Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

KONSEP DASAR

A. PENDAHULUAN

Chepalgia merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang
sering mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit
kepala.Sakit kepala menahun dan sakit kepala kambuhan bisa terasa sangat nyeri dan
mengganggu, tetapi jarang mencerminkan keadaan kesehatan yang serius. Suatu perubahan
dalam pola atau sumber sakit kepala (misalnya dari jarang menjadi sering, sebelumnya ringan
sekarang menjadi berat) bisa merupakan pertanda yang serius dan memerlukan tindakan
medis segera.
Sekarang ini banyak sekali obat-obat sakit kepala yang dijual bebas di toko-toko obat
atau apotik. Di televisi juga banyak iklan yang menawarkan obat sebagai solusi sakit kepala.
Namun hampir semua obat tersebut tidaklah mampu mengatasi sakit kepala dengan sebenar-
benarnya. Memang untuk reaksinya sangat cepat dalam meredakan sakit kepala, namun di
lain waktu ia akan kambuh kembali. Akibatnya kita menjadi ketergantungan dan bila
dikonsumsi terus penerus dapat menyebabkan pembuluh darah kian tersumbat sebab obat -
obat tersebut sebenarnya adalah toksin bagi tubuh kita karena terbuat dari bahan kimia.
Hampir setiap orang pernah merasakan nyerinya sakit kepala. Data menunjukkan,
90% populasi manusia pernah mengalami penyakit yang menimbulkan rasa nyut-nyut atau
cekot-cekot ini sekali atau dua kali dalam setahun. Sakit kepala juga menjadi alasan
terbanyak kedua orang mendatangi dokter.

(Dede Arif Rahman, 2009)


B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit Chepalgia di RST Dr. SOEDJONO MAGELANG

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan :
1. Pengkajian pada pasien dengan penyakit Chepalgia
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Chepalgia
3. Intervensi keperawatan yang disarankan pada pasien dengan penyakit
Chepalgia
4. Implementasi tindakan keperawatan terhadap pasienChepalgia
5. Evaluasi tindakan keperawatan terhadap pasien Chepalgia

C. PENGERTIAN
1. Chefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia.
Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan
penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren),
tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. (Brunner
& Suddart, 2012)
2. Chepalgia adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata
serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Chepalgia atau sakit kepala
adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. (Smeltzer & Bare, 2012)
3. Chepalgia kronik mengacu pada sakit kepala yang terjadi lebih dari 15 hari dalam
sebulan - dalam beberapa kasus bahkan setiap hari - selama tiga bulan atau lebih.
(Silberstein, 2010)
4. Nyeri kepala atau cephalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di kepala, setempat
atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, gigi, rahang bawah dan leher. (Arif
Mansjoer, 2010)
5. Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah
kepala dengan batas bawah dari dagu sampai kedaerah belakang kepala (daerah
oksipital dan sebahagian daerah tengkuk)  (Sjahrir, 2008)
D. ETIOLOGI
Sakit kepala sering berkembang dari sejumlah faktor risiko yang umum yaitu :
1. Penggunaan obat yang berlebihan
Menggunakan terlalu banyak obat dapat menyebabkan otak kesebuah keadaan
tereksasi, yang dapat memicu sakit kepala. Penggunaan obat yang berlebihan dapat
menyebabkan rebound sakit kepala (tambah parah setiap diobati).
2. Stress
Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakitkepala, termasuk sakitkepala
kronis. Stress menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami penegangan
sehingga menyebabkan sakit kepala.
3. Masalah tidur
Kesulitan tidur merupakan faktor risiko umum untuk sakit kepala. Karenahanya
sewaktu istirahatatau tidur kerjaseluruhtubuh termasuk otak dapat beristirahat pula.
4. Kegiatanberlebihan
Kegiatanataupekerjaan yang berlebihan dapat memicudatangnya sakit kepala.
Kegiatan yang berlebihan dapat membuat pembuluh dare di kepala dan leher
mengalami pembengkakan.
5. Kafein.
Sementarakafeintelahditunjukkan untuk
meningkatkanefektivitasketikaditambahkankebeberapa obat sakit kepala.
Samaseperti obat sakit kepala berlebihan dapat memperburukgejala sakit kepala,
kafein yang berlebihanjuga dapat menciptakanefek rebound (tambah parah setiap kali
diobati).
6. Rokok
Rokokmerupakan faktor resikopemicu sakit kepala. Kandungannikotindalamrokok
dapat membuat pembuluh darah menyempit.
7. Alkohol
Alkohol menyebabkan peningkatanaliran darah ke otak. Samasepertirokok,
alkoholjugamerupakan faktor risiko umum penyebab sakit kepala.
8. Penyakit atauinfeksi
Seperti meningitis (infeksiselaput otak), sarafterjepit di leher, ataubahkan tumor.

(Smeltzer& Bare, 2012)


E. PATOFISOLOGI
Sakit kepala timbulsebagaihasilperangsanganterhadapbagian-bagiandiwilayah kepala dan
leher yang pekaterhadap nyeri. Bangunan-bangunanekstrakranial yang peka nyeri
adalahotot-otot oksipital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arterisubkutis dan
periostium. Tulangtengkoraksendiritidakpeka nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial
yang peka nyeri terdiridari meninges, terutamadurabasalis dan meninges yang
mendindingi sinus venosussertaarteri-arteribesarpada basis otak.
Sebagianbesardarijaringan otak sendiritidakpeka nyeri.
Perangsanganterhadapbagian-bagianitu dapat berupa:
1. Infeksiselaputotak : meningitis, ensefalitis.
2. Iritasikimiawiterhadapselaput otak sepertipadaperdarahan subdural
atausetelahdilakukanpneumoatauzatkontrasensefalografi.
3. Vasodilatasiarteri intrakranialakibat keadaan toksik (sepertipadainfeksi umum,
intoksikasialkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguanmetabolik
(sepertihipoksemia, hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi,
keadaan paskacontusioserebri, insufisiensiserebrovasculerakut.
4. Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnyavasodilatasi( migren dan cluster
headache) dan radang (arteritis temporalis).
5. Gangguan terhadapotot-otot yang mempunyaihubungan dengan kepala
6. Penjalaran nyeri daridaerahmata, sinus,baseolkranii, gigigeligi dan daerahleher
7. Keteganganotot kepala, leherbahusebagaimanifestasipsikoorganikpada keadaan
depresi dan stress.

(Sylvia G. Price, 2007)


PATHWAY
Trauma Non Trauma

Tumpul Tajam Beban pikiran

Ekstra kranial Intra kranial Stress psikologis

Terputusnya kontinuitas Jaringan otak rusak


jaringan kulit dan otot

Perdarahan Odem Cerebral Hormon kortisol

Kejang

Perubahan sirkulasi CCS Ketidakadekuatan Vasokontriksi pembuluh


suplai darah O2 darah otak
ke jaringan

Peningkatan TIK Kelemahan fisik Gangguan Pola


Tidur
Nyeri Kepala Intoleransi
Chepalgia Aktivitas

F. PENGKAJIAN FOKUS
POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON
1. POLA MANAJEMEN KESEHATAN DAN PERSEPSI KESEHATAN
a. Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini
b. Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining, kunjungan ke pusat
pelayanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga, manajemen stress, faktor
ekonomi.
c. Pemeriksaan diri sendiri : riwayat medis keluarga, pengobatan yang sudah
dilakukan.
d. Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
2. POLA METABOLIK – NUTRISI
a. Kebiasaan jumlah dan jenis makanan dan minuman
b. Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu
makan
c. Faktor pencernaan : nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa dan bau, gigi, mukosa
mulut, mual atau muntah, pembatasan makanan, alergi makanan

3. POLA ELIMINASI
a. Kebiasaan pola buang air kecil dan buang air besar : frekuensi, jumlah (cc),
warna, bau, nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAK dan BAB, adanya
perubahan lain
b. Kemampuan perawatan diri : ke kamar mandi, kebersihan diri
c. Penggunaan bantuan untuk ekskresi

4. POLA AKTIVITAS – LATIHAN


a. Aktivitas kehidupan sehari-hari
b. Olahraga : tipe, frekuensi, durasi dan intensitas
c. Keyakinan tentang latihan dan olahraga
d. Mandiri, bergantung, atau perlu bantuan
e. Penggunaan alat bantu (kruk, kaki tiga)

5. POLA ISTIRAHAT – TIDUR


a. Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan bangun)
b. Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)
c. Jadwal istirahat dan relaksasi
d. Gejala gangguan pola tidur
e. Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)

6. POLA PERSEPSI – KOGNITIF


a. Gambaran tentang indra khusus (pnglihatan, penciuman, pendengar, perasa,
peraba)
b. Penggunaan alat bantu indra
c. Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri dan pengetahuan untuk mengontrol
dan mengatasi nyeri
7. POLA KONSEP DIRI – PERSEPSI DIRI
a. Keadaan sosial : pekerjaan, situasi keluarga, kelompok social
b. Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki
c. Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaiyan dengan tubuh
d. Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri

8. POLA HUBUNGAN – PERAN


a. Gambaran tentang peran berkaitam dengan keluarga, teman, kerja
b. Kepuasan/ketidakpuasaan menjalankan peran
c. Efek terhadap status kesehatan
d. Pentingnya keluarga
e. Struktur dan dukungan keluarga
f. Proses pengambilan keputusan keluarga
g. Hubungan dengan orang lain

9. POLA REPRODUKSI – SEKSUALITAS


a. Masalah atau perhatian seksual
b. Menstrusi, jumlah anak, jumlah suami/istri
c. Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi
d. Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi

10. POLA TOLERANSI TERHADAP STRESS – KOPING


a. Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini
b. Tingkat stress yang dirasakan
c. Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress
d. Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya
e. Strategi koping yang biasa digunakan
f. Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress
11. POLA KEYAKINAN – NILAI
a. Latar belakang budaya/etnik
b. Pentingnya agama/spiritualitas
c. Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas
d. Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan, laragan, adat) yang dapat
mempengaruhi kesehatan

G. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme,
peningkatan tekanan intrakranial.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak, imobiilitas,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, tirah baring.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, cemas, halangan lingkungan,
imobilisasi, kurang privasi, pola tidur tidak menyehatkan

H. FOKUS INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme,
peningkatan tekanan intrakranial.
a. Kaji dan catat tanda-tanda awal nyeri kepala, penurunan, lokasi, lamanya nyeri
Rasional : Adanya tanda awal nyeri sering terjadi pada pasien migren sehingga
dapat diidentifikasi upaya pencegahan
b. Kaji tanda-tanda vital yaitu nadi, tekanan darah, suhu, respirasi rate
Rasional : Tanda-tanda vital dalam batas normal
c. Catat perkembangan tingkat nyeri
Rasional : Mengetahui reaksi pemberian obat apakah ada perubahan penurunan
tingkat nyeri
d. Ajarkan teknik distraksi relaksasi
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan mengurangi/mengalihkan rasa nyeri
e. Ajarkan teknik nafas dalam
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan mengurangi/mengalihkan rasa nyeri
f. Membantu klien mencari posisi yang nyaman
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan menurunkanketegangan otot
g. Anjurkan pandaklienuntuk mengurangi aktivitas yang berat dan menambah
waktuistirahat
Rasional :Menghindari stimulus nyeri dan meningkatkan rasa nyaman
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik
Rasional :Mengurangi rasa nyeri skala ringanhinggasedang dan rasa mual
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak, imobiilitas,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, tirah baring.
a. Kaji kemampuan fungsional klien
Rasional :Mengidentifikasi kekuatan yang dapat memberikan informasi
terhadap usaha perkembangan
b. Lakukan rentang gerakaktifataupasif
Rasional :Meminimalkanatropiototmencegahkontraktur
c. Anjurkan klien untuk meninggikan kepala dan tangan
Rasional :Meningkatkan aliran balik vena dan membantu mencegah odema
d. Anjurkan klien untuk membantu pergerakan ekstremitas yang sehat
Rasional :Memberikan respon yang baik jika daerah yang sakit tidak menjadi
lebih terganggu dan memerlukan dorongan serta latihan aktif

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, cemas, halangan lingkungan,


imobilisasi, kurang privasi, pola tidur tidak menyehatkan
a. Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur pasien, karakteristik dan
penyebab kurang tidur
Rasional :Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana
keperawatan
b. Keadaan tempat tidur, bantal yang nyaman dan bersih
Rasional : Meningkatkan kenyamanan saat tidur
c. Lakukan persiapan untuk tidur malam
Rasional: Mengatur pola tidur
d. Anjurkan klien  untuk relaksasi pada waktu akan tidur.
Rasional : Memudahkan klien untuk bisa tidur
e. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman
Rasional: Lingkungan dan suasana yang nyaman akan mempermudah
penderita untuk tidur.
f. Kolaborasi pemberian obat Analgetik
Rasiona:Menghilangkan nyeri, meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan
istirahat
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2012, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.

Sylvia G. Price, 2007, PatofisologiKonsep Kklinik Proses - proses Penyakit. EGC, Jakarta

Mansjoer, Arief et all, 2001.Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1 Edisi III.Jakarta : Media
Aesculapius

Smeltzer, Suzanne, C 2010.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Vol 2. EGC,


Jakarta

Sjahir H, 2008, Nyeri Kepala dan vertigo. Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press

Nanda International, 2015, Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EKG, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai