Manifestasi Klinis
Secaraumum tumor SSP akan menimbulkan gejala klinis akibat efek desakan dari
massa yang tumbuh membesar di dalam rongga intrakranial
Tumor sendiri akan menimbulkan edema disekitarnya dan massa berikut edemanya
dapat mengobstruksi aliran cairan serebrospinal sehingga terjadi hidrosefalus
Adanya massa, hidrosefalus dan edema akan menyebabkan desakan pada sistem saraf
sehingga timbul gejala mulai dari sakit kepala, diplopia, kejang, hemiparesis, dll.
Diagnosis
Anamnesis
berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan
tujuh butir mutiara anamnesis (The Secred Seven).
Nyeri kepala klinis diikuti defisit neurologis
Pemeriksaan Fisis
Status generalisata
Status neurologis
Pemeriksaan penunjang
CT Scan
MRI kepala (dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap lokasi tumor,
karakteristik dan edema disekitar massa)
Tatalaksana
1. Tatalaksana kuratif
reseksi tumor : untuk mengurangi efek desakan serta mengurangi volume massa agar didapat
hasil radioterapi atau kemoterapi yang lebih optimal
Radioterapi
Kemoterapi
2. Tatalaksana Paliatif
Biasanya dilakukan jika tumor terlalu besar atau tidak memungkinkan terapi secara maksimal
Antikonvulsan jika kejang
Analgesik jika nyeri
Antikoagulan (keganasan dan imobilitas dapat menyebabkan keadaan hiperkoagulasi)
Antibiotik jika infeksi
Tumor Primer
1. Meningioma
Meningioma merupakan tumor primer otak namun meningioma tidak berasal
dari jaringan otak itu sendiri, tetapi berasal dari meningen, tumor ini bertumbuh ke
dalam jaringan otak dan medulla spinalis sehingga menyebabkan penekanan terhadap
jaringan tersebut.
Insidensi
34% dari tumor otak adalah meningioma dan sebagian besar didiagnosis pada
pasien berusia >60 tahun, insidensi meningkat seiring bertambahnya usia. Insidensi
pada wanita 2x lebih besar daripada pria.
Etiologi
Para peneliti mempelajari beberapa teori asal dari meningioma. Pada
sekitar 40% dan 80% meningioma ditemukan adanya kromosom 22
yang berfungsi abnormal, kromosom ini berperan dalam suppressing
tumor growth. Penyebab kromosom ini berfungsi abnormal masih
belum diketahui.
neurofibromatosis tipe 2 merupakan faktor risiko tumbuhnya
meningioma.
Gejala Klinis
Sakit kepala, kelemahan pada tangan atau kaki adalah gejala yang
paling sering ditemui
kejang, baik berupa kejang fokal maupun kejang umum
Diagnosis
Pemeriksaan neurologis
diikuti dengan pemeriksaan MRI dan atau CT scan (untuk mengetahui posisi dan
ukuran tumor)
Penatalaksanaan
Sebagian besar kasus meningioma dapat diterapi dengan tindakan operatif,
dengan angka rekurensi yang rendah dan prognosis yang bagus.
Meningioma secara umum resisten terhadap radioterapi
2. MEDULOBLASTOMA
Tumor meduloblastoma diperkirakan insidensinya 7-8% dari seluruh tumor otak dan 30 % dari
tumor otak pada pediatrik.
Pada otak predileksi tersering tumor ini berasal dari fosa posterior.
Meduloblastoma lebih sering pada pria dibandingkan wanita, dan lebih sering didapatkan pada
anak
Gejala Klinis
Mual dan muntah sering pada pagi hari.
sakit kepala, disertai diplopia
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan dan MRI
Penatalaksanaan
Dapat dilakukan tindakan pembedahan
radiasi
kemoterapi
3. ASTROCYTOMA
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
Penatalaksanaan
terapi operatif
kemoterapi
radioterapi.
4. Glioblastoma Multiforme
Glioblastoma Multiforme (GBM) adalah tumor otak primer ganas yang paling umum dan
paling agresif pada manusia yang melibatkan sel glial
Glioblastoma Multiforme merupakan grade tertinggi astrocytoma, yang terjadi sekitar 2/3
dari semua kasus astrocytoma.
Gejala Klinis
biasanya singkat yaitu kurang dari 3 bulan, biasanya gejala klinis yang muncul adalah :
- Gejala neurologic yang progresif, biasanya yaitu kelemahan anggota gerak
- Sakit kepala
- Gejala dari peningkatan TiK (nyeri kepala, muntah,muntah, papil edema)
- Kejang
- Gejala fokal : hemiparese, gangguan sensoris, gangguan visual, afasia dan lain-lain
Diagnosis
Tidak ada laboratorium spesifik yang dapat menegakkan diagnosis GBM. Penegakan
diagnosis biasanya dengan sistem Imaging, seperti :
CT Scan
MRI
Penatalaksanaan
Pengobatan standar untuk glioblastoma multiforme adalah:
radioterapi dengan adjuvant kemoterapi. Obat-obat yang biasa digunakan untuk
kemoterapi adalah temozolamide, carmustine
5. EPENDIMOMA
Tumor ini lebih kompleks dan bervariasi daripada glioma.
Ependymoma berasal dari ependymal cells yang menembus lapisan ventrikel dan
canalis sentralis medulla spinalis.
Ependymoma merupakan glioma terbanyak di medulla spinalis.
Menurut WHO ependimoma diklasifikasikan sebagai tumor neuroepitelial yang
terdiri atas 4 yaitu :
1. Ependimoma Myxopapillari (Myxoependimoma)
2. Subependimoma
3. Ependimoma
4. Ependimoma Anaplastik
Gejala Klinis
Gejala dari ependimoma tergantung lokasi dan ukuran tumor
Pada neonatus dan bayi, hidrosefalus merupakan salah satu gejala awal. Irritabilitas, suka
mengantuk, dan muntah dapat terjadi jika tumor terus bertumbuh. Pada anak-anak yang lebih
besar, gejala yang paling umum ditemukan adalah nausea, vomiting dan sakit kepala. Biasanya
terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial yang terjadi jika tumor menyumbat
drainage dari cairan serebrospinalis.
Pada Intracranial ependimoma, tanda-tanda dan gejala neurologik baik umum maupun fokal
tergantung lokasi, ukuran dan usia. Umumnya gejala timbul jika ukuran tumor besar.
Infratentorial memberikan gejala pertama berupa mual dan muntah (80%) , sakit kepala (50%),
papil edema, ataxia, nistagmus, esotropia akibat peningkatan tekanan intrakranial, nyeri leher,
dan defisit dari lower nerve kranial
supratentorial sering memberikan gejala hemiparesis,afasia, gangguan kognitif, serangan sakit
kepala dan muntah.
Penanganan
Penanganan ependymoma berupa terapi adjuvant yaitu
radioterapi,
radiosurgery
kemoterapi.
6. SCHWANNOMA
Diagnostik
MRI
Penatalaksanaan
Terdapat 3 pilihan terapi bagi penderita AN (Neuroma Akustik)
Observasi
Pembedahan
stereotactic radiosurgery
Sangat penting untuk memberikan konseling pada penderita mengenai program pengobatan yang akan mereka jalani.
Pertimbangan juga perlu memperhitungkan kualitas hidup dan meredanya gejala.
7. NEUROBLASTOMA
Merupakan tumor terbanyak pada anak-anak.
Meningkat pada medulla adrenal dan kadang-kadang metastasisnya luas
Gambaran Klinis
Bervariasi tergantung letak tumor primernya (65% di ronggan abdomen,
pada bayi lebih sering di thoraks dan leher)
Hepatomegali
Masa abdomen dengan gejala obstruksi, perut terasa penuh, gangguan
pernapasan
Ekimosis periorbital akibat infiltrasi tumor di periorbita
Pemeriksaan Penunjang
USG Abdomen
CT Scan Abdomen
MRI Abdomen
Tumor sekunder (Metastasis)
Metastasis dapat terjadi ke kranium, duramater, atau parenkim otak, dan tersering
berasal dari paru, payudara dan prostat.
Metastasis ke tengkorak merupakan yang paling sering (biasanya pada pasien
kanker payudara dan prostat)
Metastasis ke dura akan menekan sinus sagitalis sehingga menimbulkan gejala
peningkatan TIK berupa sakit kepala atau iritasi ke korteks menyebabkan kejang.
Pemeriksaan Fisis
Statu generalis: keadaan umum pada penyakit kronis, adanya benjolan di area
tertentu dan pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen toraks
Pemeriksaan penanda tumor (tumor marker)
USG Abdomen
CT Scan toraks atau abdomen
Tatalaksana
Tatalaksana Paliatif
a. Pada prinsipnya pada tumor sistemik yang sudah bermetastasis ke intrakranial dianggap
sebagai tumor dengan stadium lanjut, sehingga tidak dilakukan terapi definitif
b. Operasi
TERIMA KASIH