Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH
LEGAL DAN ETIK DALAM KONTEKS ASUHAN PERAWATAN JIWA

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Jiwa

Di Susun oleh :
1. Anista Dwi Cahyani ( P27220019186)
2. Dwi Ananti ( P27220019200)
3. Kurniawan Adi N (P27220019214)
4. Oni Popy Octavia ( P27220019227)
5. Tino Putra Pamungkas ( P27220019241)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2019
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perawat merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan
dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan mengunakan ilmu
pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai body of knowledge yang dapat
diuji kebenarannya serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada masyarakat
langsung.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk
implementasi praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik
kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan guna mempertahankan dan memelihara kesehatan
serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain upaya praktek keperawatan
berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Dalam melakukan praktek
keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan berinteraksi kepada
penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah sering timbul beberapa
hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja, kondisi
demikian inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan
penerima praktek keperawatan.
Etika merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan
kewajiban moral. Etika merupakan metode penyelidikan yang membantu orang
memahami moralitas perilaku manusia (yaitu ilmu yang mempelajari
moralitas), praktik atau keyakinan kelompok tertentu (misalnya, kedokteran,
keperawatan, dll), dan standar perilaku moral yang diharapkan dari kelompok
tertentu sesuai dalam kode etik profesi kelompok tersebut (Kozier, B : 2010).
2

Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar
adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal.
Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia- karena itu tidak
membedakan kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-
lain.Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan
manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa
perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang
mnguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena
manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan
pedoman untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep legal dan etik keperawatan
khususnya tentang aspek legal dan etik keperawatan jiwa.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui aspek legal dan etik dalam
keperawatan jiwa
b. Mahasiswa mampu memahami aspek legal dan etik dalam
keperawatan jiwa
3

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep dasar

1. Pengertian
Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan di atur
dalam kode etik keperawatan. Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan
Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang
dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan. Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari
pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran.
Etik adalah cabang filosofi yang berkaitan dengan nilai nilai berdasarkan
suatu standar moral dari kelompok atau profesi (Shives, 2012). Menurut Aiken
(2014) Etik adalah seluruh pernyataan tentang benar atau salah dan apa yang
seharusnya dilakukan. Menurut Mandle, Boyle, dan O’Donohoe (2014), dikutip
dari Kozier etik mengatur bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana
mereka melakukan hubungan dengan orang lain. Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa etik berhubungan dengan bagaimana seseorang bertingkah laku
dan bertindak yang seharusnya dengan menghormati diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
Etik dapat mengendalikan atau mengatur individu dan keluarga, kelompok
dan masyarakat dalam bertindak. Etik berkembang dari nilai-nilai yang
mendasarinya.
2. Nilai-Nilai Yang Melandasi Etika Keperawatan
Nilai-nilai yang melandasi etika keperawatan yang mengacu pada Canadian Nurses
Association 2007 yang dapat digunakan untuk melandasi terapi keluarga yang
diberikan secara universal ( Yani, 2012 ):
4

a. Health and well being


Perawat menghargai nilai sehat, sejahtera dan memberikan bantuan terhadap
keluarga dalam rangka mencapai derajat sehat yang optimal dalam kondisi
sehat, sakit atau proses kematian secara wajar.
b. Choise
Perawat menghormati dan mendorong agar keluarga memiliki otonomi serta
membantu mereka untuk mengekspresikan kebutuhan kesehatannya maupun
nilai-nilai sehat serta memperoleh informasi dari pelayanan kesehatan.
c. Dignity
Perawat menghargai dan melakukan advokasi terhadap kemulian atau
martabat keluarga
d. Confidentiality
Perawat melindungi kepercayaan klien mengenai informasi yang
diperolehnya dalam hubungan profesional untuk tidak dibahas diluar tim
kesehatan, kecuali jika seizin keluarga.
e. Fairness
Perawat menerapkan prinsip keadilan dan keterbukaan dalam rangka
membantu klien menerima pengobatan dan pelayanan kesehatan secara
objektif dan proposional sesuai kebutuhan dasar klien.
f. Accountability
Perawat bertindak sedemikian rupa konsisten dengan tanggung jawab
profesinya serta standar praktek keperawatan.
g. Practice environments conducive to safe, competent and ethical care.
Perawat melakukan advokasi terhadap lingkungan prakteknya yang dapat
menciptakan suatu sistem yang terorganisasi dengan baik dan memberi
dukungan secara manusiawi serta menetapkan alokasi sumber dana dan
daya yang diperlukan dalam rangka pemberian pelayanan keperawatan yang
aman, kompeten dan etis
5

Selain nilai-nilai yang melandasi etik, berbagai prinsip yang melandasi etik perlu
diketahui oleh perawat mental psikiatri yakni :
a. Otonomi
Otonomi adalah kebebasan untuk menentukan yang terbaik bagi klien.
Klien yang memiliki otonomi akan menghargai orang lain tanpa adanya
keterikatan atau mengharapkan keuntungan dari orang lain.
b. Benefisence
Benefisence merupakan wujud perbuatan baik atau menguntungkankan
orang lain
c. Nonmalefisience
Nonmalefisience adalah prinsip melakukan tindakan tanpa bahaya, tidak
menambah penderitaan, tidak membunuh dan tidak mengurangi kebebasan
orang lain.
d. Veracity
Perawat dituntut bicara jujur untuk menyampaikan hal yang sebenarnya dan
terkait dengan konsep bahwa seseorang harus mengatakan secara
meneyeluruh secara benar
e. Justice
Memperlakukan orang lain secara adil tanpa membedakan status sosial, ras,
agama dan sebagainya.
f. Fidelity
Mempertahankan komitmen atau janji.
3. Hak Dan Tanggung Jawab Perawat Jiwa
Perawat psikiatri mempunyai hak dan tanggung jawab membantu tiga peran
legal yaitu: perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat sebagai
pegawai, dan perawat sebagai warga negara. Perawat mungkin akan mengalami
konflik antara ketiga hak dan tanggung jawabnya. Penilaian keperawatan
profesional memerlukan pemeriksaan yang teliti dalam konteks asuhan
keperawatan, konsekuensi yang mungkin terjadi akibat tindakan seseorang, dan
alternatif tindakan yang mungkin dilakukannya (Stuart & Sundeen, 2015).
6

Keterampilan utama yang harus dimiliki oleh perawat psikiatri dalam


praktiknya menurut Robert (2012) dalam Stuart & Laraia ( 2015), yaitu:
a. Mampu untuk mengenali pertimbangan etik dalam praktik psikiatri,
meliputi bekerja dengan pengetahuan mengenai konsep etik sebagai dasar
aplikasi dalam memberikan pelayanan pada penyakit mental
b. Mampu menyadari mengenai nilai-nilai diri sendiri, kekuatan, dan
penyimpangan-penyimpangan sebagaimana aplikasi dalam merawat pasien,
meliputi kemampuan untuk mengenal rasa ketidaknyamanan dirinya sendiri
sebagai satu indikator dari potensial masalah etik.
c. Mampu untuk mengidentifikasi keterbatasan keterampilan dan kompetensi
klinik yang dimilikinya
d. Mampu untuk mengantisipasi secara spesifik adanya dilema etik dalam
perawatan
e. Mampu untuk mengkaji sumber-sumber etik di klinik, untuk memperoleh
konsultasi etik, dan untuk mengkaji supervisi berkelanjutan untuk kasus
sulit
f. Mampu untuk mengenal perlindungan tambahan dalam perawatan klinik
pasien dan memonitor keefektifannya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Stuart & Laraia (2015) bahwa langkah-langkah dalam
penyelesaian dilema etik dan pengambilan keputusan etik, dapat digambarkan
sebagai berikut:
a. Langkah pertama dapatkan informasi yang menjadi latar belakang
terjadinya masalah untuk memperoleh kejelasan gambaran masalah
b. Langkah selanjutnya adalah identifikasi komponen dari etik atau asal dari
dilema, seperti kebebasan berlawanan dengan paksaan atau tindakan
perawatan berlawanan dengan penerimaan hak untuk menolak tindakan
c. Langkah ketiga adalah klarifikasi mengenai hak dan tanggung jawab terkait
dengan semua agen etik atau yang meliputi pengambilan keputusan
d. Semua pilihan yang mungkin harus diekplorasi dengan kejelasan mengenai
tanggung jawabnya pada setiap orang, dengan tujuan dan kemungkinan
yang timbul dari setiap pilihan yang ada
e. Perawat kemudian terlibat dalam aplikasi prinsip, dengan berdasar dari
falsafah keperawatan, pengetahuan keilmuan, dan teori etik. Ada empat
pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu:
7

1) Utilitarianism, yang berfokus pada konsep tindakan


2) Egoism merupakan posisi yang mana individu mencari solusi yang
terbaik secara personal
3) Formalism, pertimbangan dari asal tindakan itu sendiri dan prinsip
yang ada
4) Fairness merupakan dasar dari konsep keadilan, dan manfaat terkait
dengan keuntungan sesuai dengan norma yang menjadi dasar
masyarakat dalam pengambilan keputusan
f. Langkah terakhir, yaitu resolusi dalam tindakan. Berhubungan dengan konteks
harapan sosial dan kebutuhan legal, keputusan perawat dengan tujuan dan
metode yang diimplementasikan.
4. Aspek Legal Untuk Kesehatan Mental Psikiatri
Aspek legal untuk kesehatan mental psikiatri menurut Townsend (2015),
meliputi: confidentiality and right to privacy (kerahasiaan dan hak atas privacy),
informed consent, restrain and seclusion. Menurut Hamid (2015) prinsip etik
dalam kesehatan jiwa terkait dengan hak klien, adalah:
a. Self determination; menolak tritmen, mencari saran/pendapat, memilih
bentuk tritmen lain
b. Informed concent

c. Least restrictive environment/pengekangan seminimal mungkin

d. Tidak bersalah karena gangguan jiwa

e. Hukum dan sistem perlindungan klien gangguan jiwa

f. Keputusan berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan klien.

5. Peran Legal Perawat


Perawat jiwa memiliki hak dan tanggung jawab dalam tiga peran legal:
a. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
b. Perawat sebagai pekerja
c. Perawat sebagai warga Negara.
Perawat mungkin mengalami konflik kepentingan antara hak dan tanggung jawab
ini. Penilaian keperawatan propsesinal memerlukan pemeriksaan yang teliti dalam
konteks asuhan keperawatan, kemungkinan konsekuensi tindakan keperawatan,
dan alternative yang mungkin dilakukan perawat.
Masalah Legal Dalam Praktek Keperawatan
8

a. Dapat terjadi bila tidak tersedia tenaga keperawatan yg memadai tidak tersedia
standar praktek dan tidak ada kontrak kerja.
b. Perawat profesional perlu memahami aspek legal untuk melindungi diri,
melindungi hak-hak pasien dan memahami batas legal yang mempengaruhi
praktek keperawatan.
c. Pedoman legal Undang-undang praktek, peraturan Kep Men Kes No 1239 dan
Hukum adat.
4. Pertanggungjawaban Pidana Terkait Dengan Kondisi Jiwa Seseorang Pertanggung
Jawaban Pidana Terkait Dengan Kondisi Jiwa Seseorang
a. Tindakan kriminal yang dilakukan oleh seseorang yang diduga memiliki
kelainan jiwa perlu mendapatkan penyelididkan dari seorang ahli kesehatan
jiwa ( Visum et repertum psikiatrikum; VER)
b. Argumen yang menyebutkan bahwa seseorang yang didakwa melakukan
tindakan kriminal dianggap tidak bersalah karena orang tersebut tidak bisa
mengontrol perbuatannya atau tidak mengerti perbedaan antara benar dan
salah yang dikenal sebagai Peraturan M’Naghten.
c. Saat orang tersebut memenuhi kriteria, dia dapat dinyatakan tidak bersalah
karena mengalami gangguan jiwa.
9

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Aspek etik dan legal ini digunakan dengan memperhatikan dan menghormati hak-
hak dan kewajiban individu/ klien sebagai bagian dari sistem baik keluarga,
kelompok maupun komunitas dalam menjawab permasalahan dan dilema etik
yang muncul dalam terapi komunitas.
2. Dalam upaya penanganan masalah kesehatan jiwa salah satu terapi spesialis yang
dapat diberikan pada klien dengan gangguan jiwa.

B. Saran
Dengan berpedoman pada aturan perundang-undangan dan standar keperawatan serta
etik, diharapkan pelaksanaan terapi komunitas mampu memfasilitasi klien dan
komunitas mencapai tingkat kesehatan jiwa secara optimal. Dengan demikian terapi
komunitas yang diberikan dapat dilandasi oleh aspek etik dan legal yang menghormati
hak-hak individu dan keluarga sebagai penerima asuhan kperawatan dalam ikut
berpartisipasi dan menentukan asuhan keperawatan yang komprehensif.
10

DAFTAR PUSTAKA

Aiken (2014) . Psychiatric nursing: contemporary practice. Philadelphia: Lippincott

Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2013). Kode etik keperawatan,
lambang, panji PPNI, dan ikrar keperawatan. Jakarta

Shives, L.R. (2012). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (4th ed). Philadelphia:

Lippincolt.

Staunton, P. & Whyburn, B. (2010). Nursing and the law. (4th ed). Philadelphia: Harcourt

Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2015). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th
edition). St.Louis : Mosby

Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (2015).. Nursing in today’s world: challenges, issues, and
trend. (6th ed).Philadelphia: Lippincott

Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (2012). Buku saku keperawatan jiwa: pocket guide to
psychiatric nursing. alih bahasa: Achir Yani S.Hamid.(ed.3). Jakarta: EGC

Townsend, M.C. (2015). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3rd ed.)
Philadelphia: F.A.Davis Company

Philadelphia: F.A.Davis Company http://fauzistks.blogspot.com/2011/08/teori-perilaku-dan-


kognitif.html TEORI PERILAKU DAN KOGNITIF
11

Anda mungkin juga menyukai