Anda di halaman 1dari 25

A.

Asuhan Bayi Baru Lahir


1. Pengertian Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersikan saluran napas (hanya jika perlu), mengeringkan tubuh bayi
(kecuali telapak tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan
mengikat tali pusat, melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), memberikan
suntikan vitamin K1, memberi salep mata antibiotik pada kedua mata,
memberi imunisasi Hepatitis B, serta melakukan pemeriksaan fisik
(Saputra, 2014)
2. Tujuan Asuhan Bayi Baru lahir
Menurut Lockhart, 2014 tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir adalah
untuk membersihkan jalan nafas dan merangsang pernapasan, memantau
ada tidaknya anomali eksternal, memberikan kehangatan pada neonatus
secara adekuat, membantu neonatus beradaptasi dengan lingkungan
ekstrauterin, mencegah infeksi dan cedera, dan untuk membersihkan bayi
3. Penanganan Pada Bayi Baru Lahir
a. Menjaga Bayi Agar Tetap Hangat
Langkah awal dalam menjaga bayi tetap hangat adalah dengan
menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir, tunda memandikan
bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah hipotermi.
b. Membersihkan Saluran Napas
Saluran napas dibersihkan dengan cara mengisap lendir yang ada
di mulut dan hidung (jika diperlukan). Tindakan ini juga dilakukan
sekaligus dengan penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi normal
akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, jalan napas segera dibersihkan.
c. Mengeringkan Tubuh Bayi
Tubuh bayi dikeringkan dari cairan ketuban dengan menggunakan
kain atau handuk yang kering, bersih, dan halus.Tubuh bayi dikeringkan
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa
menghilangkan verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan
menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain
kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat di klem. Hindari
mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan
bayi membantu bayi mencari puting ibunya yang berbau sama.
d. Memotong dan Mengikat Tali Pusat
Ketika memotong dan mengikat tali pusat, teknik aseptik dan
antiseptik harus diperhatikan. Tindakan ini dilakukan untuk menilai
APGAR skor menit kelima. Cara pemotongan dan pengikatan tali pusat
adalah sebagai berikut :
1) Klem, potong, dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat di potong
(oksitosin IU intramuskular).
2) Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat
dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah
tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan
penjepitanke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
3) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain
memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting DTT (steril).
4) Ikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian
lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
5) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan
klorin 0,5%. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisiasi
menyusui dini.
e. Beberapa nasehat perlu diberikan kepada ibu dan keluarganya dalam hal
perawatan tali pusat, yaitu :
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
2) Jangan membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan
apapun ke puntung tali pusat.
3) Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan
apabila terdapat tanda infeksi.
4) Lipat popok harus di bawah puntung tali pusat.
5) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih sampai sisa tali
pusat mengering dan terlepas sendiri
6) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT
dan sabun dan segera keringkan secara saksama dengan menggunakan
kain bersih.Perhatikan tanda- tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada
kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda
infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.
f. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif
selama 6 bulan dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping
ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan
setelah mengikat tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut:
1) Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu
jam.
2) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusui.
g. Memberikan Identitas Diri
Segera setelah IMD, bayi baru lahir di fasilitas kesehatan segera
mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan kepada bayi
dan ibunya untuk menghindari tertukar nya bayi. Gelang pengenal
tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis
kelamin. Apabila fasilitas memungkinkan, dilakukan juga pembuatan cap
telapak kaki bayi pada rekam medis kelahiran.
h. Memberikan Suntikan Vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami perdarahan. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru lahir, terutama
bayi BBLR diberikan suntikan vit K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg
dosis tunggal, intramuskular pada anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1
dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi
Hepatitis B.
i. Memberi Salep Mata
Antibiotik pada Kedua Mata Salep mata diberikan kepada bayi
untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata. Salep ini sebaiknya
diberikan 1 jam setelah lahir. Salep mata yang biasa digunakan adalah
tetrasiklin 1 %.
j. Melakukan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan
untuk mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat
tindakan segera serta kelainan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, dan kelahiran.Prosedur pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
antara lain :
1) Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orangtua
2) Mencuci tangan dan mengeringkannya: Jika perlu gunakan sarung
tangan
3) Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi
4) Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki)
5) Mengidentifikasi warna kulit dan aktivitas bayi
6) Mencatat miksi dan mekonium bayi
7) Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP),
lingkar lengan atas (LILA), dan panjang badan, serta menimbang
berat badan.
Tabel 2.7 penilaian APGAR score

Parameter 0 1 2
A: Appereance Pucat Badan merah Seluruh tubuh
Color Warna muda, kemerah-
kulit ekstremitas merahan
biru
P:Pulse(heart Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100
rate)Denyut 100
jantung
G:Grimace Tidak ada Sedikit Batuk/bersin
Reaksi terhadap gerakan mimic
rangsangan (grimace)
A:Activity Lumpuh Sedikit fleksi Gerakan aktif
(Muscle tone) pada
Tonus otot ekstremitas
R: Respiration Tidak ada Lemah tidak Tangisan yang
(respiratoty teratur baik.
effort) Usaha
bernapas
Sumber : (Saputra, 2014). Asuhan neonatus bayi dan balita,
Jakarta, 2014.

i. Imunisasi Dasar
1) Definisi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi
imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan.
Imunisasi adalah tindakan untuk memberikan kekebalan
terhadap suatu penyakit atas tubuh manusia (Kamisa, 1998 : 241).
Dalam ilmu kedokteran, imunisasi adalah suatu peristiwa mekanisme
pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi
antara tubuh dengan benda asing tersebut (T.R. Browry 1984 dalam
Wardhana, 2001).
Imunisasi lengkap yaitu 1 (satu) dosis vaksin BCG, 3 (tiga)
dosis vaksin DPT, 4 (empat) dosis vaksin Polio dan 1 (satu) vaksin
Campak serta ditambah 3 (dosis) vaksin Hepatitis B diberikan
sebelum anak berumur satu tahun (9-11 bulan) (Depkes RI, 2000).
2)   Tujuan
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan
penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola.
(Ranuh,2008).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan
kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta
anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara
umum tujuan imunisasi, antara lain:
a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit
menular.
b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.
c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita.
Menurunkan kesakitan & kematian akibat Penyakit-penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah
untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang
disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia
sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara
untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita atau
anak-anak pra sekolah.
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan
penyakit tertentu dari dunia, seperti cacar (Matondang, Siregar S.,
2005).
b. Manfaat
a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anaknya menjalani masa kanak-
kanak yang nyaman.
c. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan
negara (Atikah,2010)
c. Jenis Imnunisasi dan Waktu Pemberian
Imunisasi wajib terdiri atas:
a) Imunisasi rutin;
b) Imunisasi tambahan; dan
c) Imunisasi khusus.
d. Imunisasi Rutin
a. Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai
kadar kekebalan diatas ambang perlindungan.
(1) Bacillus Calmette Guerin (BCG);
(2) Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus
Influenza type B (DPT-HB-Hib);
(3) Hepatitis B pada bayi baru lahir;
(4) Polio
(5) Campak.
Tabel 2.8 Jadwal pemberian imunisasi dasar
Umur Jenis
0 bulan Hepatitis B0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak
Catatan:
- Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik
Swasta, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum
dipulangkan.
- Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar DPT-HB-Hib 1,
DPT-HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib 3, dinyatakan mempunyai
status imunisasi T2.
e. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk
mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan.
Imunisasi lanjutan diberikan pada :
(a) anak usia bawah tiga tahun (Batita);
(b) anak usia sekolah dasar;
(c) wanita usia subur.
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga
tahun (Batita) terdiri atas:
(a) Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza
type B (DPT-HB-Hib)
(b) Campak.
Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar
terdiri atas:
(a) Diphtheria Tetanus (DT),
(b) Campak,
(c) Tetanus diphteria (Td).
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia berupa
Tetanus Toxoid (TT).
Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak
Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS) termasuk ibu
hamil.
Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan
pada waktu melakukan pelayanan antenatal.
Tabel 2.9 Jadwal imunisasi lanjutan pada anak di bawah tiga tahun
Umur Jenis Imunisasi
18 bulan DPT-HB-Hib
24 bulan Campak

Tabel 2.10 Jadwal imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar
Sasaran Imunisasi Waktu Pelaksanaan
Kelas 1 SD Campak Agustus
DT November
Kelas 2 SD Td November
Kelas 3 SD Td November

Catatan:
- Batita yang telah mendapatkan imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib
dinyatakan mempunyai status imunisasi T3.
- Anak usia sekolah dasar yang telah mendapatkan imunisasi DT
dan Td dinyatakan mempunyai status imunisasi T4 dan T5.
Tabel 2.11 Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur (WUS)
Status Interval Minimal Masa
Imunisasi Pemberian Perlindungan
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 lebih dari 25 tahun

Catatan:
- Sebelum imunisasi, dilakukan penentuan status imunisasi T
(screening) terlebih dahulu, terutama pada saat pelayanan
antenatal.
- Pemberian imunisasi TT tidak perlu diberikan, apabila pemberian
imunisasi TT sudah lengkap (status T5) yang harus dibuktikan
dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, rekam medis, dan/atau
kohort.
f. Cara pemberian
Tabel 2.12 Cara Pemberian Vaksin

Jenis vaksin Dosis Cara Tempat


HB 0,5 ml IM Paha kanan
BCG 0,05 ml IC Lengan kanan
atas
Polio 2 tetes Oral Mulut
DPT-HB-Hib 0,5 ml IM Paha untuk bayi
Lengan kanan
untuk balita
Campak 0,5 ml SC Lengan kiri atas
DT 0,5 ml IM Lengan kiri atas
Td 0,5 ml IM Lengan kiri atas
TT 0,5 ml IM Lengan kiri atas

2.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir/Neonatus Fisiologis

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :
a. Data Subyektif
1. Identitas Bayi
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Waktu :
Identitas Orang Tua Bayi
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku : Suku :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :

2. Riwayat Kelahiran yang Lalu


Tahun Jenis
Keadaa Komplikas Keteranga
No Kelahira JK BBL Persalina
n Bayi i n
n n
1.
2.
3.
a) Usia gestasi bayi terdahulu karena kelahiran preterm cenderung
berulang (Wheeler, 2004).
b) Ibu dengan riwayat ikterus pada anak sebelumnya, infeksi
maternal, ketuban pecah dini, trauma persalinan, asfiksia, dapat
menyebabkan ikterus (Departemen Kesehatan, 2005).

3. Riwayat Kehamilan Sekarang


a) Usia kehamilan 37-42 minggu (DEPKES RI, 2005). KMK dan
BMK untuk masa kehamilan merupakan kondisi yang biasanya
berulang (Wheeler, 2004).
b) Komplikasi kehamilan yang memiliki dampak bagi bayi seperti
diabetes, hiperbilirubinemia, BBLR, UIGR, kelahiran
premature, konjungtivitis, pneumonia, mikrosefali.
4. Riwayat Persalinan Sekarang
Jenis persalinan, komplikasi persalinan pada ibu dan bayi, dan
keadaan ketuban.

5. Data Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Jenis Makanan : ASI
World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pemberian ASI secara
eksklusif sekurangnya selama usia 6 bulan
pertama.
Eliminasi BAB: Dalam 24 jam pertama, warna hitam
kecoklatan (Saifuddin, 2006;137-138).
BAK: Dalam 24 jam pertama (Saifuddin,
2006;137-138).

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum :
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital:
a) Nadi : 120-160 x/menit (Sitiava, 2012). 180
x/menit selama beberapa menit pertama kehidupan
b) Pernafasan : 40–60 x/menit (Sitiava, 2012)
c) Suhu : 36,5-37,5oC
Antropometri :
a) Berat Badan : 2500-4000 gram
b) Panjang Badan : 48-52 cm (Sitiava, 2012).
c) Lingkar Kepala:
Circumferensia suboccipito bregmatica : 32 cm
Circumferensia fronto oksipito : 34 cm
Circumferensia mento oksipito bregmatica : 35 cm (UNPAD,
1983)

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bulat, tidak molding, tidak caput succedaneum dan cepal
hematoma, teraba ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil.
Mata : simetris, tidak ada kotoran dan perdarahan, pupil normal,
gerakan mata aktif, tidak oedema palpebra, konjungtiva merah
muda, sklera berwarna putih.
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
sekret.
Telinga : simetris, tidak ada sekret, telinga lembut dan fleksibel
(Stright, 2005).
Mulut : simetris, tidak ada labiopalato skhizis dan labioskhizis dan
gigi, bibir tidak pucat, mukosa mulut lembab, bayi menangis kuat,
refleks isap baik, sekresi lendir tidak berlebihan, sekresi lendir yang
berlebihan merupakan indikasi fistula trakeoesofagus (Stright,
2005).
Leher : Pergerakan leher baik
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara
nafas tambahan, puting susu menonjol, bunyi jantung teratur (120-
160 x/menit). (Saifuddin, 2006).
Abdomen : simetris, teraba kembung, tidak teraba benjolan,
tali pusat terdiri dari 2 arteri dan 1 vena, tali pusat berwarna putih
kebiruan, tidak ada perdarahan tali pusat (Stright, 2005).
Punggung : simetris, tidak terdapat pilonidal dimple, tidak ada
kelainan fleksibilitas tulang punggung, tidak ada spina bifida.
Genetalia :
a) Perempuan : terdapat klitoris, tidak ada pengeluaran sekret,
labia minora tertutup labia mayora (Sitiava, 2012).
b) Laki-Laki : Tidak hipospadia dan epispadius, testis sudah
turun (Sitiava, 2012).
Anus : ada lubang anus, ada/tidak meconium
Kulit : kemerahan, lanugo biasanya tidak terlihat karna rambut
kepala terlihat sempurna (Maryunani dan Nurhayati, 2008).
Terdapat verniks caseosa pada lipatan-lipatan (Maryunani dan
Nurhayati, 2008).
Ekstremitas :
a) Atas: jari tangan lengkap, tampak jelas garis tangan pada bayi,
tidak terdapat polidaktili dan sindaktili
b) Bawah : jari kaki lengkap, tampak jelas garis kaki
pada bayi, tidak terdapat polidaktili dan sindaktili
3. Pemeriksaan Neurologis
a) Refleks morro positif jika lengan dan kaki bergerak ketika
dikejutkan oleh suara atau gerakan keras (Asuhan Persalinan
Normal, 2008).
b) Refleks rooting positif jika bayi menoleh ke arah sentuhan pada
pipinya. (Asuhan Persalinan Normal, 2008).
c) Refleks sucking positif jika rangsangan puting susu pada langit–
langit bayi menimbulkan refleks mengisap atau berusaha untuk
mengisap benda yang disentuhkan (Asuhan Persalinan Normal,
2008).
d) Refleks swallowing positif jika kumpulan ASI di dalam mulut
mengaktifkan refleks menelan (Asuhan Persalinan Normal,
2008).
e) Refleks babinski positif jika jari-jari kaki bayi menekuk ke
bawah apabila ada gesekan pada telapak kaki (Asuhan
Persalinan Normal, 2008).
f) Refleks grasp positif bila jari menyentuh telapak tangan bayi
maka jari jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat
(Asuhan Persalinan Normal, 2008).
B. Interpretasi Data Dasar
Diagnosis : NCB/ NKB, KMK/ BMK/ SMK, Usia … (jam/hari)
Masalah : Tidak ada

C. Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial


Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah aktual yang telah
diidentifikasi. Pada langkah ini juga dituntut untuk merumuskan tindakan
antisipasi agar diagnosis masalah potensial tersebut tidak terjadi.
Diagnosis/Masalah Potensial : Tidak ada

D. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera


Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus
dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan ini mencakup
tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau
bersifat rujukan.
Kebutuhan Segera : Tidak ada

E. Intervensi
1. Jaga kehangatan tubuh bayi
Rasional : Bayi baru lahir memiliki kemampuan terbatas dalam
mengatur suhu tubuhnya yang berhubungan dengan lingkungannya,
bayi akan terancam bahaya hipotermia jika tidak dilakukan tindakan
pencegahan. Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan
konduksi, melindungi kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin
udara, dan membatasi stres akibat perpindahan dari uterus yang hangat
kelingkungan yang lebih dingin. Karena besar area permukaan relatif
dari kepala bayi baru lahir dalam hubungannya dengan tubuh, bayi
dapat mengalami kehilangan panas dramatik dari kelembaban dan
kepala yang tidak tertutup (Farrer, 2001).
2. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Rasional : Kolostrum dan ASI mengandung sekretorius IgA dalam
jumlah tinggi, yang memberikan imunitas bentuk pasif serta makrofag
dan limfosit yang membantu mengembangkan respons inflamasi lokal
(Doenges, 2001).
3. Lakukan perawatan tali pusat.
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat dan menjaga
personal hygiene bayi (Sodikin, 2009)
4. Berikan profilaksis mata dalam bentuk obat tetes mata kira-kira 1 jam
setelah kelahiran (setelah masa interaksi orangtua bayi).
Rasional : Membantu mencegah oftalmia neonatorum yang disebabkan
oleh neisseria gonorrhoeae, yang mungkin ada pada jalan lahir ibu.
Eritromisin secara efektif menghilangkan baik organisme gonorrhea
dan clamidia .Profilaksis mata mengeruhkan pandangan bayi,
menurunkan kemampuan bayi untuk berinteraksi dengan orangtua.
5. Berikan Neo K (Phytomenadione) dengan dosis 1 mg atau 0,5 cc secara
IM (pada paha sebelah kiri)
Rasional :Bayi baru lahir cenderung mengalami kekurangan vitamin K
karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah ,sedikitnya
transfer vitamin K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada
asi dan sterilitas saluran pencernaan pada bayi baru lahir. Kekurangan
vitamin K beresiko tinggi bagi bayi untuk mengalami perdarahan yang
disebut juga perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK).
6. Jaga personal hygiene bayi
Rasional : Untuk menjaga personal hygiene bayi baru lahir yang baik
harus ditunjang dengan perawatan kebersihan sehari-hari bayi baru
lahir.
7. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan eliminasi bayi
Rasional : Membantu mendeteksi abnormalitas dan defek neurologis,
menentukan usia gestasi dan mengidentifikasi kebutuhan terhadap
pemantauan tetap dan perawatan lebih intensif.
8. Berikan KIE tentang menyusui.
Rasional : ASI merupakan makanan terlengkap untuk bayi, yang terdiri
dari proporsi seimbang dan kuantitas cukup atas semua zat gizi yang
diperlukan untuk 6 bulan pertama kehidupannya (Aprillia, 2010). ASI
yang diproduksi ibu akan sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi (Farrer,
2001).

F. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.

G. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.

C. Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologis


1. Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologis Kunjungan I
Tanggal Pengkajian : 16 Januari 2021
Waktu : 10.00 wita
Tempat : Teuku Umar, Gg. Durian Tunggal
Oleh : Nada Rahmadina
S :
1. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi minum ASI dan disusui setiap 2 jam
BAB : 1 kali, berwarma hitam, konsistensi kental
Eliminasi
BAK : 1 kali berwarna kekuningan jernih
Aktivitas Bayi sering tidur dan menangis dan bergerak aktif.
Personal Bayi telah dimandikan 1 kali, ganti baju 1 kali, dan ganti
Hygiene popok 1 kali

O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 124 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 42 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 3158 gram
Panjang badan: 50 cm
Lingkar kepala: 33 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar perut : 31 cm
LILA : 12 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : terdapat ubun-ubun besar berbentuk berlian belum
menutup dan ubun-ubun kecil berbentuk segitiga yang
masih terbuka, tidak ada massa/benjolan
Mata : simetris, bersih, tidak ada kotoran, sklera tidak ikterik
Mulut : tidak sianosis
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung
normal, tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : tidak terjadi perdarahan tali pusat, tidak teraba
benjolan abnormal.
Ekstremitas : simetris kanan dan kiri, jari tangan dan jari kaki bayi
lengkap, tidak terdapat kelainan seperti polidaktili dan
sindaktili pergerakan ekstremitas aktif.

3. Status Neurologis
a. Morro : positif, refleks kejut baik
b. Sucking : positif, refleks isap baik
c. Swallowing : positif, refleks menelan baik
d. Grasping : positif, refleks menggenggam baik
e. Babinski : positif, ketika telapak kaki digesek jari kaki bayi
menekuk kebawah

A :
Diagnosis : NCB-SMK, usia 1 hari
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P :
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan
Pelaksana
Menjelaskan hasil tindakan kepada ibu bahwa
16 Januari
keadaan normal dan menjelaskan tanda-tanda Mahasiswa
2021
vital bayi kepada ibu; ibu mengerti penjelasan
10.15 wita
yang diberikan
Menjaga kehangatan bayi; bayi dibedong dengan
10.17 wita Mahasiswa
menggunakkan lampin dan dipakaikan topi
Mengajarkan ibu cara menyusui melakukan
Mahasiswa
10.18 wita perawatan tali pusat yang benar; ibu mengerti
tentang cara merawat talu psat yang benar
Memberitahu ibu tentang personal hygien yaitu
memcuci tangan sebelum dan sesudah memegang
10.20 wita Mahasiswa
bayi, memberishkan lingkungan tempat bayi tidur
; Ibu mengerti penjelasan bidan
Menjadwalkan kunjungan ulang; kunjungan ulang
10.22 wita Mahasiswa
akan dilakukan pada tanggal 21 Januari 2021

2. Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologis Kunjungan II


Tanggal Pengkajian : 21 Januari 2021
Waktu : 10.00 wita
Tempat : Teuku Umar, Gg. Durian Tunggal
Oleh : Nada Rahmadina

S :
1. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Bayi hanya minum ASI dan menyusu setiap 2 jam atau jika
Nutrisi
bayi menangis
BAB : 3-4 kali/ hari, berwarna kuning, konsistensi lunak
Eliminasi
BAK : ±5-6 kali/hari, berwarna jernih
Aktivitas Bayi sering tidur dan menangis ketika haus dan buang air.
Personal Bayi mandi 2x sehari, digantikan popok ketika penuh dan
Hygiene BAB

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 133 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Pernafasan : 43 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 3260 gram
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 36 cm
Lingkar Perut : 33 cm
LILA : 12 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : terdapat ubun-ubun besar berbentuk berlian belum
menutup dan ubun ubun kecil berbentuk segitiga yang
masih terbuka, tidak terdapat massa.
Mata : bersih, tidak ikterus
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung
normal, tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : tali pusat sudah terlepas, tidak teraba massa/benjolan.
Ekstremitas : simetris kanan dan kiri, jari tangan dan jari kaki bayi
lengkap, pergerakan ekstremitas aktif.
3. Status Neurologis
a. Sucking : positif, refleks isap baik
b. Swallowing : positif, refleks menelan baik
c. Babinski : positif, ketika telapak kaki digesek, jari-jari kaki
bayi menekuk kebawah

A :
Diagnosis : NCB-SMK, usia 7 hari
Masalah : Tidak ada
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan segera : Tidak ada

P :
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan
Pelaksana
21 Januari Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2021 bahwa keadaan bayi dalam keadaan normal; ibu Mahasiswa
10.15 wita mengerti penjelasan yang diberikan
10.16 wita Menjelaskan kepada ibu untuk tetap memenuhi Mahasiswa
kebutuhan nutrisi bayi dilakukan dengan
menyusui minimal 2 jam sekali atau setiap bayi
menangis dan hanya memberikan ASI saja pada
bayi; ibu memahami penjelasan yang diberikan
Memberi KIE cara menyusui yang benar agar
ibu dan bayi nyaman pada saat proses menyusui
10.18 wita Mahasiswa
; ibu mengerti penjelasan bidan dan mampu
mempraktikkan cara menyusui yang benar
Menjadwalkan kunjungan ulang, pada tanggal 8
10.20 wita Februari 2021; ibu mengerti dan akan melakukan Mahasiswa
kunjungan ulang sesuai jadwal yang ditentukan.

4. Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologis Kunjungan III


Tanggal Pengkajian : 08 Februari 2021
Waktu : 17.30 wita
Tempat : Jl. Teuku Umar, Gg. Durian Tunggal
Oleh : Nada Rahmadina
S :
1. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Bayi minum ASI dan menyusu setiap 2 jam atau ketika
Nutrisi
menangis
BAB : 3 kali/ hari, berwarna kuning, konsistensi lunak
Eliminasi
BAK : 5 kali/hari, berwarna jernih
Bayi hanya tidur dan menangis ketika haus dan buang
Aktivitas
air
Personal Bayi diganti pakaiannya 3 kali sehari atau setiap kali
Hygiene penuh

O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 128 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Pernafasan : 42 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 4370 gram
Panjang Badan : 52 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
Lingkar Dada : 37 cm
Lingkar Perut : 35 cm
LILA : 13 cm.

2. Pemeriksaan Fisik Bayi


Kepala : terdapat ubun-ubun besar berbentuk berlian belum
tertutup dan ubun-ubun kecil masih terbuka, tidak
teraba massa/benjolan.
Mata : bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung
normal, tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : tidak teraba massa atau benjolan abnormal, tali pusat
sudah lepas dan kering
Ekstremitas : simetris kanan dan kiri, jari tangan dan jari kaki bayi
lengkap, tidak terdapat kelainan seperti polidaktili,
pergerakan ekstremitas aktif.

3. Status Neurologis
1) Sucking : positif, refleks isap baik
2) Swallowing : positif, refleks menelan baik
3) Babinski : positif, ketika telapak kaki digesek, jari-jari kaki
bayi menekuk kebawah

A :
Diagnosis : NCB-SMK, usia 25 hari
Masalah : Tidak ada
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan segera : Tidak ada

P :
Paraf
Tgl/Jam Pelaksanaan
Pelaksana
08 Februari Menjelaskan hasil tindakan kepada ibu bahwa
2021 bayi dalam keadaan normal; ibu mengerti Mahasiswa
17.45 wita penjelasan yang diberikan
Memberikan KIE Asi Eklusif pada ibu untuk tetap
terus memberikan ASI pada bayinya tanpa
tambahan apapun dan memberikan setiap 2 jam
atau on demand., walaupun bayi belum BAB ±4
hari, selama masih ASI Eksklusif tetap dilanjutkan
17.46 wita dan bayi juga tidak rewel, bisa disebabkan Mahasiswa
makanan yang dikonsumsi ibu menyarankan ibu
untuk makan yang berserat dan banyak minum air
putih; ibu mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan dan akan makan sayur serta minum air
putih yang banyak
Mengingatkan kembali pada ibu bahwa pada 14
Februari adalah jadwal imunisasi BCG dan polio
1, ibu dapat membawa bayinya ke puskesmas
16.24 wita untuk mendapatkan imunisasi dan membawa buku Mahasiswa
KIA agar dapat mengetahui perkembangan berat
badan bayinya; ibu mengerti dan akan membawa
bayi nya pada tanggal tersebut ke puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai