Anda di halaman 1dari 20

NEUROMA AKUSTIK

Kelompok 4 :

1. AGUNG KURNIAWAN (201502040)


2. DAIMAN HAMDANI (201502045)
3. DHEA AMANDA PUTRI (201502048)
4. SANTO (201502069)
5. SITI MARFUAH (201502070)
6. ULFI NUR FAUZIAH (201502073)
7. WILUJENG DIANA LUTFI A. (201502076)
8. YAIS UMMI QULSUM (201502077)
9. YESY NUR AZIZAH (201502078)
DEFINISI NEUROMA AKUSTIK

Neuroma Akustik, juga dikenal sebagai schwannomas vestibular, adalah tumor


ganas non-saraf kranial. Umumnya mereka muncul dari sel-sel yang meliputi
(Schwann sel) dari saraf vestibular inferior. (Komatsuzaki dan Tsunoda, 2001; Krais,
2007).
Neuroma akustik adalah tumor jinak tumbuh lambat pada saraf cranial VIII,
biasanya tumbuh dari sel schwan pada bagian ventribuler saraf ini. (Brunner &
Suddart dkk, 2002).

Secara umum Neuroma akustik adalah tumor bersifat kanker (jinak) dan
biasanya pertumbuhannya lambat dan berkembang pada saraf akustikus.
etiologi
Idiopatik
Neuroma Akustik dapat terjadi secara idiopatik (artinya
masih belum di ketahui secara pasti penyebabnya).
Neurofibromatosis (NF2)
Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau
tidak adanya kedua gen supresor tumor di NF2 sel saraf. NF2
diperlukan untuk mencegah pembentukan neuroma akustik.
PATOFISIOLOGI
Sebagian besar neuroma akustik berkembang dari sel
schwan yang berada pada nervus vestibularis hanya 5% yang
timbul dari sel schwan yang berasal dari nervus cochlearis.
Neuroma akustik sebagian besar tumbuh lambat dan
hanya sebagian kecil tumbuh cepat yakni mencapai 2X volume
asal dalam waktu 6 bulan berdasarkan pemeriksaan CT Scan
dan MRI kecepatan pertumbuhan akustikus dibagi menjadi 3
yakni :
Pertumbuhan sangat lambat jika dalam 1 tahun tumbuh
sedikit saja.
Pertumbuhan lambat : jika dalam 1 tahun diameter tumor
hanya bertambah 0,2 cm.
Pertumbuhan cepat : jika dalam 1 tahun diameter tumor
bertambah lebih atau sama dengan 1 cm.
Lanjutan....

Neuroma akustik berasal dari sel schwan yang berada di


dalam serabut saraf vestibularis dan pertumbuhannya lambat
sehingga banyak penderita hanya sedikit sekali yang
mengalami gangguan keseimbangan atau vertigo.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala neuroma akustik termasuk yang pertama dalam 90% dari
mereka dengan tumor adalah :

1. Gangguan pendengaran pada satu telinga, sering disertai dengan


dering di telinga atau tinnitus. Hilangnya pendengaran biasanya
halus dan memburuk secara perlahan, meskipun kadang-kadang
tiba-tiba kehilangan pendengaran dicatat tuli.
2. Hilangnya keseimbangan dan kegoyangan.
3. Vertigo berhubungan dengan mual dan muntah, dan tekanan di
telinga, yang semuanya dapat dikaitkan dengan gangguan fungsi
saraf vestibulocochlear.
4. Karena bagian keseimbangan dari saraf kedelapan adalah tempat
tumor muncul tumors besar yang memampatkan berdekatan
batang otak dapat mempengaruhi lokal saraf kranial lainnya
Paradoksnya, saraf kranial ke 7 jarang terlibat pra-bedah,
keterlibatan dari saraf trigeminal (CN V) dapat menyebabkan
hilangnya sensasi di terlibat sisi wajah dan mulut Kompresi saraf
kranial ketujuh dapat menyebabkan kejang, kelemahan atau
kelumpuhan otot-otot wajah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Biasanya dilakukan Magnetic Resonance Imaging


(MRI). MRI adalah evaluasi yang sangat akurat yang
mampu mendeteksi hampir 100% dari neuroma
akustik.
2. Computerized Tomografhi Scanning (CT scan), tidak
dapat mengidentifikasi tumor yang lebih kecil, tetapi ia
dapat digunakan ketika neuroma akustik dicurigai dan
evaluasi MRI tidak dapat dilakukan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Klinis
Secara klinis diagnosis dimulai dari anamnesa rentang riwayat dan
perjalanan penyakit penderita serta pemeriksaan fungsi nervus
kranialis mulai nervus kranialis I sampai XII.
2. Otologis
Meliputi tes fungsi pendengaran
3. Radiologi
a. Foto Polos
b. CT Scan
c. MRI
PENATALAKSANAAN

1. Konservatif Observasinal
Beberapa indikasi yang digunakan oleh peneliti untuk penderita neuroma akustik
yang akan dilakukan konsevatif observasinal.

a. Penderita berusia tua


b. Ukuran tumor kecil
c. Menolak untuk terapi
d. adanya resiko operasi

Sedangkan berbagai hal yang harus dilakukan selama penanganan konservatif


adalah :

a. Fungsi kedua pendengaran


b. Resiko hilangnya fungsi pendengaran setelah pembedahan
c. terjadinya lesi nervus fasialis
d. Harapan hidup penderita
e. Kecepatan tumbuh tumor
f. Histologi tumor apakah NF1 atau NF2.
2. Pembedahan
Ada 3 teknik yang dapat digunakan untuk penanganan neuroma akustik
dengan cara pembedahan yaitu melalui :
a. Retrosigmoid
b. Translabirinthine
c. Subtemporal
3. Radiasi
Radiasi yang paling baik adalah dengan bantuan pemasangan
frame strereotaksis sedangkan alat yang digunakan bermacam yakni
Gamma khife, Cyber knife, dan Brain lab.
KOMPLIKASI

1. Paralis nervus facialis.


Kelumpuhan saraf facialis terjadi karena adanya penekanan pada
nervusVII oleh tumor yang semakin membesar.
2. Kebocoran cairan cerebrospinal.
Tumor tumbuh besar dan menekan otak kecil sehingga
menyebabkan hidrocepalus obstruktif.
3. Nyeri wajah dan kesulitan menelan.
Karena tumor tumbuh terus menerus hingga berukuran sekitar 4
cm, maka akan menekan saraf trigeminus dan menekan saraf cranial
IX, X, XII, sehingga nyeri wajah dan kesulitan menelan.
PATWAY
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas 1.PENGKAJIAN
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. umur

2. keluhan utama
3. Riwayat peyakit dahulu
4. Riwayat keluarga
Apakah keluarga adanya yang menderita penyakit yang di alami pasien. Hal ini sangat di
butuhkan karena pada Neuroma Akustik yang beretiologi pada herediter atau keturunan.

5. Pengkajian fisik dan Pola-pola fungsi kesehatan.


a. Pemeriksaan fisik telinga
1.Inspeksi : pada telinga terlihat adanya benjolan/pertumbuhan abnormal.
2. Palpasi : terasa nyeri ketika di palpasi area telinga bagian tengah
b. Pola tata laksana hidup sehat
Biasanya ada riwayat mengenai gaya hidup klien yang tidak sehat.

c. Pola nutrisi dan metabolism


Adanya keluhan kesulitan untuk makan, nafsu makan menurun, mual muntah pada
fase akut.

d. Pola eliminasi
Klien dengan Neuroma Akustik pola defekasinya lancar, peristaltic usus
normal, tidak terjadi inkontinensia urine.

e. Pola aktivitas dan latihan


Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena vertigo yang di alami klien.
kelemahan.
f. Pola tidur dan istirahat
Biasanya klien tidak mengalami gangguan pada pola tidur dan istirahat
klien.
g. Pola hubungan dan peran
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami
kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan pendengaran.
h. Pola persepsi dan konsep diri
Pola pendengaran klien berkurang serta daya pemahaman terhadap sesuatu
tidak efektif. Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah,
tidak kooperatif.
i. Pola sensori dan kognitif
Pada pola sensori klien tidak mengalami gangguan penglihatan/kekaburan
pandangan, perabaan/sentuhan pada muka dan ekstremitas normal.
j. Pola reproduksi seksual
Biasanya terjadi penurunan gairah seksual
k. Pola penanggulangan stress
Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena gangguan
proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.
l. Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak stabil,
kelemahan vertigo. (Marilynn E. Doenges, 2000)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang
masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan
kemungkinan akan terjadi (potensial) di mana pemecahannya
dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.

1.Gangguan persepsi sensori auditori berhubungan dengan fungsi


pendengaran menurun
2.Nyeri akut berhubungan dengan penekanan syaraf pada wajah.
3.Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan menelan
4.Resiko cedera berhubungan dengan vertigo.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai