
dan uji korelasi Pearson Product Moment untuk mengetahui hubungan kadar gula darah puasa
dengan kadar kolesterol HDL pada pasien DM tipe 2 di RSUP Sanglah.

Metode analisis data

Data yang dikumpulkan menggunakan Korelasi Pearson Product Moment untuk menganalisis
hubungan kadar gula darah puasa dengan kadar kolesterol HDL pada pasien diabetes mellitus
tipe 2

Hasil dan Kesimpulan/rekomendasi

1. Ada hubungan yang signifikan antara kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol HDL
pada pasien DM tipe 2 di RSUP Sanglah dengan nilai sig=0,030.

Korelasi negatif mengindikasikan pola hubungan kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol
HDL adalah tidak searah yaitu semakin tinggi kadar gula darah puasa maka semakin rendah
kadar kolesterol HDL.

JURNAL 4

Judul Artikel : INTERVENSI TAHU UNGU MAMPU MEMPERBAIKI PROFIL LIPID


DARAH SUBJEK PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE-2 (Amrizal, Zakaria, Chasanah,
& Suliantari, 2017)

DM tipe 2 adalah suatu kondisi hiperglikemia puasa yang terjadi meski tersedia insulin
endogen. Dm tipe 2 dapat terjadi pada semua tetapi semua usia biasanya dijumpai pada usia
paruh baya dan lansia [ CITATION LeM16 \l 14345 ]

Konsep dan Teori

Diabetes mellitus Tipe 2 adalah gangguan yang melibatkan genetik dan faktor
lingkungan. Dm tipe 2 paling umum mengenai 90% orang yang memiliki penyakit. Dm tipe 2
biasanya terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum diantara dewasa tua, dewasa
obesitas, dan etnik serta populasi ras tertentu. Dm tipe 2 tidak berhubungan dengan tipe jaringan
HLA, dan sirkulasi ICAs jarang ada (Black, 2014).

8
Disain Penelitian

Desain penelitian ini adalah eksperimen-tal semu (Quasi Experimental).

Subjek atau populasi dan sampel

Berdasarkan rumus, diperoleh nilai n = 8,36 dengan power of test (Zβ) adalah 5%, maka jumlah
n=8,77 atau setara dengan 9. Artinya jum- lah subjek yang akan digunakan adalah sebanyak 9
orang, namun penggunaan jumlah subjek se- banyak 10 orang dilakukan dengan pertimbangan
kemungkinan ada yang tidak meneruskan sampai selesai intervensi. Pengumpulan subjek dilaku-
kan dengan pemeriksaan glukosa darah di sekitar desa Babakan Raya dan Ciherang.

Instrumen pengumpulan data

Bahan yang digunakan adalah biji kedelai hitam varietas Cikuray dari Lampung. CaSO4

se-bagai penggumpal tahu. Bahan yang digunakan untuk analisis kolesterol total, trigliserida,
HDL dan LDL yaitu sampel plasma darah, enzim Cho- lesterol-Liquizyme GPOP-PAP, enzim
Trigly- ceride-Liquizyme GPO-PAP, reagen HDL-Cho- lesterol, dan EDTA. Pengujian
dilakukan den- gan metode kolorimetri CHOD-PAP enzimatis menggunakan Microlab 300
(Vital Scientific) dan dibaca pada panjang gelombang 546 nm kolori- metri CHOD-PAP
enzimatis.

Metode analisis data

Data profil lipid darah (TG, HDL, LDL, dan Kolesterol) subjek sebelum dan sesudah intervensi
dianalisis menggunakan uji t berpasangan pada tingkat kepercayaan 95%. Analisis statistik
dilakukan dengan mengguna- kan perangkat lunak IBM SPSS Statistic 20.

Hasil dan Kesimpulan/rekomendasi

1. Terdapat perubahan rata-rata profil lipid subjek sebelum dan setelah intervensi. Kadar
trigliserida, LDL, HDL, dan total kolesterol pada kedua kelompok (intervensi-kontrol)
mengalami penurunan dari keadaan awal hingga setelah intervensi. Perbai- kan profil
lipid subjek sejalan dengan penurunan kadar glukosa secara signifikan (p<0,05) pada
kelompok intervensi dari hari ke-0 hingga ke-28.
2. Hasil penelitian selama 28 hari pada kelompok intervensi tahu ungu menunjukkan
penurunan nilai total kolesterol secara signifikan (p<0,05) yaitu se- belum dan sesudah

9
sebesar 207,00+52,26 mg/dl menjadi 154,40+50,89 mg/dl. Kelompok kontrol juga
mengalami penurunan pada total kolesterol darah subjek, walaupun secara statistik tidak
signifikan (p>0,05) sebesar 206,00+76,51 mg/dl menjadi 184,10+42,45 mg/dl.
3. Uji t berpasangan menunjukkan bahwa terdapat penurunan ka- dar trigliserida yang
signifikan yaitu sebesar 175,60±72,61 mg/dl menjadi 123,70±29,50 mg/ dl (p<0.05).
4. Terdapat penurunan kadar LDL subjek intervensi yang signifikan sebesar 133,76±47,00
mg/dl menjadi 98,96±13,81 mg/dl (p<0,05).
5. Uji t berpasangan menunjukkan bahwa terdapat penurunan nilai HDL pada subjek in-
tervensi secara signifikan dari 48,90+3,24 mg/ dl menjadi 30,80,+7,09 mg/dl (p<0,05)
(Tabel 1). Sementara itu, pada kelompok kontrol terjadi penurunan pada kadar HDL
darah subjek sebe- sar 41,60+6,67 mg/dl menjadi 39,60+9,95 mg/dl, namun tidak
signifikan secara statistik (p>0,05).

Konsumsi tahu ungu selama 28 hari berpotensi dalam memperbaiki profil lipid darah pen- derita
DM tipe-2 melalui penurunan kadar trigli- serida, LDL, dan total kolesterol secara signifi- kan
(p<0,05), namun belum dapat memperbaiki kadar HDL pada subjek penderita diabetes.

JURNAL 5

Judul Artikel : HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN BEROBAT DAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS KENDAL 1 (Nugroho, Warlisti, Bakri, &
Kendal, 2018)

DM tipe 2 adalah suatu kondisi hiperglikemia puasa yang terjadi meski tersedia insulin
endogen. Dm tipe 2 dapat terjadi pada semua tetapi semua usia biasanya dijumpai pada usia
paruh baya dan lansia [ CITATION LeM16 \l 14345 ]

Konsep dan Teori

Diabetes mellitus Tipe 2 adalah gangguan yang melibatkan genetik dan faktor
lingkungan. Dm tipe 2 paling umum mengenai 90% orang yang memiliki penyakit. Dm tipe 2
biasanya terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum diantara dewasa tua, dewasa

10
obesitas, dan etnik serta populasi ras tertentu. Dm tipe 2 tidak berhubungan dengan tipe jaringan
HLA, dan sirkulasi ICAs jarang ada (Black, 2014).

Disain Penelitian

Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectiona studyl/studi belah lintang.

Subjek atau populasi dan sampel

Tempat pengambilan sampel adalah Puskesmas Kendal I mulai dari bulan Desember 2017
sampai jumlah sampel terpenuhi. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien yang sudah
terdiagnosis diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kendal I, bersedia menjadi responden dan
menandatangani informed consent, dapat berkomunikasi verbal dengan baik, mampu membaca,
menulis dan berbahasa Indonesia. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien diabetes melitus
tipe 2 yang mengalami masalah kesehatan mendadak seperti lemah, pusing, letih dan masalah
lain yang tidak memungkinkan untuk menjadi responden. Sampel diambil dengan metode non-
probability sampling dengan cara consecutive sampling, penelitian ini adalah 58 pasien.

Instrumen pengumpulan data

Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner berupa kuesioner karakterisitik responden dan
kuesioner dukungan keluarga. Kuesioner karakterisitik responden terdiri dari umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, lama menderita DM, dan komplikasi penyakit DM.
Kuesioner dukungan keluarga untuk penderita DM yang digunakan adalah Henserling Diabetes
Family Support Scale (HDFSS).

Metode analisis data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan programkomputer SPSS. Data
dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat.

Hasil dan Kesimpulan/rekomendasi

1. Hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga dengan kadar glukosa darah puasa
mununjukan hubungan yang bermakna (p<0,05).

11
2. Untuk hubungan dukungan keluarga terhadap kadar glukosa darah puasa didapatkan nilai
significancy- nya adalah 0,019. Karena nilai p< 0,05 dapat disimpulkan bahwa hasil
tersebut bermakna bermakna untuk hubungan antara dukungan keluarga dengan kadar
glukosa darah puasa.
3. Untuk hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan kunjungan berobat didapatkan
nilai significancy-nya adalah 0,608. Karena nilai p> 0,05 dapat disimpulkan bahwa hasil
tersebut tidak bermakna untuk hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
kunjungan berobat pasien.
4. Responden yang mengalami DM tipe 2 sebagian besar adalah responden yang tidak patuh
terhadap kunjungan berobat (77,6%) dan kadar glukosa darah buruk (77,6%).

Dukungan keluarga pada responden yang datang ke Puskesmas Kendal 1 masih rendah,
kepatuhan kunjungan berobat pada responden yang datang ke Puskesmas Kendal 1 masih
rendah, kadar glukosa darah puasa pada responden yang datang ke Puskesmas Kendal 1 masih
banyak yang tidak terkontrol, dukungan keluarga tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
menjalankan pengobatan, dan dukungan keluarga berpengaruh dengan kadar glukosa darah
puasa.

12

Anda mungkin juga menyukai