Anda di halaman 1dari 24

CAIRAN DAN

ELEKTROLIT
Cairan Tubuh
 Pada bayi prematur : 80% dari BB
Bayi normal : 70-75% dari BB
Sebelum pubertas : 65-70% dari BB
Orang dewasa : 50-60% dari BB
 Kandungan air di dalam sel lemak ˂ sel otot, sehingga

CTT pada orang gemuk (obes) ˂ yang tidak gemuk


Gangguan Keseimbangan Cairan
 Dipengaruhi osmolalitas atau tekanan osmotik.
 Osmalilitas ↑ maka tekanan osmotik ↑.
 Kandungan air di intrasel > ekstrasel karena jumlah

kalium total > natrium total.


 Berpindahnya cairan intravaskular ke interstisium a/

sebaliknya sangat dipengaruhi o/ kadar albumin


plasma.
 Beberapa gangguan keseimbangan cairan :

Hipovolemia, Dehidrasi, Hipervolemia, Edema.


Hipovolemia
 Berkurangnya cairan ekstrasel air dan Na dalam jumlah
yg sebanding.
 Dapat terjadi pd kehilangan air dan Na melalui:

1. Sal. intestinalis (muntah, diare, pendarahan)


2. Ginjal (penggunaaan diuretik, diuresis osmotik,
salt-wasting nephropathy', hipoaldosteronisme),
3. Kulit dan sal. napas (insensible water losses,
keringat, luka bakar), melalui sekuestrasi cairan
(obstruksi, trauma, fraktur, pankreatitis akut).
 Hipovolemi ringan, ≤ 20% volume plasma.
Gejala klinis →takikardia.
 Hipovolemia sedang, 20- 40% volume plasma.

Gejala klinis →takikardia & hipotensi


ortostatik.
 Hipovolemia berat, ≥ 40% volume plasma.

Gejala klinis → penurunan tekanan darah,


takikardia, oliguria, agitasi, pikiran kacau.
Penatalaksanaan hipovolemia
1. Penatalaksanaan penyakit yang mendasari,
2. Penggantian cairan yang hilang

Ex ; deplesi volume ringan (20%) pd orang dewasa


60 kg, volume cairan yang hilang sebesar 20%
dari 3,6 liter = 0,72 liter (720 ml).
 Jenis cairan yg diberikan tergantung dari cairan yang

keluar.
Pendarahan → darah atau cairan koloid a/ kristaloid
(NaCl isotonis a/ ringer-laktat) bila stok darah -.
Diare atau muntah → NaCl isotonis atau ringer-laktat.
Dehidrasi
 Gejala klinis : : Hipernatremia pada pasien dengan
hipovolemia
 Dapat terjadi pada keadaan : keringat, sal. intestinal,

DM tipe 1, diuresis osmotik, semuanya disertai rasa


haus dan gangguan akses cairan. Atau karena ↑
masukan intrasel pd kejang hebat atau setelah latihan
berat.
Atau ↑ asupan cairan Na+ hipertonik.
Penatalaksanaan dehidrasi
 Defisit CTT dihitung dgn rumus :
Defisit Cairan = 0,4 x BB (Na plasma/ 140-1)
 Koreksi cairan : Dekstrosa isotonik.
 Volume cairan sesuai perhitungan rumus di atas + 'insensible water losses'
+ volume urin 24 jam + volume cairan yang keluar melalui saluran cerna.
 Cairan dapat diberikan IV atau oral bila pasien sadar. Kecepatan
pemberian harus tidak menimbulkan penurunan kadar Na plasma > 0,5
meq/jam.
 Ex : Bila kadar Na-plasma diturunkan dari 160 → 140, maka kecepatan
pemberian cairan = 40 jam (20 dibagi 0,5). Bila BB px 60 kg, maka
Defisit cairan = 0,4 x 60 (160/l40-1) = 3,43 L.
 Bila insensible loss 960 ml & volume urin 1500 ml/24 jam, maka
volume cairan = 3,43 + 0,96 + 1,5 = 5,89 L/ 40 jam atau 0,15 liter/jam.
Hipervolemia
 Terjadinya ↑ volume cairan ekstrasel intravaskular
(volume overload)
 Biasanya pd gangguan otot jantung (CHF) atau pd

gangguan fungsi ginjal berat (CKD) stadium IV dan V


atau pd gagal ginjal akut oligurik. Dapat menimbulkan
edema paru.
Penatalaksanaan hipervolemia
 Pemberian diuretik kuat, furosemid, serta restriksi
asupan air (dianjurkan sebanyak 'insensible water
losses' yaitu ± 40 ml/jam).
 Px dengan AKD dengan hipervolemia → dialisis
 Px dengan polidipsia primer, dilakukan restriksi

asupan air serta mengatasi gejala akibat hiponatremia


akut bila ada.
Edema
 Suatu pembengkakan yg dapat diraba akibat penambahan
volume cairan intersisium.
 Ada 2 faktor penentu terhadap terjadinya edema :
1. Perubahan hemodinamik dalam kapiler
2. Retensi natrium di ginjal.
 Faktor lain adalah aliran limfatik yang dapat menampung
kelebihan cairan dalam jarigan interstisium.
 Manifestasi klinis edema dapat berupa : edema paru, edema
perifer (tungkai), asites, bendungan vena setempat (edema
unilateral), bendungan vena dalam, edema 'pitting' pd
hipotiroid.
Penatalaksanaan edema
1. Memperbaiki penyakit dasar bila mungkin
2. Restriksi asupan Na u/ minimalisasi retensi air &
pemberian diuretik
Gangguan keseimbangan
elektrolit
Gangguan keseimbangan kalium (K+)

1. Hipokalemia
 Konsentrasi ion K+ plasma ˂3,5 meq/L
 Dpt terjadi pd kondisi :
 ↑ kehilangan ion K+ →diuresis, diare, efek obat

(insulin,albuterol, teofilin, diuretik, aminoglikosida)


 Perpindahan inkompartemen ion K+ → alkalosis,

muntah, hipomagnesium, hiperventilas, asupan ion K+


yg tdk adekuat → anorexia
 Manifestasi klinis : letargi, depresi, bingung,
parestesia,distensi abdomen, mual, muntah, kardiovaskular
(aritmisa & EKG abnormal)
 Penatalaksanaan :
 Kalium oral (slow correction) : 40-60 meq
 IV larutan Kcl (rapid correction) → hipokalemia

berat atau px tdk mampu menggunakan Kalium oral


2. Hiperkalemia
 Konsentrasi ion K+ plasma > 5 meq/L
 Dpt terjadi akibat :
 ↑ asupan ion K+
 Penggunaan transfusi darah simpan
 Anemia sickle cell
 Penggunaan obat-obatan : NSAID, ACE Inhibitor,

heparin
 Luka bakar atau crush injury
 Manifestasi klinis : gejala neurologi (kram otot, kelemahan,
paralisis, parestesia,) disaritmia
 Penanganan :
 Hentikan intake kalium atau obat2 yg menyebabkan

↑ K+
Ringan (5-6 meq/L) : furosemide 40-80 mg IV
Sedang (6-7 meq/L) : sodium bikarbonat 50 meq IV
selama 5 menit atau nebulizer albuterol 10-20 mg
selama 15 menit
Berat (7 meq/L disertai perubahan EKG) : furosemide
40-80 mg IV, dialisis
Gangguan keseimbangan Natrium (Na+)

1. Hiponatremia
 Etiologi : hiperglikemia, devisit natrium
(hipovolemia, normovolemia, hipervolemia
 Manifestasi klinis :
 Gejala bergantung derajat kehilangan Na+
 Letargi, bingung, disorientasi, agitasi, depresi,

kejang koma, kematian


 Tdk berhubungan dgn perubahan EKG
 Penanganan :
 Sesuaikan dgn status volume px
 Perlu asupan Na+ oral atau IV. Dpt digunakan

larutan garam fisiologi, lalu ganti dgn larutan


hipotonik (NaCl 0,45%) → hipovolemia terkoreksi
 Px dgn volume normal atau hipovolemia → retriksi

cairan. Jika overload, berikan diuretik


2. Hipernatremia
 Etiologi : keringat berlebih, luka bakar, diare, suction
melalui pipa nasogastrik, muntah
 Manifestasi klinis : kelemahan, tremor, rigriditas,
agitasi, kejang, koma
 Tdk berhubungan dengan perubahan EKG
 Penanganan :
 Ganti kehilangan cairan melalui oral atau pipa

nasogastrikjika px stabil & asimtomatik


 NaCl 0,9% atau NaCl 0,9% dlm dekstrosa 5% u/

ganti volume cairan ekstrasel pd px hipovolemik.


 Hindari pemberian dekstrose 5% saja karea akan

menurunkan kadar Na+ terlalu cepat


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai