Anda di halaman 1dari 22

TUMOR

ELISABETH FLORA SABU KEDANG


Tumor Sistem Saraf Pusat
 Terbagi kedalam tumor primer dan sekunder.
 Tumor primer berasal dari sel-sel SPP
 Tumor sekunder merupakan metastasis dari tempat lain

Manifestasi Klinis
 Secaraumum tumor SSP akan menimbulkan gejala klinis akibat efek desakan dari
massa yang tumbuh membesar di dalam rongga intrakranial
 Tumor sendiri akan menimbulkan edema disekitarnya dan massa berikut edemanya
dapat mengobstruksi aliran cairan serebrospinal sehingga terjadi hidrosefalus
 Adanya massa, hidrosefalus dan edema akan menyebabkan desakan pada sistem saraf
sehingga timbul gejala mulai dari sakit kepala, diplopia, kejang, hemiparesis, dll.
Diagnosis
Anamnesis
 berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan
tujuh butir mutiara anamnesis (The Secred Seven).
 Nyeri kepala klinis diikuti defisit neurologis
Pemeriksaan Fisis
 Status generalisata
 Status neurologis
Pemeriksaan penunjang
 CT Scan
 MRI kepala (dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap lokasi tumor,
karakteristik dan edema disekitar massa)
Tatalaksana
1. Tatalaksana kuratif
 reseksi tumor : untuk mengurangi efek desakan serta mengurangi volume massa agar didapat
hasil radioterapi atau kemoterapi yang lebih optimal
 Radioterapi
 Kemoterapi

2. Tatalaksana Paliatif
 Biasanya dilakukan jika tumor terlalu besar atau tidak memungkinkan terapi secara maksimal
 Antikonvulsan jika kejang
 Analgesik jika nyeri
 Antikoagulan (keganasan dan imobilitas dapat menyebabkan keadaan hiperkoagulasi)
 Antibiotik jika infeksi
Tumor Primer

1. Meningioma
Meningioma merupakan tumor primer otak namun meningioma tidak berasal
dari jaringan otak itu sendiri, tetapi berasal dari meningen, tumor ini bertumbuh ke
dalam jaringan otak dan medulla spinalis sehingga menyebabkan penekanan terhadap
jaringan tersebut.
Insidensi
34% dari tumor otak adalah meningioma dan sebagian besar didiagnosis pada
pasien berusia >60 tahun, insidensi meningkat seiring bertambahnya usia. Insidensi
pada wanita 2x lebih besar daripada pria.
Etiologi
 Para peneliti mempelajari beberapa teori asal dari meningioma. Pada
sekitar 40% dan 80% meningioma ditemukan adanya kromosom 22
yang berfungsi abnormal, kromosom ini berperan dalam suppressing
tumor growth. Penyebab kromosom ini berfungsi abnormal masih
belum diketahui.
 neurofibromatosis tipe 2 merupakan faktor risiko tumbuhnya
meningioma.

Gejala Klinis
 Sakit kepala, kelemahan pada tangan atau kaki adalah gejala yang
paling sering ditemui
 kejang, baik berupa kejang fokal maupun kejang umum
Diagnosis
 Pemeriksaan neurologis
 diikuti dengan pemeriksaan MRI dan atau CT scan (untuk mengetahui posisi dan
ukuran tumor)

Penatalaksanaan
 Sebagian besar kasus meningioma dapat diterapi dengan tindakan operatif,
dengan angka rekurensi yang rendah dan prognosis yang bagus.
 Meningioma secara umum resisten terhadap radioterapi
2. MEDULOBLASTOMA
 Tumor meduloblastoma diperkirakan insidensinya 7-8% dari seluruh tumor otak dan 30 % dari
tumor otak pada pediatrik.
 Pada otak predileksi tersering tumor ini berasal dari fosa posterior.
 Meduloblastoma lebih sering pada pria dibandingkan wanita, dan lebih sering didapatkan pada
anak

Gejala Klinis
 Mual dan muntah sering pada pagi hari.
 sakit kepala, disertai diplopia

Pemeriksaan Penunjang
 CT Scan dan MRI

Penatalaksanaan
 Dapat dilakukan tindakan pembedahan
 radiasi
 kemoterapi
3. ASTROCYTOMA

 Astrositoma intracranial adalah tumor otak primer yang sering ditemukan


 Tumor ini dapat ditemukan pada berbagai umur, tapi paling sering pada umur 40
sampai 60 tahun.
 Tumor ini berkembang sekitar jaringan ependimal dan subependimal yang dapat
meluas ke dalam ventrikel
 Ada empat grade pada tumor astrositoma
- Low grade astrocytoma (grade I-II) sering didapatkan pada anak - anak/
dewasa muda
- Malignant astrocytoma (grade III)
- Glioblastoma multiformis (grade IV)
Gejala dan Tanda Klinik
1. Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dengan gejala dan tanda klinik berupa nyeri kepala,
mual dan muntah, penurunan kesadaran, dan edema papil
2. Defisit neurologik fokal seperti kejang, kelumpuhan saraf-saraf kranial, gangguan motorik dan
sensorik, gangguan kognitif, gangguan perilaku, ataksia, afasia, gangguan bahkan kehilangan
penglihatan apabila lesi terjadi pada optic pathway, dan diplopia

Pemeriksaan Penunjang
 CT Scan

Penatalaksanaan
 terapi operatif
 kemoterapi
 radioterapi.
4. Glioblastoma Multiforme
 Glioblastoma Multiforme (GBM) adalah tumor otak primer ganas yang paling umum dan
paling agresif pada manusia yang melibatkan sel glial
 Glioblastoma Multiforme merupakan grade tertinggi astrocytoma, yang terjadi sekitar 2/3
dari semua kasus astrocytoma.

Gejala Klinis
 biasanya singkat yaitu kurang dari 3 bulan, biasanya gejala klinis yang muncul adalah :
- Gejala neurologic yang progresif, biasanya yaitu kelemahan anggota gerak
- Sakit kepala
- Gejala dari peningkatan TiK (nyeri kepala, muntah,muntah, papil edema)
- Kejang
- Gejala fokal : hemiparese, gangguan sensoris, gangguan visual, afasia dan lain-lain
Diagnosis
Tidak ada laboratorium spesifik yang dapat menegakkan diagnosis GBM. Penegakan
diagnosis biasanya dengan sistem Imaging, seperti :
 CT Scan
 MRI

Penatalaksanaan
Pengobatan standar untuk glioblastoma multiforme adalah:
 radioterapi dengan adjuvant kemoterapi. Obat-obat yang biasa digunakan untuk
kemoterapi adalah temozolamide, carmustine
5. EPENDIMOMA
 Tumor ini lebih kompleks dan bervariasi daripada glioma.
 Ependymoma berasal dari ependymal cells yang menembus lapisan ventrikel dan
canalis sentralis medulla spinalis.
 Ependymoma merupakan glioma terbanyak di medulla spinalis.
Menurut WHO ependimoma diklasifikasikan sebagai tumor neuroepitelial yang
terdiri atas 4 yaitu :
1. Ependimoma Myxopapillari (Myxoependimoma)
2. Subependimoma
3. Ependimoma
4. Ependimoma Anaplastik
Gejala Klinis
Gejala dari ependimoma tergantung lokasi dan ukuran tumor
 Pada neonatus dan bayi, hidrosefalus merupakan salah satu gejala awal. Irritabilitas, suka
mengantuk, dan muntah dapat terjadi jika tumor terus bertumbuh. Pada anak-anak yang lebih
besar, gejala yang paling umum ditemukan adalah nausea, vomiting dan sakit kepala. Biasanya
terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial yang terjadi jika tumor menyumbat
drainage dari cairan serebrospinalis.
 Pada Intracranial ependimoma, tanda-tanda dan gejala neurologik baik umum maupun fokal
tergantung lokasi, ukuran dan usia. Umumnya gejala timbul jika ukuran tumor besar.
 Infratentorial memberikan gejala pertama berupa mual dan muntah (80%) , sakit kepala (50%),
papil edema, ataxia, nistagmus, esotropia akibat peningkatan tekanan intrakranial, nyeri leher,
dan defisit dari lower nerve kranial
 supratentorial sering memberikan gejala hemiparesis,afasia, gangguan kognitif, serangan sakit
kepala dan muntah.
Penanganan
Penanganan ependymoma berupa terapi adjuvant yaitu
 radioterapi,
 radiosurgery
 kemoterapi.
6. SCHWANNOMA

Sinonim : Neurilemoma Akustik, Neurinoma Akustik


Vestibular Schwannoma
 Neuroma Akustik (AN) adalah tumor saraf vestibulokohlearis (N
VIII) yang berasal dari selubung saraf sel Schwann.
 Biasanya termasuk tumor jinak dan tumbuh lambat, tapi dapat
menimbulkan gejala efek desak ruang dan tekanan pada struktur
lokal yang akhirnya mengancam kehidupan
Gambaran Klinik

 Kehilangan pendengaran unilateral/tinnitus dalam onset progresif atau akut.


 Gangguan sensasi wajah.
 Gangguan keseimbangan
 Sakit telinga
 Kelemahan otot wajah akibat tekanan pada N.VII (fasialis)
 Ataksia
 Kompresi pada batang otak dapat menyebabkan hidrosefalus dengan gangguan
penglihatan dan nyeri kepala persisten.
Pemeriksaan
 Audiologi
Semua pasien dengan kehilangan pendengaran unilateral harus mendapatkan pemeriksaan audiologi untuk
menentukan kuantitas dan jenis dari gangguan sensorineural.

Diagnostik
 MRI

Penatalaksanaan
Terdapat 3 pilihan terapi bagi penderita AN (Neuroma Akustik)
 Observasi
 Pembedahan
 stereotactic radiosurgery
Sangat penting untuk memberikan konseling pada penderita mengenai program pengobatan yang akan mereka jalani.
Pertimbangan juga perlu memperhitungkan kualitas hidup dan meredanya gejala.
7. NEUROBLASTOMA
 Merupakan tumor terbanyak pada anak-anak.
 Meningkat pada medulla adrenal dan kadang-kadang metastasisnya luas

Gambaran Klinis
 Bervariasi tergantung letak tumor primernya (65% di ronggan abdomen,
pada bayi lebih sering di thoraks dan leher)
 Hepatomegali
 Masa abdomen dengan gejala obstruksi, perut terasa penuh, gangguan
pernapasan
 Ekimosis periorbital akibat infiltrasi tumor di periorbita
Pemeriksaan Penunjang
 USG Abdomen
 CT Scan Abdomen
 MRI Abdomen
Tumor sekunder (Metastasis)

 Metastasis dapat terjadi ke kranium, duramater, atau parenkim otak, dan tersering
berasal dari paru, payudara dan prostat.
 Metastasis ke tengkorak merupakan yang paling sering (biasanya pada pasien
kanker payudara dan prostat)
 Metastasis ke dura akan menekan sinus sagitalis sehingga menimbulkan gejala
peningkatan TIK berupa sakit kepala atau iritasi ke korteks menyebabkan kejang.

Pemeriksaan Fisis
 Statu generalis: keadaan umum pada penyakit kronis, adanya benjolan di area
tertentu dan pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Penunjang
 Foto Rontgen toraks
 Pemeriksaan penanda tumor (tumor marker)
 USG Abdomen
 CT Scan toraks atau abdomen

Tatalaksana
Tatalaksana Paliatif
a. Pada prinsipnya pada tumor sistemik yang sudah bermetastasis ke intrakranial dianggap
sebagai tumor dengan stadium lanjut, sehingga tidak dilakukan terapi definitif
b. Operasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai