Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Hyang Widhi
Wasa, karena atas berkat rahmatNya kami mampu menyelesaikan “Tugas etika keperawtan”
dengan membahas tentang "Dilema etik dalam pengertian, cara mengatasi dan cara membuat
keputusan etik"dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini,tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu NLK Sulisnadewi,M.Kep.Ns,Sp.Kep.An selaku pembimbing yang telah memberikan
kami tugas, serta petunjuk kepada kami. Sehingga kami termotivasi untuk menyelesaikan
tugas.
2. Orang tua yang juga turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehinga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.Sekian dan terima kasih.
“Om Santi Santi Santi Om”

Denpasar, 16 Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan manusia
yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat
menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat
pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip
etik dan kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu bebas dari
masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik yang mungkin
meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik profesional. Kemajuan dalam
bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan
perhatian terhadap etik. Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus
mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan
keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki
tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat klien. Para
perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan
karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang
mereka lakukan (Ismaini, 2001).
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan didalamnya tidak
lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai alternative jawaban yang belum
tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering
dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak
adanya kasus dilemma etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik
dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik.
Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik supaya bisa
dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik atau institusi
yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dilema keperawatan?
2.
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui dilema etik khususnya dibidang keperawatan.
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi etik.
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tipe-tipe etika.
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori etik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dilema Etik.
Menurut Thompson & Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit
dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau
tidak memuaskan sebanding. Masalah eika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika
kesehatan, yang lebih dikenal dengan istilah etika biomedis atau bioetis (Suhaemi, 2002). Dalam
dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus
tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional
2.3. Enam Pendekatan Dalam Mengahadapi Dilema Etik
Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
a. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
b. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
c. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilema
d. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
e. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
f. Menetapkan tindakan yang tepat.
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari
rasionalisasi perilaku etis yang meliputi: (1) semua orang melakukannya, (2) jika legal maka
disana terdapat keetisan dan (3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.
2.4. Pemecahan Masalah Etik Menurut Para Ahli
Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain:
1. Model Pemecahan Masalah ( Megan, 1989 )
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka Pemecahan Dilema Etik (Kozier & Erb, 2004)
a. Mengembangkan data dasar.
b. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya
c. Apa tindakan yang diusulkan
d. Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
e. Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan.
f. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
g. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
h. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang
tepat
i. Mengidentifikasi kewajiban perawat
j. Membuat keputusan
3. Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah umum untuk
perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi
tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
4. Langkah-Langkah Menurut Purtilo Dan Cassel (1981)
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
5. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981)
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan, komponen
etis dan petunjuk individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi.
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
2.5. Hal Yang Berikaitan Dengan Masalah
Beberapa hal yang berkaitan lansung pada praktik keperawatan.
1. Konflik Etik Antara Teman Sejawat
Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian kesejahteraan
pasien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan pasien, maka perawat harus mampu
mengenal/tanggap bila ada asuhan keperawatan yang buruk dan tidak bijak, serta berupaya untuk
mengubah keadaan tersebut. Kondisi inilah yang sering sering kali menimbulkan konflik antara
perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga terhadap teman sejawat. Dilain pihak
perawat harus menjaga nama baik antara teman sejawat, tetapi bila ada teman sejawat yang
melakukan pelanggaran atau dilema etik hal inilah yang perlu diselesaikan dengan bijaksana.
2. Menghadapi Penolakan Pasien Terhadap Tindakan Keperawatan Atau Pengobatan.
Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk-bentuk pengobatan
sebagai alternative tindakan. Dan berkembangnya tehnologi yang memungkinkan orang untuk
mencari jalan sesuai dengan kondisinya. Penolakan pasien menerima pengobatan dapat saja terjadi
dan dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat sembuh cepat,
keuangan, social dan lain-lain. Penolakan atas pengobatan dan tindakan asuhan keperawatan
merupakan hak pasien dan merupakan hak outonmy pasien, pasien berhak memilih, menolak
segala bentuk tindakan yang mereka anggap tidak sesuai dengan dirinnya, yang perlu dilakukan
oleh perawat adalah menfasilitasi kondisi ini sehingga tidak terjadi konflik sehingga menimbulkan
masalah-masalah lain yang lebih tidak etis.
3. Masalah Antara Peran Merawat Dan Mengobati
Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai factor sering kali peran ini menjadai kabur dengan
peran mengobati. Masalah antara peran sebagai perawat yang memberikan asuhan keperawatan
dan sebagai tenaga kesehatan yang melakuka pengobatan banyak terjadi di Indonesia, terutama
oleh perawat yang ada didaerah perifer (puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Dari hasil penelitian, Sciortio (1992) menyatakan bahwa pertentangan antara peran.
formal perawat dan pada kenyataan dilapangan sering timbul dan ini bukan saja masalah
Nasional seperti di Indonesia, tetapi juga terjadi di Negara-negara lain.Walaupun tidak diketahui
oleh pemerintah, pertentangan ini mempunyai implikasi besar. Antara pengetahuan perawat yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan yang kurang dan juga kurang aturan-aturan yang jelas
sebagai bentuk perlindungan hukum para pelaku asuhan keperawatan hal inisemakin tidak jelas
penyelesaiannya.
4. Berkata Jujur atau Tidak jujur
Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali perawat tidak merasa bahwa, saat
itu perawat berkata tidak jujur. Padahal yang dilakukan perawat adalah benar (jujur) sesuai kaedah
asuhan keperawatan.
Sebagai contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat ditanya oleh pasien
berkaitan dengan kondisinya, perawat sering menjawab “tidak apa-apa ibu/bapak, bapak/ibu akan
baik, suntikan ini tidak sakit”. Dengan bermaksud untuk menyenangkan pasien karena tidak mau
pasiennya sedih karena kondisinya dan tidak mau pasien takut akan suntikan yang diberikan, tetapi
didalam kondisi tersebut perawat telah mengalami dilema etik. Bila perawat berkata jujur akan
membuat sedih dan menurunkan motivasi pasien dan bila berkata tidak jujur, perawat melanggar
hak pasien.
5. Tanggung Jawab Terhadap Peralatan Dan Barang
Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah menguntil atau pilfering, yang berarti mencuri
barang-barang sepele/kecil. Sebagai contoh: ada pasien yang sudah meninggal dan setalah pasien
meninggal ada barang-barang berupa obat-obatan sisa yang belum dipakai pasien, perawat dengan
seenaknya membereskan obat-obatan tersebut dan memasukan dalam inventarisasi ruangan tanpa
seijin keluarga pasien. Hal ini sering terjadi karena perawat merasa obat-obatan tersebut tidak ada
artinya bagi pasien, memang benar tidak artinya bagi pasien tetapi bagi keluarga kemungkinan hal
itu lain. Yang penting pada kondisi ini adalah komunikasi dan informai yang jelas terhadap
keluarga pasien dan ijin dari keluarga pasien itu merupakan hal yang sangat penting, Karena
walaupun bagaimana keluarga harus tahu secara pasti untuk apa obat itu diambil.
Perawat harus dapat memberikan penjelasan pada keluarga dan orang lain bahwa
menggambil barang yang seperti kejadian diatas tidak etis dan tidak dibenarkan karena setiap
tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap peralatan dan barang di tempat kerja.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan interaksi
antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara mempertahankan hidup
dengan kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah
dalam mengatasi permasalah klien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat mengambil
keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak bertentang dengan nilai-nilai
yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan
sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.

3.2.Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan
harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih
memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya
(kode etik keperawatan).
Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri atau secara
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan suatu dilema etik.
DAFTAR PUSTAKA

Andrew C. Varga, The Main Issues in Bioethics, New York 1984, hal. 268.
Bertens, K, Eutanasia: Perdebatan Yang Berkepanjangan, Kompas, 28 September 2000.
Efendi, Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas ; teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Hegner, barbara. 2003. Nursing assistant : A Nursing Process Approach, 6/e. Jakarta: EGC
http://hafikoandresni005.blogspot.com/2013/06/makalah-dilema-etik.html diunduh pada tanggal
23 Maret 2014

http://naimah-naimahlaila.blogspot.com/p/dilema-etik-dan-pemecahanya.html diunduh pada


tanggal 23 Maret 2014
Priharjo, Robert. 2008. Pengantar Etika Keperawatan.
Rismalinda. 2011. Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan.Jakarta : Trans Info Media
Sudarma, momon. 2008. sosiologi untuk kesehatan. Jakarta : salemba medika
Thompson and HO Thompson,Ethic ini Nursing, New York: MacMilan
http://news.detik.com/read/2004/09/27/143002/214474/10/euthanasia-dilarang-diri?nd771104bcj
di unduh pada tanggal 28 Maret 2014
http://news.detik.com/read/2004/09/07/092925/204040/10/pernah-minta-istri-disuntik-
mati?nd771104bcj di uduh pada tanggal 28 Maret 2014
DILEMA ETIK KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

D-III KEPERAWATAN tingkat 1.4

Ni Komang Ita Juliani (P07120017 123)

NI Made Era Mahayani (P07120017 129)

I Gusti Putu Ekayuni Anggraista (P07120017 135)

Ni Kadek Yuyun Diantari (P07120017 142)

Ragita Ayu Dewi Narasavitri (P07120017 147)

I Putu Agus Aditya Adi Chandra (P07120017 152)

Ni Kadek Ayu Striratna Dewi (P07120017 157)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES DENPASAR

KEPERAWATAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai