Anda di halaman 1dari 9

STIKes Santa Elisabeth Medan 1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang

ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi nilai normal.

Penyakit diabetes mellitus jika tidak ditangani dengan baik dapat

menimbulkan berbagai komplikasi pada organ tubuh seperti mata, ginjal,

jantung pembuluh darah dan saraf yang akan membahayakan jiwa maupun

mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Komplikasi yang ditimbulkannya

bisa bersifat akut juga bersifat kronis. Komplikasi akut terjadi berkaitan

dengan penurunan atau peningkatan kadar glukosa darah secara tiba-tiba

sedangkan komplikasi kronis berkaitan dengan efek peningkatan kadar

glukosa darah dalam waktu lama. (Roifah, 2016)

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelainan pada seseorang

yang ditandai dengan naiknya kadar glukosa dalam darah (Hiperglikemia)

yang diakibatkan karena kekurangan Insulin (Padila, 2012). DM menjadi

salah satu penyakit kronis dengan angka kejadian tinggi dimana WHO

memperkirakan penyakit DM akan menjadi epidemi global pada abad 21

dan 70% kasus DM ada di negara-negara berkembang Termasuk

diantaranya adalah negara Indonesia Menurt (Tol et al, 2013 dalam

Sasmayanto 2019)

Berdasarkan data International Diabetes Federation, 285 juta

orang di seluruh dunia mengidap diabetes mellitus dan jumlah ini akan

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 2

terus meningkat hinga mencapai 438 juta orang di tahun 2030 dengan dua

pertiga diantaranya terjadi di negara berkembang. Jumlah penderita

diabetes mellitus dengan gangguan tes toleransi glukosa juga diprediksi

akan meningkat dari angka 344 juta di tahun 2010 menjadi 472 juta jiwa di

tahun 2030 (Mahmoud dkk, (2018)

Perjalanan penyakit diabetes mellitus sebagai salah satu penyakit

kronis beresiko menimbulkan berbagai macam komplikasi. Berbagai

komplikasi yang dapat terjadi adalah komplikasi mikrovaskuler seperti

retinopati dan neuropati serta komplikasi makrovaskuler seperti infark

miokard akut, angina pektorism stroke dan diabetic foot. Komplikasi ini

berdampak pada kualitas hidup penderita diabetes mellitus.

Faktor sosio-psikologis memegang peranan penting dalam

keberhasilan pengobatan dan pengontrolan gejala diabetes mellitus dan

komplikasinya. Mojahed dkk, (2019) menyebutkan bahwa kesejahteraan

psikologis berdampak langsung terhadap kesehatan mental dan berdampak

tidak langsung terhadap kesehatan fisik atau komplikasi diabetes mellitus

yang dialami, dengan kata lain seseorang yang memiliki ppresepsi yang

baik akan cenderung lebih sehat baik secara fisik dan mental.

Hal ini dikarenakan pada penderita yang mempunyai komplikasi,

fungsi fisik dan energinya lemah, kesehatan mentalnya merasa tertekan,

kurang puas terhadap pengobatannya, serta merasa keluhan yang lebih

banyak (Hartati, dikutip dari Sari, Thobari, & Andayani, 2011). Hasil ini

juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Redekop et al., (2002,

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 3

dikutip dari Sari, Thobari, & Andayani, 2011) di Belanda, menyebutkan

bahwa pasien dengan komplikasi baik mikro maupun makrovaskuler

memiliki kualitas hidup terendah karena lebih banyak masalah yang

dihadapi. Selain itu pasien juga lebih merasa cemas atau depresi dan nyeri

akibat dari penyakit lain yang dideritanya selain diabetes.

Pasien yang lama menderita DM dengan komplikasi akan memiliki

harga diri yang rendah sehingga pasien dengan komplikasi akan

mempengaruhi kualitas hidupnya. Kualitas hidup merupakan persepsi

seseorang mengenai kehidupannya dalam lingkup kebudayaan, sistem nilai

kehidupan yang dianut, harapan dan standar yang mereka anut. Kualitas

hidup mempengaruhi kesehatan fisik, keadaan psikologi, hubungan sosial,

dan hubungan pasien dengan lingkungannya (Pertiwi 2013 dalam Utami

Maulina, 2018 ).

Zurita Cruz dkk, (2018) menyebutkan bahwa kualitas hidup telah

ditetapkan sebagai salah satu parameter untuk mengukur keberhasilan

perawatan diabetes mellitus. Pengobatan tidak hanya diarahkan untuk

menyembuhkan penyakit tapi juga untuk mengembalikan fungsi

kesehatan. Sehingga perawatan diabates mellitus tidak hanya menekankan

pada kuantitas hidup namun juga kualitas. Secara umum kualitas hidup

pada penyakit kronis didefinisikan sebagai keseluruhan proses evaluasi

individu terhadap hal–hal yang berpengaruh dalam hidupnya, baik secara

internal maupun eksternal.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 4

Persepsi tentang penyakit merupakan pendekatan untuk

menjelaskan perilaku dan cara individu dalam mengatasi penyakitnya

(Weinman dan Petrie, 1997). Pendekatan ini merupakan aspek penting

dalam pertimbangan intervensi peningkatan kualitas hidup pasien

(Shallcross, et al., 2015; Ashley et al., 2015; Taylor, 2012). Persepsi diri

yang positif berpengaruh terhadap kualitas hidup yang baik (Taylor,

2012).

Persepsi tentang penyakit merupakan pendekatan yang digunakan

secara luas dalam psikologi kesehatan, salah satunya digunakan untuk

menjelaskan perilaku dan cara mengatasi DMT2 (Weinman & Petrie,

1997; Anonim, 2014). Persepsi atau pemahaman tentang kesehatan

dipengaruhi oleh bagaimana penderita percaya terhadap kemampuannya

menjalani pengobatan, kehidupan, psikososial, pendidikan yang dimiliki

serta dukungan keluarga (Pricahyo, 2012).

Kegagalan dalam mengelola aspek psikologi dapat berpengaruh

buruk terhadap kualitas hidup pasien DMT2 dan persepsi pasien terkait

penyakit berkontribusi terhadap kualitas hidup pasien (Donald et al.,

2012). Oleh karena itu, penilaian terhadap persepsi dengan kualitas hidup

pasien DMT2 dengan komplikasi sangat penting karena kualitas hidup

yang menurun akibat persepsi tentang penyakit yang buruk dapat

memperparah penyakit dan menyebabkan kematian.

Hasil penelitiannya yaitu komplikasi yang dialami pasien DM

dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Peneliti lain yaitu Setiyorini

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 5

dan Wulandari (2017) yang meneliti tentang hubungan lama menderita

dan kejadian komplikasi dengan kualitas hidup lansia penderita DM tipe

II. Hasil penelitian ini yaitu tidak ada hubungan lama menderita dan

kejadian komplikasi dengan kualitas hidup lansia penderita DM tipe 2.

Semakin lama seseorang menderita suatu penyakit, maka semakin lama

kesempatan untuk belajar tentang penyakitnya dan lebih berpengalaman

dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul terkait dengan

penyakitnya, sehingga berkecenderungan memiliki kualitas hidup yang

baik.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pasien diabetes melitus

didapatkan ratarata lama menderita penyakit DM yaitu lebih dari 10 tahun

dengan komplikasi dari penyakit DM yang dialami. Pasien tersebut

mengatakan sudah bosan dengan penyakitnya karena pasien merasa

penyakit diabetes yang diderita saat ini mulai mengganggu kegiatan

sehari-hari seperti pergi wirid atau arisan, kondangan dan berlibur.

Aktivitas keseharian pasien DMT2 dengan komplikasi sangat

terkait dengan bangunan persepsi yang dimilikinya. Pasien sudah tidak

mengikuti wirid atau arisan karena pasien merasa malu selalu izin kencing

kekamar mandi sehingga pasien tidak mau mengikuti perkumpulan wirid

atau arisan. Pasien tidak mau menghadiri kondangan karena pasien merasa

takut tidak bisa mengontrol makanan yang ada di tempat pesta, karena

ditempat pesta banyak makanan yang bersantan seperti rendang dan

makanan yang berminyak.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 6

Cara pasien dalam memahami penyakit merupakan faktor yang

membantu pemulihan dan pengelolaan penyakit mereka (Faria et al.,

2013). Pasien yang meyakini dirinya dalam keadaan baik akan memiliki

dimensi fisik, mental dan mood yang positif. Sebaliknya pasien dengan

persepsi yang negatif akan mengalami penurunan kualitas hidup (Taylor

2012 dalam Setiyo Santoso 2016).

Solusi yang dilakukan jika pasien memiliki faktor-faktor diatas

maka cara penanganannya bisa dengan konseling sesuai dengan penelitian

Rahmat 2010 menyatakan bahwa konseling menurunkan kecemasan dan

meningkatkan kualitas hidup pada pasien DM.

Maka berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik mengukur

kualitas hidup penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan persepsi dan

komplikasi tentang penyakit pasien DMT2, sehingga diketahui hubungan

antara persepsi dan komplikasi tentang penyakit DMT2 dengan kualitas

hidup.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah yang

didapat adalah “adakah Hubungan prespsi dan komplikasi penyakit dengan

kualitas hidup pasien pada penyakit Diabetes Melitus Tipe 2

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan presepsi dan komplikasi penyakit dengan

kualitas hidup pasien pada penyakit Diabetes Melitus Tipe 2

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 7

1.3.2 Tujuan Umum

a. Mengedintifikasi presepsi tentang penyakit pada penderita

Diabetes Melitus Tipe 2

b. Mengidentifikasi komplikasi penyakit dengan penyakit pada

penderita Diabetes Melitus Tipe 2

c. Menganalisis Hubungan Presepsi dan Komplikasi Penyakit

dengan Kualitas hidup pasien Diabetes Melitus Tipe 2.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan

pengetahuan serta dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

salhsatu sumber bacaan penelitian dan pengembangan ilmu tentang

Hubungan Presepsi dan komplikasi dengan kualitas hidup pada

penyakit Diaetes Melitus Tipe 2.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi pendidikan keperawatan

Diharapkan dapat menambah informasi, referensi dan

pengetahuan dalam praktek keperawatan khususnya

keperawatn medikal bedah bagi mahasiswa/i Stikes Santa

Elisabeth Medan tentang Hubungan Presepsi dan komplikasi

dengan kualitas hidup pada penyakit Diaetes Melitus Tipe 2.

2. Bagi Rumah Sakit

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 8

Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan asuhan

keperawatan secara integral baik bio, psiko, sosial dan spiritual

yang dapat meningkatkan kualitas hidup melalui Hubungan

Presepsi dan komplikasi dengan kualitas hidup pada penyakit

Diaetes Melitus Tipe 2.

Referensi

Sasmiyanto. (2019). Kesejahteraan Psikologis Dan Kualitas Hidup Penderita

Diabetes Mellitus Type 2 Jurnal : Universitas Universitas Muhammadiyah

Jember

Juanita, dkk. (2016). Hubungan Basic Conditioning Factors Dengan Kualitas

Hidup Lanjut Usia Dengan Diabetes Melitus di RSUD Dr. Zainoel Abidin

Banda Aceh Jurnal : Universitas Syiah Kuala

Perwitasari, dkk. (2017). Illness Perceptions And Quality Of Life In Patients With

Diabetes Mellitus Type 2 Journal. Yogyakarta : Universitas Ahmad

Dahlan

Roifah, Ifa (2016). Analisis Hubungan Lama Menderita Diabetes Mellitus Dengan

Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Jurnal : STIKes Bina Sehat PPNI

: Mojokerto

Teli Margaretha, (2017) Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di

Puskesmas Se Kota Kupang Jurnal : Poltekkes Kemenkes Kupang

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 9

STIKes Santa Elisabeth Medan

Anda mungkin juga menyukai