Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR REKREASI DAN HIBURAN

Disusun Oleh

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JENJANG S1 KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Konsep Dasar Rekreasi dan Hiburan.

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah Konsep Dasar Rekreasi dan
Hiburan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Mataram, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................5

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5

1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................................5

BAB II KONSEP DASAR..............................................................................................................6

2.1 Pengertian..........................................................................................................................6

2.2 Tujuan Rekreasi................................................................................................................6

2.3 Macam-Macam Rekreasi..................................................................................................7

2.4 Jenis-Jenis Rekreasi..........................................................................................................7

2.5 Terapi Rekreasi.................................................................................................................8

2.6 Manfaat Terapi Rekreasi...................................................................................................9

2.7 Manfaat Bermain Untuk Kesehatan................................................................................10

2.8 Kategori Permainan.........................................................................................................12

2.9 Jenis-Jenis Permainan.....................................................................................................12

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15

3.2 Saran................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk memiliki gaya hidup yang sihat, rekreasi adalah satu keutamaan. Rekreasi juga
adalah aspek penting di dalam kehidupan seharian seseorang. Selain nutrisi, olahraga,
rekreasi merupakan salah satu faktor pendukung gaya hidup sehat. Salah satu terapi
digunakan pada pasien gangguan jiwa adalah terapi rekreasi. Dikarenakan terapi ini membuat
pasien menjadi bahagia, senang, dan dapat bersosialisasi antara pasien, perawat, dan
lingkungan sekitar. Tetapi terapi rekreasi ini di indonesia belum begitu terkenal di
bandingkan dengan terapi-terapi yang sudah ada saat ini. Terapi rekreasi ini bisa di
kombinasikan dengan terapi-terapi lain, seperti terapi lingkungan, terapi musik, terapi seni
dan terapi gerak (Handayani, 2012)
Terapi rekreasi merupakan cara baru untuk memberikan perawatan kepada orang-orang
yang menderita berbagai cacat dan penyakit. Terapi rekreasi digunakan di beberapa daerah
penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, gangguan kognitif dan neurologis. Terapi rekreasi
sangat efektif bagi pasien yang menarik diri, dikarenakan pada pasien yang menarik diri
interaksi sosialnya kurang. Diharapkan setelah mengikuti terapi rekreasi ini, pasien yang
awalnya menarik diri dapat merubah sikap dan prilakunya untuk bersosialisasi dalam
interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar (Harsono. Y, 2015)

1.2 Tujuan Penulisan


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia (PKDM) pada tahap anak yaitu Rekreasi dan Bermain.
BAB II

KONSEP DASAR

2.1 Pengertian
Rekreasi berasal daripada bahasa Latin yaitu recretio yang berarti penyegaran kesehatan
(Torkildsen, 1992). Dengan kata lain, rekreasi membawa maksud penyegaran kembali
jasmani dan rohani seseorang. Menurut Edington & Kraus et al. (1990), rekreasi merupakan
satu aktiviti yang dilakukan semasa waktu lapang, menyenangkan dan mempunyai kualiti
secara social (Agus Mahendra, 2012).
Jadi rekreasi secara keseluruhannya digambarkan sebagai perbuatan seseorang individu
menyertai sesuatu aktiviti dengan kerelaan serta kesenangan pada masa lapang. Pengertian
bermain sangatlah unik dan deskriptif. Terdapat berbagai pandangan dan pengertian yang
diberikan oleh kaum akademik maupun non akademik secara luas dan beraragam, mulai teori
klasik yang dikaitkan dengan “surplus energy” dan hewan. Teori ini menyatakan, semakin
tinggi spesies makhluk hidup semakin banyak waktu dihabiskan untuk bermain di mana pada
kasus spesies yang lebih rendah energi dikeluarkan hanya untuk memenuhi kebutuhan utama
organisme tersebut (Alifatin, 2014)

2.2 Tujuan Rekreasi


Menurut Krippendorf (1994), kegiatan rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang
dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali dengan mengadakan
perjalanan ke suatu tempat. Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh
dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat
dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara
pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup
bebas, dan merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka
rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu
luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran
sikap dan mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental (Hawari D,
2014).
Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar
persekutuan. Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan
cara-cara yang berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana berolah raga dalam berbagai
kegiatan sehingga kemampuan individu dapat dibangun dan ditingkatkan melalui rekreasi.
Anak-anak perlu belajar berelasi dengan orang lain di arena bermain sebagaimana di dalam
kelas atau rumah. Kreativitas dapat ditingkatkan dan dibangun, dan cara-cara baru untuk
melakukannya dapat diperkenalkan. Salah satu manfaat penting dari rekreasi adalah dalam
pembentukan karakter/sifat. Telah dikatakan bahwa “anak-anak belajar melalui bermain”.
Melalui suatu program rekreasi yang telah disusun dan direncanakan dengan baik, anak-anak
dapat belajar untuk menikmati penggunaan waktu sebaik-baiknya. Tantangan pada
pengajaran yang efektif dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para
pemimpin dan para guru. Tujuan rekreasi adalah sebagai berikut :
1. Pengisi waktu luang
2. Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan
3. Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), contoh pendidikan
dan pekerjaan/bekerja
4. Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan berkelompok
serta rekreasi aktif). Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang
menyenangkan dan memperoleh kesenangan.

2.3 Macam-Macam Rekreasi


Rekreasi terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Rekreasi aktif
Rekreasi aktif adalah jenis rekreasi yang memerlukan banyak aktivitas fisik/ tenaga.
Seperti: mendaki gunung, sepak bola, traveling.
2. Rekreasi Pasif
Rekreasi pasif adalah jenis rekreasi yang banyak melibatkan aktivitas relaksasi dan
tidak memerlukan banyak tenaga. Contoh: menonton TV, mendengarkan music, kuliner.
2.4 Jenis-Jenis Rekreasi
1. Pariwisata
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau
liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau
turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari
rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai
dari transportasi; jasa keramahan - tempat tinggal, makanan, minuman; dan jasa
bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat
istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber
pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh
karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai
oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah
wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang
non-lokal.
2. Olahraga
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara
jasmani tetapi juga rohani (misalkan olahraga tradisional dan modern).
3. Permainan
Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang- senang,
mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau
bersama-sama.Permainan ada tingkatannya berdasarkan umur, ada permainan anak dan
ada permainan dewasa.Ada juga permainan untuk umum yaitu permainan computer.
4. Hobi
Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk
menenangkan pikiran seseorang. kataHobi merupakan sebuah kataserapan dari Bahasa
Inggris "Hobby". Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatakan
kesenangan. Terdapat berbagai macam jenis hobi seperti mengumpulkan sesuatu
(Koleksi), membuat, memperbaiki, bermain dan pendidikan dewasa.
2.5 Terapi Rekreasi
Terapi rekreasi merupakan cara baru untuk memberikan perawatan kepada orang-orang
yang menderita dari berbagai cacat dan penyakit. Terapi rekreasi digunakan di beberapa
daerah penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, gangguan kognitif dan neurologis.
Terapi reakreasi ialah suatu bentuk terapi yang mempergunakan media reakresi
(bermain, berolahraga, berdarmawisata, menonton TV, dan sebagainnya) dengan tujuan
mengurangi keterganguan emosional dan memperbaiki prilaku melalui diskusi tentang
kegiatan reakresi yang telah dilakukan, sehingg perilaku yang baik diulang dan yang buruk
dihilangkan. Yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan
pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial. Terapi rekreasi membantu untuk
menyembuhkan orang dengan cara yang positif dan juga sebagai per umpan balik dari pasien
dan penelitian, orang-orang yang menggunakan terapi ini jarang depresi atau stres karena
penyakit mereka.

2.6 Manfaat Terapi Rekreasi


Adapun manfaat dari terapi rekreasi khususnya untuk klien dengan gangguan jiwa
antara lain :
1. Perkembangan dan pemeliharaan kekuatan, ketahanan, toleransi kerja, dan koordinasi.
2. Mempraktekkan pengguna gerakan volunteer maupun refleks dalam tugas/kagiatan
terarah.
3. Untuk mengeksplorasi potensi yang bersifat vocational atau melatih skill yang
dibutuhkan dalam penyesuaian kerja.
4. Meningkatkan fungsi sensasi, persepsi dan cognisi.
5. Meningkatkan keterampilan sensasi sosialisasi serta pengembangan emosi.G. Jenis
Terapi Rekreasi
Jenis alat bantu yang akan digunakan sepenuhnya tergantung pada jenis terapi rekreasi
orang telah memilih. Misalnya, orang dengan masalah kognitif dianjurkan untuk mengambil
pelajaran musik. Mereka diajarkan musik dengan bantuan alat musik seperti gitar dan piano.
Namun, beberapa orang mungkin tidak sepenuhnya cocok untuk menggunakan hal-hal ini.
Ada beberapa jenis terapi rekreasi dan beberapa yang paling populer adalah:
1. Alat bantu musik seperti gitar dan piano,
2. Hewan yang membantu terapi,
3. Teknik relaksasi,
4. Mediasi,
5. Spiritualitas,
6. Yoga,
7. Terapi bioskop,
8. Berkebun

2.7 Manfaat Bermain Untuk Kesehatan


1. Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri pada anak.
Ketika bermain, anak akan menentukan pilihan-pilihan. Mereka harus memilih apa
yang akan dimainkan. Anak juga memilih di mana dan dengan siapa mereka bermain.
Semua pilihan itu akan membantu terbentuknya gambaran tentang diri mereka dan
membuatnya merasa mampu mengendalikan diri. Permainan memotong kertas, mengatur
letak atau mewarnai misalnya dapat dilakukan dalam beragam bentuk. Tidakada batasan
yang harus diikuti. Identitas dan kepercayaan diri dapat berkembang tanpa rasa ketakutan
akan kalah atau gagal. Pada saat anak menjadi semakin dewasa dan identitasnya telah
terbentuk dengan lebih baik, mereka akan semakin mampu menghadapi tantangan
permainan yang terstruktur, bertujuan dan lebih dibatasi oleh aturan-aturan.
2. Standar moral
Walaupun anak belajar di rumah dan sekolah tentang apa yang dianggap baik dan
buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral selain dalam kelompok.
3. Menemukan apa yang dapat mereka lakukan dan mengembangkan kepercayaan diri
Permainan mendorong berkembangnya keterampilan, fisik, sosial dan intelektual.
Misalnya perkembangan keterampilan sosial dapat terlihat dari cara anak mendekati dan
bersama dengan orang lain, berkompromi serta bernegosiasi. Apabila anak mengalami
kegagalan saat melakukan suatu permainan, hal itu akan membantu mereka menghadapi
kegagalan dalam arti sebenarnya dan mengelolanya pada saat mereka benar-benar harus
bertanggung jawab.
4. Melatih mental anak
Ketika bermain, anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di
dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki sekaligus
mendapatkan pengetahuan baru. Orangtua akan dapat semakin mengenal anak dengan
mengamati saat bermain. Bahkan, lewat permainan (terutama bermain pura-pura)
orangtua juga dapat menemukan kesan-kesan dan harapan anak dan keluarganya.
5. Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan anak dari stress
Kreativitas anak akan berkembang melalui permainan. Ide-ide yang orisinil akan
keluar dari pikiran mereka, walaupun kadang terasa abstrak untuk orangtua. Bermain
juga dapat membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari. Stres pada anak
biasanya disebabkan oleh rutinitas harian yang membosankan.
6. Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak
Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi. Anak mempelajari
nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak
memainkan peran 'baik' dan 'jahat', hal ini membuat mereka kaya akan pengalaman
emosi. Anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari
situasi yang dia hadapi.
7. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak
Melalui permainan, anak dapat belajar banyak gal. Di antaranya melatih
kemampuan menyeimbangkan antara motorik halus dan kasar. Hal ini sangat
memengaruhi perkembangan psikologisnya. Permainan akan memberi kesempatan anak
untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus memecahkan masalah.
Anak-anak akan berusaha menganalisa dan memahami persoalan yang terdapat dalam
setiap permainan.
8. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan anak
Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain, seringkali
dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai peran pemimpin
dalam kehidupan nyata, mungkin akan memperlohen pemenuhan keinginan itu dengan
menjadi pemimpin tentara saat bermain.
9. Mengembangkan kemampuan dan keseimbangan otak kanan pada anak
Bermain memiliki aspek-aspek yang menyenangkan dan membuka kesempatan
untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebaya serta
mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Dengan begitu, bermain memberi
kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin
kurang terasah baik di sekolah maupun di rumah.

2.8 Kategori Permainan


Mildred Parten mengemukakan bahwa, terdapat 6 jenis permainan anak yang berusia 2
sampai 5 tahun. Penelitian Parten ini meninjau permainan anak yang dilihat dari sisi tingkah
laku sosial, yaitu sebagai berikut :
1. Permainan bebas (unoccupied play). Anak hanya melihat-lihat segala sesuatu yang
menarik perhatiannya, dan melakukan gerakan-gerakan bebas. Pada jenis ini anak mulai
usia 0 - 1.5 tahun.
2. Permainan mengamati (onlooker play). Anak melihat dan memperhatikan anak-anak lain
bermain.
3. Bermain sendiri (solitary play). dalam kelompok, anak dibiarkan bermain sendiri-sendiri
dengan bermacam-macam alat permainan, sehingga tidak terjadi kontak antara satu sama
lain.
4. Permainan paralel (parallel play). Anak bermain dengan permainan yang sama, tetapi
tidak terjadi kontak antara anak yang satu dengan yang lain.
5. Permainan asosiatif (assosiative play). Anak bermain bersama-sama dan saling
meminjam alat permainan.
6. Permainan berkelompok (cooperative play). Anak bermain dalam kelompok yang
terorganisir dan memiliki aturan.

2.9 Jenis-Jenis Permainan


Menurut Seifert & Hoffnung (1994), membagi permainan anak menjadi 4 jenis, yang
dibagi berdasarkan pada tahap-tahap perkembangan kognitif, yaitu sebagai berikut:
1. Permainan fungsional (functional play). Permainan fungsional adalah permainan selama
periode sensorimotorik dengan bentuk permainan yang bersifat fisik dan berulang.
2. Permainan konstruktif (constructive play). Permainan konstruktif adalah bentuk
permainan yang menggunakan benda untuk membangun atau membuat sesuatu.
3. Permainan dramatik (dramatic play). Permainan dramatik adalah suatu bentuk permainan
yang dilakukan secara berpura-pura.
4. Permainan dengan aturan (formal play). Permainan dengan aturan adalah suatu bentuk
permainan yang dilakukan oleh anak dengan memiliki aturan-aturan tertentu yang harus
dipatuhi oleh anak yang memainkannya.
Setelah kita mengetahui jenis atau kategori di atas, berikut klasifikasi permainan-permainan
anak berdasarkan jenis dan usia.
1. Functional Play.
Sejauh mana kau pergi? Dimainkan anak usia 4 tahun termasuk jenis permainan solitary
play. Berebut ekor kera dimainkan anak usia 5 tahun termasuk jenis permainan
cooperative play.
a. Berlari melompat dan berhenti untuk anak usia 2 tahun termasuk jenis permainan
onlooker play.
b. Mencari pasangan untuk anak usia 5 tahun termasuk jenis permainan assosiative play.
c. Mengambil bola melalui rintangan untuk anak usia 5 tahun termasuk jenis permainan
parallel play.
2. Constructive Play
a. Tembok raksasa untuk anak usia 4 tahun termasuk jenis permainan solitary play.
b. Bujur sangkar besar untuk anak usia 4 tahun termasuk jenis permainan solitary play.
c. Mencocokkan balok untuk anak usia 2 tahun termasuk jenis permainan onlooker play.
d. Lego untuk anak usia 3 tahun termasuk jenis permainan solitary play.
e. Puzzel untuk anak usia 3 tahun termasuk jenis permainan solitary play.
3. Dramatic Play
a. Saat minum teh untuk anak usia 3 tahun termasuk jenis permainan solitary play.
b. Bermain pura-pura telepon untuk anak usia 4 tahun termasuk jenis permainan
assosiative play.
c. Bermain pura-pura tentang cita-cita untuk anak usia 4 tahun termasuk jenis
permainan assosiative play.
d. Bongkar pasang untuk anak usia 6 tahun termasuk jenis permainan assosiative play.
e. Metamorfosis kupu-kupu untuk anak usia 6 tahun termasuk jenis permainan
assosiative play.
4. Formal Play
a. Sendok bola untuk anak usia 5 tahun termasuk jenis permainan parallel play.
b. Balapan karung untuk anak usia 6 tahun termasuk jenis permainan cooperative play.
c. Bowling untuk anak usia 6 tahun termasuk jenis permainan parallel play.
d. Estafet bendera untuk anak usia 6 tahun termasuk jenis permainan cooperative play.
e. Mana pasanganku? Untuk anak usia 5 tahun termasuk jenis permainan assosiative
play.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi rekreasi membantu untuk menyembuhkan orang dengan cara yang positif dan
juga sebagai per umpan balik dari pasien dan penelitian, orang-orang yang menggunakan
terapi ini jarang depresi atau stres karena penyakit mereka. Aktifitas di atas dapat memenuhi
banyak kebutuhan dan keinginan dari suatu individu, serta penting untuk perkembangan fisik
maupun psikososialnya. Perubahan pola aktifitas dapat merubah dari disfungsional dari suatu
individu dikarenakan individu itu unik. Perubahan tersebut dilakukan melalui motorik,
kognitif dan sosial learning. Salah satu cara yang digunakan dalam terapi rekrasi yaitu terapi
relaksasi berupa mandi rempah-rempah. Hal tersebut bertujuan untuk meredakan stress.

3.2 Saran
1. Dalam suatu proses pasti seseorang individu akan mengalami suatu kekurang bahkan
suatu kelebihan. Diantara kelebihan itu terdapat suatu kekurangan, seperti didalam hal
yang kelompok kami hadapi. Maka dari itu kelompok kami mengharapkan saran
khususnya dari dosen pembimbing dan umumnya dari rekan-rekan.
2. Bagi perawat dan pihak Puskesmas untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan pada anak yang berobat di puskesmas, dengan meningkatkan perhatian dan
memberikan terapi bermain sesuai dengan tahap perkembangan anak serta menyediakan
sarana bermain sehingga anak-anak akan merasa aman dan nyaman selama dalam
perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggani Sudono.(2010). Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini.
Jakarta : Grasindo

Agus Mahendra. (2012). Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar, Pendekatan Gerak Dominan
Olahraga. Depdiknas. Dirjen Dikti

Alifatin. A., Irma. S. (2001). Pengaruh terapi bermain. Retrieved 27 Oktober 2023, from
www.educare.com

Hamid, Moh. Azhar Abdullah. (2009). Permainan Kreatif SD dan Pelatihan Jurulatih. Bandung.
Profesional

Hale, M.A (2014). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan Anak yang Mengalami
Hospitalisasi di Ruang Mirah Delima Rumah Sakit William

Handayani & Puspitasari (2008), Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kooperatif anak usia
3-5 th yang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Retrieved 27 Oktober 2023,
from www.ugm.ac.id.

Harsono. Y. (2005). Pengaruh Terapi Bermain terhadap Perilaku Kooperatif Anak selama
Menjalani Perawatan di RS. Dr. Sardjito. Retrieved 27 Oktober 2023, from
www.ugm.ac.id

Hawari D. (2004). Manajemen Stress, Cemas, Depresi. Jakarta : FKUI.

Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2007). Nursing care of infants and children. 8 th edition.
St.louis: Mosby Elsevier.Hurlock. E. B. (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Indriani, L. (2014). Pengaruh pemberian terapi aktivitas bermain terhadap tingkat kecemasan
anak usia toddler akibat hospitalisasi di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Kota Bekasi tahun
2013. Skripsi, 5-6

Mulyaman. I. (2006). Terapi Bermain untuk Mengurangi Tingkat Kecemasan Akibat


hospitalissai pada Anak Usia Sekolah. Retrieved 27 Oktober 2023, from www.ugm.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai