MIGRAIN
Pembimbing:
BAB I
STATUS PASIEN
I.
Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur
b. Pekerjaan
c. Alamat
IV.
Keluhan Utama
Sakit kepala sebelah sejak 4 hari yang lalu
VII.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
1. Keadaan Umum
2. Kesadaran
3. Tekanan darah
4. Nadi
5. Pernafasan
6. Suhu
Pemeriksaan Organ
1. Kepala
Bentuk
2. Mata
3. THT
4. Mulut
5. Leher
6. Thoraks
: normocephal
Exopthalmus/enophtal
: (-)
Kelopak
: normal
Conjungtiva
: anemis (-/-)
Sklera
: ikterik (-/-)
Pupil
: deviasi (-)
Gusi
Lidah
Jantung
Pulmo
7. Abdomen
: Soepel, BU (+) N
8. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CTR < 2 detik
Status Neurologikus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Fungsi luhur
Tanda rangsangan meningeal
Nervus kranialis
Refleks fisiologi
Refleks patologis
Sensibilitas
Koordinasi dan keseimbangan
Cara berjalan
Romberg Test
Disdiadokokinesis
Dismetri
: tidak dilakukan
: kaku kuduk (-)
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: Normal
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
Diagnosis Kerja
Migrain
X.
XI.
Diagnosis Banding
Tension Headache
Migrain
Cluster Headache
Manajemen
a. Preventif :
Makan secara teratur dan jangan terlalu banyak minum kopi
Tidur yang cukup, sekitar 6-8 jam setiap hari
Memperbaiki postur tubuh untuk menghindari ketegangan otot
Rutin berolahraga, dengan melakukan aktifitas fisik akan
melepaskan senyawa kimia yang berfungsi menghambat pengiriman
sinyal nyeri ke otak
RESEP
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Perawatan Olak Kemang
Dr.Dhody Setiamal
SIP. 28121992
STR. 26011986
Alamat :KH. Moh. Jakfar No. 33 Kelurahan Olak Kemang Kota Jambi
Tanggal: 15/12/2014
R/ ergotamin
No. VI
3 dd 1 tab
R/ Vit B comp tab
No. VI
3 dd 1 tab
Pro
: Ny. A
Umur : 50 Th
Alamat : RT.02 Ulo Gedong Jambi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Nyeri kepala atau headache, dimana pada orang awam sering
disebutsebagai istilah sakit kepala, pening kepala dan lain-lainnya, adalah rasa
nyeri ataurasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala dengan batas bawah
dari dagusampai ke daerah belakang kepala (area oksipital dan sebagian daerah
tengkuk).Berdasarkan kausanya, digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri
kepalasekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas
terdapatkelainan anatomi atau kelainan struktur atau sejenisnya. Sedangkan nyeri
kepalasekunder adalah nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi atau
kelainanstruktur atau sejenisnya. Kronis progresif menunjukkan kemungkinan
nyerikepala sekunder, yaitu nyeri kepala lebih dari tiga bulan, yang
mengalamipertambahan dalam derajat berat, frekuensi dan durasinya serta dapat
disertaimunculnya defisit neurologis yang lain selain nyeri kepala.1,2,3,4,5
2.2Etiologi
Nyeri kepala penyebabnya multifaktorial, seperti kelainan emosional,
cedera kepala, migrain, demam, kelainan vaskuler intrakranial otot, massa
intrakranial, penyakit mata, telinga/hidung, kafein.
2.3 Patofisiologi
Beberapa mekanisme umum yang memicu nyeri kepala adalah peregangan
atau pergeseran pembuluh darah, intrakranium atau ekstrakranium traksi
pemnuluh darah, kontraksi otot kepala dan leher, peregangan periosteum,
degenerasi spina servikalis atau disertai kompresi pada akar nervus servikalis,
defisiensi enkefalin.6
2.4Klasifikasi
Berdasarkan The International Classification of Headache Disorders
tahun 2004 (ICHD-2), klasifikasi nyeri kepala dibagi atas: 5,7
2.4.1.Migren
1. Definisi
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri
kepala dengan serangan nyeri yang berlansung 4-72 jam. Nyeri biasanya
unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang samapai berat dan
diperhebat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan
fonofobia.8
2. Etiologi Dan Faktor Risiko
Etiologi migren adalah sebagai berikut:8
3. Klasifikasi Migren
Migren dapat diklasifikasikan menjadi migren dengan aura, tanpa aura,
dan migren kronik (transformed). Migren dengan aura adalah migren dengan satu
atau lebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks dan
atau tanpa disfungsi batang otak, paling tidak ada satu aura yang terbentuk
berangsur-angsur lebih dari 4 menit, aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, dan
sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit.
Migren tanpa aura adalah migren tanpa disertai aura klasik, biasanya bilateral dan
terkena pada periorbital. Migren kronik adalah migren episodik yang tampilan
klinisnya dapat berubah berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan berkembang
menjadi sindrom nyeri kepala kronik dengan nyeri setiap hari.9
4. Patofisiologi
Pada umumnya migren diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:10
1. Migren dengan aura
Dengan aura (gejala neurologik), tidak jelas penyebabnya (idiopatik), bentuk
serangan gejala neurologik berasal dari kors serebri dan batang otak.
Manifestasi nyeri kepala biasanya tidak lebih dari 60 menit yaitu sekitar 5-20
menit. Nyeri kepala biasa disertai mual dengan atau tanpa fotofobia yang
lansung menyusul pada gejala aura.
2. Migren tanpa aura
Migren ini tanpa aura. Sakit kepalanya hampir sama dengan migren dengan
aura
tetapi
lebih
banyak
ketidakjelasan
penyebabnya
dan
banyak
10
11
12
13
BAB III
ANALISA KASUS
Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar:
Pasien tinggal dirumah permanen, mempunyai 3 kamar, kamar mandi didalam
rumah dengan sumber air bersih dari PDAM, ventilasi dan pencahayaan
kurang, BAB di jamban leher angsa yang letaknya di dalam kamar mandi,
sampah rumah tangga dibuang dengan cara dibakar.
Penyakit yang diderita pasien tidak terdapat hubungan dengan keadaan rumah
pasien.
Hubungan diagnosa dengan keluarga dan hubungan keluarga:
Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, pasien tinggal bersama
suami dan kedua orang anaknya. Hubungan pasien dengan anggota keluarga
baik.
Tidak ada hubungan antara keadaan keluarga dengan penyakit yang diderita
pasien.
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan
sekitar:
Selama ini pasien sering tidur kurang dari 6 jam tetapi biasanya tidak
berpengaruh apa-apa.Untuk makanan yang dikonsumsi, keluarga pasien sering
menggunakan penyedap rasa agar gurih.
Penyakit yang diderita pasien terdapat hubungan dengan perilaku kesehatan
dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien
ini:
Pasien mengeluh nyeri biasanya timbul jika stress, saat duduk santai menonton
tv, membaca, ataupun pekerjaan lain yang membutuhkan konsentrasi.
Analisis untuk mengurangi paparan:
14
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjahrir H. Nyeri Kepala. Medan: USU, 2004. hal. 2.
2. Jenie, MN. Diagnosis Nyeri Kepala. Dalam: Kumpulan Makalah Utama Temu
Regional Neurologi XIV FK UGM-UNDIP-UNS. Magelang 19-20 Juli 1997.
Yogyakarta: Bagian/SMF Penyakit Saraf FK UGM/RSUP Dr.Sardjito, 1997. hal.167.
3. Snell RS. Meninges Otak Dan Medula Spinalis. Dalam: Neuroanatomi klinik. 5th ed.
Jakarta: EGC, 2006. hal. 487.
4. Adams RD, Victor M. Intracranial Neoplasms And Paraneoplastic Disorder. Dalam:
Principles of Neurology. 8th ed. New York: McGraw Hill Inc, 2005. hal.544-82.
5. Sjahrir H. Patofisiologi nyeri kepala. In: Nyeri kepala dan vertigo. Yogyakarta:
Pustaka Cendekia Press, 2008. hal.1,2,16,50-72.
6. Bigal ME, Lipton R. Headache: Classification in Section 6. Dalam: Headache and
Facial Pain Chapter 54. McMahon ebook.
7. Olesen J, Lipton RB. Classification of headache. In: Olesen J, Goadsby PJ, Ramadan
NM, Tfelt-Hansen P, Welch KMA, editors. The headache [ebook]. 3rd ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. hal.12.
8. Cephalgia an International Journal Headache. The International Classification of
Headache Disorder 2th edition. Internastional Headeache Society, 2004;24(1)
9. Chawla, J. Migraine Headache: Differential Diagnoses and Workup. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1142556-diagnosis.
10. Brust, J.C.M..Current Diagnosis ang TreatmentNeurology. New York:Lange Medical
Books/McGraw-Hill, 2007.hal. 64-69.
11. Valenty, K. 2004. Acute Treatment Of Migren. Breaking The Paradigm Of
Monotheraphy. Diunduh dari: http://www.pubmedcentral.nih.gov/.
12. Ginberg, Lionel. Lectures Notes Neurologi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2008.
13. Headache Classification Commite of the International Headache Society.
Classification And Diagnostic Criteria For Headache Disorder, Cranial Neuralgias
And Pain. Cephalgia, 1988;7:1-96.
14. Liporace, Joyce. Neurology. United Kingdom:Elsevier Mosby, 2006.hal.17-135.
15. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Edisi Kedua. Yogyakarta: FK UGM, 2009.
16. Sjahrir, Hasan, dkk. Konsensus Nasional IV Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri
Kepala. Surabaya: Universitas Airlangga, 2013.
17. Cluster Headache.Diunduh dari :www.emedicine/topic209.htm.
18. Cluster Headache. Diunduh dari :www.familydoctor.org.
19. Cluster Headache Diunduh dari :www.mayoclinic.com.
DOKUMENTASI
16
17