Anda di halaman 1dari 3

PROBLEMATIKA BAHASA INDONESIA TENTANG PENGGUNAAN BAHASA ALAY

DIKALANGAN REMAJA

Kesalahan pengunaan bahasa Indonesia sehari hari pada kalangan remaja umum nya
menggunakan bahasa yang salah atau menyimpang. Dan sedikit sekali orang yang menggunakan
bahasa indonesia yang baku ata benar. Kesalahan ini di sebabkan oleh beberapa banyak faktor
diantara nya lingkungan, budaya (kebiasaan), pendidikan yang salah, mungkin juga masuknya
budaya asing dan mencampurnya dengan bahasa indonesia agar terihat menjadi mudah bagi yang
menciptakan nya.
Disini saya akan menjelaskan dan membahas lebih lanjut tentang bahasa alay dalam bahasa
Indonesia. Alay merupakan akronim dari anak layangan, alay lebay, atau anak kelayaban. Ini
adalah sebuah istilah yang ditujukan bagi orang-orang yang suka bertindak berlebihan, termasuk
bagaimana mereka berpose di depan kamera dengan menampilkan tampang sok imut mereka dan
tak ketinggalan pula penggunaan tulisan bahasa Indonesia-nya. Akhir-akhir ini jumlah alay
semakin meningkat, bertumbuh begitu cepat bak jamur di musim hujan. Remaja merupakan
jumlah terbesar dari populasi alay, mengingat dalam usia-usia itu, orang sedang berada dalam
tahap pencarian jati diri. Mereka gemar melakukan hal-hal baru, termasuk memodifikasi bahasa
dengan menciptakan tulisan-tulisan baru dalam kata-kata bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia versi alay itu unik. Beberapa ciri kebahasaan alay terutama dalam aspek tulisan
sangat berbeda dari bahasa Indonesia. Pertama, ketika mengetik sms mereka cenderung
menggunakan kombinasi huruf kapital dan huruf kecil dalam kata, seperti ” iYa nIe” , ”aBiS
LAgI sIbUq siCh”. Penggunaan angka pun tak luput dari penulisan kata mereka. Contohnya
dalam kata-kata, 9w 9ag 8i5a 5kr9. Entah tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, mereka bahkan
bertindak seolah-olah tidak mengenal alphabet dalam bahasa Indonesia, seolah-olah tidak
mampu membedakan huruf dalam kata. Dengan seenaknya mereka menulis kata “juga” dengan
“juja”, “sms” dengan “cmz” atau “xmx”. Alay juga mempunyai nama akun facebook dan twitter
yang terlihat begitu sempurna dan lucu seperti” cii mUna imUtz” atau “MociMoCi alias jonny”.
Kondisi inilah yang membuat banyak orang mengalami kesulitan dalam membaca tulisan
mereka.
Bahasa alay benar-benar meruntuhkan tembok- tembok peraturan tata bahasa Indonesia yang
telah ditetapkan secara signifikan. Betapa tidak, sejak kapan ada aturan penggunaan kombinasi
huruf kapital dan huruf kecil dalam sebuah kata, yang dapat ditempatkan dimana saja, semau
kita, di depan, di tengah ataupun di akhir kata. Jadi, penggunaan huruf kapital dan huruf kecil itu
tidak dapat ditempatkan seenaknya seperti yang dilakukan alay. Kasus lain yang tak kalah
menarik yaitu ketika alay membentuk kata dari gabungan huruf dan angka. Angka tentu saja
tetaplah angka, tak mungkin menggabungkan diri dengan huruf membentuk kata, kecuali
merupakan sebuah rumus kimia seperti H2O dan NH3. Tulisan alay benar-benar
membingungkan.
Begitu pesat mewabahnya trend tulisan alay di kalangan masyarakat Indonesia khususnya
remaja, tentu saja mempengaruhi pemeliharaan bahasa Indonesia yang telah susah payah
dirumuskan ahli-ahli bahasa Indonesia selama bertahun-tahun.
Pertama alay menciptakan tata bahasa baru, mengindahkan tata bahasa Indonesia yang telah
disusun. Mungkin mereka tidak tahu penggunaan huruf kapital dan penempatan huruf kapital.
Seperti contoh berikut ini kata “iYa” seharusnya ditulis “Iya”, karena menurut tata bahasa
Indonesia, huruf kapital harus digunakan pada huruf awal kata dalam sebuah kalimat. Tanpa
dasar itu pun, ketika mengetik di HP, dengan sendirinya huruf awal kata pada akan berubah
menjadi huruf kapital, demikian pula ketika mengetik di komputer.
Kedua, alay mengubah alphabet bahasa Indonesia ke versi mereka. Seperti pada huruf k mereka
realisasikan dengan huruf ch dan q, dengan asumsi bahwa huruf-huruf tersebut memiliki
kemiripan bunyi. Ada lagi huruf s mereka realisasikan dengan huruf x, c dan z.
Ketiga tulisan alay membingungkan karena banyak rentetan variasi huruf yang begitu meriah
dari bahasa Indonesia dalam kata, tentu saja memusingkan bagi orang yang membacanya dan
inilah faktanya. Bagaimana membaca tulisan ini “tyUs kmueh jNaN luEpa Mams eaaa” ? Untuk
membaca saja sulit, apalagi untuk dimengerti. Hal ini hanya menambah daftar masalah saja
dengan kehadiran bahasa alay. Banyak yang mengeluh karena tidak dapat menangkap arti dari
kata-kata seperti itu, tulisan yang hanya melelahkan mata. Tentulah lebih mudah menuliskan
“trus kamu jangan lupa makan, ya?”. Mengapa mereka menyulitkan diri dan terjebak dalam
tulisan aneh itu. Padahal, salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dan
Komunikasi itu tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh
orang lain.
Keempat alay kehilangan jati dirinya. Ada sebuah pepatah berbunyi “ Nama menunjukkan
identitas orang”. Ini sangat bertolak belakang dengan alay. Mereka mempunyai nama yang aneh
di twitter dan facebook yang ejaannya bahkan tak ditemukan dalam perbehendaraan kata bahasa
Indonesia. Kehadiran jejaring sosial sesungguhnya sangat membantu orang berhubungan dengan
orang-orang dari negara-negara lain di seluruh dunia, jadi alangkah baiknya menggunakan nama
biasanya seperti Hartono, Sri, Tati, Devi dan nama lainnya. Nama merupakan realisasi dan
wujud dari kehadiran bahasa Indonesia. Paling tidak ini membantu orang dari negara lain
menebak dari negara mana kita berasal. Kita adalah orang Indonesia, itulah identitas kita.
Kelima alay berasal dari remaja. Pemakaian tulisan alay kebanyakan dibuat oleh remaja yang
nota bene adalah generasi penerus bangsa. Jika mereka terus saja mempertahankan kebiasaan
mereka, kedepannya tata bahasa Indonesia akan luntur dan pudar, karena masa depan bangsa dan
negara ini adalah dalam tangan mereka.
Kehadiran bahasa alay sangat mengancam pemeliharaan bahasa Indonesia Karena Semua telah
jelas identitas pun hilang akibat bahasa alay ini. Tak tanggung-tanggung masa depan bahasa
Indonesia pun ikut terseret. Jika kita biarkan hal ini terus terjadi, dalam jangka waktu yang
panjang, tak mengherankan lagi bila bahasa Indonesia akan mengalami deviasi. Banyak
pelanggaran yang dilakukan, menyimpang dari aturan bahasa Indonesia.
Melihat fakta-fakta diatas, solusi perlu dibuat untuk segera menyelesaikan persoalan kehadiran
bahasa alay ini. Kampanye anti alay adalah cara terbaik. Kampanye dapat dilakukan dengan
menyebarkan sms tentang ciri-ciri alay dan upaya menyelamatkan bahasa Indonesia. Saya
berharap pemerintah tanggap terhadap permasalahan ini. Jika dibiarkan akan menjadi
permasalahan serius di masa mendatang dan dapat menghancurkan tata bahasa Indonesia.
Bagaimana dengan kita, usaha apa yang dapat dilakukan? Kita dapat melakukan hal-hal
sederhana seperti yang telah dilakukan orang lain, menyebarkan sms dan memosting di facebook
anti alay. Setidaknya kita telah berusaha menyelamatkan bahasa Indonesia dari serbuan bahasa
alay.
Masalah utama yang kita hadapi dalam budaya pencampuran dua bahasa ini adalah masalah
psikologi. Remaja berpikir bahwa hal seperti itu adalah hal yang keren. Namun pada dasarnya
jika kita cermati lebih dalam, bahasa yang seperti itu akan sangat merugikan jika terus dipakai.
Karena bahasa Alay hanya akan bisa dipahami oleh orang tertentu saja. Menurut saya cara untuk
mengatasinya adalah dengan memberikan pengertian kepada para remaja bahwa berkomunikasi
dengan bahasa alay seperti itu adalah sia-sia dan tidak berguna Karena bukanlah bahasa standar.
Cara ampuh yang lainnya adalah dengan memunculkan budaya berbahasa indonesia yang sesuai,
agar menjadi kebiasaan sehari – hari. Dengan demikian, niscaya bahasa indonesia akan terjaga
keberadaannya sampai kapanpun.

Anda mungkin juga menyukai