1. Sebutkan tumor primer dan tumor brain metastase yang saudara ketahui.
TUMOR PRIMER :
adalah tipe tumor yang dimulai di sel otak dan bisa menyebar ke bagian otak lain atau ke tulang
belakang. Tumor otak primer biasanya jarang menyebar ke organ lain.
1. Meningioma
Meningioma adalah jenis tumor otak yang terjadi di meninges, yaitu lapisan jaringan yang
mengelilingi bagian luar otak dan sumsum tulang belakang. Jenis tumor ini dapat bermula di
bagian otak manapun, tetapi umumnya di otak besar dan otak kecil.
Penyakit meningioma merupakan tumor otak primer yang paling umum terjadi pada orang
dewasa, terutama berjenis kelamin perempuan.
Sebagian besar kasus tumor meningioma bersifat jinak atau berada di level rendah (I). Namun,
penyakit ini bisa tumbuh dan berkembang secara cepat hingga mencapai level III atau menyebar
ke wajah dan tulang belakang.
Tumor meningioma dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti mual dan muntah, kejang, sakit
kepala, perubahan perilaku dan kognitif, hingga gangguan penglihatan.
2. Adenoma pituitary
Adenoma pituitary atau tumor hipofisis adalah jenis tumor otak yang tumbuh pada kelenjar
pituitari, yaitu kelenjar yang mengontrol berbagai fungsi tubuh serta melepaskan hormon ke dalam
aliran darah. Jenis tumor ini biasanya ditemukan pada orang dewasa, dan umumnya memiliki
tingkat keganasan yang rendah (jinak).
Gejala yang ditimbulkan pada tumor hipofisis tergantung pada aktivitas tumor, yaitu apakah
menghasilkan hormon atau tidak. Beberapa gejala yang umum terjadi, yaitu:
Sakit kepala dan gangguan penglihatan akibat tekanan dari tumor
Mual dan muntah
Perubahan kognitif
Berhenti menstruasi
Timbul rambut abnormal pada perempuan
Keluar cairan dari payudara
Impotensi pada pria
Kenaikan berat badan dan pertumbuhan tangan dan kaki yang tidak wajar.
Adapun pengobatan adenoma pituitari atau tumor hipofisis di antaranya pengawasan dokter
(terutama bila tidak menimbulkan gejala), operasi, radioterapi, obat untuk menurunkan kadar
hormon, atau obat untuk pengganti hormon.
3. Neuroma Akustik
Neuroma akustik atau schwannoma vestibular adalah jenis tumor otak jinak yang bermula di sel
Schwann. Sel Schwann berada di bagian luar saraf vestibulocochlear, yaitu saraf yang
menghubungkan otak ke telinga dan berfungsi mengontrol pendengaran dan keseimbangan.
Tumor neuroma akustik umumnya tumbuh secara lambat dan bersifat jinak. Oleh karena itu,
penderitanya mungkin tidak memiliki gejala dalam beberapa waktu. Meski demikian, beberapa
gejala neuroma akustik atau schwannoma vestibular yang mungkin timbul adalah gangguan
pendengaran dan keseimbangan, dering atau suara berdengung di satu atau kedua telinga, pusing
atau vertigo, serta mati rasa pada wajah.
4. Craniopharyngioma
Craniopharyngioma atau kraniofaringioma adalah jenis tumor otak yang terjadi di area otak yang
berdekatan dengan mata atau sekitar bagian bawah otak yang berdekatan dengan kelenjar pitutari.
Jenis tumor ini bisa terjadi pada anak-anak dan lansia serta bersifat jinak (non-kanker).
Adapun gejala yang ditimbulkan dari tumor craniopharyngioma adalah gangguan penglihatan,
sakit kepala, perubahan hormon pada orang dewasa, atau gangguan pertumbuhan pada anak.
Sementara pengobatan penyakit ini diantaranya operasi, radioterapi, atau terapi pengganti hormon.
a. Astrositoma
Tumor astrositoma terjadi di sel glial yang disebut astrosit. Jenis tumor ini memiliki tingkat
keparahan yang bervariasi. Pada tingkat rendah (level I atau II), astrositoma paling sering
ditemukan pada anak-anak, tetapi pada tingkat tinggi (level III atau IV) penyakit ini lebih
sering terjadi pada orang dewasa. Adapun astrositoma pada level IV atau dengan keganasan
paling tinggi dikenal juga dengan nama glioblastoma.
b. Oligodendroglioma
Tumor otak ini bermula di sel glial bernama oligodendrosit. Jenis ini biasanya terjadi pada
otak besar sisi depan dan pinggir serta mengganggu pembentukan selaput myelin yang
berfungsi dalam menghantarkan impuls pada sel saraf. Sebagian besar penyakit ini
ditemukan pada usia dewasa, tetapi anak-anak juga dapat mengalaminya.
c. Ependymoma
Tumor ependymoma bermula di sel-sel glial bernama ependymal, yaitu sel yang melapisi
bagian otak di mana cairan serebrospinal (CSF) diproduksi. Jenis tumor ini dapat terjadi di
bagian otak tersebut atau di sumsum tulang belakang. Umumnya, ependymoma ditemukan
pada anak-anak atau usia remaja, tetapi penyakit ini juga bisa terjadi pada orang dewasa.
Adapun tumor ini dapat menyebabkan pembesaran kepala akibat cairan (hidrosefalus).
f. Glioma Campuran
jenis glioma ini merupakan campuran dari beberapa jenis glioma dengan tingkat keganasan
yang cenderung tinggi.Penderita tumor otak jenis glioma umumnya merasakan berbagai
gejala, seperti kejang, sakit kepala, perubahan perilaku, perubahan kemampuan kognitif,
dan/atau mengalami kesulitan berjalan atau kelumpuhan. Adapun pengobatan untuk tumor
otak glioma di antaranya operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Limfoma adalah kanker yang tumbuh dan berkembang di sistem limfatik, yang tersebar di
seluruh tubuh termasuk sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Kanker limfoma
yang tumbuh di otak umumnya bermula di bagian depan otak atau disebut otak besar.
Jenis tumor ini biasanya terjadi pada lansia dan bersifat sangat ganas (agresif) sehingga
cenderung sulit diobati. Adapun gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini, seperti sakit kepala,
penglihatan buram, kejang, perubahan perilaku, atau kesulitan berjalan dan keseimbangan.
BRAIN METASTASE
adalah tipe tumor yang dimulai di bagian lain tubuh dan kemudian menyebar ke otak. Brain
Metastase disebut juga tumor otak metastasis yang terjadi secara sekunder. Jenis tumor ini
umumnya berasal dari organ lain dari tubuh, seperti paru-paru, payudara, ginjal, usus besar,
atau kulit, dianataranya:
Sebagian besar tumor otak metastase ini terletak di otak besar, tetapi dapat pula menyerang atau
meyebar ke otak kecil dan batang otak. Adapun gejala yang ditimbulkan diantaranya: sakit
kepala, kejang, perubahan perilaku dan kognitif, sert penurunan koordinasi tubuh yang diikuti
dengan penurunan berart badan secara cepat.
- Operasai (pembedahan)
- Radioterapi
- Kemoterapi
Setelah diagnosis awal glioblastoma (GBM), pengobatan standar terdiri dari reseksi bedah
maksimal, radioterapi, dan kemoterapi bersamaan dan adjuvant dengan temozolomide.
Temozolomide adalah agen alkilasi oral aktif yang digunakan untuk orang-orang yang baru
didiagnosis dengan glioblastoma.
Pengobatan Glioblastoma tersedia saat ini adalah pengobatan kuratif. pengobatan pasien dengan
glioma ganas masih tetap paliatif dan meliputi operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Terapi radiasi, operasi atau pembedahan dikombinasikan dengan kemoterapi telah ditunjukkan
untuk memperpanjang kelangsungan hidup pada pasien dengan glioblastoma multiformes
dibandingkan dengan pembedahan saja. Penambahan radioterapi operasi mampu meningkatkan
ketahanan hidup pasien.
Penatalaksanaan Menurut Brunner dan Suddarth 1987 :
1. Pembedahan
2. Radiotherapi
3. Kemotherapy
Terapi Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat membantu mengurangi sakit kepala dan perubahan kesadaran. Hal ini
dianggap bahwa kortikosteroid (deksametason, prednison) menurunkan radang sekitar pusat
metastase dan menurunkan edema sekitarnya. Obat-obat lain mencakup agen-agen osmotic
(manitol, gliserol) untuk menurunkan cairan pada otak, yang ditunjukkan dengan penurunan
TIK. Obat-obat anti kejang (penitoin) digunakan untuk mencegah dan mengobati kejang.
3. Apa yang saudara ketahui tentang IDH mutant dan IDH wild type
IDH merupakan suatu enzim yang berperan pada siklus tricarboxylic acid (TCA) yang
penting dalam metabolisme energi. IDH mutan akan menghasilkan metabolit 2-
hydroxyglutaric acid (2-HG) yang tampaknya berperan pada gliomagenesis pada kasus
glioma difus dengan IDH mutan. 3,4,5 Mutasi IDH dijumpai pada lebih dari 70% kasus glioma
difus grade II/III dan glioblastoma sekunder.
IDH1 dan IDH2 terlibat dalam tumorigenesis beberapa jenis keganasan seperti glioma,
leukemia myeloid akut, limfoma, kolangiokarsinoma intrahepatik, dan kondrosarkoma.2
Pada glioma difus, mutasi IDH ini tampaknya berperan pada proses awal tumorigenesis pada
sebagian besar kasus glioma grade II dan III, serta sebagian kasus glioblastoma sekunder.
Sumber :
1. Turkalp Z, Karamchandani J, Das S. IDH mutation in glioma: New insights
and promises for the future. JAMA Neurol. 2014;71:1319-25. 7. Monga V,
2. Jones K, Chang S. Clinical Relevance Of Molecular Markers In Gliomas. Rev
Médica Clínica Las Condes. 2017;28:343-51.
Sindrom Cushing Kanker sel kecil di paru ACTH atau zat mirip-ACTH
Karsinoma pankreas
Tumor Saraf
Sindrom sekresi ADH Karsinoma sel kecil di paru ADH atau faktor natriuretik
yang tidak sesuai Neoplasma intrakranium atrium
(syndrome in
inappropriate ADH
secretion)
Hiperkalsemia Karsinoma sel skuamosa di paru PTHrP, TGF-α, vitamin D
Karsinoma payudara
Karsinoma ginjal
Sindroma karsinoid Karsinoid bronkus Serotonin, bradikinin,
Karsinoma pankreas histamine (?)
Karsinoma lambung
Polisitemia Karsinoma Ginjal Eritropoietin
Hemangioma Serebelum
Karsinoma hepatoselular
Kelainan Pembuluh
Darah
Trombosis Vena Karsinoma pankreas Hiperkoagulabilitas
(fenomenaTrousseau) Karsinoma paru
Kanker lain
Endokarditis trombotik Kanker tahap lanjut Hiperkoagulabilitas
nonbakterialis