Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KEGIATAN PEMERIKSAAN

ADL, DAYA INGAT DAN DEPRESI LANSIA


DI DESA PANDANREJO KECAMATAN KALIGESING
KABUPATEN PURWOREJO

Disusun dalam rangka Praktik Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa


Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO


2019
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dilakukan kegiatan Pemeriksaan Kesehatan ADL,Daya Ingat dan Depresi
Lansia pada hari Jum’at, 13 Desember 2018 yang berlokasi di Desa Pandanrejo
Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo, dengan topik

Purworejo,8 Desember 2019

Koordinator Desa Ketua

Al Mar’atush Sholikhah Dinda Oktaria Azzahra


NIM : 102016001 NIM : 102016008

Mengetahui,

Koordinator PKMD

Tri Puspa Kusumaningsih,S.S.T.,M.kes


NIPY : 01042011041
PROPOSAL
KEGIATAN PEMERIKSAAN ADL, DAYA
INGAT DAN DEPRESI LANSIA DI DESA PANDANREJO
KECAM ATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari
pembangunan nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan
batin untuk mencapai tujuan di atas perlu dilakukan pembangunan
manusia dalam keseluruhan proses kehidupan mulai dalam
kandungan bahkan jauh sebelumnya.
Dari hasil pendataan yang dilakukan mahasiswi PKMD DIII
Kebidanan Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo
selama 3 hari didapatkan data terdapat banyak lansia yang belum
dilakukan pemeriksaan ADL,daya ingat dan depresi. Atas dasar
alasan tersebut maka mahasiswi PKMD DIII Kebidanan Akademi
Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo mengadakan kegiatan
pemeriksaan ADL,daya ingat dan depresi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan daya ingat dan depresi pada lansia
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan pemeriksaan ADL,daya ingat dan depresi
lansia dan juga penyuluhan kesehatan diharapkan :
a. Mampu mengikuti kegiatan pemeriksaan ADL,daya ingat dan
depresi lansia yang diadakan
b. Mampu mengetahui dan melatih daya ingat maupun depresi untuk
kesejahteraan lansia.

C. Manfaat
1. Dapat melatih daya ingat bagi lansia
2. Mencegah depresi pada lansia
3. Melatih lansia bergerak aktif untuk kegiatan sehari-hari.
4. Melatih pola pikir yang sehat pada lansia

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Hari : Jum’at
2. Tanggal : 13 Desember 2019
3. Waktu : 07.00 WIB - selesai
4. Tempat Pelaksanaan : Balai Desa Pandanrejo

E. Sasaran Program
Sasaran diadakan kegiatan ini adalah masyarakat berusia ≥50 tahun dan
kader

F. Metode/Strategi Program
1. Ceramah mengenai manfaat pemeriksaan ADL,daya ingat dan depresi
2. Melakukan pemeriksaan ADL,daya ingat dan depresi pada lansia
3. KIE mengenai pola pikir sehat untuk kesejahteraan lansia

G. Media Pembelajaran
1. Speaker aktif
2. Leaflet
H. Rencana Anggaran
No Uraian Volume Harga Persatuan Jumlah Total
1. Kesekretarian
Print proposal dan 24 Rp.500 Rp.12.000
LPJ
Foto copy daftar 2 Rp.500 Rp.1000
hadir
Pint leaflet 1 Rp.1500 Rp.1.500
Foto copy leaflet 67 Rp.1.000 Rp.67.000
2. MMT
Print Bener 1 Rp80.000 Rp80.000

3. PMT
Pie buah 67 Rp.1500 Rp.100.500
Susu coklat 8 Rp.1000 Rp.8000
Bubur kacang 67 Rp.1000 Rp.67.000
hijau
Aqua gelas 1 kardus Rp.28.000 Rp.28.000
Total Akhir Rp.296.500

I. Susunan Panitia
(Lampiran 1)

J. Susunan Acara
(Lampiran 2)

K. Ringkasan Materi
(Lampiran 3)
L. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, berharap kegiatan ini berjalan
dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun. Kegiatan ini tidak bisa berjalan
tanpa partisipasi dan dukungan dari semua pihak khususnya pihak pelaksana
kegiatan, untuk itu kami berharap demi suksesnya kegiatan tersebut
proposal ini dapat diajukan sebagai landasan untuk jalannya kegiatan
tersebut dan atas dukungan dan partisipasi petugas kesehatan, pemerintah
desa dan masyarakat Desa Pandanrejo Kecamatan Kaligesing Kabupaten
Purworejo kami ucapkan terimakasih.
Lampiran 1

STRUKTUR PANITIA
KEGIATAN PEMERIKSAAN ADL,DAYA
INGAT DAN DEPRESIDI DESA PANDANREJO
KECAMATAN KALIGESING KABUPATE PURWOREJO
Penanggung jawab : Tri Puspa Kusumaningsih,S,S,T.,M.Kes
Koordinator Desa : Al Mar’atush Sholikhah
Ketua Pelaksana : Dinda Oktaria Azzahra
Sekretaris : Himah Umarah Dewi
: Siti Hikmah Ernawati
Bendahara : Imelda Ika Pratiwi
Seksi Acara : Tri Junika Khoirunissa
: Diah Ayu Kurnia Wati
Pemateri : Rademta Syuniarita
Seksi Perlengkapan : Tri Puji Utami
Seksi Dokumentasi : Jihan Huda Lailla
Seksi Humas : Yunita Eka Saputri
: Erwina Siti Nabilah
Seksi Konsumsi : Anggieta Febriana
: Badriatul Masruroh
: Dian Puspita
Pelaksana : Semua anggota panitia penyelenggara
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
KEGIATAN PEMERIKSAAN ADL,DAYA INGAT
DAN DEPRESI LANSIA DI DESA PANDANREJO
KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO
NO WAKTU KEGIATAN RESPON
1. 5 Menit Orientasi :
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan  Mendengarkan
diri  Mengingat
 Mengingatkan kontrak waktu
kontrak  Mengerti
maksud dan
 Menjelaskan tujuan
maksud dan tujuan  Siap dan
 Menanyakan bersedia
kesediaan
2. 120 Kerja :
Menit  Melakukan  Mengikuti
pemeriksaan tensi petugas
dan timbang
 Menjelaskan  Mendengarkan
manfaat
pemeriksaan
ADL,daya ingat dan
depresi pada lansia
 Mengikuti edan
 Melakukan
menjawab
pemeriksan
ADL,daya ingat dan pertanyaan
depresi pada lansia petugas
 KIE menegenai pola
pikir sehat dan gizi  Mendengarkan
lansia untuk
kesejahteraan lansia
3. 10 menit Terminasi :
 Melakukan evaluasi  Mendengarkan
 Memberikan  Mendengarkan
kesimpulan
 Menutup kegiatan  Membaca
pemeriksaan hamdalah
ADL,daya ingat dan bersama
depresi lansia
dengan bacaan
 Menjawab salam
hamdalah
 Mengucapkan salam
penutup
Lampiran 3
Ringkasan Materi
SENAM LANSIA
A. Konsep Lanjut Usia

1. Definisi
Menurut Hidayat, usia lanjut adalah hal yang harus diterima sebagai
suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri
dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Supraba,2015).
Menurut Hawari (2009) Usia lanjut merupakan seorang laki-laki atau
perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih
berkemampuan (potensial) ataupun karena sesuatu hal tidak mampu lagi
berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial). Di negara
negara maju seperti Amerika Serikat usia lanjut sering didefinisikan
mereka yang telah menjalani siklus kehidupan diatas usia 60 tahun
(dalam Juwita, 2013).
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses yang mengubah seorang
dewasa sehat menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian
besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan
terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati, Harimurti, & R,2009).
Lansia atau usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan
manusia dan hal tersebut merupakan bagian dari proses kehidupan yang
tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu (Prasetya,
2010). Tahap usia lanjut menurut teori Erik Erikson tahun 1963
merupakan tahap integrity versus despair, yakni individu yang sukses
dalam melampauin tahap ini akan dapat mencapai integritas diri
(integrity), lanjut usia menerima berbagai perubahan yang terjadi
dengan tulus, mampu beradaptasi dengan keterbatasan yang
dimilikinya, bertambah bijak menyikapi proses kehidupan yang
dialaminya. Sebaliknya mereka yang gagal maka akan melewati tahap
ini dengan keputusasaan (despair), lanjut usia mengalami kondisi penuh
stres, rasa penolakan, marah dan putus asa terhadap kenyataan yang
dihadapinya (Setiati et al., 2009).

2. Batasan Usia
Penduduk Lansia atau lanjut usia menurut UU kesejahteraan lansia
No.13 tahun 1998 adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun
keatas. Umur yang dijadikan patokan sebagai lanjut usia berbeda-beda,
umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan
(middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia
tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Menurut Depkes RI (2010), batasan lansia terbagi dalam empat
kelompok yaitu pertengahan umur usia lanjut (virilitas) yaitu masa
persiapan usia lanjut yang menampakkan keperkasaan fisik dan
kematangan jiwa antara 45-54 tahun, usia lanjut dini (prasenium) yaitu
kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55-64 tahun,
kelompok usia lanjut (senium) usia 65 tahun keatas dan usia lanjut
dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun
atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti,
menderita penyakit berat, atau cacat. Di Indonesia, batasan lanjut usia
adalah 60 tahun keatas. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang
Nomor 43 tahun 2004.

B. Demensia
1. Definisi
Pikun atau demensia adalah penurunan fungsi otak yang dapat
menyebabkan hilangnya kemampuan mental secara bertahap, masalah
dengan memori, pemahaman, penilaian, pemikiran, dan bahasa. Tetap
aktif dalam usia senja merupakan langkah tepat untuk melawan pikun.
Demensia adalah penurunan fungsi otak yang dapat menyebabkan
hilangnya kemampuan mental secara bertahap, masalah dengan
memori, pemahaman, penilaian, pemikiran, dan bahasa. Selain itu,
masalah lain yang pada umumnya berkembang seperti perubahan
kepribadian dan perubahan dalam cara orang berinteraksi dengan orang
lain dalam situasi sosial.

2. Penyebab penurunan daya ingat


Setiap orang pasti pernah mengalami kejadian lupa dari waktu ke
waktu. Pada umumnya orang mudah melupakan hal-hal yang dianggap
remeh atau tidak penting. Beberapa orang memiliki daya ingat yang
bagus daripada yang lain dan terdapat juga orang yang lebih pelupa dari
pada yang lain. Terdapat situasi tertentu yang dapat mempengaruhi
memori dan dapat membuat Anda menjadi lebih pelupa daripada
biasanya.
Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab :
a. Penurunan tingkat konsentrasi
Penurunan konsentrasi adalah ketika seseorang mulai
melupakan banyak hal. Beberapa kondisi dapat mempengaruhi
penurunan tingkat konsentrasi seperti perasaan bosan atau lelah
atu merupakan gejala depresi dan kecemasan.
b. Depresi
Seseorang yang mengalami depresi akan mengalami pemikiran
yang lambat. Beberapa gejala dari depresi seperti :
a) Mengalami perubahan mood atau emosi
b) Kehilangan rasa untuk menikmati hidup
c) Mengalami kesedihan yang berlebihan
d) Memiliki perasaan bersalah yang berlebihan sehingga
merasa seperti tidak berguna
e) Kehilangan motivasi
f) Mengalami gangguan tidur
g) Mudah lelah
h) Memiliki nafsu makan yang buruk
i) Menjadi mudah marah dan gelisah
c. Sakit secara fisik
Menderita suatu penyakit dapat mempengaruhi konsentrasi dan
memori. Penyakit tertentu dapat secara langsung mempengaruhi
cara otak bekerja.
d. Pengobatan
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kebingungan dan
masalah memori pada beberapa orang. Sebagai contoh adalah
seperti beberapa obat penenang, beberapa obat penghilang rasa
sakit, beberapa obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
parkinson atau obat-obatan steroid.
e. Usia
Seiring pertambahan usia dapat menyebabkan seseorang susah
mengingat sesuatu. Pada umumnya seseorang yang berusia
diatas 60 tahun mengalami masalah ini dan bukan merupakan
demensia.

3. Cara meningkatkan daya ingat


Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempertajam
memori :
a. Tetap aktif secara mental
Aktifitas mental dapat membantu menjaga perkembangan otak
agar tidak mengalami penurunan daya ingat. Beberapa cara yang
dapat dilakukan seperti bermain kartu dan belajar bermain alat
musik.
b. Bersosialisasi secara teratur
Interaksi sosial dapat membantu mencegah depresi dan stress,
dimana keduanya dapat memicu penurunan daya ingat.
c. Membuat catatan sebagai pengingat
Dilakukan dengan cara membuat catatan yang berisi tugas, janji,
dan acara lainnya di buku catatan khusus, kalender, atau aplikasi
pengingat pada telepon genggam.
d. Meningkatkan kualitas tidur
Tidur dapat memiliki peran penting untuk memperkuat ingatan.
Pada umumnya orang dewasa membutuhkan tidur sebanyak 7-9
jam dalam sehari.
e. Mengkonsumsi makanan sehat
Pola makan yang sehat dapat memberikan efek yang baik bagi
otak dan jantung seperti buah-buahan, sayuran, biji-bjian dan
makanan yang mengandung protein.
f. Melakukan aktifitas fisik secara rutin
Aktifitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh
termasuk otak sehingga dapat membantu menjaga ketajaman
memori. Aktifitas fisik seperti berolahraga dapat dilakukan
minimal 30 menit setiap hari.
g. Mengelola kondisi kronis
Kondisi kesehatan kronis seperti depresi, tekanan darah tinggi,
kadar kolesterol yang tinggi, diabetes, ginjal, atau masalah tiroid
dapat mempengaruhi daya ingat seseorang. Sehingga penderita
penyakit kronis seperti tersebut membutuhkan monitoring
penyakit dan pengobatan yang dikonsumsi.

C. Depresi Pada Lansia


1. Definisi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia
yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan
tidak berdaya, serta keinginan bunuh diri (Kaplan HI, Sadock BJ,
2010). Menurut Hawari (2009) dalam (Juwita, 2013) depresi adalah
gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan
dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga
hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam
menilai realitas (Reality Testing Ability, masih baik), kepribadian
tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (Splitting of
personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas
normal.
Depresi diartikan sebagai gangguan alam perasaan yang
ditandai dengan perasaan tertekan, menderita, berkabung, mudah
marah dan kecemasan (WHO, 2009). Menurut Isaacs (2009) dalam
(Prasetya,2010) depresi juga dapat diartikan sebagai keadaan
emosional yang diartikan dengan kesedihan, berkecil hati, perasaan
bersalah, penurunan harga diri, ketidakberdayaan dan keputusasaan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
depresi pada lanjut usia adalah suatu bentuk gangguan alam
perasaan yang bersifat patologis yang ditandai dengan perasaan
sedih, harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa, perasaan kosong,
perasaan tertekan, menderita,mudah marah, gangguan makan, sulit
tidur dan kecemasan.
2. Faktor Penyebab dan Faktor Resiko Depresi
a. Faktor penyebab
Menurut Birren (1980 : 629) ada beberapa faktor yang menimbulkan
depresi, yaitu :
a) Faktor individu yang meliputi :
1) Faktor biologis seperti genetik, proses menua secara
biologis, penyakit fisik tertentu.
2) Faktor psikologis seperti kepribadian, proses menua secara
psikologis. Pada kepribadian introvert akan berusaha
mewujudkan tuntutan dari dalam dirinya dan keyakinannya,
sedangkan kepribadian ekstrovert membentuk
keseimbangan dirinya dengan menyesuaikan keinginan -
keinginan dari orang lain.
3) Faktor kejadian - kejadian hidup yang penting bagi individu
Kehilangan seseorang ataupun sesuatu dapat menimbulkan
depresi. Penyakit fisik juga berhubungan dengan serangan
afeksi karena penyakit merupakan ancaman terhadap daya
tahan individu, terhadap kemampuan kerjanya, kemampuan
meraih apa yang diinginkannya dan merupakan ancaman
terhadap aktifitas motorik dan perasaan sejahtera individu.
4) Faktor lingkungan yang meliputi faktor sosial, faktor
budaya, dan faktor lingkungan fisik.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
beberapa faktor yang menyebabkan depresi, diantaranya
adalah proses menua secara biologis, penyakit fisik,
kepribadian, kehilangan orang yang dicintai, dan factor
lingkungan.
b. Faktor resiko
Menurut Amir N (2010), faktor resiko depresi adalah jenis
kelamin (wanita lebih cepat depresi dibandingkan laki-laki), usia
rata-rata awitan antara 20-40 tahun), status perkawinan terutama
individu yang bercerai atau berpisah, geografis (penduduk dikota
lebih sering depresi daripada penduduk di desa), riwayat keluarga
yang menderita gangguan depresi (kemungkinan lebih sering terjadi
depresi), kepribadian : mudah cemas, hipersensitif, dan lebih
tergantung orang lain, dukungan sosial yaitu seseorang yang tidak
terintegrasi ke dalam masyarakat, stresor sosial : peristiwa-peristiwa
baik akut maupun kronik, tidak bekerja terutama individu yang tidak
mempunyai pekerjaan atau menganggur.
Depkes RI (2010) menyatakan ada beberapa keadaan yang
beresiko menimbulkan depresi yaitu kehilangan/meninggal orang
(objek) yang dicintai, sikap psimistik, kecendrungan berasumsi
negatif terhadap suatu pengalaman yang mengecewakan, kehilangan
integritas pribadi, berpenyakit degeneratif kronik, tanpa dukungan
sosial yang kuat.
3. Gejala Depresi pada Lansia
Untuk menangani depresi pada lansia, kita harus mengetahui
terlebih dahulu gejala-gejala depresi pada lansia. Gejala depresi pada
lansia adalah sebagai berikut:
a. Bad mood hampir sepanjang hari
b. Insomnia atau hypersomnia
c. Hilangnya minat dan rasa senang dalam aktifitas mereka
d. Berat badan merosot atau bertambah drastic
e. Kelelahan dan tidak mmiliki tenaga
f. Agitasi atau retardasi psikomotor
g. Sulit untuk berkonsentrasi
h. Menurunnya harga diri
i. Adanya perasaan bersalah pada diri mereka
j. Perasaan pesimis dalam memandang masa depan
k. Adanya perubahan pada pola tidur
l. Berkurangnya nafsu makan
m. Perasaan tidak berguna atau rasa bersalah yang berlebihan
n. Pikiran yang berulang tentang kematian
o. Adanya tindakan percobaan bunuh diri

4. Penanganan Depresi pada Lansia


Bila ditangani dengan baik dan cepat, para lansia yang terkena
depresi ini tetap dapat sembuh dan bisa kembali seperti sedia kala.
Penanganan depresi pada lansia ini ada 2 jenis:
a. Penyembuhan dari dalam diri lansia itu sendiri
Ini adalah penanganan yang terpenting karena penyembuhan
ini berasal dari kemauan dan pengertian dari dirinya sendiri.
Biasanya, proses penyembuhannya akan lebih cepat berhasil.
Caranya bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a) Mengadakan pertemuan atau aktivitas berkumpul
dengan banyak orang sehingga dapat melakukan
pertukaran informasi dengan orang lain sehingga
dapat membangkitkan semangat hidup.
b) Kontak sosial dilakukan dengan cara menulis surat,
mengirim email, menulis pesan lewat media
elektronik atau media publikasi tertulis.
c) Mengisi waktu dengan aktivitas ringan seperti seperti
menonton televisi, menyiram bunga, olahraga,
mendengarkan radio, atau hobi lainnya untuk
mengisi waktu dan menghilangkan kebosanan
sehingga dapat menimbulkan perasaan senang.
d) Menanamkan pikiran untuk berani beradaptasi
dengan perubahan yang ada. Menggap masa tua
adalah kesempatan untuk melakukan hal-hal yang
sebelumnya ketika masih muda tidak dapat dilakukan
karena kesibukan pekerjaan dan lain sebagainya.
e) Selalu berusaha untuk berpikir positif, karena segala
hal yang dilakukan akan menjadi lebih
menyenangkan dan membahagiakan jika segala
sesuatunya dilihat dari sisi positifnya. Dengan begitu,
pada akhirnya dapat memberikan kepuasan bagi
dirinya sendiri.
b. Penyembuhan dari keluarga dekat hingga keluarga yang jauh
tetangga, teman, dan lingkungan sekitar.Dukungan dari orang-
orang terdekat juga sangat penting untuk penyembuhan depresi
pada lansia. Caranya yaitu:
a) Menjenguk lansia sesekali agar ia tidak merasa
dilupakan.
b) Luangkan waktu untuk menikmati kebersamaan dengan
mereka agar mereka bahagia.
c) Temani mereka dalam aktivitasnya agar mereka tidak
bosan.
d) Rawatlah mereka dengan ketulusan dan sepenuh hati
untuk menumbuhkan semangatnya kembali.
e) Berikanlah yang terbaik untuk mereka.
Deteksi dini perlu dilakukan untuk mewaspadai depresi,
terutama pada lansia dengan penyakit degeneratif, lansia yang
menjalani perawatan lama di rumah sakit, lansia dengan keluhan
somatik kronis, lansia dengan imobilisasi berkepanjangan serta
lansia dengan isolasi sosial.
Penanganan depresi lebih dini akan lebih baik serta
menghasilkan gejala perbaikan yang lebih cepat. Depresi yang
lambat ditangani akan menjadi lebih parah, menetap serta
meminbulkan resiko kekambuhan. Depresi yang dapat ditangani
dengan baik juga dapat menghilangkan keinginan pasien untuk
melukai dirinya sendiri termasuk upaya bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai